• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Citapen merupakan salah satu Desa di Wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. Secara geografis Desa Citapen terletak tepat dibawah kaki Gunung Pangrango dengan luas wilayah 286.660 Ha yang terdiri dari 2 Dusun, 7 Rukun Warga (RW) dan 26 Rukun Tetangga (RT). Desa Citapen berada pada ketinggian 600 meter diatas permukaan laut. Dilihat dari letak wilayahnya, Desa Citapen berbatasan dengan wilayah:

1. Batas sebelah Utara berbatasan dengan Desa Banjarsari 2. Batas sebelah Selatan berbatasan Desa Cileungsi 3. Batas sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ciderum 4. Batas sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cibedug.

Adapun jarak Kantor Desa ke Kecamatan, Kabupaten, Provinsi, dan ke Ibu Kota Negara adalah sebagai berikut:

1. Ibu Kota Kecamatan Ciawi : 6 Km 2. Ibu Kota Kabupaten Bogor : 28 Km 3. Ibu Kota Provinsi Jawa Barat : 120 Km 4. Ibu Kota Negara : 60 Km.

Desa Citapen merupakan desa yang terletak di dataran tinggi dengan suhu rata-rata 38 0C. Luas lahan yang dimiliki Desa Citapen digunakan untuk berbagai fungsi. Penggunaan lahan di Desa Citapen berdasarkan fungsinya pada tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Penggunaan Lahan di Desa Citapen Tahun 2011

No Penggunaan Lahan Luas (Ha)

1 Pemukiman Kampung/Pekarangan/emplasemen 110,4

2 Tanah sawah 140

3 Jalan 5

4 Irigasi teknis 5

5 Perkantoran 0.04

6 Tanah Bangunan Peribadatan 4.5

7 Lapangan olah raga 1,1

8 Kuburan 4,6

9 Lain-lain (tanah tandus, tanah pasir) -

Jumlah 270.64

Sumber : Pemetaan Swadaya Desa Citapen, Tahun 2011

Berdasarkan kondisi sosial dan demografi, Desa Citapen memiliki jumlah penduduk sampai pada akhir bulan Desember 2012 sebanyak 8.912 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 4.647 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 4.265 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 2.201 KK. Dari komposisi ini jumlah penduduk dewasa berdasarkan jumlah hak pilih adalah sebanyak 5.202 jiwa. Dengan demikian, apabila dilihat dari komposisi tersebut, maka sekitar 58,37 persen penduduk Desa Citapen adalah penduduk dewasa, sedangkan sisanya sekitar 41,63 persen adalah anak-anak dan penduduk berusia lanjut.

Dilihat dari jumlah penduduk dewasa, dapat diketahui bahwa penduduk Desa Citapen mayoritas berada pada usia produktif (dewasa) yaitu 58,37 persen. Hal ini cukup menguntungkan bagi Desa Citapen karena jumlah penduduk angkatan kerja lebih banyak daripada jumlah penduduk yang menjadi tanggungan. Akan tetapi, meskipun mayoritas penduduk Desa Citapen berada pada usia produktif, namun di Desa ini juga masih banyak penduduk yang dikategorikan sebagai keluarga miskin. Dari 8.912 total penduduk usia produktif, diketahui sebanyak 1.698 jiwa atau sekitar 19 persen diantaranya merupakan penduduk miskin. Sementara itu, jumlah KK miskin juga tercatat sebanyak 476 KK atau sekitar 21,63 persen KK miskin dari jumlah total KK yaitu sebnayak 2.201 KK. Data ini menunjukkan di Desa Citapen masih cukup banyak penduduk miskin. Secara lebih lengkap informasi mengenai kondisi sosial secara umum Desa Citapen dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Distribusi dan Jumlah Penduduk di Desa Citapen Tahun 2012

Karakteristik Penduduk Jumlah

Jumlah penduduk 8.912 Jiwa

Jumlah penduduk laki-laki 4.674 Jiwa

Jumlah penduduk perempuan 4.265 Jiwa

Jumlah KK 2.201 KK

Jumlah penduduk dewasa 5.202 Jiwa

Jumlah penduduk miskin 1.698 Jiwa

Jumlah KK miskin 476 KK

Sumber : Profil Desa Citapen, 2012 (Data diolah)

Sebaran warga miskin di Desa Citapen relatif menyebar sehingga permasalahan yang terjadi juga sangat bervariasi sesuai dengan kondisi lingkungan dan wilayahnya. Jumlah warga miskin yang terbanyak berada di RW 6 yang selanjutnya menyebar di beberapa RW lainnya, seperti terlihat pada grafik di bawah ini.

Gambar 7. Data Penduduk Warga Miskin Desa Citapen Tahun 2011 (Sumber: Pemetaan Swadaya Desa Citapen, Tahun 2011)

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1 2 3 4 5 6 7 KK Jiwa Laki-laki Perempuan

Begitu juga kondisi perumahan atau pemukiman warga miskin di Desa Citapen sebagian besar adalah milik pribadi dengan kondisi bangunan semi permanen sedangkan warga miskin yang menempati kondisi bangunan tidak layak huni cukup banyak yaitu 81 Kepala Keluarga, hal ini dikarenakan ketidakmampuan dalam merenovasi dan memperbaiki rumah akibat kondisi ekonomi keluarga yang sangat terbatas.

Gambar 8. Kondisi Rumah Penduduk Desa Citapen Tahun 2011

(Sumber: Pemetaan Swadaya Desa Citapen, Tahun 2011)

Dilihat dari sektor ekonomi, mata pencaharian penduduk yang paling dominan adalah sebagai buruh tani, diikuti dengan petani dan buruh industri. Masih banyaknya petani yang bekerja sebagai buruh tani menunjukkan bahwa kepemilikan lahan sawah di Desa Citapen tidak tersebar merata, dalam artian kepemilikan lahan hanya dimiliki sebagian kecil penduduk, sementara itu penduduk yang lain bertindak sebagai buruh tani. Banyaknya penduduk yang bekerja sebagai buruh tani dan petani milik juga menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor utama di Desa Citapen karena sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh tani adalah sebanyak 1.950 orang atau sekitar 55,63 persen dari seluruh angkatan kerja, petani milik sebanyak 710 orang atau sekitar 20,26 persen dari total angkatan kerja, dan buruh industri sebanyak 320 atau sebesar 7.13 persen dari total angkatan kerja.

Adapun jenis mata pencaharian yang paling sedikit ditekuni oleh penduduk Desa Citapen adalah sebagai TNI/POLRI yaitu hanya sekitar 0,06 persen. Hal ini menunjukkan sangat sedikit penduduk setempat yang mengikuti atau menempuh pendidikan kemiliteran. Secara lebih lengkap data mata pencaharian penduduk Desa Citapen dapat dilihat pada Tabel 12. Permasalahan ekonomi yang paling umum terjadi di Desa Citapen adalah rendahnya

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Permanen Semi Permanen Tidak Layak Huni

Milik Pribadi Numpang Ngontrak/Sewa

492 786 81 852 225 19 Kondisi Rumah

pendapatan/penghasilan yang diperoleh warga dan pengangguran. Hal ini dikarenakan sedikitnya lapangan kerja, kurangnya keterampilan atau pendidikan dan permodalan. Kondisi ini juga disadari sebagai akibat dari tingkat pendidikan warga terutama warga miskin yang masih rendah.

Tabel 12. Mata Pencaharian Penduduk Desa Citapen Tahun 2012

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Petani 710 20,26 2 Buruh Tani 1.950 55,63 3 Buruh 250 7,13 4 Pegawai Swasta 25 0,71 5 Pegawai Negeri 76 2,17 6 Pengrajin/Penjahit/Jasa 7 0,19 7 Pedagang 76 2,17 8 Peternak 8 0,23 9 TNI/POLRI 2 0,06 10 Tukang Kayu 50 1,43 11 Tukang Batu 25 0,71 12 Guru Swasta 7 0,19 13 Buruh Industri 320 9,13 Jumlah 3.505 100

Sumber : Profil Desa Citapen, 2012

Untuk mengetahui kondisi sosial penduduk Desa Citapen tidak hanya dilihat dari kondisi distribusi penduduk saja, melainkan juga dari tingkat pendidikan yang ditempuh atau diikuti oleh penduduk. Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk, maka akan semakin besar pendapatan yang diperoleh sehingga hidupnya sejahtera. Dengan melihat data mata pencaharian dan diketahui mayoritas penduduk bekerja sebagai buruh tani, kecil kemungkinan penduduk Citapen yang mengenyam pendidikan hingga jenjang pendidikan yang tinggi. Berdasarkan data profil Desa Citapen, diketahui bahwa sebagian besar penduduk Citapen memiliki tingkat pendidikan tamat SD/sederajat yaitu sebesar 1.312 jiwa, diikuti dengan belum sekolah sebanyak 967 jiwa, dan SLTA/sederajat sebanyak 944 jiwa. Tingkat pendidikan penduduk Desa Citapen secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Citapen Kecamatan Ciawi Tahun 2012

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)

1 Belum Sekolah 967 2 Tidak Tamat SD 125 3 Tamat SD/Sederajat 1.312 4 SLTP/Sederajat 951 5 SLTA/Sederajat 944 6 D-1/D-2/D-3 130 7 S-1/S-2/S-3 10

Keberadaan Desa Citapen yang mudah dituju, serta sarana prasarana seperti jalan aspal dan angkutan umum yang tersedia dengan baik dan mudah, serta sarana prasarana pendidikan yang memadai dan dekat dengan pusat kecamatan maupun kota Bogor, seharusnya mampu mendukung penduduk Desa Citapen untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Keberadaan perguruan tinggi yang berada di Kecamatan Ciawi dan Kota maupun Kabupaten Bogor juga mudah ditempuh dari lokasi Desa Citapen. Kondisi ini seharusnya dimanfaatkan dengan baik oleh penduduk terutama usia sekolah untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi pada kondisi semua persyaratan lain tidak menjadi kendala bagi penduduk yang bersangkutan. Hasil dari Pemetaan Swadaya Desa Citapen menunjukkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat Desa Citapen masih tergolong rendah, hal ini terlihat bahwa mayoritas warga terutama warga miskin berpendidikan rendah (tamat SD). Kondisi ini dikarenakan kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan dan mahalnya biaya pendidikan untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Pada bidang pertanian, Desa Citapen termasuk desa yang cukup potensial dengan komoditas-komoditas pertaniannya. Komoditas yang paling banyak dibudidayakan di Desa Citapen adalah tanaman pangan, sayuran, dan ternak sapi atau kambing. Kegiatan pertanian pun menjadi perhatian banyak kalangan baik pihak pemerintahan maupun pihak lain, karena di Desa Citapen terdapat Gapoktan Rukun Tani yang merupakan Gapoktan Berprestasi Peringkat II Nasional pada Tahun 2011. Gapoktan ini merupakan satu-satuya Gapoktan yang berada di Desa Citapen yang menaungi tujuh kelompok tani yang ada di wilayah tersebut. Keberadaan Gapoktan ini cukup baik bagi petani, karena petani dapat mengambil manfaat dari kegiatan, fasilitas, pelayanan, dan juga bimbingan dari berbagai pihak dan kalangan kepada Gapoktan Rukun Tani.

Petani dapat merasakan keberadaan dan manfaat Gapoktan dengan cara bergabung atau masuk menjadi anggota Gapoktan tersebut. Meskipun Gapoktan Rukun Tani sudah cukup dikenal oleh warga setempat dan juga warga dari desa- desa disekitarnya, namun tidak semua petani di Desa Citapen bersedia bergabung dengan Gapoktan Rukun Tani. Pada umumnya alasan yang mendasari petani tidak berkenan bergabung adalah jarak yang cukup jauh dari Gapoktan, keberadaan pedagang pengumpul yang lebih dekat dengan rumah petani, atau karena petani tidak menyukai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan administrasi dan birokrasi.