• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia

1. Sejarah Singkat Bank Muamalat Indonesia

Gagasan pendirian Bank Muamalat berawal dari lokakarya Bunga Bank dan Perbankan yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia pada 18-20 Agustus 1990 di Cisarua, Bogor. Ide ini berlanjut dalam Musyawarah Nasional IV Majelis Ulama Indonesia di HOTEL Sahid Jaya, Jakarta, pada 22-25 Agustus 1990 yang diteruskan dengan pembentukan kelompok kerja untuk mendirikan bank murni syariah pertama di Indonesia.

Realisasinya dilakukan pada 1 November 1991 yang ditandai dengan penandatanganan akte pendirian PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk di Hotel Sahid Jaya berdasarkan Akte Notaris Nomor 1 Tanggal 1 November yang dibuat di Notaris Yudo Paripurno, S.H. dengan izin Menteri Kehakiman Nomor C2.2413.T..01.01 Tanggal 21 Maret 1992/Berita Negara Republik Indonesia Tanggal 28 April 1992 Nomor 34.

Pada saat penandatanganan akte pendirian ini diperoleh komitmen dari berbagai pihak untuk membeli saham sebanyak Rp 84 miliar. Kemudian dalam acara silaturahmi pendirian di Istana Bogor diperoleh tambahan

dana dari masyarakat Jawa Barat senilai Rp 106 miliar sebagai wujud dukungan mereka.

Dengan modal awal tersebut dan berdasarkan surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 1223/MK.013/1991 tanggal 5 November 1991 serta izin usaha yang berupa Keputusan Mernteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 430/kmk.013/1992 Tanggal 24 April 1992, Bank Muamalat mulai beroperasi pada 1 Mei 1992 bertepatan dengan 27 Syawal 1412 H. Pada 27 Oktober 1994, Bank Muamalat mendapat keprcayaan dari Bank Indonesia sebagai Bank Devisa.

Beberapa tahun yang lalu Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara pernah mengalami krisis moneter yang berdampak terhadap perbankan nasional yang menyebabkan timbulnya kredit macet pada segmen korporasi. Bank Muamalat pun ikut terimbas dampak tersebut. Tahun 1998, angka Non Performing financing (NPF) Bank Muamalat sempat mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat kerugian sebesar Rp 105 miliar dan ekuitas mencapai titik terendah hingga Rp 39,3 miliar atau kurang dari sepertiga modal awal.

Kondisi tersebut telah mengantarkan Bank Muamalat memasuki era baru dengan keikutsertaan Islamic Development Bank (IDB), yang berkedudukan di Jeddah Saudi Arabia, sebagai salah satu pemegang saham luar negeri yang resmi diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 21 Juni 1999.

Dalam kurun waktu 1999-2002 Bank Muamalat terus berupaya dan berhasil memperbaiki kinerja dari rugi menjadi laba. Hasil tersebut tidak lepas dari upaya dan dedikasi segenap karyawan dengan dukungan kepemimpinan yang kuat, strategi usaha yang tepat, serta kepatuhan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.

Pada tahun 2009 Bank Muamalat memulai proses transformasi salah satunya dengan membuka kantor cabang internasional pertamanya di Kuala Lumpur, Malaysia dan tercatat sebagai bank pertama dan satu-satunya dari Indonesia yang membuka jaringan bisnis di Malaysia. Dan pada tahun 2012 tepat pada milad yang ke-20 tahun, Bank Muamalat meluncurkan logobaru (rebranding) dengan tujuan menjadi bank syariah yang Islamic, Modern, dan Profesional.

Proses transformasi yang dijalankan Bank Muamalat membawa hasil yang positif dan signifikan terlihat dari aset Bank Muamalat yang tumbuh dari tahun 2008 sebesar Rp 12,6 triliun menjadi Rp 54,6 triliun di tahun 2013.

2. Visi dan Misi a. Visi

Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional

b. Misi

Menjadi role model lembaga keuangan syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi stakeholder.

3. Produk Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia a. Konsumen

1) KPR Muamalat iB

KPR Muamalat iB adalah produk pembiayaan yang akan membantu Anda untuk memiliki rumah (ready stock/bekas), apartemen, ruko, rukan, kios maupun pengalihan take-over KPR dari bank lain.

2) Auto Muamalat

Automuamalat adalah produk pembiayaan yang akan membantu Anda untuk memiliki kendaraan bermotor. Produk ini adalah kerjasama Bank Muamalat dengan Al-Ijarah Indonesia Finance (ALIF).

3) Pembiayaan Umroh Muamalat

Pembiayaan Umroh Muamalat adalah produk pembiayaan yang akan membantu mewujudkan impian Anda untuk beribadah Umroh dalam waktu yang segera.

4) Pembiayaan Anggota Koperasi

Pembiayaan konsumtif yang diperuntukkan bagi beragam jenis pembelian konsumtif kepada karyawan/guru/PNS (selaku end user) melalui koperasi

b. Pembiayaan Modal Kerja

1) Pembiayaan iB Modal Kerja Muamalat

Pembiayaan iB Modal Kerja Muamalat adalah fasilitas pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan modal kerja seperti :

i. Pembelian barang persediaan;

ii. Kebutuhan dana untuk menutup kebutuhan dana tertanam (Asset Convention Cycle);

iii. Kebutuhan Modal Kerja Pelaksanaan Proyek yang didapat calon nasabah dari Pemberi Pekerjaan/Proyek (bowheer) 2) Pembiayaan iB Buyer Supplier Financing

Pembiayaan iB Buyer-Supplier Financing merupakan Pembiayaan khusus untuk memperluas target akuisisi dari Unit Bisnis BMI dengan meng-capture potensi bisnis dari nasabah existing pembiayaan, baik ditingkat pembeli produk/pengguna jasa usaha (buyer) nasabah maupun supplier (penyedia/penyuplai bahan baku kepada nasabah). Tujuan dari pembiayaan ini antara lain :

i. Modal Kerja Pembelian Barang/Pemakaian Jasa dari nasabah existing oleh Recommended Buyer

ii. Investasi Pembelian barang dari nasabah existing oleh Recommended Buyer yang merupakan Mitra Usaha nasabah iii. Talangan Pembayaran Tagihan Recommended Supplier atas

pengiriman dan/atau pembelian barang/bahan baku oleh nasabah existing

3) Pembiayaan Modal Kerja Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS)

Pembiayaan Modal Kerja LKMS adalah produk pembiayaan yang ditujukan untuk LKM Syariah (BPRS/BMT/Koperasi) yang hendak meningkatkan pendapatan dengan memperbesar portfolio pembiayaannya kepada Nasabah atau anggotanya (end-user). Pembiayaan dilakukan berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah atau musyarakah yang digunakan untuk memperbesar modal dalam menyalurkan pembiayaan kepada Nasabah atau Anggota dengan pola executing (bank terlepas dari perikatan kepada end-user). Skema yang dapat digunakan berupa revolving maupun non-revolving, bergantung pada karakteristik BPRS/BMT/Koperasi

4) Pembiayaan Jangka Pendek BPRS iB

Pembiayaan Jangka Pendek BPRS iB adalah produk pembiayaan yang ditujukan kepada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) untuk memenuhi kebutuhan modal kerja BPRS yang bersifat sementara (jangka pendek) dan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang akan disalurkan oleh BPRS ke end-user dengan pola executing. Jangka waktu pembiayaan maksimum 6 bulan dengan skema revolving.

c. Pembiayaan Investasi

1) Pembiayaan iB Investasi

Pembiayaan iB Investasi adalah fasilitas pembiayaan jangka panjang yang diberikan kepada Nasabah untuk digunakan membiayai pembelian barang-barang modal (capital expenditure) dan / atau tambahan investasi dalam angka peremajaan, perluasan, peningkatan kapasitas usaha, atau pendirian unit usaha baru. Pembiayaan iB Investasi digunakan untuk:

i. Pembelian dengan tujuan investasi seperti mesin, alat berat, kendaraan bermotor serta infrastructure lainnya;

ii. Pembiayaan untuk sewa tempat usaha yang bersifat jangka panjang;

2) Pembiayaan iB Properti Bisnis Muamalat

Pembiayaan iB Properti Bisnis Muamalat adalah Pembiayaan yang disediakan kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan akan pembelian Asset/Properti Bisnis sebagai tambahan investasi ataupun untuk Peremajaan/Renovasi dan Pembangunan Properti Bisnis baru diatas lahan milik nasabah. Jenis properti yang dapat dibeli antara lain ruko, kios, loss, gedung, dan gudang.

Tabel 4.1

Penggunaan Akad-Akad Pembiayaan Secara Umum

KEGUNAAN AKAD M UD HA RABA H M USYARAKAH M USYARAKAH M UTAN AQ ISA H M UR ABAH AH ISTISH N A IJ ARAH IJ ARAH M UNT AH IYAH BI T T AM L IK (I M BT ) Modal Kerja √ √ √

Modal Kerja Koperasi/ Multifinance

√ √

Modal Kerja Regular √ √ √

Pembelian Properti √ √

Pembelian Barang/ Transportasi

Pembelian Paket Jasa √

Pemesanan Pembuatan Properti/ Barang/ Alat/

Transportasi

Sewa dengan Opsi Kepemilikan Properti/ Barang/ Alat/ Transportasi

4. Data Deskriptif Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia

Jumlah aset Bank Muamalat di posisi akhir tahun 2014 sebesar Rp62,41 triliun. Aset bank mengalami peningkatan sebesar 16,17% dari Rp53,72 triliun di tahun 2013. Meningkatnya aset Bank Muamalat, memicu pula peningkatan jumlah penyaluran dana Bank. Pada akhir tahun 2014, total penyaluran dana mencapai Rp43,09 triliun. Jumlah tersebut mencerminkan pertumbuhan sebesar 3,11% dari jumlah pembiayaan pada tahun sebelumnya sebesar Rp41,79 triliun. Bank Muamalat menyalurkan fasilitas pembiayaan kepada nasabah untuk keperluan produktif maupun konsumtif, yang dibukukan berdasarkan akad atau skema yang dipakai yaitu Murabahah, Istishna’, Qardh, Ijarah, Mudharabah, dan Musyarakah. Adapun perkembangan penyaluran pembiayaan Bank Muamalat berdasarkan akad dari tahun 2010-2014, sebagai berikut:

Tabel 4.2

Jumlah Penyaluran Pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010-2014

dalam jutaan rupiah

Akad 2010 2011 2012 2013 2014 Murabahah 6.444.227 10.112.862 15.995.343 19.366.213 20.172.146 Istishna’ 46.666 74.993 19.782 22.036 14.571 Ijarah 747,771 2.505 436,489 14.151 26.303 Qardh 1.183.738 1.993.610 1.275.670 420.636 127.455 Mudharabah 1.364.534 1.498.297 1.985.586 2.170.219 1.723.619 Musyarakah 5.979.044 8.176.819 12.819.798 17.855.906 19.549.525

Berdasarkan pada tabel diatas, menunjukkan bahwa penyaluran pembiayan pertama didominasi oleh pembiayaan Murabahah, dilanjutkan dengan pembiayan Musyarakah, Mudharabah, Qardh, Ijarah, dan Istishna’. Pembiayaan dengan akad Istishna’, Ijarah, Qardh, dan Mudharabah memiliki jumlah pembiayaan yang fluktuatif tiap tahunnya, sedangkan pembiayaan dengan akad Murabahah dan Musyarakah selalu mengalami peningkatan.

Pembiayaan dengan akad Murabahah selalu meningkat stabil tiap tahunnya. Pada tahun 2010 pembiayaan murabahah disalurkan sebesar Rp6,44 triliun dan tahun selanjutnya hingga tahun 2014, pembiayaan disalurkan dengan jumlah masing-masing sebesar Rp10,11 triliun, Rp15,99 triliun, Rp19,7 triliun dan Rp20,17 triliun.

Selain itu, pembiayaan dengan akad musyarakah juga disalurkan dalam jumlah yang besar oleh Bank Muamalat dan mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2010, total pembiayaan musyarakah sebesar Rp5,98 triliun, kemudian pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp8,18 triliun. Pembiayaan musyarakah tahun 2012, melonjak sebesar 56,78% menjadi Rp12,82 triliun, sedangkan pada tahun 2013 dan 2014 pembiayaan musyarakah tercatat masing-masing sebesar Rp17,86 triliun dan Rp19,55 triliun.

Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Dengan demikian, pembiayaan merupakan salah satu kegiatan usaha bank untuk memperoleh penghasilan atas dana yang disalurkan. Bank Muamalat dalam penyaluran dananya tentu mendapatkan keuntungan dari pembiayaan yang disalurkan, baik berupa margin, fee, maupun bagi hasil. Adapun hasil pendapatan dari penyaluran pembiayaan Bank Muamalat adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3

Pendapatan Penyaluran Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010-2014

dalam jutaan rupiah

Akad 2010 2011 2012 2013 2014

Pendapatan dari Penjualan

Murabahah 689.310 1.078.893 1.436.709 2.007.951 2.329.282

Istishna’ 1.264 3.794 2.901 2.664 2.613

Pendapatan dari sewa/ ijarah

Ijarah 50.175 45.983 18.150 31.776 32.542

Pendapatan dari Bagi Hasil

Mudharabah 201.753 208.032 209.901 305.724 258.438 Musyarakah 580.677 782.617 1.038.094 1.648.390 2.130.879

Sumber: Annual Report BMI

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pendapatan margin/ bagi hasil dari penyaluran pembiayaan murabahah dan musyarakah mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Pendapatan dari pembiayaan murabahah sebesar Rp 689,3 miliar pada 2010, Rp 1,07 triliun pada 2011, Rp 1,43 triliun pada 2012, Rp 2,007 triliun pada 2013, dan Rp 2,32 triliun pada 2014. Sedangkan pendapatan dari pembiayaan musyarakah sebesar Rp 580,67 miliar pada 2010, Rp 782,6 triliun pada 2011, melonjak menjadi Rp 1,03 triliun pada 2012, Rp 1,64 triliun pada 2013, dan Rp 2,13 triliun pada 2014. Dapat disimpulkan bahwa meningkatnya pendapatan margin/bagi hasil pada kedua pembiayaan tersebut dikarenakan penyaluran pembiayaan yang meningkat pula.

Berdasarkan prinsipnya, pembiayaan dengan akad Murabahah dan Musyarakah memiliki prinsip yang berbeda. Murabahah merupakan akad dengan prinsip jual beli, dimana bank mengambil keuntungan dari hasil penjualan barang kepada nasabah dengan margin yang ditentukan oleh bank dan menjadi bagian dari harga barang yang dijual. Sedangkan Musyarakah merupakan akad pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, dimana bank mengambil keuntungan dari bagi hasil atas usaha yang dikelola nasabah.

Dalam hal ini, umumnya bank memiliki risiko yang tinggi dalam menyalurkan pembiayaan dengan akad Musyarakah karena jumlah pendapatan yang diperoleh bersifat tidak tetap dan sulitnya mendeteksi kejujuran nasabah sebagai mitra. Namun, berdasarkan data pembiayaan dan pendapatan pembiayaan tersebut, pembiayaan dengan akad

Musyarakah pada Bank Muamalat memiliki peringkat kedua setelah Murabahah dalam penyaluran pembiayaan dan pendapatan yang diterima.

Grafik 4. 1 Komposisi Pembiayaan Murabahah dan Musyarakah Bank Muamalat Indonesia Tahun 2013-2014

Grafik diatas menunjukkan bahwa komposisi pembiayaan Musyarakah Bank Muamalat tahun 2013-2014 mendekati komposisi pembiayaan Murabahah yakni hanya memiliki selisih sekitar 2%. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Muamalat berani menyalurkan pembiayaan Musyarakah yang memiliki risiko yang lebih tinggi dalam penerapannya dibandingkan dengan pembiayaan Murabahah. 45.72 37.16 49.68 39.58 47.61 45.44 48.03 46.55 0 10 20 30 40 50 60 Murabahah Musyarakah P er sen tase (%) 2011 2012 2013 2014

B. Penerapan akad Musyarakah pada Pembiayaan Produktif Bank

Dokumen terkait