• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII. PENILAIAN KINERJA KELEMBAGAAN GAPOKTAN

7.2. Penilaian Sikap Responden Terhadap Pelayanan

Gabungan Kelompok Tani atau Gapoktan pada umumnya adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usahatani bagi anggota dan petani lainnya. Guna mengetahui apakah Gapoktan sudah memberikan pelayanan secara baik kepada anggota atau justru sebaliknya, maka perlu diketahui penilaian sikap petani anggota terhadap pelayanan yang diberikan oleh Gapoktan.

Penilaian pelayanan kinerja Gapoktan penting untuk diketahui karena berkaitan dengan kepuasan petani anggota Gapoktan dengan keputusannya untuk bergabung dengan Gapoktan. Penilaian ini diukur dengan menanyakan delapan indikator pelayanan Gapoktan kepada responden dan responden diminta untuk memberikan jawaban yang paling sesuai menurut fakta yang diterima atau dirasakan oleh responden selama menjadi anggota Gapoktan. Jawaban terdiri dari

tiga tingkatan yaitu setuju, kurang setuju, dan tidak setuju. Penilaian bersifat deskriptif dengan menanyakan langsung kepada petani anggota yang dipilih sebagai responden atas pelayanan kinerja Gapoktan Rukun Tani.

Pelayanan Gapoktan yang baik tercermin dari jawaban responden yang mayoritas menjawab setuju atas poin indikator yang ditanyakan, dan sebaliknya pelayanan kinerja Gapoktan kurang baik apabila mayoritas responden menjawab kurang setuju, dan pelayanan Gapoktan dikatakan tidak baik apabila sebagian besar responden menjawab tidak setuju atas poin pertanyaan yang disampaikan. Berdasarkan hasil wawancara kepada responden, ternyata terdapat responden yang tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari indikator pelayanan yang ditanyakan dikarenakan responden tersebut sangat jarang hadir ke Gapoktan maupun merasakan pelayanan-pelayanan Gapoktan. Responden merupakan anggota Gapoktan yang termasuk sebagai anggota pasif. Oleh karena itu, dalam perhitungan pengukuran hasil penilaian, dimasukkan pula pilihan jawaban yaitu “tidak tahu” karena menyesuaikan dengan jawaban responden di lapangan.

Terdapat delapan indikator pelayanan Gapoktan yang ingin diketahui dalam kegiatan penelitian ini. Delapan indikator tersebut adalah : (1) tujuan pembentukan Gapoktan, (2) pelayanan pengurus Gapoktan terhadap anggota Gapoktan, (3) penyediaan fasilitas dan sarana prasarana oleh Gapoktan, (4) apakah Gapoktan menghormati hak dan kewajiban anggota, (5) apakah Gapoktan mampu menyelesaikan masalah yang ditimbulkan oleh anggota maupun non anggota dengan lingkungan sekitar, (6) kemudahan anggota dalam memperoleh informasi dan transparansi harga serta laporan keuangan Gapoktan, (7) sikap Gapoktan dalam menerima keluhan anggota, dan (8) apakah Gapoktan mampu meningkatkan posisi tawar dan pendapatan petani melalui perolehan harga sayuran yang baik.

Indikator-indikator ini dianggap mampu mewakili kriteria penilaian pelayanan sebuah kelembagaan pertanian sekaligus kemitraan yang dijalankan oleh Gapoktan Rukun Tani dengan petani sayuran di Desa Citapen. Penilaian petani mencerminkan baik buruknya kinerja sebuah kelembagaan Gapoktan yang penting untuk diketahui sebagai upaya perbaikan ke depan agar kinerja Gapoktan lebih baik dan benar-benar sesuai dengan fungsi dan tujuan pembentukan di awal serta menguntungkan bagi segenap anggota, bukan satu pihak saja. Secara lebih lengkap, penilaian responden atas pelayanan kinerja Gapoktan dapat dilihat pada Tabel 38.

Berdasarkan informasi pada Tabel 38, diketahui bahwa sebesar 70,63 persen responden petani anggota Gapoktan menyatakan bahwa pelayanan kinerja Gapoktan sudah baik dan responden merasakan manfaat atas pelayanan yang diberikan Gapoktan. Indikator yang mendapatkan penilaian tertinggi adalah tujuan dibentuknya Gapoktan yaitu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota yang disetujui oleh 85 persen responden. Sedangkan untuk peniliaian yang lain yaitu masing-masing 4,37 persen untuk jawaban kurang setuju, 0 persen untuk jawaban tidak setuju, dan 25 persen untuk jawaban tidak tahu. Seluruh responden yang diwawancarai tidak ada yang menjawab tidak setuju, ini berarti pelayanan kinerja Gapoktan sudah cukup baik, meskipun masih terdapat responden yang memberikan jawaban kurang setuju sebesar 4,37 persen. Angka ini dapat dikatakan kecil jika dibandingkan dengan responden yang memberikan jawaban

setuju. Sementara itu, responden yang memberikan jawaban tidak tahu persentasenya cukup besar yaitu 25 persen.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa tidak tahunya responden terhadap indikator-indikator yang ditanyakan dikarenakan responden yang bersangkutan belum pernah merasakan pelayanan dari indikator yang ditanyakan. Kondisi ini terjadi karena responden yang bersangkutan jarang datang ke Gapoktan dan tidak mencari tahu informasi kegiatan yang diadakan Gapoktan akibat lokasi lahan maupun rumah yang jauh dari Gapoktan. Disamping itu, responden juga menjual hasil sayuran bukan ke Gapoktan melainkan ditujukan ke pedagang pengumpul. Hal ini dikarenakan pengumpul adalah tetangga sendiri atau bahkan keluarga sendiri sehingga responden merasa tidak enakan untuk menjual hasil panennya kepada pihak lain. Informasi ini diperkuat oleh pengakuan dari pengurus Gapoktan dengan penyampaiannya yaitu dari 20 orang responden petani anggota yang diwawancarai, hanya 9 orang yang benar-benar bertindak sebagai anggota aktif Gapoktan. Sedangkan lainnya hanya sebagai anggota pasif yang jarang hadir di Gapoktan.

Tabel 38. Penilaian Responden Terhadap Pelayanan Kinerja Gapoktan Rukun Tani di Desa Citapen Tahun 2012

No Indikator Penilaian Jumlah

Responen Persentase 1 Gapoktan dibentuk berdasarkan tujuan bersama untuk meningkatkan kesejahteraan petani anggota Setuju 17 85 Kurang Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 Tidak Tahu 3 15 2 Pengurus Gapoktan melayani anggota dengan baik sesuai dengan hak dan kewajibannya Setuju 16 80 Kurang Setuju 1 5 Tidak Setuju 0 0 Tidak Tahu 3 15 3 Gapoktan menyediakan fasilitas dan sarana

prasarana yang dibutuhkan oleh petani anggota dengan baik Setuju 16 80 Kurang Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 Tidak Tahu 4 20 4 Gapoktan menghormati hak dan kewajiban anggota dengan baik dan adil

Setuju 14 70 Kurang Setuju 3 15 Tidak Setuju 0 0 Tidak Tahu 3 15 5 Gapoktan mampu menyelesaikan permasalahan yang ditimbulkan oleh anggota maupun non anggota dan lingkungan dengan baik

Setuju 6 30

Kurang Setuju 1 5

Tidak Setuju 0 0

Tidak Tahu 13 65

6

Kemudahan anggota dalam memperoleh informasi dan transparansi harga, serta laporan keuangan Gapoktan yang sifatnya terbuka Setuju 14 70 Kurang Setuju 2 10 Tidak Setuju 0 0 Tidak Tahu 4 20 7

Keluhan anggota dapat diterima dan diatasi

dengan baik oleh Gapoktan

Setuju 14 70 Kurang Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 Tidak tahu 6 30 8 Gapoktan mampu

meningkatkan posisi tawar dan pendapatan petani melalui perolehan harga sayuran yang lebih baik

Setuju 16 80

Kurang Setuju 0 0

Tidak Setuju 0 0

Tidak Tahu 4 20

Rata-rata Persentase (%) Setuju 70,63

Rata-rata Persentase (%) Kurang Setuju 4,37

Rata-rata Persentase (%) Tidak Setuju 0

Untuk lebih mengetahui penjelasan dari masing-masing indikator pelayanan Gapoktan, berikut dijabarkan satu per satu indikator pelayanan Gapoktan yang didasarkan pada hasil wawancara di lapangan oleh petani anggota Gapoktan atas pertanyaan tentang indikator pelayanan yang ditujukan kepadanya yaitu:

1) Tujuan Pembentukan Gapoktan

Gapoktan dalam pendirian awalnya perlu diketahui apakah benar tujuan pembentukannya adalah untuk kesejahteraan anggota atau sebaliknya untuk tujuan mencari keuntungan tertentu. Dari 20 responden, 17 orang diantaranya setuju bahwa Gapoktan dibentuk berdasarkan tujuan bersama untuk meningkatkan kesejahteraan petani anggota. Tujuan bersama ini dicirikan dengan alasan Gapoktan didirikan oleh sejumlah petani yang memiliki kesamaan baik dari segi nasib, pendapatan, kondisi ekonomi, pengusahaan lahan pertanian, keterbatasan modal, dan memiliki tujuan untuk meningkatkan pendapatan petani anggota. Sementara 3 orang sisanya menjawab tidak tahu karena responden tidak pernah aktif ke Gapoktan.

2) Pelayanan Pengurus Kepada Anggota

Berdasarkan hasil wawancara, 80 persen responden menjawab setuju bahwa pengurus Gapoktan melayani anggota dengan baik sesuai dengan hak dan kewajibannya. Hal ini dicirikan dengan pendapat bahwa pengurus berlaku adil kepada semua anggota, dapat memenuhi kebutuhan anggota, pelayanan cepat dan anggota merasa puas karena kebutuhannya sudah terpenuhi. Sedangkan yang lain yaitu satu orang atau sekitar 5 persen menyatakan kurang setuju, hal ini dicirikan dengan pendapat responden yang menyatakan bahwa tidak semua kebutuhannya dapat dipenuhi oleh Gapoktan, dan petani responden tersebut merasa belum puas terhadap pelayanan Gapoktan.

3) Gapoktan Menyediakan Fasilitas dan Sarana Prasarana yang

Dibutuhkan oleh Petani Anggota

Berdasarkan hasil wawancara diketahui sebanyak 80 persen responden menyatakan setuju bahwa Gapoktan menyediakan fasilitas dan sarana prasarana yang dibutuhkan oleh petani anggota dengan baik. Hal ini diperkuat dengan pendapat bahwa Gapoktan mampu menyediakan berbagai sarana prasarana dan fasilitas yang dibutuhkan petani dan tersedia setiap saat sehingga ketika petani membutuhkan, petani dapat dengan mudah memperoleh fasilitas dan sarana prasarana tersebut. Hal ini mendukung fungsi unit sarana prasarana produksi yang dijalankan oleh Gapoktan, termasuk didalamnya fungsi pengangkutan.

4) Gapoktan Menghormati Hak dan Kewajiban Anggota dengan Baik

Gapoktan dikatakan telah menghormati hak dan kewajiban anggota dengan baik apabila menempatkan anggota pada posisi yang setara dengan anggota yang lain bahkan pengurus. Dalam kemitraan kedua belah pihak juga harus saling menghormati, menjunjung tinggi hak dan kewajiban masing-masing, bergerak bersama dan saling menguntungkan. Gapoktan bersedia menampung masukan, saran, kritikan, dan pertanyaan-pertanyaan dari anggota. Pengurus Gapoktan melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan dan arah pengembangan Gapoktan secara keseluruhan. Sebesar 70 persen responden setuju

bahwa Gapoktan menghormati hak dan kewajiban anggota dengan baik, 15 persen responden yang lain tidak setuju karena merasa tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan Gapoktan, sementara 15 persen lainnya menyatakan tidak tahu.

5) Gapoktan Mampu Menyelesaikan Permasalahan yang Ditimbulkan

Anggota dan Non Anggota dengan Lingkungan Sekitar

Sadar akan peran Gapoktan yang tidak hanya sekedar lembaga yang bergerak dibidang ekonomi, tetapi juga bergerak dibidang sosial, maka peran Gapoktan dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul di masyarakat dan lingkungan sekitar juga perlu dituntut. Permasalahan-permasalahan tersebut diantaranya: (1) terjadi perselisihan antara anggota Gapoktan dengan bukan anggota Gapoktan dalam hal perbedaan harga, pandangan terhadap Gapoktan, perbedaan teknis budidaya, atau persaingan dalam mendapatkan air irigasi, (2) peran Gapoktan dalam menyikapi anggota yang mengalami musibah, baik musibah dibidang pertanian (seperti gagal panen atau serangan hama dan penyakit yang parah), maupun bidang kesehatan dan ekonomi, (3) peran Gapoktan dalam membantu memperlancar pembangunan desa dan prasarana umum lainnya (sarana ibadah, jalan, sekolah, madrasah, dan lainnya), dan (4) tanggungjawab Gapoktan terhadap dampak kegiatan yang dilaksanakan Gapoktan seperti pencemaran lingkungan atau kerusakan lingkungan akibat penggunaan input-input produksi atau teknologi pertanian baru apabila terjadi, ganti rugi terhadap lahan yang dijadikan sebagai lokasi percontohan apabila gagal, serta tanggungjawab Gapoktan terhadap limbah yang dihasilkan dari kegiatan yang dijalankan Gapoktan demi kelestarian dan kebersihan lingkungan.

Pelayanan Gapoktan dalam hal ini masih belum dirasakan oleh petani anggota. Hal ini ditunjukkan dengan jawaban responden yaitu sebesar 65 persen responden tidak tahu atau tidak pernah mengetahui Gapoktan telah melakukan fungsi dan pelayanan tersebut. Sebesar 30 persen yang lain menyatakan setuju, karena salah satu indikator pelayanan yaitu adanya bantuan Gapoktan saat petani anggota mengalami musibah serta sikap Gapoktan saat terjadi perbedaan harga sayuran yang cukup besar antara Gapoktan dengan pedagang pengumpul. Ketua Gapoktan biasanya menemui para pedagang pengumpul untuk memberikan pendapat dalam menentukan kebijakan harga agar tidak merugikan petani. Perbedaan harga ini dikarenakan harga di pedagang pengumpul terlalu rendah atau sebaliknya terlalu tinggi dari harga umum dengan tujuan spekulasi pada waktu-waktu tertentu. Sementara standar harga yang ditetapkan oleh Gapoktan adalah standar harga pasar di tingkat pasar induk TU Kemang. Adapun 15 persen responden sisanya menjawab kurang setuju karena Gapoktan tidak selalu mampu menyelesaikan masalah petani responden tersebut saat petani responden meminta bantuan kepada Gapoktan.

6) Kemudahan Anggota Dalam Memperoleh Informasi Harga dan

Laporan Keuangan Gapoktan

Petani anggota setuju bahwa Gapoktan telah memberikan informasi harga dengan baik. Laporan keuangan Gapoktan juga selalu ditunjukkan saat Rapat Anggota dan dapat ditunjukkan kepada anggota apabila anggota tersebut memerlukan. Gapoktan selalu memberikan informasi secara terbuka kepada

anggota, Gapoktan melayani setiap pertanyaan yang diajukan anggota, dan Gapoktan juga memiliki media sebagai sarana penyampaian informasi berupa papan informasi dan web. Meskipun untuk saat ini pengelolaan web terhambat karena kurangnya tenaga yang terampil dalam pengelolaan web tersebut. Sebanyak 70 persen responden menjawab setuju untuk pelayanan ini, 10 persen yang lain kurang setuju, sedangkan sisanya sebesar 20 persen menjawab tidak tahu.

7) Keluhan Anggota Dapat Diterima Dengan Baik

Gapoktan yang baik akan terbuka terhadap informasi dan berbagai masukan maupun keluhan anggota. Sebagai lembaga yang bergerak dari, oleh, dan untuk anggota, Gapoktan harus mampu menjadi wahana belajar, bertanya, dan berkonsultasi bagi anggotanya. Sebesar 70 persen petani anggota setuju terhadap pelayanan ini, sementara sisanya sebear 30 persen menjawab tidak tahu. Keluhan yang paling sering disampaikan anggota adalah cara penanggulangan hama dan penyakit yang sering menyerang sayuranpetani. Petani cukup mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi jenis hama atau penyakit yang menyerang sayuran serta kesulitan dalam menanggulangi dan melakukan upaya pencegahan. Oleh karena itu, petani biasanya menanyakan kepada pengurus Gapoktan untuk membantu petani mengatasi masalah tersebut.

Berdasarkan informasi dari hasil wawancara, diketahui bahwa Gapoktan selalu menerima keluhan anggota dan berusaha mencarikan solusi dengan meninjau langsung lokasi lahan petani, kemudian menanyakan ke penyuluh atau dinas terkait untuk mencarikan solusi apabila pihak Gapoktan juga belum mengetahui solusi dari masalah hama dan penyakit yang menyerang sayuran budidaya petani.

8) Gapoktan Mampu Meningkatkan Posisi Tawar dan Pendapatan

Petani

Ukuran yang menjadi indikator sudah dirasakannya pelayanan ini ditingkat petani anggota adalah adanya perubahan posisi tawar dan pendapatan petani sebelum dengan sesudah bergabung dengan Gapoktan. Apabila petani menyatakan posisi tawar dan pendapatannya lebih baik dibandingkan sebelum bergabung dengan Gapoktan, maka fungsi pelayanan ini telah dilakukan Gapoktan dengan baik. Akan tetapi, apabila jawaban responden justru sebaliknya, maka Gapoktan dikatakan gagal dalam menajalankan fungsi ini. Dari hasil wawancara diketahui bahwa Gapoktan telah mampu menjalankan fungsi pelayanan ini. Kondisi ini ditunjukkan dengan jawaban responden dimana sebesar 80 persen responden menjawab setuju, dan 20 persen sisanya menjawab tidak tahu,

Penilaian petani anggota Gapoktan terhadap fasilitas dan pelayanan yang diberikan oleh Gapoktan, tidak terlepas dari fungsi-fungsi yang dijalankan oleh Gapoktan. Setidaknya terdapat enam fungsi yang dijalankan oleh Gapoktan Rukun Tani. Keenam fungsi tersebut yaitu sebagai: (a) unit usahatani, (b) unit usaha pengolahan, (c) unit sarana dan prasarana produksi, (d) unit usaha pemasaran, (e) unit usaha keuangan mikro, dan (f) unit jasa penunjang.

a. Gapoktan Berfungsi sebagai Unit Usahatani

Gapoktan Rukun Tani sebagai salah satu Gapoktan yang bergerak di bidang pertanian memiliki fungsi sebagai unit usahatani. Gapoktan Rukun tani

memiliki dua jenis unit usaha yaitu kegiatan/jenis usaha on-farm dan kegiatan/jenis usaha off-farm. Kegiatan on-farm terdiri dari pengusahaan padi sawah, hortikultura (cabe keriting, caisin, terung, buncis, kacang panjang, timun, labu siam, pakcoy, tomat, baby corn), penggemukan kambing/domba, dan ternak kelinci. Sedangkan kegiatan off-farm meliputi pengolahan sale pisang dan pembuatan kripik pisang, pembuatan besek bambu, dan pedagang bakulan. Sedangkan data secara rinci tentang jenis usahatani yang dijalankan oleh Gapoktan Rukun Tani seperti yang terlihat pada Tabel 17.

b. Gapoktan Berfungsi sebagai Unit Usaha Pengolahan

Unit usaha pengolahan yang dijalankan oleh Gapoktan Rukun Tani termasuk ke dalam kegiatan off-farm yang meliputi pengolahan sale pisang dan pembuatan kripik pisang, pembuatan besek bambu, dan pedagang bakulan. Data secara rinci tentang usaha pengolahan yang dijalankan oleh Gapoktan Rukun Tani juga dapat dilihat pada Tabel 17.

c. Gapoktan Berfungsi sebagai Unit Sarana dan Prasarana Produksi

Gapoktan Rukun Tani menjalankan fungsi dalam penyediaan sarana dan prasarana produksi melalui penyediaan pupuk, obat-obatan, dan bibit berbagai jenis komoditi yang dapat dimanfaatkan oleh petani anggota. Petani yang memerlukan sarana produksi yang sesuai dapat mengambil ke Gapoktan dengan sistem pembayaran dibayar saat panen. Untuk bibit tertentu bahkan diberikan oleh Gapoktan secara gratis dalam bentuk bantuan. Disamping itu, petani anggota dapat memanfaatkan pinjaman dana PUAP dalam bentuk paket natura produksi. d. Gapoktan Berfungsi sebagai Unit Usaha Pemasaran

Fungsi Gapoktan Rukun Tani dalam hal pemasaran merupakan fungsi utama yang paling dirasakan oleh anggota dan petani lain di Desa Citapen. Dari fungsi ini pula, anggota merasakan manfaat keberadaan Gapoktan dibandingkan keadaan sebelum dibentuknya Gapoktan Rukun Tani pada tahun 2001. Fungsi pemasaran ini dilakukan setiap hari oleh Gapoktan. Petani yang sedang memanen hasil budidaya, akan mengangkut hasil panen ke Gapoktan. Pengangkutan hasil panen biasanya dilakukan oleh Gapoktan dengan menjemput hasil panen ke lokasi lahan melalui petugas dengan mobil pick up. Adapun biaya pengangkutan dan sopir sepenuhnya menjadi tanggungan Gapoktan dan tidak dibebankan kepada petani.

Petani yang menjual hasil panen ke Gapoktan ini tidak hanya dari anggota Gapoktan saja, melainkan petani lain di Desa Citapen yang bukan anggota Gapoktan, bahkan banyak juga yang berasal dari desa lain. Saat transaksi pembayaran petani ditawarkan apakah akan mengambil seluruh uang hasil panen, atau ada sebagian yang ingin ditabungkan di Gapoktan melalui LKMA. Di Gapoktan, sayuran yang berasal dari petani selanjutnya disortir dan digrading

sesuai dengan kelas mutunya oleh karyawan Gapoktan. Penentuan mutu ini berdasarkan ukuran, kemulusan kulit sayuran, dan bentuk sayuran. Setelah dipisahkan antar grade, sayuran selanjutnya dibawa oleh petugas Gapoktan ke pasar induk TU Kemang pada hari yang sama. Sehingga di Gapoktan Rukun Tani tidak pernah dilakukan kegiatan penyimpanan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus Gapoktan, didapatkan informasi bahwa sampai saat ini, semua sayuran yang berasal dari Gapoktan selalu terjual habis setiap harinya di pasar induk TU Kemang dan belum pernah ditolak. Hal ini cukup baik bagi Gapoktan maupun petani karena perputaran uang tunai sangat cepat sehingga tidak ada

petani yang mengalami penundaan pembayaran dalam waktu yang cukup lama karena perputaran uang lancar.

e. Gapoktan Berfungsi sebagai Unit Usaha Keuangan Mikro

Guna mendukung fungsi usaha keuangan, Gapoktan Rukun Tani membentuk Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) yang membantu pengurus Gapoktan dalam menjalankan kegiatan yang berhubungan dengan keuangan. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain kegiatan simpan pinjam, angsuran, jasa, dan tabungan. Besarnya angsuran adalah sejumlah uang pokok pinjaman ditambah dengan jasa. Sedangkan besarnya jasa diambil dari hasil panen masing-masing petani anggota sebesar 1,8 persen dari hasil panen. Pembayaran jasa ini digunakan untuk pemupukan modal Gapoktan.

f. Gapoktan Berfungsi sebagai Unit Jasa Penunjang

Kegiatan-kegiatan penunjang dilaksanakan oleh Gapoktan Rukun Tani yang bertujuan untuk memberikan ilmu pengetahuan dan teknologi baru di bidang pertanian kepada petani anggota. Adapun kegiatan penunjang yang dilaksanakan oleh Gapoktan Rukun Tani antara lain: (1) demplot padi sawah yang difasilitasi oleh BP4K Kabupaten Bogor, (2) kursus tani difasilitasi oleh BP4K Kabupaten Bogor, (3) SL-PTT difasilitasi oleh BP4K Kabupaten Bogor, (4) SL-PHT (sekolah lapang pengendalian hama terpadu), dan (5) CF-SKR (Counterpart Found Second Kennedy Round) pengembangan agribisnis tanaman pangan, hortikultura dan peternakan terpadu.

Gapoktan Rukun Tani juga tercatat sebagai salah satu dari sedikit Gapoktan yang mendapat dana PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan). Dana PUAP ini selanjutnya digunakan oleh Gapoktan untuk modal Gapoktan dan fasilitas simpan pinjam kepada anggota yang pengelolaanya diserahkan kepada LKMA Gapoktan Rukun Tani. Dana PUAP diterima oleh Gapoktan Rukun Tani pada tahun 2009 tanggal 20 November 2009 sebesar Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah). Adapun penyaluran dana BLM-PUAP sampai dengan Januari 2011 di Gapoktan Rukun Tani dapat dilihat pada Tabel 39.

Dana PUAP tidak hanya diperuntukan untuk satu kelompok tani saja, melainkan juga diperuntukkan bagi pengembangan berbagai jenis usaha yang dikembangkan oleh Gapoktan. Gapoktan Rukun Tani yang terdiri dari tujuh kelompok tani memiliki jangkauan unit usaha yang bervariasi dimana usaha yang dikembangkan oleh satu kelompok tani berbeda dengan jenis usaha yang dikembangkan oleh kelompok tani lain.

Kelompok Tani Pondok Mentang yang mengembangkan jenis usaha komoditi sayuran bersama dengan kelompok tani Tani Jaya tercatat sebagai kelompok tani yang paling sering mendapat bantuan dana PUAP. Hal ini dikarenakan kelompok tani Pondok Menteng memiliki jumlah anggota yang paling banyak diantara kelmpok tani yang lain serta komoditi yang diusahakan adalah sayuran yang paling banyak menghadapi risiko dibandingkan jenis usaha yang lain. Adapun jenis usaha produktif yang mendapat saluran dana dari dana PUAP di Gapoktan Rukun Tani dapat dilihat pada Tabel 40.

Tabel 39. Perguliran Dana BLM-PUAP di Gapoktan Rukun Tani Sampai Bulan Januari 2011

No Tahap Waktu Pencairan Nama Kelompok Tani

Jumlah Nasabah

Nilai BLM PUAP (Rp) 1 I Januari 2010 Pondok Menteng 5 4.250.000 2 II Februari 2010 Pondok Menteng 6 6.500.000 3 III Maret 2010 Pondok Menteng 6 8.000.000

Silih Asih 1 1.000.000

Jumlah 7 9.000.000

4 IV April 2010 Pondok Menteng 8 9.500.000

Sukamaju 1 1.000.000

Jumlah 9 10.500.000

5 V Mei 2010 Pondok Menteng 7 12.000.000

6 VI Juni 2010 Pondok Menteng 4 9.500.000

Silih Asih 1 1.000.000

Jumlah 5 10.500.000

7 VII Juli 2010 Pondok Menteng 7 10.000.000 8 VIII Agustus 2010 Pondok Menteng 5 9.000.000 9 IX September 2010 Pondok Menteng 7 10.000.000

Tani Jaya 1 2.000.000

Jumlah 8 12.000.000

10 X Oktober 2010 Pondok Menteng 8 11.500.000

Tani Jaya 2 1.500.000

Silih Asih 1 5.000.000

Jumlah 11 18.000.000

11 XI November 2010 Pondok Menteng 10 15.000.000

Tani Jaya 5 8.000.000

Sawah Lega 5 5.500.000

Jumlah 20 28.500.000

12 XII Desember 2010 Pondok Menteng 5 9.000.000

Silih Asih 1 1.000.000

Jumlah 6 10.000.000

13 XIII Januari 2011 Pondok Menteng 16 16.000.000

Tani Jaya 4 6.500.000

Silih Asih 2 2.500.000

Jumlah 22 25.000.000

Jumlah 182 165.250.000

Sumber: LKMA Gapoktan Rukun Tani, 2012

Persentase bidang usaha yang dibiayai PUAP sampai dengan Januari 2011