• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Usaha Kecil pengrajin Kerupuk Di

Usaha kerupuk di wilayah kecamatan Tulangan (Sidoarjo) dapat dilakukan oleh industri besar-menengah bahkan industri kecil rumah tangga karena proses pembuatannya yang sangat mudah. Jenis usaha kerupuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu usaha kerupuk dengan bahan baku tepung tapioka dan ikan/udang dan usaha kerupuk dengan bahan baku utama tepung saja (baik tepung tapioka, tepung gaplek atau tepung lain tanpa campuran ikan/udang). Jenis kerupuk dengan bahan baku tepung diantaranya adalah kerupuk Kasandra dengan bahan baku hanya tepung tapioka, kerupuk puli dengan bahan baku tepung tapioka yang dicampur dengan tepung terigu dan kerupuk impala dengan bahan baku tepung tapioka yang dicampur dengan tepung gaplek.

Setiap pengusaha tidak hanya memproduksi satu jenis kerupuk saja. Alasan dari memproduksi lebih dari jenis kerupuk ini adalah bahwa pada prinsipnya proses pembuatan kerupuk hampir sama sehingga mesin-mesin yang sama bisa digunakan juga untuk memproduksi jenis yang lain. Mesin

yang perlu ditambahkan adalah mesin pencetak yang sesuai dengan bentuk kerupuk yang diproses. Usaha dengan jenis produksi lebih dari satu juga akan membantu produsen dalam variasi produksi sehingga kerugian bisa diminimalisir. Salah satu sampel pengusaha misalnya, memproduksi kerupuk ikan setiap harinya. Selain itu dia juga memproduksi kerupuk jenis lain yaitu kerupuk puli. Jumlah produksi kerupuk puli ini disesuaikan dengan pesanan yang ada dan juga dipengaruhi oleh pasar kerupuk ikan. Pada saat harga kerupuk puli naik ataupun saat harga kerupuk ikan kurang menguntungkan pengusaha akan meningkatkan jumlah produksi kerupuk puli.

Unit usaha pembuatan kerupuk terdiri atas usaha perorangan dan usaha kelompok. Usaha perorangan banyak tersebar di seluruh wilayah di luar kecamatan sentra industri, sedangkan usaha kelompok banyak terdapat di wilayah-wilayah sentra industri. Jumlah produksi usaha perorangan relatif lebih rendah dengan wilayah pemasaran di dalam negeri saja.

Dan salah satu makanan hasil olahan dari bahan baku ikan maupun udang terhadap kerupuk yaitu sebagian produk makanan kering dengan bahan baku ikan dicampur dengan tepung tapioka ini sangat digemari masyarakat. Makanan ini sering digunakan sebagai pelengkap ketika bersantap ataupun sebagai makanan ringan. Bahkan untuk jenis makanan khas tertentu selalu dilengkapi dengan kerupuk. Makanan ini menjadi kegemaran masyarakat dikarenakan rasanya yang enak, gurih dan ringan. Selain rasa yang enak

diperlukan oleh tubuh manusia. Komposisi zat-zat kimia dalam kerupuk disajikan dalam Tabel 4.1. berikut:

Tabel 4.1

Komposisi Kerupuk Ikan dan Udang (per 100 gram)

Komponen Kerupuk Ikan Kerupuk Udang

Karbohidrat (%) 65,6 68,0 Air (%) 16,6 12,0 Protein (%) 16 17,2 Lemak (%) 0,4 0,6 Kalsium (mg/100 gram) 2,0 332,0 Fosfor (mg/100 gram) 20,0 337,0 Besi (mg/100 gram) 0,1 1,7 Vitamin A (mg) 0 50,0 Vitamin B1 (mg) - 0,04 Sumber: www.ristek.go.id

Tabel di atas dapat dilihat bahwa kandungan protein ikan segar dan kerupuk ikan tidak jauh berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan protein pada ikan tidak banyak yang hilang setelah mengalami pengolahan. Jika dibandingkan dengan kerupuk udang, kandungan vitamin dan mineral pada kerupuk ikan lebih rendah.

Proses pembuatan kerupuk sangatlah sederhana dan mudah diusahakan. Industri ini banyak berkembang di wilayah-wilayah perdesaan dengan mendaptkan bahan bakunya. Dan di samping itu dapat diusahakan dengan peralatan modern, usaha ini juga dapat dijalankan dengan peralatan tradisional. Oleh sebab itulah usaha kerupuk banyak dilakukan oleh rumah tangga yang merupakan industri mikro.

Dari segi skala perusahaan, usaha pengolahan kerupuk dilakukan oleh perusahaan besar - menengah dan juga perusahaan kecil rumah tangga. Perbedaan utama dari skala usaha tersebut adalah pada teknologi dan pangsa pasarnya. Perusahaan besar - menengah dalam proses produksinya menggunakan peralatan dengan teknologi modern dengan pangsa pasar tersebar baik di daerah lokal maupun daerah lain bahkan ekspor. Berbeda dengan perusahaan skala besar - menengah, usaha pengolahan kerupuk kecil rumah tangga sebagian besar menggunakan peralatan dengan teknologi yang sederhana dan pangsa pasar yang masih terbatas pada pasar local.

Di wilayah kecematan Tulangan (Sidoarjo), unit usaha pembuatan kerupuk terdiri atas usaha perorangan dan usaha kelompok. Usaha perorangan banyak tersebar di seluruh wilayah desa yang masi dalam kecamatan Tulangan dan usaha kelompok banyak terdapat di wilayah desa Telasi yaitu tempat sentra IKM kerupuk di kecamatan Tulangan. Sedangkan usaha kecil yang bersifat perorangan terdapat di wilayah desa Jianti, desa Medalem, desa Sudimoro. Oleh sebab itu jumlah produksi usaha perorangan relatif lebih stabil dengan wilayah pemasaran hanya di sekitar desa, sementara, usaha kelompok mempunyai skala usaha yang lebih besar dan luas dikarenakan merupakan gabungan dari beberapa usaha individu dengan jumlah produksi lebih banyak dengan wilayah pemasarannya di seleruh kota jawa timur, jawa tengah, dan Kalimantan. Meskipun industri pengolahan hasil kerupuk terbesar

tentu memiliki sentral industry yang lain dengan menghasilkan produk spesifik yang baik sebagai berikut :

Tabel 4.2

Sentral IKM di Kecamatan Tulangan (Sidoarjo)

Kecamatan Lokasi Desa Potensi Unggulan

Telasih Kerupuk Jianti Kerupuk Medalem Kerupuk Sudimoro Kerupuk

Kedondong Pembuatan Kasur,

Bantal, dan, Guling

Gelang Jamur Merang

Grabakan Pande Besi

Tulangan

Kenongo Batik

Sumber: www.sidoarjokab.go.id

4.1.2. Lokasi Usaha Kecil Pengrajin Kerupuk Di Kecamatan Tulangan

(Sidoarjo)

Letak lokasi usaha lecil pengrajin kerupuk di kecamatan Tulangan yaitu dengan jarak ± 17 kilometer arah selatan pusat ibu kota Kabupaten Sidoarjo dan tempat daerahnya yang dekat dengan wilayah perairan baik wilayah dekat pertambakan ataupun sungai-sungai besar agar dapat memperoleh bahan baku dengan harga yang lebih murah. Untuk pembuatan kerupuk tidak memerlukan lokasi usaha yang spesifik. Rumah tangga pada umumnya dapat melakukan usaha ini sepanjang memiliki tanah lapang yang

cukup terutama untuk proses penjemuran. Pada lokasi usaha yang hanya memiliki tanah sempit dapat melakukan penyesuaian dengan membuat tempat penjemuran pada bagian atas bangunan yang dibuat bertingkat.

4.2.

Deskripsi Hasil Penelitian

Dokumen terkait