• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Dasar dalam penelitian ini diawali dengan melihat fakta bahwa dalam pengusahaan komoditi agribisnis berupa hortikultura khususnya sayuran, banyak petani yang menemui hambatan atau kendala dalam pengembangan usahataninya, apabila pengembangan usahatani tersebut dilakukan secara individu. Hal ini dikarenakan masalah umum yang dihadapi oleh petani yaitu pengusahaan lahan yang sempit, modal yang kecil, kurangnya keterampilan petani dalam pengelolaan pasca panen, serta karakteristik komoditas sayuran yang mudah rusak dan fluktuasi harganya yang tinggi. Oleh karena itu peran kelembagaan pertanian menjadi penting untuk menjawab permasalahan tersebut.

Gapoktan Rukun Tani merupakan salah satu kelembagaan pertanian di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor yang melakukan kegiatan kemitraan dengan petani di Desa Citapen untuk pengembangan usaha agribisnisnya. Gapoktan Rukun Tani memiliki tujuh kelompok tani yang masing-masing memiliki fokus pengembangan komoditi pertanian yang berbeda. Total petani yang tergabung atau bermitra dengan Gapoktan sekaligus menjadi anggota Gapoktan adalah 236 petani. Angka ini menunjukkan bahwa cukup banyak petani di Desa Citapen yang bermitra dengan Gapoktan Rukun Tani melalui kelompok tani yang sesuai dengan fokus komoditi yang diusahakan oleh petani. Oleh karena itu, penelitian ini ingin melihat pengaruh kemitraan antara petani dengan Gapoktan Rukun Tani dilihat dari keragaan usahatani yang dijalankan petani serta pendapatan usahatani yang diterima petani yang bergabung atau bermitra dengan Gapoktan Rukun Tani dibandingkan dengan keragaan usahatani dan pendapatan petani yang tidak bermitra dengan Gapoktan Rukun Tani. Adapun jenis komoditi yang dipilih, penelitian memfokuskan pada komoditi sayuran, berikut petani yang mengusahakan baik yang bermitra maupun yang tidak bermitra dengan Gapoktan Rukun Tani.

Langkah yang akan dilakukan untuk melihat pendapatan petani yang bermitra dengan Gapoktan dibandingkan petani yang tidak bermitra dilakukan dalam beberapa tahap. Langkah yang pertama adalah mengidentifikasi faktor- faktor produksi usahatani sayuran masing-masing petani (petani mitra dan non mitra) dan juga harga dari masing-masing faktor produksi. Langkah selanjutnya adalah melakukan klasifikasi faktor-faktor produksi yang dapat dibandingkan antara keduanya pada satuan ukuran yang sama. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan dalam penggunaan faktor-faktor produksi yang secara umum digunakan pada kegiatan usahatani sayuran baik dari segi jenis, jumlah, dan harga, yang akan berdampak langsung terhadap hasil produksi, dan pada akhirnya berdampak pada pendapatan petani. Klasifikasi faktor-faktor produksi ini pada akhirnya ingin melihat peran Gapoktan kepada petani anggota dalam hal penyediaan faktor-faktor produksi dan kontrol terhadap penggunaannya. Identifikasi faktor-faktor produksi dilakukan dengan wawancara langsung kepada petani responden untuk mendapatkan data primer. Sementara data pendukung berupa data sekunder yang juga dibutuhkan dalam penelitian, didapat dengan melihat dan mempelajari catatan-catatan dan arsip kegiatan Gapoktan Rukun Tani.

Dalam pengumpulan data primer yaitu melalui wawancara langsung, peneliti menggunakan alat bantu berupa kuesioner yang dijadikan sebagai pedoman terhadap hal-hal yang secara lebih lengkap harus ditanyakan kepada petani. Kuesioner sengaja tidak disebar, dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan, mengingat petani pada umumnya mengalami kesulitan apabila diminta untuk mengisi kuesioner secara langsung. Banyak komponen di dalam kuesioner yang tidak dimengerti oleh petani karena tingkat pendidikan yang rendah serta kurangnya kecakapan dalam baca tulis. Disamping itu, dengan melakukan wawancara langsung, peneliti dapat menggali informasi secara lebih lengkap dan lebih dalam, termasuk informasi-informasi yang belum dimasukkan ke dalam kuesioner.

Setelah terkumpul data primer dan data sekunder, langkah selanjutnya adalah analisis dan pengolahan data. Analisis data difokuskan pada analisis keragaan usahatani meliputi analisis biaya/pengeluaran usahatani, analisis penerimaan usahatani, analisis pendapatan usahatani, analisis R/C rasio, dan analisis titik impas (Break Event Point). Analisis dan pengolahan data dibedakan antara petani yang bermitra dengan Gapoktan dan petani yang tidak bermitra dengan Gapoktan. Analisis keragaan usahatani pada akhirnya ingin melihat pendapatan atau keuntungan usahatani yang dijalankan oleh petani baik petani mitra maupun non mitra, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi selama kegiatan usahatani berlangsung. Disamping analisis terhadap keragaan usahatani, dilakukan pula analisis secara kualitatif untuk menilai kinerja Gapoktan baik oleh petani mitra maupun petani non mitra. Penilaian kinerja Gapoktan ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendasari petani sayuran untuk bermitra dengan Gapoktan dan petani sayuran yang memilih untuk tidak bermitra dengan Gapoktan. Pada umumnya petani akan memilih bermitra karena melalui kemitraan tersebut petani akan memperoleh berbagai manfaat dan kemudahan dibandingkan sebelumnya saat petani belum bermitra dengan Gapoktan. Sebaliknya bagi petani yang memilih untuk tidak bermitra, tenntunya terdapat

faktor-faktor yang mendasari atau menjadi alasan yang menyebabkan petani merasa tidak perlu menjalin kemitraan.

Dari hasil analisis terhadap data-data tersebut akan ditarik suatu kesimpulan untuk melihat apakah terdapat pengaruh yang positif antara kemitraan yang dilakukan oleh petani dengan Gapoktan khususnya dalam hal peningkatan pendapatan usahatani sayuran. Setelah didapatkan sebuah kesimpulan, perlu diberikan rekomendasi atau saran-saran yang bersifat membangun berkaitan dengan hasil penelitian baik untuk Gapoktan, petani, maupun stakeholder terkait, guna pengembangan usahatani sayuran dan kinerja kelembagaan pertanian yang lebih baik lagi ke depannya.

Kerangka pemikiran operasional dalam menganalisis pengaruh kemitraan terhadap peningkatan pendapatan usahatani sayuran secara lebih singkat digambarkan pada bagan berikut:

Gambar 6. Kerangka Pemikiran Operasional Pengaruh Kemitraaan Terhadap Peningkatan Pendapatan Usahatani Hortikultura

Membutuhkan penanganan pasca panen yang cepat dan tepat, kepastian harga, serta produktivitas yang lebih baik untuk meningkatkan pendapatan

petani Penggunaan input-input produksi: 1.Lahan 2.Bibit 3.Pupuk 4.Tenaga kerja 5.Obat-obatan Harga input produksi: 1.Harga/sewa lahan 2.Harga bibit 3.Harga pupuk 4.Upah tenaga kerja 5.Harga obat- obatan

Karakteristik komoditi sayuran yang mudah rusak, musiman, dan fluktuasi harga yang tinggi berpengaruh terhadap pendapatan petani sayuran

Peran Gapoktan Rukun Tani dalam membantu petani melaksanakan kegiatan usahatani sayuran baik dari dalam hal produksi maupun pemasaran sayuran

Keragaan usahatani sayuran petani anggota Gapoktan dibandingkan dengan petani bukan anggota Gapoktan Penilaian kinerja Gapoktan Rukun Tani

Penilaian Kinerja oleh petani bukan anggota Gapoktan Alasan atau faktor yang mendasari petani memilih untuk tidak bermitra dengan Gapoktan Rukun Tani

Penilaian Kinerja oleh petani anggota Gapoktan 1.Penilaian sikap responden

terhadap fasilitas Gapoktan a.Syarat awal masuk menjadi

anggota

b.Ada tidaknya pinjaman modal dari Gapoktan c.Kemudahan memperoleh

input produksi d.Harga input produksi e.Intensitas bimbingan,

pelatihan, dan penyuluhan f.Kelancaran pembayaran

hasil panen

g.Ada tidaknya fasilitas pengangkutan hasil panen h.Informasi harga sayuran 2.Penilaian sikap responden

terhadap pelayanan Gapoktan a.Tujuan pembentukan

Gapoktan

b.Pelayanan pengurus terhadap anggota c.Penyediaan fasilitas dan

sarana prasarana yang dibutuhkan petani

d. Gapoktan menghormati hak dan kewajiban anggota e.Gapoktan mampu

meyelesaikan permasalahan anggota dengan non anggota dan lingkungan sekitar f.Kemudahan memperoleh

informasi harga g.Keluhan anggota dapat

diterima dan diatasi h.Mampu tidaknya Gapoktan

meningkatkan posisi tawar dan pendapatan petani

Produksi Sayuran (jumlah output produksi) Harga Output produksi Penerimaan usahatani sayuran Pendapatan usahatani sayuran Biaya produksi usahatani sayuran

Rekomendasi peran Gapoktan terhadap pelaksanaan kemitraan usahatani sayuran