• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Kemitraan Usaha

Kemitraan Usaha adalah bimbingan kerja sama usaha diantara berbagai pihak yang sinergis, bersifat sukarela, dan berdasarakan prinsip saling membutuhkan, saling mendukung, dan saling menguntungkan dengan disertai pembinaan dan pengembangan UKM oleh usaha besar. (Mudrajad, 1997 dalam Sukarno, 2005)

a.) Bersifat sinergis

Pada dasarnya strategi - strategi yang sperti diuraikan terhadap kemitraan dalam memiliki kemampuan untuk meningkatkan kinerjanya dengan melakukan cara kerjanya yang bersifat sinergis

yang terutama dalam mendorong inovasi yang berupayakan untuk menciptakan kegiatan yang menguntungkan dengan mengoptimalkan dampak positif dari karakteristik organisasi mulai dari sumber daya manusianya yang untuk melakukan kemitraan.

b.) Bersifat sukarela

Suatu konsep yang melakukan hubungan kerja sama usaha yang dapat berlangsung secara efektif dan saling berkesinambungan jika kemitraan di jalankan dalam kerangka berfikir pembangunan ekonomi, dan b u k a n semata - semata konsep social yang dilandasi motif belas kasih.

c.) Berdasarkan prinsip saling membutuhkan

Kemitraan ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan usaha kecil, usaha besar dan, organisasi mitra, tetapi kelompok bisa beruba sesuai kesepakatan, jika perusahaan membutuhkan kembali kelompok mitra pertama dan tidal perlu dibuat kesepakatan baru, tinggal melanjutkan kerjasamanya.

d.) Saling mendukung

Dalam melakukan kerjasama dilandasi oleh visi yang sama yang dimiliki oleh kedua belah pihak mengenai arah kemitraaan ini. Dengan adanya saling mendukung, semua masalah yang timbul dalam hubungan kemitraan ini akan diselesaikan secara bersama-sama tanpa merugikan salah satu pihak.

e.) Saling menguntungkan

manfaat yang terdapat pada kerjasama memiliki masing-masing pihak terkait dengan hubungan kemitraan yang akan dibangun. Proses bermitra harus dilandasi oleh keinginan masing-masing untuk membentuk sebuah hubungan kemitraan jangka panjang yang setara dan seimbang, saling membutuhkan dan menguntungkan, bukan hubungan atasan dan bawahan.

Kemitraan ini telah menjadi sesuatu komitmen nasional. Karena itu semua pihak yang terkait dengan program ini semua pihak yang terkait dengan program ini harus merasa terpanggil untuk berperanserta di dalam pelaksanaanya, pemerintah dan dunia usaha mau tidak mau mempunyai kewajiban moral untuk melaksanakan program kemitraan, pemerintah sesuai dengan fungsi dan tugasny mendorong terciptanya suatu kemitraan nasional. Sedangkan dunia usaha dituntut untuk melaksanakan kemitraan itu sesuai dengan yang dikendaki oleh Undang -undang maka dengan adanya ini terdapat enam kemungkinan pola kemitraan yang dilaksanakan (Salim, 1996 dalam Inggawati, 2007)

a) Pola Inti Plasma

Sesuai dengan konsep ini, maka usaha menengah atau usaha besar bertindak sebegai inti. Sebagai perusahaan inti maka usaha menengah atau besar harus melaksanakan pembinaan produksi, bimbingan teknis sampai dengan pemasaran hasil produksi. Sedangkan usaha kecil bertugas untuk meningkatkan produksi, baik mutu maupun jumlahnya.

b) Pola Subkontrak

Sesuai dengan pola ini suatu unit produk yang diproduksikan oleh usaha menengah atau besar sebagai suatu barang jadi akan terdiri atas komponen - komponen tertentu.

c) Pola Dagang Umum

Sesuai dengan pola ini terdapat dua kemungkinan, yaitu

- Usaha menengah dan usaha besar memasarkan barang yang dihasilkan oleh usaha besar, konsep ini untuk beberapa hal sama dengan pola inti plasma dimana usaha mengah dan besar memasarkan hasil produksi usaha kecil.

- Usaha kecil memasok kebutuhan usaha menengah atau usaha besar, aplikasinya dapat terbentuk bahwa usaha kecil dapat memasokan hasil usahanya atau produk dari perusahaan lainnya.

d) Pola Waralaba

Sesuai dengan pola usaha kecil diberikan hal oleh usaha menengah atu besar untuk menggunakan lisensi merk dagang dan saluran distribusi perusahaannya kepada usaha kecil dengan disertai bantuan manajemen.

e) Pola Keagenan

Sesuai dengan pola ini usaha kecil diberikan hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa usaha menengah atu usaha besar mitranya.

f) Pola Bentuk - bentuk lain

Pola yang keenam ini pada dasar prinsipnya Undang - undang memberikan kebebasan bagi usahawan untuk mengadakan hubungan kemitraan di luar pola sebagaimana diutarakannya maka dengan secara konseptual undang - undang memperoleh bentuk -bentuk lain yang mungkin lebih efisien dan lebih efektif.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan usaha yang bersekala kecil harus dibarengi dengan kebijakan berupa beberapa upaya secara sistematis maka dari itu kemitraan melakukan kerjasama usaha antara uasaha kecil dengah usaha menengah atau besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah usaha besar dengan melibatkan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan. (Sri Redjeki Hartono, 1995 dalam Rita Friyanti dkk, 2008)

a. Saling memerlukan

Dengan kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing pihak kerjasama dengan rasa saling memerlukan akan timbul dan menjadi alas an yang akan dilaksanakannya kemitraan. Dengan adanya rasa saling memerlukan akan menimbulkan ketergantungan para pihak yang melakukan kerjasama. Bila ketergantungan ini menjadi manfaat yang dirasakan bersama, maka hal ini akan menciptakan hubungan kemitraan jangka panjang dan saling membantu antara hubungan kemitraan.

b. Saling memperkuat

Pola hubungan kemitraan yang untuk mempelancarkan dan mengoptimalkan segenap kerjasama yang saling memperkuat antara sesama usaha yang dalam rangka penyelenggara program yang berskala lebih luas antara hubungan pihak usaha sehingga tujuan program tercapai sesuai dengan rencana awal perjanjian.

c. Saling menguntungkan

Suatu kerja sama yang lebih mengutamakan pada keuntungan bersama dan ekonomi yang terdapat pada kesepakatan yang dibangun bersama yang hanya pada keuntungan belaka dengan standar ditetapkan masing - masing, baik standar harga, standar pemasaran.

Oleh karena itu dalam melakukan langkah kemitraan merupakan langka yang tepat untuk menekan atau mengurangi resiko, meningkatkan daya saing dan meningkatkan efisiensi sehingga kemitraan itu dapat saling menguntungka, saling memberikan bantuan antar usaha kecil dengan usaha besar, saling memerlukan dan saling memperkuat.

Dokumen terkait