Wilayah Administrasi
Pandeglang merupakan salah satu kabupaten di provinsi Banten. Letaknya di ujung barat Pulau Jawa dengan luas wilayah 2.747 km2 dan memiliki panjang garis pantai 230 km, berpenduduk 1.149.064 jiwa. Wilayah kabupaten Pandeglang secara geografis terletak antara 6º21’ - 7º10’ Lintang Selatan dan 104º48’ - 106º11’ Bujur Timur dengan luas wilayah 2.747 km² atau sebesar 29,98 % dari luas wilayah provinsi Banten. Kabupaten yang berada di ujung Barat dari provinsi Banten ini mempunyai batas administrasi sebagai berikut:
a. Utara : Kabupaten Serang b. Selatan : Samudra Indonesia c. Barat : Selat Sunda
d. Timur : Kabupaten Lebak
Kabupaten Pandeglang dibagi menjadi 35 kecamatan dengan 13 kelurahan dan 322 desa, kecamatan Cikeusik merupakan kecamatan terluas di kabupaten Pandeglang dengan luas 322,76 km2 sedangkan Labuan merupakan kecamatan terkecil dengan luas 15,66 km2. Jarak dari Ibukota kabupaten ke Ibukota Negara
(Jakarta) 111 km, ke Ibukota Provinsi (Serang) 23 km dan ke Ibukota kabupaten Lebak 18 km.
Iklim dan Curah hujan
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan topografi dan pertemuan/perputaran arus udara. Iklim di wilayah kabupaten Pandeglang dipengaruhi oleh Angin Monson (Monson Trade). Oleh karena itu, jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak pos pengamatan.
Curah hujan di kabupaten Pandeglang antara 2.000 – 4.000 mm per tahun dengan rata-rata curah hujan 3.814 mm dan mempunyai 177 hari hujan rata-rata per tahun. musim hujan terjadi pada Bulan September s.d Pebruari dan musim kemarau terjadi pada Bulan Maret s.d Agustus.
Data mengenai curah hujan berdasarkan pos pengamatan tahun 2009 dan 2010 dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Data hari dan curah hujan berdasarkan pos pengamatan
No Pos pengamatan Jumlah hari hujan (hari) Curah hujan ( mm)
2009 2010 2009 2010 1 Pandeglang 160 152 2774 3274 2 Cimanuk 146 187 2758 2924 3 Menes 149 221 3033 4276 4 Labuan 112 169 3039 4392 5 Munjul 159 239 2669 4467 6 Cikeusik 134 184 2749 3960 7 Cimanggu 133 196 1751 2233 8 Cibaliung 132 226 3705 4707 9 Mandalawangi 174 210 3315 4025 10 Jiput 146 192 3496 4673 11 Bojong 144 167 2260 2500 12 Pagelaran 146 182 2217 2030 13 Ciliman 136 204 3379 2234 14 Cilemer 137 152 2812 2907 Rata-rata 143 192 2854 3472
Sumber: Bappeda Kab. Pandeglang (2011)
Topografi
Topografi wilayah kabupaten Pandeglang memiliki variasi ketinggian antara 0 – 1.778 m di atas permukaan laut (dpl). Wilayah tengah dan selatan pada umumnya merupakan dataran yang relatif rendah dengan ketinggian gunung di bawah 1000 meter seperti Gunung Payung (480 m), Gunung Honje (620 m), Gunung Tilu (562 m) dan Gunung Reksa (320 m) dengani luas wilayah 85,07% dari luas keseluruhan kabupaten Pandeglang. Sedangkan wilayah utara sekitar 14,93% dari luas kabupaten Pandeglang merupakan dataran tinggi yang dikelilingi oleh gunung dengan ketinggian di atas 1000 meter seperti Gunung Karang (1778 m), Gunung Pulosari (1346 m) dan Gunung Aseupan (1164 m). Gunung Karang
merupakan gunung tertinggi di kabupaten Pandeglang dan merupakan gunung berapi yang masih aktif.
Kemiringan Lereng
Kemiringan tanah di kabupaten Pandeglang bervariasi antara 0 - 45%, untuk kemiringan 0 - 15% pada areal dataran sekitar Pantai Selatan dan Pantai Selat Sunda, kemiringan 15 - 25 % pada areal berbukit, dan kemiringan 25 - 45 % pada areal bergunung sekitar bagian Tengah dan Utara wilayah.
Geologi dan Jenis Tanah
Ditinjau dari segi geologinya, kabupaten Pandeglang memiliki beberapa jenis bebatuan, diantaranya :
1. Alluvium, terdapat di daerah gunung dan pinggiran pantai;
2. Undiefierentiated (bahan erupsi gunung berapi), terdapat di daerah bagian utara tepatnya di daerah Kecamatan Labuan, Jiput, Mandalawangi, Cimanuk, Menes, Banjar, Pandeglang dan Cadasari;
3. Diocena, terdapat di daerah bagian barat, tepatnya di Kecamatan Cimangu dan Cigeulis;
4. Piocena Sedimen, dibagian Selatan di daerah Kecamatan Bojong, Munjul, Cikeusik, Cigeulis, Cibaliung dan Cimanggu;
5. Miocene Limestone, disekitar Kecamatan Cimanggu bagian utara; 6. Mineral Deposit, yang terbagi atas beberapa mineral, yaitu :
a. Belerang dan sumber air panas di Kecamatan Banjar
b. Kapur/karang daera dan laut di Kecamata Labuan, Cigeulis, Cimanggu, Cibaliung, Cikeusik dan Cadasari
c. Serat batu gift, terdapat di Kecamatan Cigeulis
Jenis tanah yang ada di kabupaten Pandeglang dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis dengan tingkat kesuburan dari rendah sampai dengan sedang. Diantara jenis tanah tersebut adalah :
1. Alluvial, terdapat di Kecamatan Panimbang Sumur, Cikeusik, Pagelaran, Picung, Labuan dan Munjul
2. Grumosol, yang tersebar di Kecamatan Sumur dan Cimanggu
3. Regosol, tedapat di Kecamatan Sumur, Kabuan, Pagelaran, Cikeusik dan Cimanggu
4. Latosol, terdapat di sekitar Gunung Karang, Kecamatan Pandeglang, Saketi, Cadasari, Banjar, Cimanuk, Mandalawangi, Bojong, Menes, Jiput, Labuan dan Sumur.
5. Podsolik, terdapat di Kecamatan Labuan, menes, Saketi, Bojong, Munjul, Cikeusik, Cibaliung, Cimanggu, Cigeulis, Sumur, Panimbang dan Angsana.
Kedalaman efektif tanah di kabupaten Pandeglang terdiri dari kedalaman < 60 cm yang tersebar pada daerah tengah, kedalaman 60 – 90 pada wilayah selatan dan kedalaman > 90 cm berada pada wilayah utara dan barat.
Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di kabupaten Pandeglang pemanfaatannya dibagi menjadi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung yang telah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan sebagai kawasan lindung di wilayah Kabupaten Pandeglang adalah Taman Nasional Ujung Kulon yang mencakup 78.619 ha daratan dan 44.337 ha lautan. Lokasi yang ditetapkan tersebut mencakup kawasan Gunung Honje, Pulau Panaitan, Pulau Peucang, Ujung Kulon dan perairan lautan disekitarnya.
Penggunaan lahan budidaya di kabupaten Pandeglang sebagian besar adalah pertanian. Usaha pertanian seperti persawahan, ladang, kebun, empang, kolam tambak, kolam/tebat/empang, lahan untuk tanaman, hutan rakyat dan negara mempunyai luas 239.731 hektar (87,27 %). Sedangkan sisanya digunakan untuk pekarangan/lahan, untuk bangunan dan halaman sekitarnya, padang rumput, lahan yang sementara tidak diusahakan dan lain sebagainya sebesar 12,73 %. Penggunaan lahan budidaya secara rinci dapat dilihat pada Tabel 7
Tabel 7. Penggunaan lahan tahun 2009
No Penggunaan lahan Luas (Ha) Persentase (%)
1 Lahan sawah 53.951 19,64 2 Ladang / huma 24.178 8,80 3 Tegal / Kebun 48.213 17,55 4 Kolam / empang 958 0,35 5 Tambak 539 0,20 6 Padang rumput 3.443 1,25 7 Perkebunan besar 15.005 5,46 8 Hutan rakyat 11.925 4,34 9 Lain-lain 11.345 4,13
10 Bangunan dan halaman 14.088 5,13
11 Sementara tidak diusahakan 6.011 2,19
12 Hutan Negara 84.962 30,93
13 Rawa dan taman 72 0,03
Jumlah 274.690 100
Sumber : Bappeda Kab. Pandeglang (2010)
Tingkat Kepadatan Penduduk
Pada tahun 2009 jumlah penduduk kabupaten Pandeglang berjumlah 1.149.064 orang dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak 588.126 orang dan perempuan sebanyak 560.938 orang. Sedangkan berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk tahun 2010 kab. Pandeglang adalah 1.145.792 orang yang terdiri atas 586.869 laki‐laki dan 558.923 perempuan.
Secara keseluruhan jumlah rumah tangga di kabupaten Pandeglang tahun 2009 berjumlah 301.417 rumah tangga dengan rata-rata 1 (satu) rumah tangga terdiri dari 4 orang anggota keluarga. Kecamatan Labuan memiliki jumlah terbanyak 12.753 rumah tangga, sedangkan kecamatan Koroncong memiliki
jumlah rumah tangga paling sedikit yaitu 4.333 rumah tangga. Data kependudukan disajikan di Tabel 8.
Tabel 8. Luas wilayah dan kepadatan populasi penduduk tahun 2009
No Kecamatan Area (km2) Jumlah Desa Populasi Jumlah Penduduk Rata-rata perkm2 1 Sumur 258,54 7 22.747 87,98 2 Cimanggu 259,73 12 36.745 141,47 3 Cibaliung 221,88 9 28.876 130,14 4 Cibitung 180,72 10 21.227 117,46 5 Cikeusik 322,76 14 51.223 158,70 6 Cigeulis 176,21 9 33.922 192,51 7 Panimbang 132,84 6 49.024 369,05 8 Sobang 138,88 7 35.125 252,92 9 Munjul 75,25 9 22.187 294,84 10 Angsana 64,84 9 25.633 395,33 11 Sindangresmi 65,20 9 21.402 328,25 12 Picung 56,74 8 35.214 620,62 13 Bojong 50,72 8 33.785 666,11 14 Saketi 54,13 14 43.057 795,44 15 Cisata 32,65 9 23.403 716,78 16 Pagelaran 42,76 13 33.997 795,07 17 Patia 45,48 9 27.358 601,54 18 Suka resmi 57,30 10 33.865 591,01 19 Labuan 15,66 9 54.534 3.482,38 20 Carita 41,87 10 32.103 766,73 21 Jiput 53,04 13 28.472 536,80 22 Cikedal 26,00 10 30.522 1.173,92 23 Menes 22,41 11 35.423 1.580,68 24 Pulosari 31,33 9 27.593 880,72 25 Mandalawangi 80,19 15 45.851 571,78 26 Cimanuk 23,64 11 38.309 1.620,52 27 Cipeucang 21,16 10 27.955 1.321,12 28 Banjar 30,50 11 29.855 978,85 29 Kaduhejo 33,57 10 34.626 1.031,46 30 Mekarjaya 31,34 8 18.958 604,91 31 Pandeglang 16,85 4 39.759 2.359,58 32 Majasari 19,57 5 44.714 2.284,82 33 Cadasari 26,20 11 31.413 1.198,97 34 Karangtanjung 19,07 4 32.419 1.700,00 35 Koroncong 17,86 12 17.768 994,85 Jumlah 2.746,89 335 1.149.064 418,31
Potensi di Wilayah Pesisir Perikanan Budidaya
Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang, tahun 2011 produksi budidaya perikanan air tawar mencapai 8386,8 ton atau senilai sekitar 31,86 milyar rupiah dengan produksi tertinggi berupa budidaya ikan mas, yaitu sebesar 3157 ton. Sedangkan produksi budidaya perikanan air payau yang berasal dari produksi udang vanname dan ikan bandeng mencapai 1118.55 ton atau senilai 25,33 milyar rupiah dengan produksi tertinggi berupa bandeng, yaitu sebesar 851 ton. Sementara itu budidaya perikanan air laut yang bersumber dari budidaya kerapu, kerang hijau dan rumput laut mencapai 1426 ton atau senilai 108,714 milyar rupiah (Tabel 9 dan Tabel 10).
Tabel 9. Produksi perikanan budidaya tahun 2010
N
o Jenis budidaya Luas lahan (ha) Produksi (ton)
Nilai produksi (Rp juta) 1 Budidaya air tawar:
a. Ikan Mas b. Ikan Nila c. Ikan Gurame d. Ikan Lele e. Lainnya 344.44 210.38 7.88 44.40 1.31 3157 2735 197 2886 11.8 55.800 41.025 6.895 31.743 0.117 2 Budidaya air Payau
a. Udang Vanname b. Ikan Bandeng c. Lainnya 21 72 1.70 266 851 1.55 15.960 9.361 0.012 3 Budidaya Laut a. Ikan Kerapu b. Rumput Laut c. Kerang Hijau 0.76 80 3 688 588 150 103.200 1.764 3.750
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pandeglang (2011)
Tabel 10. Potensi perikanan budidaya
Uraian
Jenis Budidaya
Jumlah
Japung Kolam Sawah Karamba Tambak Budidaya
Laut Rumah tangga Perikanan (buah) 4 2120 1210 98 32 60 3524 Desa Pembesaran 2 140 110 3 11 31 Petani Budidaya (org) 4 6360 1210 98 28 - 7700
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pandeglang (2009)
Selain budidaya air tawar, kabupaten Pandeglang juga memiliki komoditas unggulan berupa kerang hijau dan rumput laut yang berlokasi di kecamatan Panimbang dan kecamatan Sumur. Adanya kontrak produksi dengan Kementerian
Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan produksi perikanan dengan cara budidaya, menyebabkan segala macam program pembangunan diprioritaskan untuk meningkatkan dan mengembangkan budidaya ini.
Untuk mendukung program pemerintah mengenai pengembangan dan pertumbuhan wilayah berbasis sektor unggulan dalam Perda RTRW Kabupaten Pandeglang tahun 2011-2031 telah ditetapkan kecamatan Panimbang dan kecamatan Sumur sebagai kawasan minapolitan dengan komoditas unggulan kerang hijau dan rumput laut.
Perikanan Tangkap
Kabupaten Pandeglang mempunyai potensi pesisir yang sangat besar dengan luas perairan laut sebesar 1.702 km2. Dan luas wilayah darat sebesar 186.338,97 ha/km2 yang terdiri dari 10 kecamatan pesisir dengan 35 desa pesisir (Tabel 11).
Tabel 11. Desa pesisir Kabupaten Pandeglang
No. Kecamatan No. Desa No. Kecamatan No. Desa
1 Sumur
1 Ujung Jaya
7
Carita 21 Pejamben
2 Taman Jaya 22 Banjarmasin
3 Cigorondong 23 Carita
4 Tunggal Jaya 24 Sukajadi
5 Kerta Mukti 25 Sukarame
6 Kerta Jaya 26 Sukanagara
7 Sumber Jaya
2 Cimanggu 8 Ranca Pinang 8 Sukaresmi 27 Sida Mukti
9 Tangkil sari 28 Cibungur
3 Cibitung
10 Citeluk
9 Labuan
29 Cigondang
11 Sindang Kerta 30 Teluk
12 Kiara Jangkung 31 Caringin
13 Kuta Karang 32 Sukamaju
4 Cikeusik 14 Tanjungan 10 Pagelaran 33 Tegal Papak 15 Cikiruh Wetan 34 35 Marga Giri Margasana 5 Cigeulis 16 Banyu Asih
6 Panimbang
17 Panimbang Jaya 18 Mekar Sari 19 Citereup 20 Tanjung Jaya
Sumber : BPS Kab. Pandeglang (2012)
Berdasarkan data yang diperoleh kabupaten Pandeglang memiliki potensi ekosistem mangrove sebesar 268 ha yang terletak sepanjang Pantai Panimbang, Tanjung Lesung, Sumur, Pantai Utara Taman Nasional Ujung Kulon, Pulau Panaitan dan Pulau Peucang dengan vegetasi Rhizopora sp. dan Avicinea sp. Keberadaan vegetasi mangrove di wilayah pantai panimbang merupakan hasil penanaman kembali masyarakat setempat, sedangkan yang berada di pantai Taman Nasional Ujung Kulon merupakan wilayah konservasi yang dilindungi
sehingga keberadaanya masih alami. Potensi ekosistem terumbu karang seluas 331,50 ha dan padang lamun seluas 287,3 ha serta pulau-pulau kecil sebanyak 33 buah dengan luas lahan 24.470.2 ha.
Selain itu potensi perikanan tangkap didukung dengan didirikannya tempat pelelangan ikan sebanyak 12 buah yang tersebar di beberapa kecamatan pesisir, namun hanya sekitar 10 tempat pelelangan ikan yang hingga saat ini masih berjalan karena didukung dengan fasilitas sarana prasarana perikanan yang memadai serta jumlah produksi hasil ikan tangkapan yang dilelangkannya cukup besar. kecamatan Labuan mempunyai tiga tempat pelelangan ikan yang mempunyai sarana dan prasarana perikanan yang lengkap. TPI Sidamukti dan Panimbang juga memiliki sarana prasarana perikanan yang lengkap seperti docking kapal, pabrik es, SPDN dan instalasi air bersih.
Berikut ini jumlah nelayan, perahu motor dan alat tangkap tahun 2011 berdasarkan dari TPI yang aktif (Tabel 12).
Tabel 12. Data jumlah nelayan, perahu motor dan alat tangkap tahun 2011 No Nama TPI ∑ Nelayan
(orang)
∑ Perahu motor (buah)
∑ Alat tangkap (buah)
1 TPI Labuan I, II dan III 2287 340 463
2 TPI Carita 470 165 170
3 TPI Sukanegara 141 30 18
4 TPI Panimbang 658 116 290
5 TPI Citeureup 201 62 102
6 TPI Sumur 542 116 158
7 TPI Taman jaya 99 61 84
8 TPI Sidamukti 837 180 314
Jumlah 5235 1070 1599
Sumber : Bappeda Kab. Pandeglang (2012)
Untuk produksi perikanan tangkap seluruh TPI di kabupaten Pandeglang bisa dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Produksi perikanan tangkap/trip tahun 2011
Nama alat tangkap Produksi (ton) Trip/thn Prod/Trip
Payang 2,462.75 19,310 127.54 Dogol 2,832.62 16,182 175.05 Arad 2,951.99 18,070 163.36 Purse seine 3,783.20 6,597 573.47 Gillnet 2,311.78 11,549 200.17 Jaring klitik 67.09 3,437 19.52 Rampus 2,612.21 15,942 163.86 Tancap 1,425.18 21,217 67.17 Apung 2,288.24 25,417 90.03 Pancing 2,662.58 32,161 82.79 Garok 700.31 7,725 90.66 Jumlah 24,097.95 177,607 1,753.61
Berdasarkan Tabel 12 kriteria nelayan dibagi menjadi nelayan pemilik, tetap, sambilan atau pendatang sedangkan perahu motor dibagi menurut ukuran mesinnya yang terdiri dari perahu, jukung, kapal motor 0-5 gt, KM 5-10 gt, KM 10-20 gt dan KM 20-30 gt dan jumlah alat tangkap terdiri dari payang, dogol, jaring rampus, purse seine, jaring insang, bagan tancap, bagan rakit, pancing dan alat pengumpul kerang.
Pariwisata
Adapun sektor pariwisata merupakan salah satu andalan kabupaten Pandeglang untuk meningkatkan perekonomian daerah khususnya dalam peningkatan penerimaan PAD serta daya efek berantai yang positif terhadap sektor pembangunan lainnya. Pengembangan pariwisata diarahkan pada peningkatan destinasi wisata berupa kawasan wisata, obyek wisata, akomodasi yang mendukungnya serta pemasaran wisata yang akhirnya ukuran keberhasilan pembangunan pariwisata tercermin melalui jumlah kunjungan wisata.
Potensi kabupaten Pandeglang memiliki panjang pantai yang besar menjadi daya tarik tersendiri dalam pengembangan wisata bahari selain itu pula ditunjang kondisi lahan pantai yang landai, suasana yang masih alami sehingga memungkinkan para turis untuk datang menikmatinya dengan tujuan untuk melihat sunset, berenang, snorkling ataupun diving. Para turis domestik maupun mancanegara setiap tahunnya banyak berkunjung ke wilayah pantai Pandeglang pada saat seperti tahun baru, libur hari raya ataupun pada saat libur sekolah.
Pengembangan pariwisata di kabupaten Pandeglang diarahkan kepada 7 kawasan, yaitu :
1. Kawasan Pariwisata Gunung Karang meliputi: Sumur Tujuh, Makam Simpeureun, Pariwisata Kota Pandeglang, Pemandian Air Panas Cisolong, Batu Lingga, Air Panas Wariang, Agrowisata Akarsari, Agrowisata Cihunjuran, Penziarahan Cibulakan, Batu Qur’an, Pemandian Cikoromoy dan Batu Tapak Ps. Peuteuy.
2. Kawasan Pariwisata Cikedal meliputi: Situ Cikedal, Penziarahan Cikadueun, Batu Ranjang, Batu Tongtrong, Kerajinan Emping, Prasasti Muruy, Batu Goong, Sanghyang Dengdek, Batu Saketeng, dan Batu Tapak.
3. Kawasan Pariwisata Carita meliputi: Pantai Carita, Perkemahan Perhutani, Taman Rekreasi Tamansari, Taman Rekreasi Perhutani, Curug Gendang, Penziarahan Caringin dan Masjid Caringin.
4. Kawasan Pariwisata Bama meliputi: P. Bama, P. Popole dan P. Penimbang. 5. Kawasan Pariwisata Tanjung Lesung meliputi : Pantai dan Resort Tanjung
Lesung, Pulau Liwungan, Desa Wisata Cikadu, Pantai Cipanon, Pantai Cimahpar, Pantai/Muara Cijalarang dan Pantai Mega Camara.
6. Kawasan Pariwisata Taman Nasional Ujung Kulo meliputi : Taman Nasional Ujung Kulon, Pulau Handeuleum, Pulau Panaitan, Sanghyang Sirah, Agrowisata Gunung Honje, Pantai Ciputih, Pulau Umang Resort, Desa Wisata Kertamukti dan Are Ganesha/
7. Kawasan Pariwisata Pantai Selatan meliputi : Penziarahan Mantiung, Pantai Tanjungan, Pulau Tinjil, Pantai Cikiruh Wetan, Agrowisata Kutakarang, Wisata Pantai Citeluk, Pantai Sindangkerta dan Pulau Deli.
Sebagai salah satu daerah tujuan wisata di provinsi Banten, kegiatan pariwisata di kabupaten Pandeglang cukup potensial untuk menunjang pembangunan daerah. Perkembangan sektor pariwisata diantaranya dapat dilihat melalui jumlah kunjungan wisatawan ke objek wisata dan jumlah tamu yang menginap pada tempat penyedia jasa akomodasi yang ada di kabupaten Pandeglang. Tabel 14 menyajikan lokasi objek wisata di wilayah pesisir yang ada di kabupaten Pandeglang.
Tabel 14. Objek wisata di pesisir
No. Objek wisata Pengunjung (Orang)
1 Pasir Putih 33.827
2 Beach Club 5.204
3 Matahari 10.801
4 Karang Sari Carita 40.144
5 Perum Perhutani 8.453
6 Sailing Club 106
Jumlah 98.535
Sumber : Bappeda Kab.Pandeglang (2010)
Selain dari potensi di atas Kabupaten Pandeglang juga memiliki pulau-pulau kecil sebanyak 33 buah pulau. Bahkan ada beberapa pulau yang fungsinya dimiliki oleh pihak swasta seperti Pulau Umang dan Pulau Oar, namun hingga saat ini pulau-pulau tersebut belum menjadi prioritas utama untuk dikelola secara maksimal oleh pihak Pemda.
Upaya pemerintah daerah dalam melakukan pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan daerah selama ini masih terkendala dengan buruknya infrastruktur jalan yang menjadi akses ke daerah tujuan wisata.
Pelabuhan Perikanan
Mengingat potensi perikanan tangkap sangat besar di kabupaten Pandeglang menjadikan dasar bahan pertimbangan dari kementrian kelautan dan perikanan untuk meningkatkan status pangkalan pendaratan ikan yang berada di kecamatan Labuan menjadi Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) yang berfungsi untuk memberikan pelayanan bagi para nelayan asli maupun pendatang di provinsi Banten. Peningkatan status ini juga didukung dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten Pandeglang bahwa daerah Labuan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.
Kawasan Konservasi Laut Daerah
Kondisi wilayah pesisir yang bersifat multidinamis, kompleks dan rentan akan cepat rusak jika keberadaannya tidak dijaga dan berdampak buruk bagi kesetimbangan ekosistem. Oleh karena itu pada tahun 2007 diadakan musyawarah antara pemerintah daerah kabupaten Pandeglang beserta masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan para pemerhati lingkungan untuk memutuskan wilayah
yang harus dijadikan kawasan konservasi yang berfungsi sebagai penyangga untuk ekosistem di wilayah sekitarnya.
Hasil dari musyawarah ini dikukuhkan dengan Surat Keputusan Bupati Nomor 660/Kep.369-Huk/2007 tentang Penetapan Kawasan Konservasi Laut daerah yang isinya ada 10 titik yang dijadikan kawasan konservasi laut daerah. Selanjutnya pada tahun 2010 SK Bupati ini ditindak lanjuti oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan untuk dibuat peta sebaran terumbu karang sekaligus untuk mengevaluasi kondisi terumbu karang yang ada saat ini.