• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Geografis

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PROGRAM CSR Sejarah Perusahaan

PT Antam (Persero) Tbk didirikan pada tanggal 5 Juli 1968 yang merupakan penggabungan dari beberapa perusahaan pertambangan. Kantor pusat Antam berada di ibukota negara, DKI Jakarta, dengan sebaran wilayah kegiatan usaha dan operasi meliputi:

1. Unit Bisnis Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara (UBPN Sultra) 2. Unit Bisnis Pertambangan Nikel Maluku Utara (UBPN Malut)

3. Unit Bisnis Pertambangan Emas (UPBE) Pongkor, Bogor, Jawa Barat 4. Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulian (UBPP LM), Jakarta 5. Unit Geomin, Jakarta

6. Unit Pascatambang (UPT) Nikel di Pulau Gebe, Maluku Utara 7. Unit Pascatambang (UPT) Emas di Cikotok, Banten

8. Unit Pascatambang (UPT) Bauksit di Pulau Bintan, Kepulauan Riau 9. Unit Pascatambang (UPT) Pasir Besi di Kutoarjo, Jawa Tengah

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI pada tanggal 21 Mei 1975, badan hukum perseroan berubah dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perseroan Terbatas (PT). Pada tahun 1997 Antam menjadi perusahaan publik dengan tercatatnya 35 persen saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Selanjutnya pada Tahun 1999, Antam mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Australia (Australian Securities Exchange, ASX).

Secara administratif wilayah kegiatan Pertambangan Emas Cikotok, masuk ke dalam Kecamatan Cibeber dan Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Secara geografis terletak pada koordinat 106° 19’ 10” - 106° 26’ 05” Bujur Timur dan 6° 51’ - 6° 54’ 15” Lintang Selatan. Kantor besar PT Aneka Tambang Tbk Unit Pascatambang Cikotok bertempat di Cikotok, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Daerah kuasa pertambangaanya terdiri dari dua tempat, yaitu daerah kuasa tambang Cikotok (Banten Selatan I) seluas 2596 Ha, dan daerah kuasa tambang Cirotan (Banten Selatan II) seluas 1978 Ha. Jadi luas seluruhnya berjumlah 4574 Ha. Kegiatan pertambangannya dilakukan di tiga tempat, yaitu tambang Cikotok, Tambang Cirotan (17 km dari Cikotok), dan Pabrik pengolahan bijih pasir gombong (4 km dari Cikotok).

Pembangunan Tambang Emas Cikotok dilakukan oleh N.V. Mynbouw Maatschappy Zuid Bantam dari tahun 1936 sampai tahun 1939 dimana Pabrik Pasirgombong mulai berproduksi. Selama pendudukan Jepang pekerjaan Tambang Emas ini dilaksanakan oleh perusahaan Jepang bernama Mitsui Kosha Kabushiki Kaisha dengan tujuan utamanya mengambil timah hitam dari tambang Cirotan untuk kebutuhan tentaranya. Antara tahun 1945–1948, tambang emas Cikotok dikuasai oleh Pemerintah Repubik Indonesia di bawah pengawasan Pertambangan Pusat Republik Indonesia. Pada tanggal 23 Desember 1948 Cikotok kembali dikuasai oleh Belanda sampai pengakuan kedaulatan pada akhir tahun 1949. Sementara itu N.V. Mynbouw Maatschappy Zuid Bantam telah kembali untuk meneruskan usahanya, tetapi tambang dan pabrik mengalami

kerusakan berat selama pendudukan Jepang. Setelah diketahui bahwa merehabilitasi serta membangunnya kembali tambang tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar, maka perusahaan memutuskan untuk menjual tambang tersebut kepada Perusahaan Pembangunan Pertambangan. Pendiri dan pemegang saham utamanya dari Perusahaan Pembangunan Pertambangan (P3) adalah Bank Industri Negara, dan untuk pelaksanaan usaha penambangannya P3 mendirikan Tambang Emas Cikotok, kemudian dimulailah pembukaan tambang dan pabrik yang mulai berproduksi lagi untuk pertama kali pada tahun 1957. Kemudian berdasarkan keputusan Pemerintah, yakni PP No. 19/1960 Perusahaan Negara Tambang Emas Cikotok didirikan di bawah pengawasan Departemen Pertambangan.

Masa penambangan Tambang Emas Cikotok memasuki fase Pascatambang pada 2008, dan PT Aneka Tambang Tbk mengakhiri kegiatan pascatambang pada Januari 2016 sesuai persetujuan Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak, Banten melalui surat persetujuan Bupati pada 11 Desember 2015. Akan tetapi PT Aneka Tambang tetap menjalankan berbagai program pascatambang yang meliputi kegiatan reklamasi, revegetasi, dan corporate social responsibility (CSR) sebagai bagian dari pengelolaan lingkungan dan pengembangan masyarakat.

Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT Aneka Tambang Tbk Unit Pascatambang Cikotok disajikan dalam gambar berikut ini.

Gambar 2 Struktur organisasi PT Aneka Tambang Tbk Unit Pascatambang Cikotok

Program CSR

Sejak bulan Juli 2005, pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) tidak lagi berbentuk tim, melainkan masuk ke dalam struktur organisasi perusahaan dan dibawah koordinasi Satuan Kerja Community Development (Comdev) Group. Pada tanggal 1 Agustus 2007, Comdev Group berubah namanya menjadi Corporate Social Responsibility (CSR) Group berdasarkan Keputusan Direksi No. 152.K0251/DAT/2007. PT Aneka Tambang Tbk sebagai BUMN dan sudah tercatat sebagai perusahaan terbuka terus mengedepankan pengelolaan perusahaan dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Selain itu, PT Aneka Tambang Tbk juga aktif melaksanakan PKBL yang bertujuan untuk membantu pemerintah dalam melaksanakan pembangunan yang lebih merata serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Setiap kegiatan PKBL, PT Aneka Tambang Tbk selalu berusaha melibatkan para pemangku kepentingan, terutama masyarakat yang berada di sekitar wilayah operasi PT Aneka Tambang Tbk. Untuk meningkatkan pengelolaan PKBL, di setiap unit bisnis Antam mempunyai Unit PKBL yang terintegrasi dalam struktur organisasi perusahaan secara keseluruhan

Pelaksanaan PKBL PT Aneka Tambang Tbk mengacu pada Peraturan Pemerintah melalui Peraturan Menteri BUMN Nomor PER 05/MBU2007. Jumlah mitra binaan secara kumulatif meningkat setiap tahunnya. Tahun 2011, jumlah mitra binaan mencapai 19.267 mitra binaan. Jumlah ini naik menjadi 32.114 mitra binaan di tahun 2012. Mitra binaan tidak hanya diberi modal usaha saja. Mereka juga diberikan pembinaan. Berbagai pembinaan yang dijalankan untuk memperkuat mitra binaan adalah:

1. Pameran

Mitra binaan diikutsertakan dalam berbagai pameran, baik di dalam dan di luar negeri. Tujuannya agar mitra binaan mempunyai akses yang baik kepada pasar. Pada tahun 2012 pameran yang diikuti antara lain Inacraft 2012, Agrinex, Gelar Karya PKBL, Pameran Kraftangan di Malaysia

2. Penyediaan Kios Bersama

Pada tahun 2012, diinisiasi penyediaan kios bersama bagi Mitra Binaan di beberapa Pusat Perbelanjaan yaitu di Pusat Grosir Cililitan (PGC) dan ITC Depok. Penyediaan kios ini bertujuan untuk membantu menyediakan sarana pemasaran yang permanen selain melalui pameran-pameran.

3. Pelatihan

Pelatihan kepada Mitra Binaan ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan maupun keterampilan Mitra Binaan di bidang manajemen, produksi, pemasaran maupun peningkatan motivasi kewirausahaan. Pelatihan-pelatihan dilakukan di seluruh Unit/unit Bisnis PT Aneka Tambang Tbk yang tersebar.

Sepanjang tahun 2012, PT Aneka Tambang telah menyalurkan dana Program Bina Lingkungan sebesar Rp45.22 miliar, meningkat 61.54 persen jika dibandingkan penyaluran tahun 2011 yang hanya mencapai Rp27.83 miliar. Dana tersebut dioptimalkan untuk disalurkan ke seluruh sektor, meliputi pendidikan dan pelatihan, sarana ibadah, sarana/prasarana umum, pelestarian alam, kesehatan, bantuan korban bencana alam, dan BUMN peduli.

Berikut adalah program CSR PT Aneka Tambang Tbk Unit Pascatambang Cikotok yang telah dilaksanakan diantaranya adalah:

1. Akses jalan; berbagai jalan yang dibangun oleh Antam seperti akses jalan ke Cimaja Pelabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi, jalan ke Cirotan, Pasirgombong, dan jalan-jalan Desa serta kampung-kampung yang sudah bisa dirasakan oleh masyarakat Cikotok dan sekitarnya sampai saat ini.

2. Penataan lahan serta bangunan di Cikotok; dengan adanya Tambang Emas maka berdirinya bangunan-bangunan kantor, rumah dinas dan rumah-rumah masyarakat yang berdiri di lahan Antam yang semula hutan belukar.

3. Listrik; awalnya, masyarakat Cikotok belum merasakan listrik seperti sekarang. akan tetapi setelah ada Antam dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Pasirgombong, Cikotok, dan sekitarnya.

4. Air; dengan adanya Antam maka dibangun pompa air Ciburial, blendungan, pompa air Cikotok, dan bak penampungan Pasirlaban. Selain air tersebut digunakan untuk operasional Antam juga dialirkan ke rumah-rumah dinas dan dialirkan ke masyarakat sekitar.

5. Pembangunan stadion, terminal dan pasar terpadu Cikotok dan sejak Januari 2016 telah diserahkan ke Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak

6. Pembangunan gedung serbaguna (pesanggrahan) dan sejak Januari 2016 telah diserahkan ke Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak

7. Pembangunan mesjid nurul iman Cikotok, pembangunan gereja-gereja dan masjid

8. Pembangunan Kantor Desa Cikotok, Kantor Desa Pasirgombong, Kantor Desa Cibeber, dan Kantor Desa Ciherang

9. Pembangunan jembatan, seperti jembatan Pasirgombong, jembatan Cihambali, dan jembatan Cikaret meskipun tidak sepenuhnya dibangun oleh Antam, karena sebagian dilakukan oleh swadaya masyarakat

10. Pembagian sembako gratis untuk masyarakat yang tidak mampu, yang dibagikan pada saat menjelang Idul Fitri

11. Pembagian bibit tanaman bagi masyarakat yang dibagikan melalui Desa, kemudian dari Desa dibagikan kepada msyarakat untuk ditanam di lahan yang masih kosong. Pembagian bibit tanaman ini sangat mendukung program penghijauan dan reboisasi

12. Bantuan beasiswa bagi siswa SMAN 1 Cibeber, SMKN 1 Cibeber, dan SMK Muhammadiyah Cikotok yang diberikan setiap tahun kkepada siswa yang tidak mampu dan berprestasi

13. Pembangunan Rumah Sakit

Selain, program diatas, pada tahun 2012, PT Aneka Tambang Tbk Unit Pascatambang Cikotok melaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat wilayah Pascatambang Cikotok Melalui Pengembangan Ekonomi Berbasis Sumber Daya Lokal Nontambang bekerjasama dengan Chemical Engineering Alliance and Innovation Center Universitas Gadjah Mada (ChAIN Center UGM). Kegitan yang dilaksanakan di masyarakat adalah:

a. Pertanian terpadu, perkebunan, dan peternakan, seperti gerakan penanaman

Richinus communis atau kaliki, gerakan penanaman singkong, pisang, aren dan hortikultura, pengelolaan kebun cengkeh, pengembangan peternakan sapi, domba, kambing, dan ayam; pengembangan perikanan lele dan air tawar, serta pembangnan tempat pengolahan pupuk organik;

b. Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), yaitu fasilitasi perizinan, fasilitasi pengadaan alat, fasilitasi pemasaran, fasilitasi kemasan, diversifikasi produk, pelatihan dan pendampingan kelompok usaha;

c. Pengelolaan dan energi, seperti penyediaan dan pengelolaan energi biogas, dan pengolahan limbah sampah rumah tangga dan pasar;

d. Penguatan kelembagaan, pelatihan manajemen koperasi, penyediaan outlet pemasaran, sekolah lapang pertanian, peternakan, koperasi, paguyuban usaha kecil, baik dari sisi motivasi, orientasi, maupun manajemen.

Program Pendampingan dan Pembinaan UMKM CSR PT Aneka Tambang Tbk Unit Pascatambang Cikotok

Fokus penelitian ini adalah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang didampingi oleh beberapa pendamping dari PT Aneka Tambang Tbk Unit Pascatambang Cikotok dan Universitas Gajah Mada (UGM). Ring 1 menjadi fokus dalam program pendampingan dan pembinaan UMKM ini, yaitu terdiri dari tiga desa diantaranya Desa Cikotok, Desa Cibeber, dan Desa Ciherang. Jumlah penerima program yaitu 24 orang.

Kegiatan pada sektor UMKM yang dilakukan diantaranya melakukan koordinasi dengan stakeholders terkait (Camat, UPT Pertanian, dan tokoh masyarakat) dan lokakarya dalam rangka perencanaan, evaluasi, dan pengembangan program bersama masyarakat. Selain itu, fasilitasi peralatan produksi terus dilakukan kepada para pelaku usaha kecil, baik individu maupun kelompok. fasilitasi peralatan produksi kepada pelaku UMKM dijalankan dengan menggunakan skema bergulir agar jangkauan pemanfaatan program semakin luas. Peralatan yang disediakan antara lain: spinner, mesin pemarut, freezer, kuali,

oven, sealer dan golok untuk menunjang produksi usaha lanting, gula semut aren, pangsit, keripik, dan tempe margarin. Untuk hasil produksi gula semut aren dilakukan uji laboratorium kandungan logam dan air.

Pendamping program juga memfasilitasi dalam proses perizinan usaha dan produk usaha berupa PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga). Secara simultan dilakukan pengurusan izin usaha kepada pelaku usaha kecil yang benar-benar siap. Diselenggarakan pelatihan keamanan pangan sebagai syarat perolehan PIRT bagi industri kecil yang belum terakomodasi.

Pendamping Program

Pendamping program adalah seseorang yang ditugaskan oleh PT Aneka Tambang Tbk Unit Pascatambang Cikotok untuk mendampingi para pelaku UMKM yang didampingi oleh Tim Ahli dari Universitas Gajah Mada (UGM). Pendamping program yang dimaksud diantaranya:

1. MJC

MJC mulai mendampingi pelaku UMKM pada tahun 2013. Tahun 2010 MJC hanya menjadi penggiat tanpa adanya ikatan kerja. Desa yang didampinginya yaitu Desa Pasir Gombong, Desa Cikotok, Desa Cibeber, Desa Ciherang, dan Desa Warung Banten. Kendala yang dihadapi oleh MJC dalam mendampingi pelaku UMKM di kecamatan Cibeber adalah sulitnya merubah mental dan pola pikir masyarakat yang sudah tertanam sejak dahulu jika ada undangan atau

kegiatan dari Antam pasti mendapatkan uang. Mau mengikuti kegiatan dari Antam karena yakin akan diberi uang. Pola fikir inilah yang menjadi kendala bagi MJC. Alhasil, ketika ada program atau kegiatan tertentu yang tidak memberikan uang kepada masyarakat, masyarakat tidak mau mengikuti program tersebut. MJC memamparkan bahwa setiap ada program CSR termasuk program pendampingan dan pembinaan UMKM, masyarakat ikut dilibatkan dari mulai perencanaan hingga evaluasi program. Cara membangkitkan motivasi yang dilakukan oleh MJC kepada pelaku UMKM yaitu dengan membuka wawasan pelaku UMKM dengan dunia luar, perlunya berkelompok, bisa memanfaatkan koperasi, diajak mengikuti pameran, selain itu juga pelaku UMKM diikutsertakan dalam studi banding seperti ke Yogyakarta agar mereka memiliki gambaran mengenai usaha yang bisa menginspirasi kegiatan usaha pelaku UMKM. Pelatihan yang diberikan oleh MJC kepada pelaku UMKM diantaranya pelatihan mengenai ketahanan pangan, cara memakai alat, dan pedampingan selama pembuatan produk, mulai dari warna, tekstur, rasa, dan lain-lain. Menurut MJC, indikator keberhasilan pelaku UMKM dari suatu program yang telah didampinginya adalah mereka bisa memproduksi produknya dengan lancar, bisa meningkatkan akses pasarnya dan kualitas kehidupannya meningkat.

2. HY

HY menjadi pendamping program UMKM sejak tahun 2013. Desa yang didampinginya yaitu Desa Cikotok, Desa Cibeber, dan Desa Ciherang. HY menceritakan bahwa awalnya masyarakat yang mengikuti program UMKM cukup banyak, namun seiring berjalannya waktu semakin sedikit, karena masyarakat mengharapkan setiap kali ada pertemuan ada uang. Pelaku UMKM yang bertahan itulah yang diberikan pendampingan dan pembinaan intensif. Pendekatan awal yang dilakukan oleh HY yaitu melalui sosialisasi dengan mengunjungi ke rumah- rumah yang memiliki usaha kecil. Pelatihan yang dilakukan salah satunya adalah menajemen usaha. Pendampingan dilakuan dua kali dalam sebulan.

3. TR

TR menjadi pendamping program sejak Maret 2015. Dibandingkan dengan pendamping yang lain, TR terhitung paling baru, bergabung dengan PT Aneka Tambang Tbk Unit Pascatambang Cikotok. Pendekatan yang dilakukan TR kepada pelaku UMKM yaitu pendekatan secara kekeluargaan dengan pendekatan interpersonal. Pemahaman yang diberikan TR kepada pelaku UMKM yaitu meyakinkan pelaku UMKM bahwa dari usaha yang mereka lakukan bisa dijadikan pekerjaan untuk masa depan, dari awalnya hanya sampingan sekarang bisa dijadikan pekerjaan pokok dan tak perlu lagi untuk menjadi penambang ilegal.

Deskripsi Jenis Usaha 1. Pangsit

Jumlah pemilik usaha pangsit yang didampingi oleh Antam hanya satu orang yaitu Pak RS dengan No PIRT 206.3602.01.003. Pak RS memulai usaha pangsit sejak tahun 1994 dengan satu orang karyawan. Fungsi dari karyawannya yaitu mengemas pangsit ke dalam plastik. Keunggulan pangsit ini memiliki rasa yang gurih dengan menggunakan bumbu alami (bawang merah, bawang putih, kencur,

seledri, bawang daun, santan, cabe merah dan garam). Keunikan dari pangsit ini digoreng dengan menggunakan bahan bakar kayu bakar sehingga hasilnya cepat kering. Harga jual pangsit Rp2 500 per ons dan Rp22 000 per kg. Segmen pasar yang dijangkau yaitu Warung Banten, Cikotok, dan Pasirnangka. Pak RS biasa memproduksi pangsit dalam sehari sebanyak 15 kg, dalam satu bulan produksinya hanya 20 hari. Produk pangsit ini awet sampai satu bulan, tanpa pengawet.

2. Tempe

Pemilik usaha tempe yang didampingi oleh Antam ada dua orang, yaitu Ibu SH dan Ibu PL. Ibu PL mulai merintis usaha tempe dari sejak tahun 1980 sampai sekarang dan memiliki 3 orang karyawan yang masing-masing bertugas untuk mencuci kedelai, pengupasan kulit kedelai, dan pembungkusan tempe. Keunggulan tempenya bersih dan awet (tidak cepat busuk). Harga jual tempe untuk kemasan kecil dijual Rp1 000 sedangkan untuk kemasan yang besar dijual dengan harga Rp2 000. Produksi tempe dalam sehari rata-rata 30 kg sampai 50 kg. Segmen penjualannya hanya di pasar Cikotok. Berbeda dengan Ibu PL, Ibu SH sudah memiliki No PIRT 2.15.3602.01.013 dan tidak memiliki karyawan. Keunggulan tempe Ibu SH adalah memakai margarin dan dari kedelai super. Harga jual tempe sama seperti Ibu PL, untuk kemasan kecil dijual Rp1 000 sedangkan untuk kemasan yang besar Rp2 000. Produksi tempe sebelum ada pendamping dari Antam dan UGM sekitar 5 kg per hari, namun setelah ada pendampingan produksi tempe meningkat menjadi 30 kg per hari. Segmen pasar penjualan tempe Ibu SH yaitu Ciherang dan Pasir Nangka.

3. Lanting Singkong

Pemilik usaha lanting singkong yang didampingi oleh Antam dan UGM ada dua orang yaitu Ibu SK dan Ibu MS. Kedua pemilik usaha lanting singkong setelah mengikuti program pendampingan dan pembinaan UMKM CSR PT Aneka Tambang Tbk Unit Pascatambang Cikotok sudah memiliki No PIRT. Ibu SK dengan No PIRT 2.15.3602.02.008 dan Ibu MS dengan No PIRT 2.15.3602.02.012.

Ibu SK mulai merintis usaha lanting singkong sejak tahun 1985. Sebelum adanya pendampingan dan pembinaan UMKM dari Antam dan UGM, beliau memiliki jumlah karyawan sebanyak 21 orang dengan pembagian kerja 15 orang bertugas untuk mengupas singkong, dan 6 orang membuat lantingnya. Produksi yang dihasilkan sekitar 50-80 kg dalam sekali produksi. Namun, setelah ada bantuan dari Antam dalam bentuk uang dan alat produksi, hasil produksi lanting bisa sampai satu ton dalam satu kali produksi.

Ibu MS mulai membuka usaha lanting sejak tahun 1995. Berbeda dengan Ibu SK, Ibu MS hanya memiliki karyawan tiga orang yang bertugas untuk mengupas, menggoreng, dan membungkus. Lanting singkong dijual Rp20 000/kg.

4. Tahu

Pemilik usaha tahu yang didampingi oleh Antam dan UGM ada dua orang yaitu Bapak SM dan Ibu HN. Ibu HN memulai usaha tahu sejak tahun1988. Beliau memiliki lima orang karyawan yang bertugas membersihkan kulit kedelai, mengukus kedelai, dan mencuci kedelai. Selain produksi tahu, Ibu HN juga memproduksi tempe. Produksi tahu dalam sehari yaitu 200 tahu, sedangkan produksi tempe 40 bungkus tempe per hari. Harga jual tahu yaitu Rp2 00,00 per kotak, sedangkan harga jual tempe Rp1 000,00 per bungkus. Segmen penjualan produknya meliputi Cikotok dan Pasirnangka. Berbeda dengan Pak SM, beliau

hanya memiliki 1 orang karyawan saja. Beliau mulai usaha tahu sejak tahun 1979. Segmen pasarnya meliputi warung-warung yang ada di Ciherang dan Cikotok. Karena Pak SM adalalah salah satu penerima program CSR PT Aneka Tambang Tbk Unit Pascatambang Cikotok yang tidak aktif mengikuti berbagai kegiatan, beliau tidak merasakan perbedaannya sebelum dan sesudah ada pendampingan dan pembinaan UMKM oleh Antam dan UGM.

5. Gula aren

Berbeda dengan usaha-usaha yang lain, pengusaha gula aren ada paguyubannya tersendiri yang disebut dengan paguyuban petani gula aren. Jumlah pemiliki usaha gula aren yang didampingi oleh Antam dan UGM di Kecamatan Cibeber ada enam orang. Rata-rata sekali produksi 8 kg per hari. Harga jual gula aren rata-rata dijual dengan harga Rp30 000 per kojor (lima butir). Diantara paguyuban petani gula aren, ada satu ketua yang ditunjuk untuk mengorganisasi usaha gula tersebut yaitu Pak ST. Para petani gula diberikan alat oleh Antam berupa kuali, golok, dan mesin pengayak. Paguyuban gula aren telah melakukan produksi berdasarkan pengalaman studi banding di Yogyakarta. Setelah ada pendampingan dan pembinaan UMKM dari CSR PT Aneka Tambang Tbk Unit Pascatambang Cikotok, mereka mencoba membuat gula semut. Gula semut dijual dengan harga Rp15 000 per kg.

6. Opak singkong

Pemilik usaha opak singkong yang didampingi oleh Antam dan UGM ada tiga orang yaitu Ibu AH, Ibu JS, dan Ibu JR. Ketiganya memulai usaha opak singkong sejak tahun 1985 dan memiliki satu orang karyawan yang bertugas untuk menumbuk singkong. Keunggulan produk opak singkong Ibu AH, Ibu Jamsiah, dan Ibu JR dilihat dari kering teksturnya, warnanya cerah, tipis, bulat, dan besar. Cara produksinya dengan ditipiskan menggunakan gorela (potongan bambu) dan dialasi plastik pohon nipah (kiray). Harga jual opak singkong yaitu Rp4 000 per ikat. Segmen penjualan meliputi Cikotok dan Cibeureum. Namun, saat wawancara bersama ketiga pemiliki usaha opak, saat ini tidak memproduksi lagi dikarenakan sulit mencari singkongnya dan permintaan pasarpun mulai menurun.

7. Keripik pisang dan keripik singkong

Pemilik usaha keripik pisang dan singkong ada delapan orang. Salah satunya adalah Ibu JH dengan No PIRT 2.14.3602.01.006. Beliau memulai usaha keripik pisang sejak tahun 1999 dan memiliki tiga orang karyawan yang bertugas mengupas pisang, menggoreng, dan membungkus keripik. Harga jual keripik pisang Rp20 000 per kg, satu kemasan (1.5 ons) dijual Rp3 000 per bungkus.

KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PENERIMA PROGRAM