• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENELITIAN TENTANG PERANAN DOA BERSAMA

B. Gambaran Umum Katekese

Sejauh ini katekese telah mengalami banyak perkembangan serta pembaharuan seiring dengan berjalannya zaman. Namun katekese disadari Gereja sebagai salah satu bentuk pewartaan yang menghantarkan orang untuk menjadi murid Kristus. Tanda dan karya keselamatan Allah diwartakan dalam bentuk katekese sebagai tanda cinta kasih Allah terhadap umat-Nya.

Oleh karena pengertian dan maksud katekese yang begitu luas dan beragam, maka pemaparan katekese terbatas sebagai gambaran umum dengan maksud untuk lebih mengkhususkan pada katekese keluarga.

1. Pengertian Katekese

Katekese merupakan salah satu tugas kenabian Gereja yaitu mewartakan misteri keselamatan kepada seluruh dunia dan mengajak semua umat Kristiani menjawab panggilan Allah dan menyambut keselamatan Allah. Dalam Kitab Suci, katekese berarti bergema, menyebabkan sesuatu bergaung. Dalam Luk 1:4 (diajarkan); Kis 18:25 (Pengajaran dalam jalan Tuhan); Kis 21:21 (mengajar); Rom 2:18 (diajar); 1Kor 14:19 (mengajar); Gal 6:6 (pengajaran). Dalam konteks ini, katekese dimengerti sebagai pengajaran, pendalaman dan pendidikan iman agar orang Kristiani semakin dewasa dalam hal iman. Katekese diperuntukkan untuk orang-orang Kristiani yang sudah dibaptis ditengah-tengah umat yang sudah Kristen (Telambanua 1999:4).

Dalam anjuran Apostolik Catechesi Tradendae, Sri Paus Yohanes Paulus II

menegaskan:

Katekese ialah pembinaan anak-anak, kaum muda, dan orang-orang dewasa dalam iman, yang khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristen, yang

pada umunya diberikan secara organis dan sistematis, dengan maksud mengantar para pendengar memasui kepenuhan hidup Kristen (CT art 18). Katekese adalah usaha Gereja untuk menolong umat agar semakin memahami, menghayati dan mewujudkan iman dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam katekese terdapat unsur pewartaan, pengajaran, pendidikan, pendalaman, pembinaan, pengukuhan serta pendewasaan. Melalui katekese, umat Kristiani memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang Allah dan keselamatan-Nya bagi manusia. Maka katekese merupakan sarana yang baik untuk memahami rencana Allah dalam dirinya dan menghantar umat kepada iman yang semakin dewasa.

2. Tujuan Katekese

Sesuai dengan pengertian katekese, katekese bertujuan untuk mengembangkan iman umat dengan memberitakan Sabda Allah, mewartakan Kristus tentang penyelamatan umat manusia dari pihak Allah yang memuncak pada diri Yesus Kristus. Selain itu katekese juga menolong umat agar semakin memahami, menghayati dan mewujudkan iman dalam kehidupan sehari-hari (CT art 20).

Dengan demikian iman dapat berbuah kesaksian akan Kristus baik ditengah keluarga, lingkungan maupun masyarakat yang lebih luas. Melalui kesaksian umat dapat saling membantu sehingga iman masing-masing diteguhkan dan dihayati secara semakin sempurna. Dalam berkatekese kita bersaksi tentang iman kita akan Yesus Kristus, pengantara Allah yang bersabda dan pengantara kita menanggapi Sabda Allah.

Dalam Katekese ada tiga hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pokok tujuan katekese. Yang pertama, Katekese itu mewartakan Sabda Allah, mewartakan Yesus Kristus. Sabda Allah terungkap dalam perjanjian Lama yang terungkap dalam Perjanjian Lama dan memuncak dalam diri Yesus Kristus. Yang kedua yaitu mendidik untuk beriman. Katekese berupaya untuk meneruskan dan mendidik iman. Roh Kudus yang berkarya melalui orang-orang yang menerima tugas perutusan Yesus Kristus. Katekese mengambil inspirasi dari cara paedagogi Yesus sang Guru yang dilanjutkan oleh Gereja-Nya. Yang ketiga yaitu, katekese mengembangkan Gereja. Katekese mendorong Gereja untuk mengembangkan dirinya, baik secara kualitas maupun kuantitas. Katekese mendorong supaya Tritugas Yesus Kristus yaitu sebagai Nabi, Imam dan Raja dapat dilaksanakan umat Allah dalam berbagai aspek hidup gereja baik dalam bidang liturgi, kerygma, koinonia, diakonia maupun martyria (Telambanua, 1999:10).

3. Katekese Keluarga

Katekese keluarga adalah usaha untuk membantu keluarga Kristiani dalam menghayati imannya dengan menekankan aspek komunikasi iman antara keluarga atau orang tua. Pada dasarnya katekese keluarga mengajak orang tua untuk menyadari tanggung jawabnya berhubungan dengan iman anak-anak. Bersama Gereja, keluarga berperan serta, dipanggil untuk mengabdi kepada dunia demi pembangunan kerajaan Allah dengan ikut mewartakan Injil (FC art 49).

Melalui katekese keluarga, keluarga diajak untuk mengamati kehidupan iman keluarganya dan mengolahnya berdasarkan terang Sabda Allah yang selanjutnya masing-masing anggota keluarga terdorong untuk terlibat dalam usaha

pembinaan iman dini demi terwujudnya Kerajaan Allah. Dengan kata lain, katekese keluarga dapat dirumuskan sebagai salah satu bentuk pelayanan Sabda yang dilaksanakan oleh keluarga untuk saling membina iman yang terlibat dalam keluarga (FC art 51). Maka melalui katekese keluarga, orang tua diharapkan dapat menciptakan komunikasi iman dalam keluarganya dan menyadari iman sebagai dimensi hidup berkeluarga sehingga dapat menumbuhkan dan mewariskan iman Kristen yang baik dan hidup, serta menjadi bekal hidup anak-anaknya.

a. Pengertian Katekese Keluarga

Albertine Egong sebagaimana dikutip dalam (Dewi Indah Setiawati: 121) berpendapat bahwa katekese keluarga dimengerti sebagai salah satu bagian dari katekese umat yang memiliki pengertian paling khas yang segala sesuatunya terjadi di dalam rumah antara anak-anak dan orang tua dalam komunikasi satu sama lain antar anggota keluarga. Orang tua hendaknya memberikan contoh dan kesaksian iman dalam hidup anak-anaknya seperti menimbulkan rasa syukur, rasa terlindungi dan percaya yang mendalam terhadap hidupnya dan hidup yang ada di sekitar mereka.

Oleh karena itu, katekese diharapkan dapat menjadi pewartaan kabar gembira ditengah keluarga. Komunikasi atau sharing pengalaman iman sangat penting dalam proses katekese yang kemudian direfleksikan bersama. Adanya keterbukaan antar anggota keluarga menjadikan keluarga semakin berkembang dalam iman. Katekese keluarga dilakukan dalam keluarga, bersama keluarga dan untuk keluarga. Sesuai dengan hakikat katekese, katekese keluarga bertujuan untuk mengembangkan iman anggota keluarga secara utuh, smakin dewasa dan

mendalam sehingga akhirnya mereka mampu dan mau terlibat dalam dinamika hidup bersama dengan segala kegembiraan dan keprihatinannya serta mampu menjadi saksi Kristus dalam hidup bermasyarakat.

b. Pelaku dan Peserta Katekese Keluarga 1) Pelaku Katekese dalam keluarga

Melalui sakramen perkawinan, orang tua berjanji untuk mendidik anaknya dalam iman. Dengan janji itu, orang tua menjadi pendidikan iman anak-anak mereka. Orang tua bertugas meneruskan dan mewariskan iman Katolik melalui seluruh kegiatan dan kebiasaan hidup rohani dalam rumah tangga. Orang tua berperan sebagai katekis pertama bagi anak-anak mereka bagi perkembangan kedewasaan iman anak (Komkat Bogor 2012:11).

Dalam katekese keluarga, orang tua bertindak terutama sebagai pengarah dan pemudah (fasilitator). Ia adalah pelayan yang menciptakan suasana yang komunikatif. Ia membangkitkan gairah supaya para peserta berani berbicara secara terbuka.

2) Peserta katekese dalam keluarga

Anak-anak sebagai peserta katekese terdiri dari berbagai usia. Meskipun setiap individu memiliki keunikannya masing-masing. Orang tua hendaknya memperhatikan kebutuhan anak-anak menurut karakteristiknya, karena masing-masing anak memiliki kebutuhan yang berbeda-beda menurut usianya. Menurut teori psikologi, pengelompokan usia terdiri dari tahapan paranatal (dalam kandungan), bayi (lahir-18 bulan), kanak awal (18bulan-6 tahun), kanak-kanak akhir (6-13 tahun), remaja (13-20 tahun), dewasa muda (20-30 tahun), dewasa madya (30-60 tahun), lansia (di atas 65 tahun).

C. USULAN PROGRAM DAN CONTOH DOA BERSAMA DALAM