• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Geografis

PERAN PENDAMPING PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Peran Pendamping dalam Mendampingi Penerima Program

Pembahasan ini menguraikan peran pendamping program pendampingan dan pembinaan UMKM CSR PT Aneka Tambang Tbk Unit Pascatambang Cikotok. Peran pendamping dilihat dari peran fasilitatif, peran mendidik, serta peran perwakilan. Pendamping yang diutus oleh PT Aneka Tambang Tbk Unit Pascatambang Cikotok terdiri dari anggota CSR perusahaan sendiri dan dari Universitas Gajah Mada. Mereka berkolaborasi untuk melakukan pendampingan dan pembinaan kepada pelaku UMKM.

Tabel 14 Jumlah dan persentase responden menurut tingkat peranan pendamping dalam mendampingi penerima program CSR

Kategori n %

Rendah 6 25.0

Tinggi 18 75.0

Jumlah 24 100.0

Tabel 14 menunjukkan peran pendamping dalam mendampingi penerima program secara total antara peran fasilitatif, peran mendidik, dan peran perwakilan tergolong tinggi yaitu 75 persen. Hal ini didukung oleh pernyataan salah satu responden berikut.

“...Iya minimal sebulan sekali Bapa yang dari UGM kesini neng, ngeliat gimana perkembangan usaha ibu. Kalopun mereka enggak kerumah, Ibu suka ditelp neng, cuma nanya perkembangan usaha aja”(MI, 49 tahun)

Akan tetapi ada 6 orang atau 25 persen responden yang mengatakan peran pendamping termasuk ke dalam kategori rendah. Berdasarkan fakta di lapangan, 6 orang tersebut tidak aktif dalam program pendampingan dan pembinaan UMKM. Mereka hanya hadir pada saat awal program saja. Hal ini didukung oleh pernyataan responden berikut.

“...Bapak dulu ikut neng pas awal-awal, tapi setiap ada kegiatan dari Antam, pas bapak sibuk wae. Jadi jarang ikutan, makanya orang-orang mah pada ke Jogja, udah punya izin produksi, ai bapa mah gak ada

neng gak punya soalnya emang jarang aktif ikut kegiatana.”

(SM, 56 tahun)

Peran Fasilitatif

Peran fasilitatif berkaitan dengan peran pendamping dalam memberikan semangat, negosiasi, memberikan dukungan, membangun kesepakatan bersama, memfasilitasi kelompok, memanfaatkan sumber daya, mengorganisasikan kelompok, dan komunikasi personal.

Tabel 15 Jumlah dan persentase responden menurut peran pendamping dalam memfasilitasi Kategori n % Rendah 6 25.0 Tinggi 18 75.0 Jumlah 24 100.0

Tabel 15 menunjukkan peran pendamping dalam memfasilitasi penerima program CSR termasuk ke dalam kategori tinggi yaitu 75.0 persen. Dari hasil penelitian responden menyatakan peran pendamping dalam menjalankan peran fasilitatif berhasil. Hal ini ditunjukkan dengan pernyataan responden yang mayoritas menyatakan tinggi terhadap peranan pendamping dalam memfasilitasi.

Peran pendamping dalam memfasilitasi masyarakat salah satunya adalah memberikan semangat. Semangat berhubungan dengan perasaan dan tindakan. Peran pendamping adalah bagaimana menggerakkan pikiran masyarakat agar tergerak untuk bertindak dalam berwirausaha. Hal ini didukung dengan pernyataan responden berikut.

“...Iya Neng, Ibu ngerasa nyaman komunikasi sama pendamping, soalnya orangnya ramah-ramah neng, meskipun mereka berpendidikan tinggi tidak sombong sama kami yang berpendidikan rendah, mereka kalo kesini suka ngasih semangat ke masyarakat buat usaha, kita juga diajak ke Jogja, ke Jakarta untuk ikut pameran lihat produk-produk orang lain (MI, 49 tahun)

Komunikasi interpersonal menjadi kunci penting pendamping dalam mendampingi masyarakat. Jika masyarakat sudah merasa nyaman dengan pendamping, mereka akan membuka diri dan berani menyampaikan pendapatnya mengenai permasalahan usaha yang mereka jalankan. Selain itu juga kemampuan pendamping dalam memberikan dukungan. Baik dukungan modal atau peralatan. CSR PT Aneka Tambang Tbk Unit Pascatambang Cikotok melalui pendamping memberikan modal dan alat usaha kepada penerima program CSR. Hal ini didukung dengan pernyataan responden berikut.

“...Bapak memang tidak dikasih modal, tapi Alhamdulillah dikasih peralatan untuk nyadap neng. Dikasih golok, kuali yang besar, oven, mesin pengayak, dan sealer” (J0, 62 tahun)

Pernyataan responden JY juga didukung oleh pernyataan responden berikut.

“...Awalnya pas sebelum ada alat yang dari Antam kan Ibu punya

pegawai dirumah sekitar 10 orang dengan produksi lanting 30 kg sampai 80 kg per sekali produksinya. Tapi setelah dikasih alat dari Antam, Ibu enggak perlu lagi punya banyak pegawai dirumah neng,

cukup dengan 3 orang aja bisa dapet 1,2 ton sekali produksinya”

Selain memberikan semangat, kemampuan komunikasi interpersonal, dan memberikan dukungan, pendamping program dalam memfasilitasi juga harus memiliki kemampuan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada dan juga mengorganisasikan kelompok. Dari awal responden sudah memiliki usahanya masing-masing dengan jenis usaha yang berbeda-beda antar penerima program. Berdasarkan data di lapangan, pendamping mengorganisasikan penerima program sesuai dengan keahliannya masing-masing, adapun penerima program mau menjalankan usaha yang baru, itu tergantung dari penerima programnya sendiri.

Peran Mendidik

Peran mendidik dilihat dari keterampilan pendamping dalam melakukan proses pembelajaran kepada responden, meningkatkan kesadaran, memberikan informasi, dan memberikan pelatihan sesuai dengan kebutuhan penerima program. Tabel 16 Jumlah dan persentase responden menurut peran pendamping dalam

mendidik

Kategori n %

Rendah 6 25.0

Tinggi 18 75.0

Jumlah 24 100.0

Tabel 16 menunjukkan peran pendamping dalam mendidik penerima program termasuk ke dalam kategori tinggi. Pendamping dalam menjalankan peran mendidik dapat dikatakan berhasil karena responden yang menyatakan peranan pendamping dalam mendidik merupakan mayoritas sebanyak 75.0 persen. Pendamping dalam mendidik harus memiliki keterampilan meningkatkan kesadaran para pelaku UMKM untuk meningkatkan usahanya. Disamping itu juga berdasarkan fakta di lapangan pendamping program memberikan pelatihan kepada penerima program. Hal ini didukung oleh pernyataan responden berikut.

“....Awalnya Bapak belum tau neng bikin gula semut, Bapak bisanya bikin gula merah biasa aja. Akhirya dilatih sama pendamping dari Antam dan UGM bikin gula semut. Alhamdulillah sekarang Bapak jadinya produksi gula semut.” (HL, 60 tahun)

Pernyataan responden tersebut juga didukung oleh pernyataan responden berikut.

“...Pendamping yang dari UGM sama Antam ngajarin banyak produk neng, contohnya aja pisang. Kita diajarin bikin keripik dari bonggol pisang, dilatih buat dodol dari kulit pisang, pokonya banyak neng, cuma masyarakatnya aja yang males neng.(LU, 47 tahun)

Dari data di lapangan, sebanyak 70.8 persen responden menyatakan bahwa pelatihan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan 29.2 persen menyatakan bahwa pelatihan yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan

masyarakat. Misalnya saja responden memiliki usaha pangsit, tetapi dilatih untuk membuat keripik dari bonggol pisang.

Memberikan informasi penting terkait pengembangan usaha merupakan keterampilan yang juga harus dimiliki oleh pendamping. CSR PT Aneka Tambang Tbk Unit Pascatambang Cikotok melalui pendamping program memberikan kesempatan kepada penerima program untuk mengikuti berbagai kegiatan pameran dengan tujuan agar meningkatkan kesadaran para pelaku UMKM untuk terus meningkatkan usahanya.

“...Iya neng, Bapak di ajak ke Jogja untuk ikut pameran. Melihat produk- produk orang lain juga neng. Alhamdulillah makin semangat untuk usaha.” (JY, 60 tahun)

Peran Perwakilan

Peran perwakilan dilihat dari peran pendamping dalam memanfaatkan media, membantu akses pemasaran, dan mengembangkan jaringan.

Tabel 17 Jumlah dan persentase tingkat peran pendamping dalam perwakilan

Kategori n %

Rendah 15 62.5

Tinggi 9 37.5

Jumlah 24 100.0

Tabel 17 menunjukkan bahwa peran pendamping dalam perwakilan dikategorikan rendah. Pendamping dalam menjalankan perannya dalam perwakilan kurang berhasil hal ini terlihat dari mayoritas yang menyatakan nilai peran pendamping dalam perwakilan rendah. Hal ini seperti diungkapkan responden berikut.

“...Neng sebenernya mah Ibu siap dapet pesanan lanting sebanyak apapun juga neng, tapi yang jadi masalahnya susah akses pemasarannya neng, dulu mah sempet dibantu UGM dan Antam untuk pemasarannya, sampai di jual ke Bandung dan Jakarta tapi cuma sebentar doang. Sekarang kalopun mau produksi banyakpun ibu bingung harus kemana masarinnya, ditambah lagi banyak

saingan neng kalo dijualnya di kampung aja mah” (AD, 54 tahun).

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa penerima program tidak difasilitasi untuk akses pemasarannya. Akses pasar hanya difasilitasi ketika program masih berjalan. Namun, di lain pihak salah seorang responden juga mengapresiasi adanya pendampingan dan pembinaan UMKM CSR PT Aneka Tambang Tbk Unit Pascatambang Cikotok dalam memfasilitasi mereka membuat Ijin Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT). Hal ini didukung oleh pernyataan responden berikut.

“...Alhamdulillah neng, sekarang Bapak udah punya PIRT. Kan lumayan kalo bikin sendiri mah mahal dan ribet neng. Meskipun di kampung mah gak ngaruh sih neng, ada PIRT atau enggaknya juga. Tapi, Bapak jadi lebih berani aja kalo ngirim pangsit ke kota, soalnya insya Allah sudah teruji kualitas pangsitnya neng”