• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

B. Penerapan akad Musyarakah pada Pembiayaan Produktif Bank Muamalat

2. Proses Pembiayaan Musyarakah

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis pada pihak Bank Muamalat41, umumnya proses pembiayaan dan pencairan yang dilakukan pada semua jenis pembiayaan sama, tergantung dengan kebutuhan nasabah dan kecocokan pembiayaan menggunakan akad musyarakah. Pada tahap awal nasabah mengajukan pembiayaan dan terjadi negosiasi dengan pihak A/M, kemudian A/M akan melihat pembiayaan apa yang cocok untuk diberikan kepada nasabah dan membuat usulan pembiayaan,

41

Wawancara Pribadi dengan Bpk. Amin Syafi’i, Commercial Financing Risk Manager, 10 April 2015, KPO Bank Muamalat Indonesia

usulan tersebut akan dikomitekan ditingkat cabang atau area tergantung pada limitnya. Selanjutnya, bagian support pembiayaan melakukan kredit investigasi melalui BI checking dan taksasi jaminan, sedangkan bagian legal melakukan analisa yuridis seperti anggaran dasar perusahaan. Setelah itu usulan tersebut dikomitekan kepada branch manager yang memiliki wewenang, jika nilainya besar akan naik ke area atau pusat tergantung pada limitnya dan akan masuk pada bagian risk management dan compliance untuk direview dengan komite pembiayaan serta persetujuan direksi.

Berikut tahapan proses pembiayaan secara rinci : a. Pengumpulan dan Verifikasi Data

Pengumpulan dan verifikasi data calon nasabah dilakukan melalui tahapan inisiasi dan solisitasi.

1) Inisiasi

- Penetapan target pasar

Dalam menetapkan target market Bank perlu memperhatikan Sektor Ekonomi yang memiliki prospek bisnis yang baik sehingga posisi Bank tergolong aman dan menguntungkan dalam membiayai sektor tersebut. Kriteria bisnis yang aman dan menguntungkan antara lain bisnis yang sedang tumbuh (sunrise industry), bisnis yang tidak terkena

resesi, bisnis yang didukung oleh regulasi pemerintah, dan bisnis yang mempunyai pasar yang jelas

- Penghimpunan Informasi

Penghimpunan informasi dapat dilakukan dengan ta’aruf

dan wawancara. Ta’aruf adalah proses awal perkenalan antara A/M dengan nasabah melalui proses wawancara. Dalam wawancara tersebut A/M akan memperoleh data-data sementara tentang kondisi nasabah pemohon pembiayaan dan A/M memeriksa ulang kembali kelengkapan dan kebenaran data.

Dalam proses wawancara tersebut, diperlukan adanya data standar nasabah bagi setiap A/M yang ingin melakukan wawancara. Dan kemudian, dari data standar itu pula para A/M bisa mengambil kesimpulan secara tepat apakah permohonan pembiayaan tersebut dapat dilanjutkan atau ditolak.

2) Solisitasi

Solisitasi adalah kegiatan dalam rangka memperoleh nasabah melalui proses mengunjungi dan mendapatkan informasi data calon nasabah. Hasil solisitasi disajikan dalam bentuk laporan kunjungan (Call Report/ On The Spot). Laporan Kunjungan (Call Report/ On The Spot (OTS)) adalah laporan kunjungan ke lokasi usaha nasabah yang dibuat oleh Account Manager (AM) dan

diketahui atasannya, sebagai dasar untuk proses pembiayaan selanjutnya. Adapun standar informasi yang diperlukan terdiri dari informasi umum, informasi kebutuhan nasabah, informasi kemampuan membayar kembali, informai jaminan, dan informasi hubungan perbankan dan lembaga keuangan lainnya.

Tabel 4.5

Sumber Data dan Informasi yang Diperlukan dalam Pelaksanaan OTS

SUMBER DATA INFORMASI YANG DIPERLUKAN

1) Kantor Nasabah a) Kas b) Persediaan c) Harta Tetap d) Piutang Dagang e) Hutang Dagang f) Keadaan Pegawai

2) Pabrik / Toko / Lokasi Usaha / Lokasi Proyek

a) Persediaan b) Harta Tetap

c) Fasilitas Produksi / Usaha d) Fasilitas Penyimpanan e) Keadaan Proyek (konstruksi) f) Hasil Produksi / Barang

Dagangan

g) Keadaan Pegawai

3) Kantor / Pabrik / Toko dari Pemasok / Pembeli / Bowheer

a) Piutang/ Hutang Dagang b) Volume penjualan / pembelian c) Syarat-syarat penjualan/

pembelian

d) Waktu penyerahan barang e) Waktu dan riwayat pembayaran f) Tingkat kepuasan

g) SPK / kontrak

h) Tingkat penyelesaian pekerjaan i) Kuantitas dan kualitas peralatan

4) Jaminan

a) Lokasi dan plotting b) Kondisi

c) Bukti Kepemilikan d) Ijin

e) Pemanfaatan f) Penghuni

g) Kapasitas (untuk mesin) h) Umur teknis (untuk mesin) i) Harga Pasar.

Sumber : Bank Muamalat Indonesia

b. Pengajuan Memorandum Usulan Pembiayaan (MUP)

Pengajuan Memorandum Usulan Pembiayaan (MUP) dilakukan oleh account manager kepada Komite Pembiayaan, karena pembiayaan yang diberikan tergantung kepada pengambilan keputusan komite yang menyatakan setuju atau tidak setuju. Keputusan ini dapat dilihat melalui memorandum pembiayaan. Memorandum pembiayaan adalah suatu analisa yang menggambarkan tentang kualitas permintaan baru yang diajukan nasabah.

Dalam melakukan analisa kelayakan pembiayaan ditentukan oleh kelayakan usaha nasabah sebagai sumber utama pelunasan pembiayaan (first way out) dan kelayakan agunan sebagai sumber pelunasan kedua (second way out) apabila sumber pelunasan yang utama tidak berjalan. Proses analisa kelayakan usaha dilakukan dengan menggunakan beberapa tata cara analisa yang meliputi:

1) Analisa aspek-aspek perusahaan 2) Analisa laporan keuangan

3) Evaluasi kebutuhan dana/pembiayaan 4) Analisa kesuaian aspek syariah 5) Struktur fasilitas pembiayaan. c. Keputusan Pemberian Pembiayaan

Keputusan pembiayaan dilakukan setelah dilakukannya review oleh beberapa unit seperti unit Support pembiayaan, Branch Manager, dan Komite Pembiayaan atas MUP yang diajukan. Keputusan pembiayaan dilakukan oleh Branch Manager dan Komite Pembiayaan tergantung pada limit dan case pembiayaan. Keputusan pembiayaan oleh Komite Pembiayaan dapat dilakukan dua cara yaitu rapat komite dan sirkulasi.

d. Realisasi Keputusan

Pada tahap ini, A/M melaksanakan keputusan KPP dengan melakukan penyampaian Surat Persetujuan Pembiayaan (SPP) kepada

nasabah, penyampaian dokumentasi dan administrasi, dan penandatanganan akad pembiayaan serta jaminan yang diberikan nasabah.

e. Pemantauan Nasabah

Pemantauan nasabah dilakukan pasca pencairan pembiayaan. Pemantauan yang dilakukan antara lain pemantauan usaha nasabah, jaminan, pembinaan nasabah, dan pemantauan pembayaran nasabah. f. Pelunasan Pembiayaan

Pada Bank Muamalat, apabila nasabah tersebut telah selesai menunaikan kewajibannya terhadap fasilitas pembiayaan yang telah diterima dan menyelesaikan seluruh administrasinya, maka bank mempunyai kewajiban untuk mengembalikan jaminan nasabah yang telah diagunkan kepada pihak bank yang dijadikan sebagai persyaratan untuk mendapatkan fasilitas bank.

Review FPN dan Pemberian Keputusan di Cabang Review FPN (Form Pemeringkatan Nasabah) Review FPN dan Pemberian Keputusan Gambar 4.1

Skema Proses Pembiayaan Musyarakah BMI

Form Permohonan Nasabah 1. Inisiasi 2. Sosilitasi Paraf Form Permohonan Pembiayaan (FPP) dan tanda tangan Laporan Kunjungan Nasabah (LKN) 1. Melakukan trade checking 2. BI checking 3. DHN 4. Taksasi 5. Analisa Laporan Keuangan 6. Analisa Rek. Koran Melengkapi dokumen 1. Legalitas 2. Jaminan 3. Data Keuangan Verifikasi hasil trade checking 1. BI checking 2. DHN 3. Taksasi 4. Analisa Yuridis 5. Opini Legal Analisa Kelayakan Pembiayaan Calon Nasabah Account Manager Branch Manager Unit Support Pembiayaan FRO/ RMD Komite Pembiayaan Risk Assessment Pembuatan Memorandum Usulan Pembiayaan Penerbitan SPP Review SPP Penandatanganan SPP Penyampaian SPP Penerimaan SPP

3. Kendala Penerapan Pembiayaan Musyarakah Bank Muamalat Indonesia

Dokumen terkait