• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PENELITIAN TENTANG KATEKESE UMAT DI

A. Gambaran Umum Situasi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Paroki St. Maria Lourdes, Sumber merupakan salah satu Wilayah dari Paroki St. Antonius, Muntilan. Akan tetapi karena umat di Sumber semakin berkembang maka Paroki St. Maria Lourdes berdiri sendiri terpisah dari Paroki St. Antonius, Muntilan. Oleh sebab itu Paroki St. Maria Lourdes, Sumber dibagi menjadi 4 Wilayah dan masing-masing Wilayah mempunyai Gereja/Kapel untuk memudahkan umat berkumpul beribadah (Martoyoto Wiyono, 2014: 1).

1. Sejarah Berdirinya Gereja St. Maria Lourdes, Sumber

Kehadiran Tuan Sungken (Belanda) pada tahun 1923 sebagai pengusaha sapi perah dan perkebunan bibit tebu memberikan pengaruh yang baik kepada

warga sekitar. Banyak warga dan para pekerja tertarik untuk menjadi orang Katolik karena kehadiran Tuan Sungken. Oleh sebab itu Rm. Speekle, SJ dari Paroki Muntilan datang untuk memberi pelajaran agama, pembinaan, dan sebulan sekali mengadakan misa di rumah Tuan Sungken (Kirjito, 2009: 6).

Akan tetapi ketika terjadi perang di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948 Gereja yang berada di dusun Musuk dihancurkan, beberapa tokoh agama ditangkap dan diadili dengan tuduhan menjadi mata-mata bangsa Belanda. Pada tahun 1950 kegiatan Gereja hidup kembali dan umat dihimpun oleh tokoh Katolik, yaitu Timotius Prawiro Wahyono dari dusun Juwono, Pius Partin dari dusun Diwak, dan Yusup Somaatmaja dari dusun Berut (Kirjito, 2009: 6).

Pada tahun 1951, guru sekolah Kanisius diwajibkan untuk mengajar agama di Lingkungan-lingkungan. Pada tahun 1953 dibangun SR Kanisius sekaligus dipakai sebagai tempat beribadah. Pada tahun 1957 SR Kanisius dibongkar, dan dibangun Gereja dan pada tanggal 11 Februari 1959 Gereja selesai dibangun serta diresmikan dengan nama Gereja St. Maria Lourdes. Pada tahun 1968 berdirilah SMP Farming dan sekolah pertukangan di lokasi dekat SR Kanisius dan suster-suster AK membangun rumah biara di dekat Gereja Sumber (Kirjito, 2009: 7).

Pada bulan Agustus 1978 Rm. Dibya Wahyana, SJ membeli tanah di belakang Gereja Sumber untuk dibangun gedung pastoran. Namun pada tanggal 17 Agustus 1978 Rm. Dibya Wahyana, SJ meninggal dunia menjelang pemberkatan gedung pastoran. Pada tahun 1988, Rm. Simon Ciptosuwarno, SJ, bertugas di Gereja Sumber, beliau memikirkan untuk membangun stasi mandiri karena jumlah umat semakin banyak. Berdasarkan gagasan Rm Cipto umat Sumber dibagi dalam empat stasi mandiri, yaitu stasi Sumber, stasi Tangkil, stasi

Juwono dan stasi Lor Senowo. Setiap Wilayah memiliki Gereja/Kapel masing-masing. Para Romo melaksanakan perayaan Ekaristi dan pelayanan umat di masing-masing stasi. Dengan keempat stasi tersebut, Sumber berkembang menjadi Paroki administratif dari Paroki Muntilan. Pada tahun 1997 Rm. P. Susanto Prawirowardoyo, Pr bertugas di Sumber, pada saat itulah Paroki administatrif Sumber mulai dirintis sebagai Paroki mandiri (Kirjito, 2009: 8).

2. Visi dan Misi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Umat harus mampu mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu umat juga harus paham akan visi dan misi Paroki. Visi merupakan tujuan bersama yang akan dicapai melalui misi. Misi merupakan langkah atau cara untuk mencapai tujuan bersama. Semua warga Gereja harus saling bekerja sama dan saling mendukung satu sama lain supaya tujuan bersama dapat terwujud.

a. Visi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Martoyoto Wiyono (2014: 6) mengatakan bahwa visi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber berdasarkan arahan Keuskupan Agung Semarang adalah “Persekutuan murid-murid Kristus yang tekun dan setia memperdalam iman melalui kegiatan yang menghadirkan keselamatan Allah kepada semua orang.”

Berdasarkan rumusan visi tersebut Paroki St. Maria Lourdes, Sumber memiliki tiga hal pokok yang ditekankan dalam pelayanannya yaitu persekutuan murid-murid Yesus yang tekun dan setia memperdalam iman serta menghadirkan keselamatan Allah. Pertama, umat Paroki Sumber merupakan

persekutuan/paguyuban murid-murid Kristus yaitu umat yang tampil sebagai murid yang setia mendengarkan, mengikuti, dan melaksanakan kehendak-Nya. Kedua, umat Paroki Sumber harus tekun dan setia memperdalam imannya. Umat harus mengikuti teladan Yesus dengan kesetiaan supaya dapat menemukan kehendak Allah dalam kesederhanaan hidup. Ketiga, kegiatan yang dilakukan oleh umat Paroki Sumber ingin menghadirkan keselamatan Allah kepada semua orang. Umat melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut tidak sebatas aktivitas atau program kerja tetapi setiap hal yang dilakukan umat dengan giat akan membawa keselamatan bagi semua orang (Martoyoto Wiyono, 2014: 6).

b. Misi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Misi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber yaitu sebagai berikut (Martoyoto Wiyono, 2014: 6):

- Meneguhkan keluarga muda dan OMK dalam menjalani kehidupannya dengan iman yang tangguh.

- Mengembangkan budaya setempat sebagai sarana hidup bermasyarakat. - Melayani dengan tulus dan murah hati semua orang yang terbuka akan

karya keselamatan Tuhan.

- Memberdayakan potensi-potensi umat dan masyarakat dalam meningkatkan semangat kerja.

- Meningkatkan kepedulian umat untuk menjaga kelestarian alam dalam kehidupan sehari-hari

Misi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber dijelaskan dalam lima bagian. Pertama, Gereja ingin meneguhkan keluarga-keluarga muda dan OMK supaya dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan iman yang tangguh. Kedua, Gereja ingin mengembangkan kebudayaan yang ada sebagai sarana hidup bermasyarakat. Ketiga, Gereja akan melayani semua umat dengan ketulusan dan kemurahan hati

serta terbuka terhadap karya keselamatan Allah. Keempat, Gereja ingin mengembangkan dan mengelola potensi yang dimiliki umat dan masyarakat sekitar untuk meningkatkan semangat kerja. Kelima, Gereja akan meningkatkan kepedulian umat terhadap keutuhan alam semesta dalam kehidupan.

3. Karya Pastoral di Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Paroki tidak sebatas memiliki visi dan misi saja tetapi harus mempunyai karya pastoral dalam Paroki untuk mendukung terwujudnya visi dan misi Paroki tersebut. Karya pastoral yang dilaksanakan di Paroki St. Maria Lourdes, Sumber adalah Ekaristi harian, Ekaristi mingguan, Ekaristi sekolah, perayaan hari besar, kunjungan keluarga, paguyuban Ana Yoakim (wali timbalan), ibu-ibu wanita katolik (Marta, Rukun Biyung), Rekoleksi, Kerahiman Ilahi, Paguyuban Keluarga Mesias, PIA, PIR, dan OMK. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan adalah mengadakan live in, dan mengirim bantuan berupa beras ke Seminari Tinggi Mertoyudan, Magelang (Martoyoto Wiyono, 2014: 7-8).

4. Letak Geografis

Menurut buku Pedoman Pelaksanaan Dewan Paroki St. Maria Lourdes, Sumber, Gereja St. Maria Lourdes terletak di desa Sumber, kecamatan Dukun, kabupaten Magelang. Batas-batas Paroki Sumber yaitu sebagai berikut (Kirjito, 2009: 14 ):

- Sebelah Barat: Paroki St. Antonius, Muntilan,

- Sebelah Utara: Paroki St. Kristoforus, Banyutemumpang,

- Sebelah Selatan: Paroki St. Theresia, Salam,

Paroki St. Maria Lourdes, Sumber terdiri dari 4 Wilayah/stasi yaitu Wilayah St. Marta, Sumber, Wilayah St. Yusup, Juwono, Wilayah St. Paulus, Ngargomulyo, dan Wilayah St. Petrus Kanisius, Lor Senowo. Sebagian kecil umat di Wilayah St. Petrus Kanisius, Lor Senowo berasal dari desa Tlogolele dan Banyutemumpang, kecamatan Selo, kabupaten Boyolali. Mereka tetap dilayani di Paroki Sumber karena jarak ke Gereja Boyolali terlalu jauh dan lebih dekat untuk datang ke Gereja Wilayah St. Petrus Kanisius Lor Senowo, Paroki St. Maria Lourdes (Martoyoto Wiyono, 2014: 2).

5. Situasi Umat Paroki St. Maria Lourdes, Sumber, Magelang

Berdasarkan data statistik per bulan April 2014 jumlah umat Paroki Sumber berjumlah 1.151 KK dan terdiri dari 2.999 jiwa. Untuk memudahkan dalam pengorganisasian umat, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber dibagi menjadi 4 Wilayah dengan 33 Lingkungan sebagai berikut (Martoyoto Wiyono, 2014: 2-5).

37%

13% 32%

18%

Jumlah Umat Paroki St. Maria Lourdes,

Sumber, Magelang

Sumber (465 KK; 1110 jiwa)

Juwono (133 KK; 382 jiwa)

Ngargomulyo (353 KK; 951 jiwa)

Jumlah Umat Wilayah St. Marta, Sumber

St Yohanes Talun (19 KK / 41 Jiwa) St Paulus Gejiwan (33 KK/86 Jiwa) St Monica Duren (43 KK / 110 Jiwa) St Yusup Kemiriombo (37 KK/72 Jiwa) St Don Bosco Sumber (61 KK / 167 Jiwa) St Yusup Berut (68 KK / 163 Jiwa) St Yulius Berut (40 KK/109 Jiwa) St Petrus Ngentak (68 KK/190 Jiwa) St Paulus Diwak (57 KK/130 Jiwa) St Pius Diwak (39 KK / 102 Jiwa)

Jumlah Umat Wilayah St. Yusup, Juwono

St Yakobus Keron - Ngadipuro (20 KK / 46 Jiwa)

St Albertus Balong (18 KK/57 Jiwa)

St Yusup Juwono (29 KK/98 Jiwa)

St Lukas Kwayuhan - Wates (30 KK/92 Jiwa)

St Mikael Sempon - Selosari (36 KK/89 Jiwa)

Jumlah Umat Wilayah St. Paulus,

Ngargomulyo

St Thomas Kalibening (54 KK/144 Jiwa) St Alexander Sabrang (32 KK/83 Jiwa) St Mateus Batur Duwur (26 KK/69 Jiwa) St Petrus Kanisius Braman (31 KK/102 Jiwa)

Theresia Gemer (42 KK/119 Jiwa) St Yohanes Pembaptis Gemer (42 KK/81 Jiwa)

St Maria Tangkil (27 KK/81 Jiwa) St Yusup Tangkil (29 KK/71 Jiwa)

6. Situasi Sosial dan Ekonomi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Situasi sosial kemasyarakatan yang tercipta di Paroki St. Maria Lourdes, Sumber sangat baik karena tercipta kerukunan, persaudaraan, dan gotong royong. Hal ini juga terlihat dari kerja sama antar budaya dan agama misalnya saling mengundang tokoh agama sebagai peserta atau pembicara dalam suatu kegiatan bersama. Umat mengadakan Natalan tani, penyelenggaraan live in, bersilaturahmi kepada umat beragama lain pada saat Idul Fitri, merayakan Suran, Muludan, silaturahmi kepada Kamtibmas Polsek Dukun, mengadakan gelar budaya „Jagad Bocah Merapi‟ bekerja sama dengan Padhepokan Tjipta Budaya, Sanggar Bangun Budaya, dll (Martoyoto Wiyono, 2014: 11).

Secara ekonomi umat di Paroki St. Maria Lourdes, Sumber berada dalam kelas menengah ke bawah karena sebagian besar umat bekerja sebagai petani dan buruh. Umat Paroki Sumber sebagian kecil bekerja sebagai PNS, pegawai swasta, pensiunan, karyawan, wiraswasta dll (Martoyoto Wiyono, 2014: 13-15).

Jumlah Umat Wilayah St. Petrus Kanisius,

Lor Senowo

St Yusup Ngampel (18 KK / 50 Jiwa) St Bartholomeus Kajangkoso (17 KK / 49 Jiwa)

St Gregorius Grogol (20 KK/61 Jiwa) St Yakobus Krinjing (16 KK/48 Jiwa) St Yohanes Dadapan (30 KK/90 Jiwa) St Maria Sewukan (44 KK/134 Jiwa) St Mateus Semen (43 KK/109 Jiwa)

B.Gambaran Situasi Umum di Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah St.

Dokumen terkait