• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Petani

Karakteristik petani diperlukan dalam penelitian ini karena bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara karakteristik yang dimiliki oleh petani dengan proses keputusan pembelian yang dilakukan serta penilaian mereka terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi proses keputusan pembelian tersebut.

Karakter petani yang beragam akan menghasilkan pola pikir yang beragam pula dalam proses pengambilan keputusan yang mereka lakukan. Responden pada penelitian ini dipilih secara acak sebanyak 50 orang petani. Mereka adalah petani yang pernah atau saat ini aktif menggunakan benih padi bersertifikat. Karakteristik petani yang dianalisis meliputi umur, status kepemilikan lahan, luas lahan, pendapatan, pendidikan terakhir, dan pengeluaran rumah tangga.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa petani yang berada di Desa Ciasmara Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor didominasi oleh kelompok petani yang memiliki umur antara umur 48 – 56 tahun dan 57 – 65 tahun yaitu sebanyak 31 orang atau 62 persen. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas petani padi disana merupakan orang yang sudah tua, oleh karena itu mereka cenderung memiliki karakter yang keras kepala dan sulit untuk dipengaruhi. Mereka umumnya memiliki persepsi sendiri mengenai suatu permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan usahataninya, dan persepsi tersebut sulit untuk dirubah. Data lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Karakteristik umur petani di Desa Ciasmara Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor pada Bulan Februari-April 2012

No Kategori Umur Jumlah Persentase (%)

1 2 3 4 20 - 48 Tahun 48 - 56 Tahun 57 - 65 Tahun < 65 Tahun 10 20 11 9 20 40 22 18 Jumlah 50 100

Apabila dilihat dari tingkat pendidikan, umumnya mayoritas petani di Desa Ciasmara Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor telah mendapatkan pendidikan formal, dan hanya sebagian kecil yang tidak mendapatkan serta mengikuti pendidikan formal. Namun demikian, tingkat pendidikan yang mereka miliki masih rendah, didominasi oleh petani yang memiliki pendidikan hanya sebatas hingga Sekolah Dasar (SD) yaitu sebanyak 30 orang atau 60 persen. Hal ini mempengaruhi rendahnya tingkat penyerapan serta ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh petani, sehingga akan berdampak pada pelaksanaan kegiatan usahatani mereka. Selengkapnya data dapat dilihat pada data Tabel 4.

Tabel 4 Karakteristik pendidikan petani di Desa Ciasmara Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor pada Bulan Februari-April 2012

No Kategori Pendidikan Jumlah Persentase (%) 1 2 3 4 5 Tidak Sekolah SD atau Sederajat SMP SMA Perguruan Tinggi 2 30 15 5 0 4 60 30 10 0 Jumlah 50 100

Tingkat pendapatan usahatani yang dimiliki oleh petani pada suatu musim tanam akan berpengaruh terhadap kegiatan usahatani yang akan dilakukan pada musim tanam berikutnya, hal ini berkaitan dengan pengadaan input-input yang akan digunakan untuk pelakasanaan usahataninya, baik itu dalam kuantitas maupun kualitas input. Tingkat pendapatan usahatani dipengaruhi oleh luas tanam serta produktivitas yang dimiliki oleh para petani. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pendapatan usahatani yang dimiliki oleh mayoritas petani padi di Desa Ciasmara berada pada tingkat pendapatan di atas Rp 9.000.000 yaitu sebanyak 30 orang atau 60 persen. Sisanya sebanyak 20 orang atau 40 persen memiliki pendapatan berkisar antara Rp 2 juta hingga Rp 6 juta.

Petani dengan pendapatan di atas Rp 9 juta memiliki lahan seluas 0,8 Ha hingga 3 Ha dan produktivitas antara 4,4 ton/Ha hingga 5,5 ton/Ha. Sedangkan petani dengan pendapatan antara Rp 3 juta hingga Rp 9 juta, memiliki lahan seluas 0,2 hingga 0,8 Ha serta produktivitas yang hampir sama yaitu antara 4,3 ton/Ha hingga 5,5 ton/Ha. Informasi tersebut menunjukan adanya manfaat penggunaan benih padi bersertifikat, dilihat dari produktivitasnya, sehingga petani dengan luas lahan yang kecil dapat memiliki pendapatan yang besar. Data lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Karakteristik pendapatan usahatani petani di Desa Ciasmara Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor pada Bulan Februari-April 2012

No Kategori Pendapatan Usahatani Jumlah Persentase (%) 1 2 3 4 > 2 Juta 2 - 6 Juta 6 – 9 Juta < 9 Juta 0 20 0 30 0 40 0 60 Jumlah 50 100

Dilihat dari status kepemilikan lahan, mayoritas petani di Desa Ciasmara yaitu sebanyak 40 orang atau 80 persen merupakan pemilik lahan sekaligus penggarapnya. Sedangkan sisanya sebanyak 8 orang atau 16 persen adalah hanya penggarap dan sebanyak 2 orang atau 4 persen adalah pemilik lahan tanpa menjadi penggarap. Status kepemilikan lahan merupakan suatu penjelasan atau identitas lahan yang dimiliki oleh seseorang. Status kepemilikan juga berpengaruh terhadap kewenangan dan kebebasan dalam mengelola manajerial sistem usahataninya, terutama dalam kegiatan pengadaan input-input pertanian yang dibutuhkan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Karakteristik status kepemilikan lahan petani di Desa Ciasmara Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor pada Bulan Februari-April 2012 No Kategori Status Kepemilikan Lahan Jumlah Persentase (%)

1 2 3 4

Milik Sendiri Sekaligus Penggarap Milik sendiri Tanpa Menggarap Sewa Penggarap 40 2 0 8 80 4 0 16 Jumlah 50 100

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Petani Terhadap Benih Padi Bersertifikat PT SHS

Pengenalan Kebutuhan Penggunaan Benih Padi Bersertifikat oleh Petani Dalam melakukan kegiatan pemasarannya, PT SHS perlu mengetahui kondisi atau keadaan yang dapat memicu kebutuhan tertentu dari petani, sehingga dapat diidentifikasi rangsangan yang paling sering meningkatkan minat beli mereka. Melalui informasi tersebut, perusahaan dapat menyusun strategi pemasaran yang dapat memicu minat beli dari diri petani.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang petani padi di desa Ciasmara, dapat diketahui bahwa motivasi yang dimiliki oleh para petani tersebut dalam melakukan usahatani padinya adalah memperoleh keuntungan (Tabel 7). Walaupun dalam melakukan kegiatan usahataninya para petani sering menyisihkan sebagian hasil panen mereka untuk memenuhi kebutuhannya sendiri terlebih dahulu, namun sisa panen lainnya akan dijual. Karena sebagai petani, mereka pada dasarnya juga menjalankan aktivitas usaha. Sebagai pelaku usaha yang sama seperti para pelaku usaha di dalam bidang yang lain, maka petani juga memiliki orientasi usaha kepada profit (keuntungan).

Tabel 7 Alasan atau motivasi petani dalam melakukan usahatani padi di Desa Ciasmara Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor pada Bulan Februari – April 2012

No Alasan atau Motivasi Jumlah Persentase

1 2 3

Memperoleh keuntungan Sudah turun temurun Memenuhi kebutuhan 50 0 0 100 0 0 Jumlah 50 100

Keuntungan yang diperoleh dari usahatani nantinya dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga seperti pakaian, pendidikan, tabungan, kesehatan, biaya listrik dan lain sebagainya, bahkan ada yang menyisihkan keuntungan usahatani mereka untuk melakukan kegiatan investasi seperti pembelian sawah. Oleh karena itu, semakin besar keuntungan yang diperoleh maka akan semakin baik bagi kehidupan mereka. Alasan tersebut menyebabkan seluruh petani menilai bahwa penggunaan benih padi yang

bersertifikat pada saat ini menjadi hal yang sangat penting. Hal ini disebabkan para petani berpendapat bahwa benih padi bersertifikat PT SHS sudah sangat terjamin mutunya karena telah mengalami proses sertifikasi yang panjang, sehingga motivasi dan alasan utama mereka menggunakan benih padi bersertifikat merek PT SHS tersebut adalah mengharapkan hasil panen menjadi lebih tinggi (Tabel 8). Apabila petani mendapatkan panen yang tinggi, maka mereka akan memperoleh pendapatan yang tinggi pula.

Tabel 8 Sebaran persentase petani berdasarkan alasan menggunakan benih padi bersertifikat PT SHS di Desa Ciasmara Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor pada Bulan Februari – April 2012

No Alasan Menggunakan Benih Padi Bersertifkat Jumlah Persentase (%)

1 Panen Tinggi 50 100

2 Panen Cepat 0 0

3 Lainnya 0 0

Jumlah 50 100

Pencarian Informasi Produk Benih Bersertifikat PT SHS oleh Petani

Konsumen yang sudah terpicu minat dan kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih mendalam mengenai suatu produk. Konsumen akan mulai mencari bahan bacaan di media, menghubungi teman, atau mungkin mengunjungi untuk mempelajari produk tertentu. Sumber informasi berperan untuk mempengaruhi kondisi psikologi petani untuk mencoba. Mengacu kepada hal tersebut, PT SHS perlu memperhatikan sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dalam hal ini adalah petani dan pengaruhnya terhadap proses keputusan pembelian mereka. Analisis ini akan membantu perusahaan dalam menyusun komunikasi yang efektif dengan pasar sasaran. Selain itu, ketika melakukan pengumpulan informasi, petani juga akan mempelajari pilihan atas merek-merek yang bersaing. Dengan demikian, PT SHS harus mampu menerapkan strategi yang dapat memasukkan mereknya ke dalam kumpulan pilihan petani dan merencanakan daya tarik yang membuat merek perusahaan mampu bersaing dengan merek-merek lain dalam pilihan petani tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar petani memperoleh informasi mengenai benih padi bersertifikat khususnya merek PT SHS dari kios saprotan (Tabel 9). Melihat dari data tersebut maka dapat dikatakan bahwa kios saprotan merupakan sumber informasi yang paling banyak dimiliki oleh petani. Oleh karena itu, sebagian besar petani akan mencari dan berusaha memperoleh informasi yang lengkap mengenai benih bersertifikat mulai dari merek-merek apa saja yang ditawarkan hingga fitur, mutu, kualitas serta keunggulan setiap merek tersebut di kios saprotan yang biasa mereka datangi untuk membeli benih padi. Dengan kata lain kios saprotan merupakan sumber informasi utama yang dapat mempengaruhi dan menentukan merek-merek benih padi mana saja yang menjadi kumpulan pilihan dalam proses keputusan pembelian petani. Data lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 9.

Dari penelitian juga dapat diketahui bahwa ada beberapa merek benih padi selain merek PT SHS yang sudah diketahui oleh petani. Beberapa merek tersebut akan masuk ke dalam pilihan merek yang akan dipilih untuk digunakan oleh petani sebagai input dalam usahatani padi yang mereka lakukan. Beberapa merek tersebut adalah merek dari perusahaan PT Pertani (merek cap dua kuda), PT SAS (Bernas), dan PT Kujang (merek kujang).

Tabel 9 Sebaran persentase petani berdasarkan sumber mendapatkan informasi benih padi bersertifkat PT SHS di Desa Ciasmara Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor pada Bulan Februari – April 2012

No Sumber Informasi Jumlah Persentase (%)

1 Toko/Kios Saprotan 25 49 2 PPL 8 17 3 Media 0 0 4 5 6 7 8 Kelompok Tani Teman Petani Produsen Keluarga Lainnya 6 12 0 0 0 11 23 0 0 0 Jumlah 50 100

Penilaian Terhadap Alternatif Produk Benih Bersertifkat oleh Petani

Tahap berikutnya setelah memperoleh informasi mengenai produk dan mengolah informasi yang didapat adalah melakukan proses penilaian dan evaluasi terhadap kumpulan pilihan atas merek-merek produk yang ada. Dalam melakukan evaluasi, petani akan memandang masing-masing merek benih padi yang bersaing sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhannya. Oleh karena itu, petani akan menilai atribut produk dari merek-merek yang ada berdasarkan kriteria yang dianggap penting dan relevan dengan kebutuhan yang dimiliki oleh mereka.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, kriteria utama (pertama) yang dijadikan dasar sebagai pertimbangan oleh semua petani dalam memilih benih padi bersertifikat merek PT SHS adalah mutu benih. Kriteria tersebut menjadi bahan pertimbangan yang sangat penting karena sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh petani dalam penggunaan benih padi yang bersertifikat yaitu hasil panen menjadi lebih tinggi agar keuntungan yang diperoleh mereka menjadi lebih besar.

Kriteria kedua yang dijadikan pertimbangan oleh petani untuk memilih benih padi bersertifikat PT SHS adalah harga benih dan kemasan benih. Atribut harga benih dijadikan sebagai kriteria kedua dalam mempertimbangkan pemilihan benih padi oleh 32 orang petani atau sebesar 62,75 persen. Sedangkan sisanya sebanyak 18 orang petani atau 37,25 persen menjadikan atribut kemasan benih menjadi kriteria kedua bagi sebagai bahan pertimbangannya dalam memilih benih. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Kriteria petani dalam pemilihan benih padi bersertifikat PT SHS di Desa Ciasmara Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor pada Bulan Februari - April 2012

No Kriteria pertama

Jumlah Persentase (%)

Kriteria kedua Jumlah Persentase (%) 1 2 3 Mutu Benih Harga Benih Kemasan Benih 50 0 0 100 0 0 Mutu Benih Harga Benih Kemasan Benih 0 32 18 0 62,74 37,25 Jumlah 50 100 50 100

Keputusan Pembelian oleh Petani terhadap Produk Benih Bersertifikat PT SHS

Ketika berada pada tahap evaluasi, konsumen akan membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai, kemudian memutuskan untuk pembelian terhadap suatu produk tertentu. Dalam melaksanakan niat pembeliannya tersebut, petani memiliki lima keputusan pembelian, yaitu keputusan merek, keputusan pemasok (dealer/kios/toko saprotan), keputusan kuantitas, keputusan waktu, dan keputusan cara pembelian dan pembayaran.

Dari penelitian diketahui bahwa sebanyak 27 orang petani (54 persen) memilih menggunakan merek benih padi dari PT SHS sebagai input dalam usahataninya, dan sisanya sebanyak 23 orang petani atau 45 persen memilih untuk menggunakan merek benih dari PT Pertani. Dari penggunaan kedua merek tersebut, petani yang menggunakan benih padi bersertifkat untuk setiap musim tanam per tahun mereka adalah sebanyak 28 orang petani atau 52 persen, dan petani yang hanya menggunakan benih padi bersertifikat di musim tanam awal tahun kemudian menggunakan benih padi hasil pertanaman sendiri untuk digunakan di musim tanam berikutnya adalah sebanyak 22 orang petani atau 48 persen. Data dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Penggunaan merek perusahaan benih padi oleh petani di Desa Ciasmara Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor pada Bulan Februari – April 2012

No Merek Perusahaan Jumlah Persentase (%)

1 Sang Hyang Seri 30 60

2 Pertani 20 40

Jumlah 50 100

Petani yang hanya membeli benih padi bersertifikat di musim tanam awal tahun memiliki pendapat/keyakinan bahwa penggunaan benih hasil pertanaman sendiri untuk di musim kedua dan ketiga masih memberikan hasil yang bagus, sehingga cukup membelinya di musim tanam yang pertama saja. Kemudian setelah memasuki musim tanam di tahun berikutnya mereka baru membeli kembali benih padi bersertifikat.

Pada saat melakukan pembelian, petani yang membeli benih padi bersertifikat kepada kelompok tani secara kolektif ada sebanyak 5 orang atau 11, 4

persen dan petani yang membeli sendiri langsung ke kios (toko saprotan) sebanyak 45 orang atau 88, 6 persen. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Cara pembelian benih padi bersertifikat PT SHS oleh petani di Desa Ciasmara Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor pada Bulan Februari – April 2012

No Cara Pembelian Jumlah Persentase (%)

1 2 Secara Kolektif Perorangan 5 45 11,4 88,6 Jumlah 50 100

Bagi pembelian secara kolektif melalui kelompok tani, maka petani membeli benih padi bersertifikat merk PT SHS ke toko (kios saprotan) besar yang berada di daerah leuwiliang, agak jauh dari daerah pertanaman maupun tempat tinggal mereka, namun tempat (kios) tersebut dipilih karena harga pembeliannya lebih murah, dengan jumlah pembelian yang banyak maka petani juga akan mendapat potongan harga, selain itu stock atau persedian benih padi di kios ini selalu ada dan lengkap, sehingga mereka dapat dengan mudah untuk mendapatkan benih padi merek PT SHS yang biasa mereka beli. Sedangkan untuk petani yang membeli sendiri, mereka lebih sering memilih untuk membeli benih padi bersertifikat merk PT SHS ke toko (kios saprotan) di pasar yang berada dekat dengan daerah tempat tinggal mereka. Meskipun tidak jarang persedian benih padi bersertifikat dengan merek yang mereka cari tidak ada, sehingga mereka akhirnya membeli benih padi dengan merek yang lain. Namun, para petani yang tetap membeli di tempat ini beralasan bahwa letaknya yang dekat dengan tempat tinggal dan pertanaman mereka, maka dapat menghemat biaya transportasi. Hampir sebagian besar petani memilih membeli di kios yang dekat dengan tempat tinggal dan lahan usahatani mereka, karena bisa menghemat biaya, terutama biaya transportasi, jika dibandingkan harus mencari di tempat lain yang lebih jauh dan akan memakan biaya yang lebih banyak (switching cost).

Tindakan Petani Setelah Pembelian Benih Padi Bersertifikat PT SHS

Setelah melakukan pembelian, petani akan mengevaluasi hasil pembelian yang dilakukan. Petani akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas perusahaan tidak berakhir begitu saja ketika produk telah dibeli. PT SHS harus memantau bagaimana perilaku pasca pembelian petani. Apa dampak yang akan terjadi pada pembelian petani berikutnya apabila terjadi suatu perubahan pada kondisi produk perusahaan.

Harga suatu produk dapat mempengaruhi kondisi seorang konsumen. Berdasarkan penelitian dapat dilihat bahwa menurut sebagian besar petani, harga benih padi bersertifikat yang mereka beli saat ini masih terjangkau untuk dijadikan sebagai input dalam melakukan kegiatan usahataninya. Oleh karena itu, apabila terjadi kenaikan harga yang wajar pada benih padi bersertifikat yang biasa mereka gunakan, maka petani yang akan tetap membelinya, yaitu sebanyak 35

orang petani atau 71 Persen. Hal ini terjadi karena benih padi bersertifikat merek PT SHS yang mereka gunakan saat ini sudah terbukti mutu dan kualitasnya, sehingga membawa banyak perubahan bagi hasil panen yang mereka dapatkan. Oleh karena itu, mereka cukup memaklumi apabila terjadi sedikit kenaikan pada harga benih. Sedangkan sisanya sebanyak 11 orang atau 22,8 persen memilih menggunakan benih sendiri, dan sebanyak 3 orang atau 5,7 persen memilih untuk membeli merek benih padi lain yang tidak mengalami kenaikan harga. Data dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Tindakan petani terhadap kondisi kenaikan harga atas benih padi yang digunakan di Desa Ciasmara Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor pada Bulan Februari – April 2012

No Tindakan Jumlah Persentase (%)

1 Tetap Membeli 35 71

2 3

Beli Merek Lain Pakai Benih Sendiri

3 11

22,8 5,7

Jumlah 50 100

Selain harga, ketersedian benih juga mempengaruhi kebutuhan petani terhadap penggunaan benih padi. PT SHS perlu mengetahui apa yang akan petani lakukan apabila benih perusahaan yang telah mereka beli saat ini tidak ada persediaannya atau persediaanya sulit untuk didapatkan. Dari penelitian dapat diketahui bahwa 20 orang petani atau 40 persen akan mencari di tempat/kios lain apabila benih padi bersertifikat merek PT SHS yang biasa mereka gunakan tidak ada di kios (took saprotan) tempat mereka biasa membelinya. Sedangkan sebanyak 20 orang petani lainnya atau sebesar 40 persen akan membeli merek benih padi bersertifikat yang lain apabila benih padi yang biasa mereka gunakan sulit didapatkan atau tidak ada di kios (toko saprotan) yang biasa mereka datangi. Sisanya sebanyak 10 orang petani atau sebesar 20 persen akan menggunakan benih hasil pertanamannya sendiri, hal ini dikarenakan benih tersebut berasal dari hasil penggunaan benih padi bersertifikat sebelumnya yang dipilih sendiri oleh petani, sehingga dianggap masih memberikan hasil yang bagus. Data lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Tindakan petani terhadap kondisi ketersediaan benih padi yang digunakan di Desa Ciasmara Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor pada Bulan Februari – April 2012

No Tindakan Jumlah Persentase (%)

1 Mencari di tempat lain 30 60

2 3

Beli merek lain Pakai Benih Sendiri

10 10

20 20

Setelah melakukan pembelian, petani akan menentukan apakah mereka puas dengan penggunaan benih padi yang mereka gunakan. Keputusan petani merupakan bentuk dari perasaan seberapa dekat harapan yang dipikirkan oleh mereka atas produk dengan kinerja dari produk tersebut. Perasaan-perasaan itu akan menentukan adanya pembelian ulang oleh petani atau tidak.

Tabel 15 Sikap petani terhadap produk benih padi yang digunakan di Desa Ciasmara Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor pada Bulan Februari – April 2012

No Sikap Jumlah Persentase (%)

1 Puas 44 88,6

2 Tidak Puas 6 11,4

Jumlah 50 100

Hasil penelitian (Tabel 15) menunjukkan bahwa secara keseluruhan dari sebagian besar petani yaitu sebanyak 44 orang atau sebesar 88,6 persen merasa puas dan ingin melakukan pembelian ulang terhadap produk benih padi bersertifikat merek PT SHS yang saat ini mereka gunakan, dikarenakan hasil yang diterima sesuai dengan apa yan telah diharapkan. Sedangkan sisanya sebanyak 6 orang petani tidak puas dan tidak ingin melakukan pembelian ulang. Ada beberapa hal yang menyebabkan mereka tidak puas, antara lain dikarenakan harga benih yang dinilai tinggi. Selain itu yang paling penting adalah adanya keluhan bahwa hasil panen yang mereka dapatkan tidak sesuai dengan apa yang seharusnya.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Dokumen terkait