• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada tahun 1940 PT Sang Hyang Seri (PERSERO) disingkat PT SHS, adalah perkebunan besar milik swasta asing (Inggris) dengan nama “Pamanukan & Tjiasem Lands” yang dengan adanya nasionalisasi pada tahun 1957 dikelola oleh Yayasan Pembangunan Daerah Jawa Barat (YPDB). Pada tahun 1966 YPDB menjadi Proyek Produksi Pangan Sukamandi Jaya bersamaan dengan dibentuknya Proyek Penelitian dan Mekanisasi serta Proyek Perhewani. Ketiga proyek ini dilebur pada tahun 1968 menjadi Lembaga Sang Hyang Seri.

Pada tahun 1971 Lembaga Sang Hyang Seri menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Sang Hyang Seri sebagai salah satu sub sistem perbenihan nasional, yang dengan bantuan pinjaman dana dari Bank Dunia merupakan perusahaan perbenihan yang modern dan terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Perum Sang Hyang Seri mengembangkan wilayah pelayanannya dengan mendirikan :

1. Tahun 1973 Distrik Benih di Klaten Jawa Tengah

2. Tahun 1977 Distrik Benih di Malang Jawa Timur dengan 7 unit produksi benih

3. Tahun 1982 mendirikan cabang di Luar Jawa, yaitu di Lampung, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan dan Sumatera Barat.

Pada tahun 1995 status PERUM berubah menjadi PERSERO dengan memperluas core business menjadi benih pertanian dan usaha lain yang langsung menunjang usaha perbenihan yang dapat meningkatkan pendapatan dan kinerja perusahaan. Dengan demikian PT SHS merupakan perintis dan pelopor usaha perbenihan di Indonesia serta satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mempunyai core business perbenihan pertanian.

Pada tahun 1997 PT SHS memasuki bisnis benih hortikultura dan pada tahun 2001 mulai mengembangkan bisnis agroinput yang berupa sarana produksi dan agrooutput yang berupa hasil pertanian. Pada tahun 2003 core business dikembangkan dari benih tanaman pangan menjadi benih pertanian dalam arti luas, yaitu meliputi benih tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Selain core business, pada tahun 2008 PT SHS dapat pula melakukan kegiatan penunjang core business dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya perseroan. Pembinaan perusahaan dilaksanakan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia.

Kegiatan usaha PT SHS dijalankan secara professional oleh SDM yang berkualitas dan berkompeten di bidang usaha perbenihan. Untuk menunjang semua kegiatan usaha tersebut, PT SHS didukung oleh budaya perusahaan yang baik. Budaya perusahaan yang dimiliki oleh PT SHS terhimpun dalam Tata Nilai SHS dengan akronim ANDALAN BERSAMA, yang meliputi:

1. Amanah yaitu : bekerja adalah kepercayaan dari perusahaan dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa.

2. Handal yaitu : SDM dapat diandalkan dalam bekerja (efisien & efektif) memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap dan tindakan yang sesuai dengan Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

3. Antusias yaitu: bekerja penuh semangat, kerja keras dan cerdas untuk menghasilkan kinerja yang terbaik.

4. Berdedikasi yaitu: integritas dan loyalitas didedikasikan bagi perusahaan 5. Sahaja yaitu: rendah hati, saling menghormati, dan mampu menempatkan

diri.

6. Maju yaitu: inovatif, menghargai pendapat dan prestasi orang lain.

PT SHS dalam menjalankan usahanya memiliki beberapa kegiatan bidang usaha diantaranya adalah perbenihan, sarana produksi pertanian, hasil pertanian, dan kegiatan penelitian dan pengembangan. Dalam kegiatan usaha bidang perbenihan, PT SHS menghasilkan produk benih untuk tanaman padi, jagung, kacang-kacangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Untuk benih padi dan benih jagung, PT SHS mampu memproduksi benih komposit (non hibrida) dan hibridanya. Volume usaha Benih Padi Non Hibrida berkisar 100.000 ton per tahun dengan jumlah ± 50 varietas dan volume usaha Benih Padi Hibrida berkisar 20.000 ton per tahun dengan jumlah ± 5 varietas. Sedangkan Volume usaha Benih Jagung Komposit berkisar 5.000 ton per tahun dengan jumlah ± 5 varietas. Dan volume usaha Benih Jagung Hibrida berkisar 10.000 ton per tahun dengan jumlah ± 5 varietas.

Sarana produksi pertanian yang dijalankan oleh PT SHS dibangun dengan pola kerjasama dengan mitra strategis sebagai investor sekaligus pasar (off farm) dengan petani plasma sebagai pelaksana lapang (on farm). Mitra yang terlibat

sampai saat ini sebanyak 30 badan, dengan produk dan kegiatan yang ditangani adalah Pupuk Anorganik (NPK, KCI, TCP), Pupuk Organik Elang Biru cair dan organic, Growfast SHS 40 SP, PPA (Embung Air), Insektisida (a.l Panzer 290 SL, Meteor 25 EC, Applaud 440 SC, Neulumbo, Fungisida Throne 250 EC dan BLB Klinstop SHS 200 EC, Rodentisida Ratgone 0,05 BB Phyton, Clinstop), Herbisida (Gledek SHS 480 AS, Aladin 864 AS, Win 10 WP), serta Alat panen.

Kegiatan lainya yang dilakukan oleh perusahaan adalah riset penelitian dan pengembangan. Aktivitas penelitian dan pengembangan perusahaan diarahakan kepada penelitian terapan yang menunjang usaha pokok dan pengembangan bisnis baru yang menguntungkan. Aktivitas yang dilaksanakan adalah :

1. Perbaikan/pemurnian varietas local spesifik. 2. Perbaikan sifat varietas unggul yang telah dirilis.

3. Melakukan uji adaptasi untuk mendapatkan varietas baru (padi hibrida, jagung hibrida)

4. Membuat varietas padi komposit (campur sari)

5. Penelitian teknologi agronomis terapan guna peningkatan nilai ekonomis lahan, misalnya peningkatan Indeks Pertanaman Percobaan Turiang, Pelaksanaan Tanpa-Olah-Tanah (TOT), Tebar Benih Langsung (Tabela) serta tanaman palawija.

6. Pengembangan usaha dengan memanfaatkan merk dan jaringan perusahaan. 7. Pengembangan Pusat Pelatihan Agribisnis.

Beberapa fasilitas yang dimiliki oleh PT SHS dalam menjalankan kegiatan usahanya meliputi:

1. Lahan HGU Sukamandi, Sawah irigasi teknis ± 3.150 Ha berlokasi di Sukamandi, Subang, Jawa Barat.

2. Cabang yang tersebar di 6 Kantor Regional, dengan jaringan wilayah kerja di 79 kabupaten, membina sebanyak 783 kelompok tani dan 51.230 petani penangkar dengan total areal produksi 35.000 ha.Fasilitas Fasilitas pengeringan dan pengolahan benih (± 73.000 ton/tahun).

3. Breeding Center serta laboratorium benih yang terakreditasi.

4. Akreditasi Sistem Manajemen Mutu dari Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM) sejak tahun 2000 untuk semua kelas benih (FS<SS<ES Level)

5. Jaringan distribusi dengan 322 penyalur dan 3.655 kios.

6. Memiliki sistem pengadaan bahan baku yang berbasis komunitas melalui pola swakelola, kerjasama pengelolaan dan kerjasama baik pada lahan sendiri maupun pada lahan petani

Gambaran Umum Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor

Kecamatan Pamijahan secara administratif terletak di Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Secara geografis, Kabupaten Bogor terletak pada koordinat 6 derajat 21 lintang selatan - 7 derajat lintang selatan dan 106 derajat bujur timur – 107 derajat bujur timur. Posisi tersebut menempatkan Kabupaten Bogor berada memanjang dari utara ke selatan dengan batas administrasi sebagi berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Bandung Sebelah Barat : Depok dan Jakarta

Sebelah Selatan : Tanggerang

Wilayah Kabupaten Bogor cukup strategis karena selain relatif dekat dengsn ibu kota Propinsi Jawa Barat dan ibu kota negara juga dilalui oleh jaringan nasional dan regional, sehingga memudahkan dalam melakukan hubungan dengan kota-kota besar baik di Jawa Barat maupun di pulau Jawa. Luas wilayah Kabupaten Bogor secara keseluruhan adalah 413.027 Ha yang terbagi atas 62.879 Ha lahan sawah dan 287.269 Ha lahan kering. Sebagian besar lahan sawah merupakan lahan sawah beririgasi. Wilayah Kabupaten Bogor tediri atas 40 Kecamatan.

Topografi wilayah didominasi oleh perbukitan hingga pegunungan dengan ketinggian 0 m hingga dengan 2.962 m dpl. Berdasarkan kondisi alam (topografi, jenis tanah, Iklim, penggunaan tanah,dan lain-lain) Kabupaten Bogor tediri atas tiga wilayah pembangunan dengan masing-masing karakteristik sebagai berikut : 1. Wilayah pembangunan utara, merupakan dataran tinggi yang terletak di kaki Gunung Gede dengan topografi didominasi bergunung dan penggunaan lahan nya untuk perkebunan, tanaman holtikultura, dan lahan sawah.

2. Wilayah pembangunan tengah, merupakan daerah dengan topografi berbukit hingga bergunung dengan struktur tanahnya labil sehingga sangat peka terhadap erosi dan penggunaan lahannya untuk perkebunan, tanaman hortikultura, dan lahan sawah.

3. Wilayah pembangunan selatan merupakan dataran rendah dengan topografi umumnya bergelombang hingga berbukit yang diselingi oleh pegunungan yang melebar. Seperti halnya wilayah pengembangan tengah, tanahnya labil dan peka terhadap erosi. Penggunaan lahannya didominasi lahan kering dan terdapat perkebunan dan lahan sawah dengan luasan yang kecil.

Salah satu kecamatan yang menjadi sektor pertanian terbesar di kabupaten Bogor adalah kecamatan Pamijahan. Kecamatan Pamijahan memiliki luas lahan pertanian sebesar 8.429 ha. Kecamatan Pamijihan terdiri dari 11 desa. Dari ke sebelas desa ini semuanya berpotensi untuk pengembangan budidaya padi. Salah satu desa yang berpotensi besar adalah desa Ciasmara. Berdasarkan data potensi untuk desa Ciasmara kecamatan Pamijahan, menunjukkan bahwa lahan yang berfungsi sebagai tanah sawah adalah seluas 5.445 ha. Lahan kering seluas 3.777 ha, tanah perkebunan seluas 12 ha, dan tanah hutan seluas 15 ha. Didukung dengan sumberdaya yang ada, desa ini berpotensi untuk lahan pertanian, khususnya padi dengan rata-rata hasil 6 ton per ha. Jumlah petani yang ada di desa Ciasmara ini adalah sebanyak 310 orang yang tersebar pada 7 kelompok tani.

KARAKTERISTIK UMUM PETANI DAN PROSES

Dokumen terkait