• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Kota Sidoarjo merupakan Ibukota Kecamatan Sidoarjo yang terletak di tepi Selat Madura dan termasuk wilayah administratif Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur. Secara geografis wilayah Sidoarjo memiliki luas wilaya 6.256 Ha. Ditinjau dari Topografi keadaan kota Sidoarjo berada pada ketinggian antara 23-32 diatas permukaan laut.

Penduduk kota Sidoarjo terhitung pada tahun 2003 berjumlah 130.389 jiwa dengan jumlah laki-laki sebanyak 63.966 jiwa (49,06%) dan jumlah perempuan sebanyak 66.423 jiwa (50,94%). Sesuai dengan motto atau selogan Kabupaten Sidoarjo yakni SIDOARJO PERMAI BERSIH HATINYA (Pertanian Maju Andalan Industri, Bersih, rapi, Serasi, Hijau, Sehat, Indah dan Nyaman), Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah pertanian yang subur sebagai lumbung pangan, mempertahankan pertanian maju agar bias swasembada pangan dengan cara intensifikasi pertanian dan menggunakan mekanisme teknologi tepat guna, disamping itu mendorong perkembangan industri yang semakin meningkat, sehingga keduanya berkembang secara serasi. Selain itu masyarakat Kabupaten Sidoarjo berbudaya hidup dalam lingkungan yang bersih, rapi, serasi, hijau, sehat, indah dan nyaman.

4.1.2 Sejar ah Dibentuknya Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo Berdasarkan peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 2007 tentang badan penanggulangan lumpur sidoarjo, memutuskan bahwa luapan lumpur di Sidoarjo yang berdampak terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat membutuhkan kebijakan nasional yang lebih komprehensif. Putusan pemerintah ini dimaksudkan untuk meningkatkan penanganan masalah yang kemudian diaktualisasikan pada UUD 1945 pasal 4 ayat 1, UU nomor 24 tahun 1992 tentang penataan ruang, UU nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, UU nomor 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi, dan UU nomor 23 tahun 2004 tentang pemerintah daerah.

Sehubungan dengan Keputusan Presiden nomor 13 tahun 2006 yang kemudian diperpanjang dengan Keputusan Presiden nomor 5 tahun 2007 dalam rangka penanggulangan luapan lumpur, maka dibentuklah Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo. Ketika masa tugas Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo berakhir, dilanjutkanlah tugas penanggulangan lumpur oleh Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) yang juga dibentuk sesuai dengan putusan peraturan presiden. BPLS bertugas menangani upaya penanggulangan semburan lumpur, menangani luapan lumpur, menangani masalah sosial dan infrastruktur akibat luapan lumpur di Sidoarjo, dengan memperhatikan resiko lingkungan terkecil.

Badan penanggulangan ini terdiri dari dewan pengarah dan badan pelaksana yang kemudian melaporkan hasil kerjanya kepada Presiden. Dewan Pengarah bertugas memberikan arahan, pembinaan dan

pengawasan pelaksanaan atas upaya penanggulangan semburan lumpur, penanganan luapan lumpur, penanganan masalah sosial dan infrastruktur akibat luapan lumpur di Sidoarjo, yang dilaksanakan Badan Pelaksana. Badan Pelaksana menyusun laporan pelaksanaan tugasnya secara berkala atau sewaktu-waktu kepada Dewan Pengarah.

Pasal 14 menyatakan bahwa biaya administrasi didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setelah mendapat persetujuan Mentri Keuangan.

4.1.3 Visi, Misi, dan Tujuan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo a) Visi

Mengingat visi harus jelas dan mampu menarik komitmen dan menggerakkan orang, menciptakan makna bagi kehidupan anggota unit kerja atau organisasi, menciptakan standar keunggulan, menjembatani keadaan sekarang dengan keadaan masa lima tahun kedepan, maka BAPEL BPLS menetapkan visinya sebagai berikut : “Pulihnya sendi kehidupan yang dinamis dari dampak fenomena gunung lumpur di Sidoarjo pada tahun 2014”. Untuk memahami makna dari masing-masing bagian tersebut, penggambarannya adalah sebagai berikut :

• Kata “pulihnya” menunjukkan adanya perbedaan antara kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan. “Pulihnya” juga mengandung motivasi untuk memulihkan sendi kehidupan

dalam waktu yang lebih pendek jika dibandingkan dengan jangka waktu aktifnya semburan yang diperkirakan akan berlangsung hingga 20 tahun.

• Sendi kehidupan yang dinamis adalah peri kehidupan yang maju, berkembang, dan mengikuti perkembangan zaman (tidak bersifat statis). Gambaran sendi kehidupan yang dinamis dapat dilihat dari peran Porong-Sidoarjo yang merupakan urat nadi ekonomi Jawa Timur, simpul mengalirnya arus barang dan jasa dari dan ke bandara dan pelabuhan Surabaya.

• Dari dampak fenomena gunung lumpur, bahwa lumpur yang keluar dari perut bumi merupakan fenomena bencana geologi sebagai erupsi gunung lumpur, yaitu keluarnya lumpur disertai fluida ke permukaan sebagai diduga akibat formasi batuan yang tertekan sangat kuat, membentuk struktur cembung keatas dibawah permukaan.

• Pada tahun 2014 dimaksudkan sebagai batasan waktu pencapaian visi melalui berbagai upaya yang akan dituangkan dalam tujuan,sasaran, arah kebijakan dan strategi yang dijabarkan dalam kegiatan dan program BAPEL-BPLS.

b) Misi

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh unit kerja untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, agar tujuan unit kerja dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi ini, diharapkan seluruh pimpinan dan pegawai di setiap unit kerja dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal peran BAPEL-BPLS dengan baik, dan dapat berpartisipasi dalam mendorong keberhasilannya, dengan memperhatikan tugas pokok yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2007, BAPEL-BPLS menetapkan misinya sebagai berikut : “Menanggulangi semburan dan luapan lumpur serta menangani masalah sosial kemasyarakatan dan infrastruktur dengan memperhatikan risiko lingkungan yang terkecil”. Dalam misi tersebut terkandung suatu kewajiban yang harus dilaksanaka oleh segenap pimpinan dan pegawai BAPEL-BPLS untuk menangani penanggulangan semburan dan luapan lumpur, masalah sosial kemasyarakatan, serta pengamanan dan relokasi infrastruktur, sehingga kegiatan sosial ekonomi masyarakat bisa kembali pulih.

c) Tujuan

BAPEL-BPLS memahami apa yang harus dilaksanakan dan dicapai oleh organisasi dengan mempertimbangkan sumberdaya dan kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu dalam rangka mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, serta dengan memperhatikan potensi dan permasalahan yang ada, BAPEL-BPLS merumuskan tujuan strategis yang harus dapat dicapai dalam kurun waktu lima tahun mendatang. Rumusan tujuan strategis tersebut adalah :

1. Pulihnya kehidupan sosial masyarakat. 2. Terlindunginya warga dari bencana geologi

3. Pulihnya infrastruktur jalan dan terbangunnya infrastruktur luapan lumpur melalui Kali Porong

4. Terciptanya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan yang handal.

Dokumen terkait