• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.7. Kinerja Usaha Kecil

Istilah manajemen kinerja sering dipakai saat ini, namun tidak ada definisi uang disepakati secara umum. Dalam beberapa organisasi istilah manajemen kinerja tersebut dianggap sebagai nama lain untuk manajemen berdasarkan sasaran. Dalam organisasi lain manajemen kinerja hanya menyangkut penilaian perseorangan. Organisasi – organisasi lainnya mengaitkan dengan peristiwa tahunan yang berhubungan dengan pelatihan dan pengembangan, atau suatu proses yang berkaitan dengan pembayaran / sistem imbalan atau suatu balas jasa berdasarkan kinerja.

Kinerja dapat digunakan untuk mengadministrasi honor dan gaji, memberikan umpan balik dari hasil upaya, dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan. Perusahaan perlu mengetaui kinerja

karyawannya agar dapat mengambil tindakan yang diperlukan apabila terjadi penurunan kinerja. (Sukarno, 2005)

Kinerja merupakan salah satu ukuran dari perilaku yang aktual d tempat kerja yang bersifat dimensional, dimana dimensi kerja meliputi kulitas output, kuantitas output, waktu kerja, kerjasama dengan rekan kerja. (Johnson, 1991 dalam Mulyanto, 2007)

1. Bersifat dimensional

Merupakan suatu sifat metode pemecehan soal kerja dalam untuk menerapkan faktor kesetaraan dan faktor konversi satuan yang diperlukan untuk meyakinkan bahwa faktor -faktor kesemaan dalam berkerja yang sesuai persamaan memiliki dimensi yang sama.

2. Kulitas output

Kualitas yang akan dicapai untuk mengandung makna bahwa dalam menerapkan standar berarti menetapkan kriteria mutu yang berdasarkan syarat - syarat perilaku kerja yang kesesuaian dan kesiapan untuk sebagai meningkatkan hasil kinerja dalam dimensi ukuran kerja.

3. Kuantitas output

Suatu tolok ukur yang berkaitan dengan jumlah perkerjaan yang akan menjadi aspek utama dalam merefleksikan keberhasilan dalam perkembangan penilaian kinerja yang menjadi bahan actual di tempat kerja.

4. Waktu kerja

Tempoh masa di mana pekerjaan yang dikehendaki bekerja dalam melakukan kegiatan yang ditentukan dalam jangka waktu tertentu saja. 5. Kerjasama dengan rekan kerja

Kerjasama dengan rekan kerja pada umumnya mencakup paradigma yang saling berkesinambungan yang dapat mendukung kerja sama sebagai bentuk yang ideal untuk pengelolaan urusan peningkatan mutu kinerja yang dimana dapat merujuk pada praktik seseorang atau kelompok yang lebih besar yang bekerja di dengan tujuan atau kemungkinan metode yang disetujui bersama secara umum.

Kinerja merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keefektifan organisasional. Menurut (Mahoney dan Nazaruddin, 1998) yang dimaksud dengan kinerja adalah persepsi kinerja individual anggota organisasi dalam kegiatan manajerial yaitu antara lain :

1. Perencanaan

Menentukan tujuan atau serangkaian tujuan, merumuskan keadaan perusahaan saat ini, mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan baik dari lingkungan intern maupun ekstern perusahaan dan mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.

2. Investigasi

Mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, dan analisa pekerja.

3. Koordinasi

Proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah untuk mengaitkan dan menyesuaikan program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

4. Supervisi

Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan dan memberikan tugas kepada bawahan.

5. Pengaturan Staff

Mempertahankan angkatan kerja, merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan dan mempromosikan dan mutasi pegawai.

6. Negosiasi

Pembelian, melakukan kontrak atau tawar menawar dengan penjual.

7. Perwakilan

Mewakili atasan bila tidak bisa hadir, dan dapat memberikan keputusan asalkan sudah disetujui atasan.

Oleh karena itu, usaha kecil sangat penting untuk didukung mengingat alasan-alasan berikut, pertama masalah fleksibilitas dan adaptabilitasnya di dalam memperoleh bahan mentah dan peralatan. Kedua, relevansinya dengan proses desentralisasi kegiatan ekonomi guna

menunjang terciptanya integrasi kegiatan pada sektor-sektor ekonomi yang lain. Ketiga, potensinya terhadap penciptaan dan perluasan kesempatan kerja bagi pengangguran. Dan keempat, peranannya dalam jangka panjang sebagai basis bagi mencapai kemandirian pembagunan ekonomi, karena usaha kecil umumnya diusahakan oleh pengusaha mikro sehingga dapat terlihat dari mutu kinerja.

Sedangkan menurut (Gomes, 2000:142 dalam Sukarno, 2005) ada beberapa tipe criteria kinerja yang di dasarkan atas deskripsi perilaku yang spesifik, di antaranya adalah :

1. Kuantitas Pekerjaan (Quantity of work)

Jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang telah ditentukan.

2. Kualitas Pekerjaan (Quality of work)

Kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat - syarat kesesuaian dan kesiapan.

3. Kreativitas (Creativeness)

Keaslian gagasan - gagasan yang di munculkan dan tindakan - tindakan untuk menyelesaikan persoalan - persoalan yang timbul. 4. Kerjasama (Cooperation)

5. Keteguhan (Dependability)

Kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian pekerjaan.

6. Prakarsa (Initiative)

Semangat untk melaksanakantugas - tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya.

7. Kualitas Pribadi (Personal qualities)

Menyangkut kepribadian, kepemimpinana, keramah tamahan, dan integritas pribadi.

Menurut (Roger G. Schroeder, 1995) terdapat tujuh dari tujuan dari pengukuran kinerja, antara lain:

1. Mengevaluasi prestasi kerja

Untuk membandingkan keluaran actual dalam suatu periode waktu dengan keluaran standar yang ditentukan dari pengukuran kinerja. 2. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja

Untuk menentukan berapa banyak masukan tenaga kerja yang diperlukan dalam tingkat keluaran tertentu di masa yang akan dating. 3. Menentukan kapasitas yang tersedia

Untuk menentukan atau memproyeksi kapasitas produksi yang tersedia.

4. Menentukan harga atau biaya suatu produk

Keberhasilan dari penetapan harga atas produk adalah sebagai hal yang sangat menentukan bagi kelangsungan hidup bisnis.

5. Membandingkan metode kerja

Adanya suatu metode yang dipakai dan berbeda untuk suatu pekerjaan dengan pungukuran kinerja sebagai dasar untuk melakukan perbandingan ekonomis atas metode tersebut.

6. Mempermudah penjadwalan operasi

Salah satu masukan data bagi sistem penjadwalan adalah taksiran waktu bafgi kegiatan kerja yang diturunkan dari pengukuran kinerja. 7. Dengan inseftif upah

Dengan inseftif upah, para pekerja dapat menerima lebih besar upah yang telah ditetapkan didasari oleh program standar waktu yang mendefinisikan keluaran sebanyak 100% selama masa kerja.

2.8. Pengaruh Pengembangan Organisasi Terhadap Pemberdayaan Usaha Kecil

Dari kebijakan pengembangan organisasi UKM harus disejalankan dengan kebijakan pemberdayaan usaha kecil yang untuk menumbuhkan kembali kegiatan produksi yang berbasis ekonomi rakyat dan yang terdapat pada di ruang lingkup UKM, pola penegembangan organisasi harus memperaktikkan dasar-dasar keorganisasian dalam mengelola usaha kecil tersebut. Hal ini sangat penting sebagai awal mengelola suatu usaha secara manajerial menuju perkembangan usaha kecil di masa datang, dengan sejalan kemajuan usaha kecil di daerah - daerah yang cenderung dinamis dan cepat maka organisasi juga perlu adanya pengembangan untuk menjawab tantangan perubahan social yang agregat dengan suatu proses terencana untuk mengembangkan kemampuan berorganisasi terhadapa usaha kecik maka dari itu pengembangan organisasi dapat mempengaruhi pemberdayaan UKM.

Sebagaimana dikemukakan Sondang P. Siagian (2004), Paradigma Pengembangan Organisasi berangkat dari konsep pertumbuhan manusia dan organisasi, proses kerjasama dan partisipasi serta semangat mencari, menemukan dan menerapkan hal - hal baru pada ruang lingkup pemberdayaan. Dengan demikian pengembangan organisasi sebagai titik tolak pandangannya adalah saling mempercayai dan saling mendukung, nilai ini sangat penting karena pengalaman banyak orang menunjukan bahwa organisasi yang efektif dan sehat.

Sedangkan menurut Sukarno (2007) dalam Syarif (2001:110) baik buruknya pemberdayaan Usaha Kecil sangat ditentukan oleh berhasilnya Pengembangan Organisasi tersebut Akan semakin lebih berdaya usaha kecil tersebut jika proses pengembangan organisasi lebih sempurna.

Pengembangan organisasi dilakukan oleh dunia usaha dan masyrakat, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama dengan dilakukan secara terarah dan terpadu serta berkesinambungan yang untuk mewujudkan pemberdayaan usaha kecil yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang menjadi usaha menengah, maka pengembangan oraganisasi dilaksanakan dengan memperhatikan klasifikasi dari pemberdayaan usaha kecil. Sehingga dari tingkat klasifikasi pengembangan organisasi dapat mempengaruhi signifikan terhadap pemberdayaan usaha kecil (Sentot Harman, 2001)

2.9. Pengaruh Kemitraan Usaha Terhadap Pemberdayaan Usaha Kecil

Dokumen terkait