• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah

Pemberdayaan merupakan serangkaian proses yang dilakukan secara bertahap dalam organisasi agar dapat dicapai secara optimal dan membangun kesadaran, sehingga perlu adanya komitmen terhadap organisasi (Sukarno dan Prasetyohadi, 2004 dalam Sukarno, 2005)

Pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai – nilai sosial. Keadaan ini mencerminkan paradigma baru pembangunan yakni bersifat people centre, participatory, empowering dan sustanable. (Syarif, 2001 dalam Sukarno 2005)

1. (People Centre)

Suatu pola pemikiran dari orang pusat untuk menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Di sini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena, kalau demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong memotivasikan dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.

2. (Participatory)

Peran dalam berpartisipasi untuk memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan

langkah-langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya. Dalam rangka pemberdayaan ini, upaya yang amat pokok adalah peningkatan taraf pendidikan, dan derajat kesehatan, serta akses ke dalam sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar. Masukan berupa pemberdayaan ini menyangkut pembangunan prasarana dan sarana dasar baik fisik, seperti irigasi, jalan, listrik, maupun sosial seperti sekolah dan fasilitas pelayanan kesehatan, yang dapat dijangkau oleh masyarakat pada lapisan paling bawah, serta ketersediaan lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan, dan pemasaran di perdesaan, di mana terkonsentrasi penduduk yang keberdayaannya amat kurang. Untuk itu, perlu ada program khusus bagi masyarakat yang kurang berdaya, karena program-program umum yang berlaku untuk semua, tidak selalu dapat menyentuh lapisan masyarakat ini. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya modern seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertanggungjawaban adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini. Demikian pula pembaharuan institusi-institusi sosial dan

pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat di dalamnya.

3. ( Empowering and Sustanable)

Memberdayakan yang berkesinambungan sebagai mengandung pola arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah kuat, oleh karena kekurangan pemberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena hal itu justru akan mengerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung pada berbagai program pemberian (charity). Karena, pada dasarnya setiap apa yang dinikmati, harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat dipertukarkan dengan pihak lain). Dengan demikian, tujuan akhirnya adalah memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan.

Pemberdayaan atau empowerment dari kata power diartikan sebagai “daya”. Daya dalam arti kekuatan disini berasal dari dalam, tetapi dapat diperkuat dengan unsur -unsur penguatan yang diserap dari luar, dan

terdapat beberapa pengertian dan indikator pemeberdayaan yang dikemukakan oleh para alih, yaitu

1. Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang -orang yang lemah atau tidak beruntung (Ife, 1995)

2. Pemberdayaan menunjukan pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial (Swift dan Levin, 1987)

Menurut (Musa Hubeis, 2010 jurnal ekonomi manajemen IKM, Vol 5 No 1) pengukuran pemberdayaan UKM terdiri dari:

1. Peningkatan SDM

Yang pertama dengan memperbaiki sistem dan lingkungan kerja sedang yang kedua melalui pendididkan dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensinya

2. Mutu produk UKM

Salah satu jalan untuk meningkatkan daya saing usaha kecil dan menengah dengan serta meningkatkan kualitas dan mutu produknya agar dapat bersaing baik di pasar domestik maupun pasar global. 3. Pengembangan dan pengawasan UKM

Suatu tema kegiatan dan program kegiatan, sehingga diperoleh prioritas pengembangan atas dasar dapat memberikan nilai tambah, menyerap tenaga kerja, melakukan inovasi teknologi, mampu berkembang menjadi usaha tangguh atau memiliki prospek menjadi usaha menengah dan hal potensial di suatu wilayah. Sebagai ilustrasi,

pembinaan, pengembangan dan pengawasan UK melalui pendekatan klaster

Sedangkan menurut (Suarja, 2008) indikator dari pemberdayaan UKM adalah:

1. Pemberdayaan institusional

Pendekatan dalam pemberdayaan yang berbasis institusi (pranata) sosial budaya yang tumbuh, hidup, dan berkembang dalam usaha kecil yang bersengkutan. Institusi - institusi ini merupakan media yang memperantarai perwujutan kebudayaan manusia dalam kegiatan usaha kecil, dengan adanya keragaman pranata ini terbentuk sesuai dengan kehidupan masyarakat itu sendiri.

2. Peningkatan akses UMKM

a. Pengembangan berbagai aspek untuk UKM

- Program pembiayaan produktifitas usaha kecil

- Program pembiyaan usaha kecil yang mandiri dalam rangkat pemberdayaan usaha dengan ruang lingkup masyarakat, keluarga sehat, dan sejahtera

- Program skim pendanaan komoditas UKM melalui resi gudang

b. Pemberdayaan usaha kecil melalui program pemeritah

c. Bantuan perkuatan secara selektif pada sektor usaha tertentu sebagai stimulant

3. Pemberdayaan di budang produksi

- Program pengembangan pengadaan usaha kecil dengan pemberdayaan lainnya

- Program pengembangan usaha UKM melalui pengadaan bahan baku

- Program pengembangan usaha kemasyrakatan

- Program pengembangan usaha sarana penunjang UKM - Program pengembangan usaha budidaya UKM

- Program bantuan perkuatan alat teknologi bagi UKM - Program bantuan untuk perkuatan pengolahan UKM 4. Pengembangan jaringan pemasaran

- mempromosikan proyek UKM - Modernisasi usaha kecil

- Pengembangan saran pemasaran UKM 5. pemberdayaan sumber daya UKM

- Menumbuhkan wirausaha baru

- Peningkatan kemampuan teknis dan manajerial UKM - Pengembangan hasil kualitas usaha kecil

- Memberikan pendidikan dan pelatihan UKM bagi kelompok usaha yang masi produktif

- Pengembangan prasarana dan sarana pendidikan dan pelatihan di bidang usaha kecil

6. Pengkajian pengembangan UKM

- Pengkajian, penelitian dan pengembangan potensi kendala dan permasalah di UKM

- Diskusi permasalahan dan Isu-isu strategis dalam proses pemberdayaan UKM;

- Sosialisasi hasil-hasil kajian, penelitian, pengembangan dan diskusi pemberdayaan UKM, melalui penerbitan buku, jurnal dan majalah Ilmiah;

- Pengkaderan dan pengawasan kinerja aparat dan sumberdaya UKM.

PemberPdayaan merupakan kegiatan yang dilakukan pihak lain terhadap UKM dalam upaya lebih berdaya guna dan lebih dapat bersaing dengan usaha lain yang memiliki beberapa indicator (Sukarno, 2008)

a. Pengembangan Organisasi b. Kemitraan usaha

c. Pembinaan usaha

Berdasarkan dari definisi pemberdayaan di atas, dapat dinyatakan bahwa pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaab atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termaksut individu -individu yang mengalami masalah kemiskinan.

Dokumen terkait