• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gangguan Transportasi Darat

Dalam dokumen Tabel Data Iklim Wilayah Studi (Halaman 69-77)

Pada dasarnya gangguan transportasi darat mencakup beberapa macam dampak seperti a). Kerusakan jalan dan jembatan, b). Gangguan kelancaran lalulintas, c). Gangguan keselamatan pengguna jalan, dan d). Pengotoran jalan.

a. Kerusakan Jalan dan Jembatan Tahap konstruksi

Pada tahap konstruksi kegiatan mobilisasi peralatan dan pengangkutan material bahan konstruksi melalui jalan darat ke lokasi rencana kegiatan pemipaan dan fasilitas produksi serta LNG diperkirakan akan berdampak pada gangguan stabilitas perkerasan jalan dan jembatan. Peralatan berat akan diangkut dengan menggunakan trailer dengan muatan sumbu terberat dapat mencapai > 10 ton. Jalan yang akan dijadikan rute pengangkutan meskipun sebagai jalan provinsi, namun klas jalan bila ditinjau dari tekanan gandar maksimum setara dengan jalan klas II (kekuatan maksimum < 8 ton), sehingga dikhawatirkan adanya lalulintas tersebut dapat merusak jalan dan jembatan.

Berdasarkan hasil observasi awal di lokasi, beberapa ruas jalan sudah menunjukkan gejala kerusakan, khususnya pada wilayah yang sering mengalami banjir serta kondisi jembatan yang sempit (lebar 3,20 meter) dikhawatirkan terjadi kerusakan jalan maupun jembatan. Dengan demikian parameter kerusakan jalan dan jembatan pada kegiatan mobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik.

Kerusakan jalan disebakan pula oleh kegiatan Pemasangan Pipa Penyalur Gas pada jalur darat yang memotong jalan raya, akan merusak jalan raya (ada kegiatan penggalian). Kerusakan jalan tersebut tidak dapat dikembalikan seperti kondisi semula, kecuali melalui proses perbaikan struktur jalan (pemadatan dan pengaspalan). Pekerjaan pemasangan pipa yang memotong jalan hanya pada tempat-tempat tertentu dan sifatnya tidak permanen (dapat segera dipulihkan). Dengan demikian parameter kerusakan jalan pada kegiatan pemasangan pipa penyalur gas dikategorikan bukan sebagai dampak penting hipotetik.

merusak bahu jalan (lebar perkerasan rata-rata hanya 4,5 meter), karena roda kendaraan keluar perkerasan.

Mengingat kondisi beberapa ruas jalan sudah menunjukkan gejala kerusakan khususnya pada wilayah yang sering mengalami banjir serta kondisi jembatan yang sempit (lebar 3,20 meter), maka aktivitas tersebut dikhawatirkan menambah kerusakan jalan maupun menyebabkan kerusakan jembatan. Dengan demikian parameter kerusakan jalan dan jembatan pada kegiatan penyaluran kondesat dengan transportasi darat dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik.

Tahap Pasca Operasi

Pada Tahap Pasca Operasi, kegiatan demobilisasi peralatan melalui jalan darat diperkirakan akan berdampak pada gangguan stabilitas perkerasan jalan dan jembatan. Peralatan berat akan diangkut dengan menggunakan trailer diperkirakan memiliki muatan sumbu terberat mencapai > 10 ton, sehingga dikhawatirkan adanya lalulintas tersebut dapat merusak jalan dan jembatan. Hal ini dimungkinkan mengingat klas jalan berdasarkan tekanan gandar belum mencapai 10 ton.

Mengingat kondisi beberapa ruas jalan sudah menunjukkan gejala kerusakan, khususnya pada wilayah yang sering mengalami banjir serta kondisi jembatan yang sempit (lebar 3,20 meter), maka aktivitas tersebut dikhawatirkan menambah kerusakan jalan maupun menyebabkan kerusakan jembatan. Dengan demikian parameter kerusakan jalan dan jembatan pada kegiatan demobilisasi peralatan dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik.

b. Gangguan Kelancaran Lalulintas Tahap Konstruksi

Aktvitas mobilisasi peralatan dan pengangkutan material bahan konstruksi dilakukan pada saat awal pekerjaan konstruksi dan pengangkutan material melalui jalan darat dilakukan selama tahap pembangunan (tahap konstruksi akan berdampak pada gangguan kelancaraan jalan). Namun pengangkutan peralatan tersebut tidak terlalu mengganggu kelancaran lalulintas di sepanjang ruas jalan yang dijadikan rute pengangkutan. Hanya saja pada saat pengangkutan material, khususnya pipa untuk kegiatan pemipaan akan menimbulkan dampak pada parameter kelancaran lalulintas. Hal ini disebabkan oleh intensitas pengangkutan yang cukup tinggi, sedangkan lebar jalan/jembatan relatif sempit, sehingga mengakibatkan tundaan lalulintas pada salah satu arah.

Mengingat jalur jalan yang dijadikan rute pengangkutan merupakan jalur satu-satunya yang menghubungkan Kota Luwuk-dengan kota-kota kecamatan (Kintom, Batui, Toili dan Toili Barat), maka gangguan kelancaran pada ruas jalan tersebut akan berakibat pada kemacetan di seluruh wilayah kecamatan tersebut. Dengan demikian parameter gangguan kelancaran lalulintas pada kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik

Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan khususnya untuk area pembangunan kilang LNG di wilayah Batui maupun Kintom berada di wilayah yang sudah terbangun (permukiman maupun sistem jaringan infrstruktur, baik jaringan jalan maupun jembatan). Selama belum ada pengalihan sistem jaringan jalan dan jembatan yang sudah ada saat ini, maka kegiatan pembukaan dan pematangan lahan akan bersinggungan dengan jalur lalulintas, sehingga menyebabkan gangguan pada parameter kelancaran lalulintas. Gangguan kelancaraan disebabkan oleh aktivitas alat-alat berat yang melintas/memotong jalan, sehingga harus menghentikan arus lalulintas menerus.

Ruas jalan yang terkena dampak kegiatan pembukaan dan pematangan lahan adalah ruas jalan satu-satunya yang menghubungkan wilayah kecamatan Batui, Toili dan Toili Barat ke kecamatan Kintom maupun Kota Luwuk. Apabila ada gangguan pada ruas jalan

diprakirakan akan menggangu pergerakan lalulintas di jalan raya. Hal ini diakibatkan oleh penutupan separuh lebar jalan (pekerjaan dilakukan bertahap) dan kurangnya jalur-jalur alternatif untuk mengalihkan arus lalulintas.

Pekerjaan pemasangan pipa yang memotong jalan dapat dilakukan secara bertahap dan disertai dengan pembuatan jalan darurat, sehingga dapat mengalirkan arus lalulintas untuk kedua arah. Dengan demikian parameter gangguan kelancaran lalulintas pada kegiatan pemasangan pipa penyalur gas dikategorikan bukan sebagai dampak penting hipotetik.

Tahap Operasi

Pada tahap operasi aktivitas pergerakan mobil tanki mengangkut kondensat dari fasilitas produksi gas ke lokasi Tangki Penampung Kondensat milik JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi di Bajo akan membebani ruas jalan provinsi. Tambahan arus lalulintas ini dapat mengakibatkan penurunan kinerja jalan, sehingga berakibat pada besarnya tundaan lalulintas (gangguan kelancaran lalulintas). Mengingat jalur jalan yang dijadikan rute pengangkutan merupakan jalur satu-satunya yang menghubungkan Kota Luwuk-dengan kota-kota kecamatan (Kintom, Batui, Toili dan Toili Barat), maka gangguan kelancaran pada ruas jalan tersebut akan berakibat pada kemacetan di seluruh wilayah kecamatan tersebut. Dengan demikian parameter gangguan kelancaran lalulintas pada kegiatan penyaluran kondesat dengan transportasi darat dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik.

Tahap Pasca Operasi

Pada tahap pasca operasi, proses pengangkutan peralatan setelah berakhirnya kegiatan operasional (demobilisasi peralatan), akan dapat mengakibatkan gangguan

menyebabkan iringan kendaraan, karena kecepatan arus sangat tergantung pada kecepatan kendaraan angkutan akibat kesulitan dalam melakukan gerakan menyalip (gerakan mendahului kendaraan di depannya).

Mengingat jalur jalan yang dijadikan rute pengangkutan merupakan jalur satu-satunya yang menghubungkan Kota Luwuk-dengan kota-kota kecamatan (Kintom, Batui, Toili dan Toili Barat), maka gangguan kelancaran pada ruas jalan tersebut akan berakibat pada kemacetan di seluruh wilayah kecamatan tersebut. Dengan demikian parameter gangguan kelancaran lalulintas pada kegiatan demobilisasi peralatan dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik.

c. Gangguan Keselamatan Pengguna Jalan Tahap Konstruksi

Dengan terjadinya kerusakan jalan dan gangguan kelancaran pengguna jalan, maka proses mobilisasi dan demobilisasi pengangkutan peralatan konstruksi maupun pengangkutan material bahan konstruksi diperkirakan akan memberikan dampak pada parameter keselamatan pengguna jalan pada tahap konstruksi. Kondisi jalan dan jembatan yang sempit, faktor lingkungan di sekitar jalan yang banyak potensi pejalan kaki (kawasan permukiman dan perkotaan) maupun binatang ternak yang berada di jalan raya menjadi faktor utama penyebab kecelakaan lalulintas.

Banyaknya kawasan permukiman dan kawasan perkotaan yang padat kegiatan di sekitar rute angkutan tersebut, maka banyak tempat-tempat yang berpotensi terjadinya kecelakaan lalulintas. Dengan demikian parameter gangguan keselamatan pengguna jalan pada kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik.

Kegiatan aktivitas pembukaan dan pematangan lahan (pembangunan kilang LNG) yang bersinggungan dengan arus lalulintas di jalan raya diprakirakan akan berdampak pada gangguan keselamatan pengguna jalan, khususnya pengendara kendaraan bermotor di jalan raya. Gangguan keselamatan pengguna jalan diakibatkan oleh gerakan/manuver kendaraan proyek maupun alat-alat proyek seperti excavator dan

bulldozer yang memotong jalan maupun beraktivitas di area yang berdekatan dengan jalan raya.

Pemasangan pipa pada jalur darat yang memotong jalan raya, sehingga mengharuskan penutupan separuh lebar jalan (pelaksanaan bertahap), menyebabkan rawan terjadinya gangguan keselamatan pengguna jalan berupa kecelakaan khususnya pada waktu malam hari. Potensi kejadian kecelakaan disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya penerangan jalan dan proses pengembalian kondisi jalan seperti semula tidak dapat dilakukan dalam jangka pendek. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya rawan kecelakaan adalah pengoperasian alat berat di lokasi kegiatan yang bersingungan dengan jalan raya.

Pekerjaan pemasangan pipa yang memotong jalan tidak dapat dilakukan dengan segera dan membutuhkan waktu untuk pengembalian kondisi jalan seperti semula. Bekas-bekas galian dan gundukan tanah bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan, khususnya di malam hari (perlu penerangan dan rambu peringatan). Dengan demikian parameter gangguan keselamatan pengguna jalan pada kegiatan pemasangan pipa penyalur gas dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik.

Tahap Operasi

Penambahan arus lalulintas yang diakibatkan oleh proses pengangkutan kondensat lewat jalan darat, berpotensi pada peningkatan kerawanan terhadap kecelakaan (gangguan keselamatan pengguna jalan). Hal ini disebabkan oleh dimensi kendaraan angkutan yang besar (lebar kendaraan berkisar 2,25 – 2,5 meter) dan lebar perkerasan yang kurang dari 5 meter (jalan dan sebagai jembatan), menyebabkan peningkatan resiko terjadinya kecelakaan yang dibebabkan kebebasan samping yang kurang memadai. Kendaraan bila akan simpangan harus keluar perkerasan jalan dan beresiko pada konflik dengan pejalan kaki, khususnya di kawasan permukiman maupun daerah perkoataan.

Banyaknya kawasan permukiman dan kawasan perkotaan yang padat kegiatan di sekitar rute angkutan tersebut, maka banyak tempat-tempat yang berpotensi terjadinya kecelakaan lalulintas. Dengan demikian parameter gangguan keselamatan pengguna jalan pada kegiatan penyaluran kondesat dengan transportasi darat dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik

Tahap Pasca Operasi

Penggunaan kendaraan berukuran besar pada proses pengangkutan kembali (demobilisasi) peralatan konstruksi diperkirakan akan memberikan dampak pada parameter keselamatan pengguna jalan. Rawan kecelakaan dapat terjadi di daerah yang banyak pejalan kaki dan jalan antar kota yang terdapat binatang ternak yang dibiarkan di badan jalan serta jembatan yang sempit (bottle neck). Apabila pengemudi angkutan tersebut kurang memahami lokasi proyek, maka dikhawatirkan banyak terjadi kecelakaan.

Banyaknya kawasan permukiman dan kawasan perkotaan yang padat kegiatan di sekitar rute angkutan tersebut, maka banyak tempat-tempat yang berpotensi terjadinya kecelakaan lalulintas. Dengan demikian parameter gangguan keselamatan pengguna jalan pada kegiatan demobilisasi peralatan dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik.

d. Pengotoran Jalan Tahap Konstruksi

Aktivitas hilir mudiknya kendaraan proyek pada saat kegiatan pembukaan dan pematangan lahan (pembangunan kilang LNG) dapat menyebabkan pengotoran jalan akibat tanah yang menempel pada ban roda kendaraan proyek dan jatuh atau lengket pada badan jalan. Pengotoran ini akan semakin besar bila dilakukan pada saat musim penghujan, sehingga mengganggu kenyamanan dan berkendaraan bagi pengemudi kendaraan bermotor di jalan raya.

Mengingat aktivitas kendaraan proyek pada saat kegiatan pembukaan dan pematangan lahan (pembangunan kilang LNG) hanya melintas/memotong jalan, maka pengotoran jalan sifatnya hanya setempat/tidak menyebar. Dengan demikian parameter pengotoran jalan pada kegiatan pembukaan dan pematangan lahan dikategorikan bukan sebagai dampak penting hipotetik.

kepentingan operasi Kilang LNG dan Fasilitas Produksi Gas serta tidak diperuntukkan untuk masyarakat umum. Kegiatan pelabuhan khusus dilakukan dalam skala kecil dan hanya untuk keperluan proyek dan tidak akan digunakan untuk keperluan komersial lainnya atau pembuatan kapal laut. Pembangunan dermaga ini akan menganggu pelayaran kaitannya dengan keselamatan pelayaran di sekitar lokasi proyek.

Berdasarkan hasil observasi awal di wilayah studi, saat ini terdapat 1 (satu) pelabuhan umum di Luwuk ibukota Kabupaten Banggai. Pada umumnya, lalu lintas kapal yang berhubungan dengan pelabuhan ini terdiri dari kapal barang dari/ke Luwuk, kapal penumpang Tilong Kabila jurusan Indonesia Timur milik PELNI. Letak pelabuhan umum ini sekitar 50 km dari rencana lokasi dermaga, dan intensitas kapal nelayan sendiri juga masih jarang. Dengan demikian parameter gangguan keselamatan pelayaran pada kegiatan pembangunan konstruksi fasilitas produksi dan kompleks kilang LNG dikategorikan tidak sebagai dampak penting hipotetik

Tahap Operasi

Pengoperasian kilang LNG dan fasilitas lainnya terkait dengan proses pengangkutan lewat jalur laut yang akan didistribusikan ke wilayah lain. Adanya bangkitan arus lalulintas kapal angkutan yang berlabuh di dermaga khusus tersebut, akan berdampak pada gangguan keselamatan pelayaran.

Dari hasil observasi awal di wilayah studi, lokasi rencana dermaga jauh dari pelabuhan umum serta intensitas kapal nelayan yang masih sedikit diperkirakan tidak terlalu menganggu aktivitas nelayan setempat. Dengan demikian parameter gangguan keselamatan pelayaran pada kegiatan operasional kilang LNG dan fasilitas lainnya dikategorikan tidak sebagai dampak penting hipotetik.

B. Komponen Biologi

Dalam dokumen Tabel Data Iklim Wilayah Studi (Halaman 69-77)

Dokumen terkait