• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PENELITIAN TENTANG KATEKESE UMAT DI

E. Pembahasan Hasil Penelitian Sumbangan Katekese Umat dalam

3. Penghayatan dan Perwujudan Iman dalam Katekese Umat

Pada variabel 2 penulis membicarakan tentang penghayatan dan perwujudan iman dalam ketekese umat. Variabel 2 tersebut terbagi terdiri dari pemahaman umat terhadap iman, penghayatan iman dalam katekese umat, perwujudan iman dalam katekese umat, dan peran katekese umat dalam meningkatkan penghayatan iman umat.

a. Pemahaman Umat terhadap Iman

Berdasarkan tabel 9 di atas, arti iman berdasarkan jawaban umat sudah sesuai karena iman merupakan gambaran hubungan manusia dengan Tuhan dan tanggapan manusia akan wahyu-Nya. Iman merupakan sumber dan pusat dari keseluruhan kehidupan keagamaan sehingga manusia dapat menanggapi rencana

Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman umat sudah sesuai dengan pengertian iman berdasarkan Kitab Suci. Iman merupakan sikap penyerahan diri secara total kepada Allah. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat belum paham tentang pengertian iman karena sikap penyerahan merupakan tindakan nyata dari iman. Iman adalah ikatan pribadi antara manusia dengan Allah yang tak terpisahkan dengan persetujuan bebas yang dimiliki manusia atas wahyu-Nya. Hal tersebut menunjukkan umat sudah paham tentang iman sesuai dengan KGK.

Sedangkan banyak umat yang setuju bila iman harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yang berarti bahwa umat telah menyadari iman sebaiknya diwujudkan dalam hidup. Sedangkan umat yang sangat setuju jika iman harus diwujudkan berarti umat sungguh menyadari bahwa iman sebaiknya wajib diwujudkan. Sedangkan umat yang ragu-ragu berarti dalam kehidupan sehari-hari umat tersebut masih jarang mewujudkan iman dalam kehidupan. Adapun umat yang tidak setuju jika iman diwujudkan dalam tindakan nyata berarti umat mengetahui bahwa iman sebaiknya diwujudkan dalam kehidupan.

Selama ini umat kadang-kadang mewujudkan iman dalam sikap, tindakan, dan ucapan di dalam kehidupan. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat masih butuh belajar untuk sering mewujudkan iman dalam kehidupan. Sedangkan umat yang sering menunjukkan iman dalam sikap, tindakan, dan ucapan maka umat tersebut telah mewujudkannya iman dengan kesungguhan hati dan mampu melewati rintangan yang dihadapi. Sedangkan umat yang selalu mewujudkan iman dalam tindakan, sikap, dan perkataan berarti umat sudah maksimal dalam mewujudkan iman. Bahkan tidak ada umat yang menjawab tidak pernah

mewujudkan iman dalam sikap, tindakan, dan dalam ucapan. Hal tersebut berarti umat telah mewujudkan iman dalam tindakan nyata.

b. Penghayatan Iman dalam Katekese Umat

Umat yang kadang-kadang merenungkan pengalaman hidup yang sudah dialami berarti umat tersebut kurang mampu mengolah pengalaman hidup menjadi bermakna. Sedangkan umat yang sering merenungkan pengalaman hidup berarti umat sudah cukup baik mengolah pengalaman hidup menjadi bermakna dan dapat menghadapi tantangan yang ada. Adapun umat yang selalu merenungkan pengalaman hidup berarti umat menyadari pentingnya mengolah pengalaman hidup menjadi bermakna, dan umat semakin mengenal dirinya. Tetapi tidak ada umat yang tidak pernah merenungkan pengalaman hidup. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat paham untuk merenungkan pengalaman hidupnya.

Berdasarkan pengalaman hidup umat selalu menemukan makna dan arti yang terkandung di dalamnya maka umat telah menemukan pesan baru dan membangun kebiasaan merenungkan pengalaman hidup. Sedangkan umat yang kadang-kadang menemukan makna hidup maka umat belum membangun kebiasaan untuk merenungkan pengalaman hidupnya. Bila umat menjawab sering menemukan makna dalam pengalaman hidup, maka umat tersebut sudah mulai membangun kebiasaan merenungkan pengalaman hidup. Tetapi tidak ada umat yang tidak pernah menemukan makna dalam pengalaman hidupnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat pernah merenungkan pengalaman hidupnya, dan umat pernah menemukan nilai-nilai baru dalam kehidupannya.

Adapun umat yang selalu menemukan nilai-nilai dalam Kitab Suci yang menegur, memperteguhkan, atau mengokohkan iman berarti umat terbuka menerima teguran, peneguhan, atau pengokohan iman. Sedangkan umat yang sering menemukan nilai-nilai dalam Kitab Suci yang menegur, memperteguhkan, atau mengokohkan iman berarti umat cukup terbuka menerima sapaan-Nya. Umat yang kadang-kadang menemukan nilai-nilai dalam Kitab Suci yang menegur, memperteguhkan, atau mengokohkan iman. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat masih kurang terbuka akan sapaan Tuhan lewat sabda-Nya. Bahkan tidak ada umat yang tidak pernah menemukan nilai-nilai dalam Kitab Suci yang menegur, memperteguhkan, atau mengokohkan iman. Hal tersebut berarti umat menyadari dirinya dapat disapa Tuhan lewat sabda-Nya dan pengalaman hidup.

Sedangkan materi katekese umat dapat membantu umat memahami keadaan dan situasi hidup berarti katekese umat memberikan peran penting dalam mendalami pengalaman hidup pribadi dan sosial. Adapun umat yang menganggap katekese umat kurang membantu dalam memahami keadaan dan situasi hidup berarti materi katekese umat kurang sesuai kenyataan. Sedangkan katekese umat tidak membantu umat dalam memahami keadaan dan situasi hidup berarti katekese umat tidak bisa memberikan manfaat untuk memahami keadaan sekitar.

c. Perwujudan Iman dalam Katekese Umat

Berdasarkan tabel 11 di atas, umat selalu menciptakan suasana kekeluargaan dalam proses katekese umat. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat sadar dan memahami bahwa dalam proses katekese umat diperlukan suasana kekeluargaan. Sedangkan umat yang sering menciptakan suasana kekeluargaan dalam proses

katekese umat berarti umat telah sadar bila suasana kekeluargaan perlu diciptakan untuk mendukung proses katekese umat. Adapun umat yang kadang-kadang menciptakan suasana kekeluargaan berarti umat belum menyadari pentingnya menciptakan suasana kekeluargaan untuk mendukung katekese umat. Tetapi jika umat tidak pernah menciptakan suasana kekeluargaan berarti umat tersebut tidak paham akan pentingnya suasana kekeluargaan dalam berkatekese, dan umat belum mewujudkan perannya sebagai peserta dalam proses katekese umat.

Berdasarkan tabel di atas umat yang terbuka terhadap pendapat dan sharing pengalaman iman dari umat lain masih sangat kurang karena kebanyakan umat masih kadang-kadang terbuka. Oleh sebab itu umat yang kadang-kadang terbuka berarti belum memahami pentingnya menghargai dan menghormati perbedaan yang ada dalam katekese umat. Ada pun umat yang selalu terbuka terhadap pendapat dan sharing pengalaman iman berarti umat sudah menyadari bahwa setiap manusia itu berbeda sehingga perlu saling menghormati dan menghargai. Adapun umat yang sering terbuka, maka umat tersebut sudah cukup memahami perlunya menghormati dan menghargai orang lain dalam proses katekese umat. Sedangkan umat yang tidak pernah terbuka terhadap orang lain maka umat tersebut menganggap dirinya benar dan tidak bisa menghargai gagasan orang lain.

Sedangkan yang dilakukan umat dalam proses katekese umat untuk mendukung penghayatan iman adalah tidak menghakimi pendapat orang lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat bisa menghargai perbedaan. Adapun sikap lainnya adalah mensharingkan pengalaman iman dengan kejujuran dan keterbukaan, maka umat bisa berdamai dengan dirinya sehingga dapat berbagi pengalaman. Umat yang terlibat penuh dalam katekese umat berarti umat dengan

kesadaran diri ambil bagian dalam katekese umat demi tujuan yang akan dicapai. Sedangkan umat yang memperhatikan penjelasan dan pengarahan pendamping berarti menerima arahan pendamping tanpa harus terlibat dalam katekese umat.

Umat dapat selalu merasakan kehadiran Allah selama mengikuti katekese umat melalui sharing pengalaman hidup. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat sungguh-sungguh mengikuti katekese umat. Umat kadang-kadang merasakan kehadiran Allah selama mengikuti katekese umat melalui sharing pengalaman hidup. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat kurang mampu mengikuti katekese umat. Adapun umat yang sering merasakan kehadiran Allah selama mengikuti katekese umat maka umat sudah cukup menyadari kehadiran Allah. Bahkan tidak ada umat yang tidak pernah merasakan kehadiran Allah selama mengikuti katekese umat melalui sharing pengalaman hidup. Hal ini menunjukkan bahwa umat sudah pernah merasakan kehadiran Allah selama mengikuti katekese umat.

Setelah mengikuti proses berkatekese umat selalu mempunyai keputusan melaksanakan niat-niat yang akan dibangun sebagai wujud pertobatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat mempunyai kesadaran diri untuk mewujudkan imannya secara maksimal. Umat yang sering mempunyai keputusan untuk melaksanakan niat-niatnya maka umat mempunyai kesadaran diri mewujudkan imannya tetapi belum maksimal. Sedangkan umat yang kadang-kadang mempunyai keputusan untuk melaksanakan niat-niatnya berarti umat kurang memiliki kesadaran diri mewujudkan imannya. Tetapi tidak ada umat yang tidak pernah mempunyai keputusan melaksanakan niat-niatnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat sudah memahami bahwa iman sebaiknya diwujudkan.

d. Peran Katekese Umat dalam Meningkatkan Penghayatan Iman

Manfaat yang diperoleh umat setelah mengikuti katekese umat adalah menguatkan dan meneguhkan iman. Hal tersebut menunjukkan bahwa katekese umat memberikan manfaat yang baik karena iman umat semakin dikuatkan dan diteguhkan untuk bersaksi dalam kehidupan. Manfaat lain yang diperoleh umat adalah menambah pengetahuan tentang ajaran Gereja dan nilai-nilai dalam Kitab Suci. Hal tersebut menunjukkan bahwa katekese umat dapat memberikan pengetahuan tentang ajaran Gereja dan nilai-nilai Kitab Suci. Katekese umat juga memberikan keberanian untuk bersaksi dalam kehidupan. Hal ini menunjukkan bahwa katekese umat mengajak umat untuk berani menjadi saksi dalam kehidupan. Akan tetapi ada juga umat yang tidak mengetahui manfaat yang diperoleh setelah mengikuti katekese umat. Hal ini berarti umat tidak mengikuti proses katekese umat dengan kesungguhan hati dan sebatas rutinitas.

Sedangkan katekese umat dapat sangat membantu dalam penghayatan iman maka katekese umat dapat memberikan banyak manfaat dalam kehidupan umat dan memudahkan umat dalam penghayatan iman. Katekese umat dapat membantu dalam penghayatan iman berarti katekese umat dapat memberikan manfaat bagi kehidupan umat dan dapat membantu umat dalam penghayatan iman. Katekese umat dapat kurang membantu dalam penghayatan iman. Hal tersebut menunjukkan bahwa katekese umat belum banyak memberikan sumbangan dalam kehidupan umat. Ada pun katekese umat tidak membantu dalam penghayatan iman berarti katekese umat tidak memberikan manfaat bagi kehidupan umat.

Peran katekese umat dalam meningkatkan penghayatan iman hanya sebatas membantu umat memahami pesan Kitab Suci dalam pengalaman hidup. Hal

tersebut menunjukkan bahwa katekese umat dapat memberikan informasi dan membantu mendalami pesan Kitab Suci. Sebagian kecil lagi umat berpendapat bahwa peran katekese umat adalah mempermudah umat mendalami pengalaman hidup. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat terbantu dalam mendalami pengalaman hidup. Adapun peran lain dari katekese umat adalah membantu umat mendalami kehidupan berdasarkan iman. Hal tersebut menujukkan bahwa dalam berkatekese umat diajak untuk mendalami pengalaman hidupnya berdasarkan Kitab Suci dan mengajak untuk mewujudkan imannya dalam tindakan nyata.

Sedangkan hasil yang diperoleh umat selama mengikuti katekese umat adalah menemukan makna pengalaman hidup. Hal tersebut menunjukkan bahwa kehadiran katekese umat memberikan manfaat untuk memperoleh makna baru dari pengalaman hidup. Hasil lain yang diperoleh umat adalah terbuka terhadap kehadiran Allah dalam kehidupan. Hal tersebut menunjukkan bahwa katekese umat dapat menyadarkan umat tentang pentingnya keterbukaan terhadap sapaan-Nya. Dalam berkatekese umat dapat merenungkan pengalaman hidup sehingga dapat bersaksi di tengah masyarakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat belajar mendalami pengalaman hidup dengan merenungkan dan mewujudkannya. Tetapi jika umat merasa biasa saja, maka umat kurang terbuka dan merasa apa yang diterima dalam katekese umat merupakan sesuatu yang kurang penting.

Pengaruh yang dirasakan umat selama mengikuti katekese umat dalam mengingkatkan penghayatan iman adalah iman semakin diteguhkan dan dikuatkan. Pengaruh tersebut menunjukkan umat mengikuti proses katekese umat dengan kesungguhan hati. Pengaruh lain yang dirasakan umat adalah berani bersaksi. Hal tersebut menunjukkan bahwa katekese umat dapat membantu umat

untuk bersaksi dalam hidup. Sedangkan umat yang merasa bahagia dan tenang karena telah mendalami pesan Kitab Suci dan pengalaman hidup, maka katekese umat dapat memberikan kedamaian hati, karena kekuatirannya dapat terjawab dari pesan baru yang diperoleh. Tetapi jika umat merasa biasa saja maka katekese umat tidak memberikan manfaat dan dampak dalam pribadi umat tersebut.

Proses katekese umat yang dapat meningkatkan penghayatan iman adalah merenungkan pengalaman hidup dalam terang Kitab Suci dan melaksanakan aksi konkrit dalam kehidupan sebagai perwujudan iman. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat memahami seluruh proses katekese memiliki peran dan memiliki tujuan. Beberapa umat menjawab proses katekese umat yang dapat meningkatkan penghayatan iman yaitu saling membagikan pengalaman hidup. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat tersebut kurang memahami tujuan katekese umat yang akan dicapai bersama.

Setelah mengikuti proses katekese umat, umat merasa terbantu untuk mengenal pribadi-Nya dan diri pribadi sehingga mengembangkan iman. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat semakin mengenal bahwa kehidupannya berharga dan dapat meneladani tindakan-Nya. Adapun umat merasa tertarik untuk mengikuti katekese umat yang akan datang berarti umat merasakan manfaat dan pengaruh mengikuti katekese umat. Bahkan tidak ada umat yang merasa terganggu karena waktu untuk keluarga/pribadi menjadi berkurang. Hal tersebut menunjukkan bahwa katekese umat memberikan pengaruh yang positif dalam kehidupan. Tetapi ada juga umat yang merasa biasa saja. Hal tersebut menjadi keprihatinan karena umat belum bisa merasakan peran dan manfaat mengikuti katekese umat.

Dokumen terkait