• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Karo Sebelum Tanggap

Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Bukit Barisan memiliki dua gunung berapi aktif sehingga rawan gempa vulkanik. Secara geografis terletak diantara 2050’ – 3019’ LU dan 97055’ – 980

1) Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang.

38’ BT. Dua gunung berapi aktif terletak di wilayah ini sehingga rawan gempa vulkanik. Wilayah Kabupaten Karo berada pada ketinggian 120-1400 meter diatas permukaan laut. Batas wilayah Kabupaten Karo adalah sebagai berikut:

2) Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir. 3) Sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD). 4) Sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten

Simalungun.

Di Kabupaten Karo seperti daerah lainnya terdapat 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan pertama mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Januari. Dan musim hujan kedua mulai bulan Maret sampai dengan Mei.

Jumlah penduduk Kabupaten Karo tahun 2012 sebanyak 358,823 jiwa tersebar di 17 Kecamatan (269 desa/kelurahan) dengan luas wilayah 2.127,25km2. Sedangkan kepadatan penduduknya sebesar 168 jiwa per km2

Sedangkan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karo tahun 2012 adalah 90.765 orang dari jumlah seluruh penduduk yang dilihat dari pengeluaran penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasar berupa makanan, perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Sedangkan, persentase agama penduduk wilayah ini adalah agama Kristen Protestan (54,04), Islam (23,67), Katolik (19,07), Hindu (1,97), Budha (0,23), dan lainnya (1,02).

. Daerah ini terkenal sebagai daerah penghasil berbagai buah-buahan, sayuran, dan bunga-bungaan dan mata pencarian penduduk yang terutama adalah dari hasil pertanian, holtikultura, dan perkebunan rakyat.

Sarana kesehatan di Kabupaten Karo telah ada sejak zaman penjajahan Belanda, hal ini membuktikan bahwa masyarakat Karo sejak dahulu telah peduli terhadap kesehatan. Hal ini terlihat dari Bangunan Rumah Sakit Umum Kabanjahe yang telah berdiri sejak lama di tengah-tengah kota Kabanjahe. Demikian juga setiap Kecamatan juga telah dilengkapi dengan sarana pelayanan kesehatan serta tenaga dokter dan medis lainnya (Puskesmas).

Sektor pendidikan di Kabupaten Karo memiliki 285 Sekolah Dasar (SD) dengan 2.167 kelas dan 48.678 siswa, 65 Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) dengan 687 kelas dan 20.790 siswa, serta 36 Sekolah lanjut Tingkat Atas (SLTA) dengan 14.340 siswa.

4.1.2 Keadaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui pendekatan pimpinan (advocasy), bina suasana (sosial support), dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Strategi PHBS memfokuskan pada lima program prioritas yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Gizi, Kesehatan Lingkungan, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular (P2PTM) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK).

Di Sumatera Utara survey PHBS terakhir dilaksanakan pada tahun 2005-2007, ada peningkatan pencapaian persentase penduduk yang melaksanakan PHBS, namun setelah tahun 2007 s/d 2011, tidak ada survey PHBS baik oleh Kemenkes RI maupun Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, sehingga angka pada tahun 2012 masih menggunakan angka survey 2007. Dengan menggunakan angka survey 2007, Sumatera Utara masih belum mampu mencapai target nasional yaitu 60%.

Di Kabupaten Karo pada tahun 2012 (Dinkes Kab. Karo, 2012) menyatakan bahwa dari 24.435 rumah tangga yang dipantau, yang ber-PHBS sebesar 8.249 (33,8%). Sedangkan target persentase dalam indikator Indonesia Sehat 2010 adalah sebesar 65%, maka hasil pencapaian tahun 2012 di Kabupaten Karo masih jauh dibawah target Indonesia Sehat 2015 (Tabel 4.1).

Tabel 4.1 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Kabupaten Karo Tahun 2012

No Kecamatan Puskesmas Rumah Tangga Jumlah Jumlah Dipantau % Dipantau Ber Phbs %

1 Kaban Jahe Kaban Jahe 16,314 3,000 18.4 1,200 40.0 2 Berastagi Berastagi 7,627 2,100 27.5 850 40.5

3 Korpri 3,270 500 15.3 200 40

4 Tiga Panah Tiga Panah 6,023 1,500 24.9 540 36.0

5 Singa 2,400 400 16.7 150 37.5

6 Dolat Rakyat Dolat Rakyat 2,288 450 19.7 210 46.7 7 Merdeka Merdeka 3,563 650 18.2 250 38.5

8 Merek Merek 4,660 875 18.8 310 35.4

9 Barus Jahe Barus Jahe 6,546 1,450 22.2 575 39.7 10

Simpang Empat

Simpang

Empat 5,531 1,500 27.1 545 36.3

11 Naman Teran Naman Teran 3,502 940 26.8 240 25.5 12 Tigan Derket Tigan Derket 3,944 895 22.7 387 43.2 13 Payung Payung 3,325 1,100 33.1 325 29.5

14 Munte Munte 5,955 1,800 30.2 570 31.7

15 Juhar Juhar 4,343 2,350 54.1 475 20.2

16 Tigabinanga Tiga binanga 5,983 1,800 30.1 455 25.3 17 Kutabuluh Kutabuluh 3,506 950 27.1 283 29.8 18 Laubaleng Laubaleng 4,966 975 19.6 295 30.3 19 Mardingding Mardingding 4,555 1,200 26.3 389 32.4 Jumlah (Kab/Kota) 98,301 24,435 24,9 8,249 33,8 Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Karo Tahun 2012

Kondisi PHBS Rumah Tangga ini bisa dilihat dari 10 indikator yaitu (1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, (2) Memberi bayi ASI eksklusif, (3) Menimbang bayi dan balita, (4) Menggunakan air bersih, (5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, (6) Menggunakan jamban sehat, (7) Memberantas jentik di rumah, (8) Makan buah dan sayur setiap hari, (9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari dan (10) Tidak merokok di dalam rumah.

Salah satu kriteria ber-PHBS adalah tidak merokok. Masyarakat Kabupaten Karo memiliki budaya yaitu memberikan rokok atau tembakau kepada kerabatnya. Oleh sebab itu, masyarakat yang ber-PHBS diperkirakan masih tetap rendah karena budaya ini sangat susah menghilangkannya kecuali dengan pembelajaran dan tekat yang kuat. Demikian dengan kriteria ber-PHBS lainnya seperti menggunakan jamban sehat, menggunakan air bersih setiap hari, dan mencuci tangan dengan sabun. Hal ini sangatlah sulit untuk memenuhinya karena letak geografis wilayah ini yang berada di dataran tinggi sehingga mempengaruhi pemenuhan air bersih yang terbatas dari segi kuantitas maupun kualitas. Oleh karena itu, Kabupaten Karo tingkat PHBS Rumah Tangganya masih rendah.

a. Keadaan Lingkungan

Di Kabupaten Karo pada tahun 2012 dari 98.301 rumah yang diperiksa terdapat 14.600 (66,1%) rumah sehat. Angka ini turun dari tahun sebelumnya 65,02 % dan jauh dari target indikator Indonesia sehat 2015 yaitu sebesar 80%. Hal ini terpengaruh karena kondisi ekonomi penduduk/ pendapatan per kapita penduduk turun.

Persentase rumah tangga yang memenuhi sarana air bersih yaitu 10,9% dari 98.301 KK yang diperiksa dengan rincian air ledeng sebesar 46,9% dan Penampungan Air Hujan (PAH) sebesar 3,1%. Sementara untuk sumber air minum yang paling banyak digunakan air kemasan sebesar 51,8%.

Keadaan lingkungan lainnya seperti jamban dari 98.301 KK yang kepemilikan sendiri ada 10.745 KK dan yang memenuhi syarat kesehatan ada 72,7%. Tempat sampah dari 4.955 KK yang diperiksa, diketahui memiliki tempat sampah adalah 46,1% dan memenuhi syarat kesehatan ada 53,8%.

b. Status Kesehatan

Status kesehatan masyarakat bagian dari PHBS di Kabupaten Karo tahun 2012 yaitu Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 80,1 % dari 7.958 persalinan ibu hamil, Cakupan bayi yang mendapat ASI Ekskusif sebesar 39,2% dari 3.795 bayi, dan Jumlah balita yang ditimbang sebesar 61% dari 43.555 balita yang ada.

4.2 Masalah Kesehatan pada Masa Tanggap Darurat Pengungsi Erupsi Gunung

Dokumen terkait