• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komponen Biologi 1. Gangguan Vegetasi

Dalam dokumen Tabel Data Iklim Wilayah Studi (Halaman 77-89)

Tahap Konstruksi

Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan

Pembukaan untuk lokasi jalan masuk dan sumur pengembangan BS, pemasangan pipa, lokasi GPF, Kilang LNG dan fasilitas (base camp, jalan,laydown area) akan dilaksanakan dengan penebangan dan perataan untuk footprint yang diperlukan untuk mendukung pekerjaan yang sedang berlangsung secara aman. Kegiatan ini akan menyebabkan pengurangan penutupan lahan oleh vegetasi. Pembukaan lahan ini terjadi di lokasi-lokasi sumur, fasilitas produksi gas, jalur pipa dan fasilitas produksi gas cair seluas lebih dari 200 ha.

Sebagian besar areal bervegetasi yang akan dibuka merupakan areal budidaya (persawahan dan kebun) dan semak , namun demikian lokasi sumur bor ternyata ada yang terletak di areal berhutan. Selain itu rencana jalur pipa alternatif 1 dan 2 terletak pada jalur yang melalui kawasan Suaka Margasatwa Bangkiriang yang meupakan kawasan konservasi. Areal yang dibuka di dalam hutan memang relatif kecil, namun areal yang dibuka untuk akses jalan yang dibangun untuk pemasangan pipa akan memicu terjadinya illegal logging, sehingga vegetasi hutan di sekitar lokasi kegiatan akan mengalami resiko kerusakan. Berkurangnya vegetasi akan menyebabkan dampak lebih lanjut yaitu dapat merubah iklim mikro, mempercepat aliran air permukaan setempat dan menambah resiko erosi. Oleh karenanya, secara hipotetik, dampak pada vegetasi akibat kegiatan pembukaan dan pematangan lahan ini akan menjadi dampak penting hipotetik.

Tahap Operasi

Kegiatan operasional Kilang LNG dan fasilitas pendukungnya

Operasional kilang LNG di satu sisi akan menyebabkan penurunan kualitas udara yang berpotensi menganggu pertumbuhan vegetasi di sekitarnya, namun di sisi lain karena alasan untuk keindahan dan perbaikan lingkungan maka pada sisa-sisa lahan yang memungkinkan akan ditanami dengan pepohonan dan semak-semak serta tanaman berbunga. Secara keseluruhan kegiatan tersebut akan berdampak positif terhadap lingkungan.

Luas areal yang akan direvegetasi di dalam kompleks LNG Plant relatif sangat kecil dibandingkan dengan total area yang digunakan untuk bangunan dan sarana serta prasarana LNG Plant. Oleh karenanya dampak positif yang akan terjadi tidak ditetapkan sebagai dampak penting hipotetik.

kepada Pemerintah. Program revegetasi menyebabkan penutupan lahan oleh vegetasi akan meningkat, selain itu akan memberikan ruang dan waktu untuk proses suksesi yang dimulai dari tumbuhnya jenis-jenis pionir, jadi merupakan dampak positif. Namun demikian karena kemungkinan besar fasilitas tersebut juga akan digunakan untuk kegiatan lain dan tidak akan dijadikan lahan hutan kembali, sehingga dampak yang ada bukan merupakan dampak permanen (melainkan bersifat sementara). Oleh karena itu dampak positif yang terjadi tidak merupakan dampak penting hipotetik.

Parameter vegetasi yang dipelajari

Pengertian vegetasi adalah komposisi tumbuhan di suatu tempat dan waktu tertentu. Jadi berkurangnya vegetasi dapat diartikan berkurangnya jenis-jenis tumbuhan atau terjadi penurunan keanekaragaman jenisnya, dan masing-masing jenis berkurang anggota individu penyusunan atau berkurangnya komunitas tumbuhan. Demikian pula hal sebaliknya. Dalam teknik analisis vegetasi kedua parameter tersebut sudah tercakup didalamnya.

2. Gangguan Satwa Liar Tahap Konstruksi

Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan

Pembukaan untuk lokasi jalan masuk dan sumur pengembangan, BS pemasangan pipa, lokasi GPF, Kilang LNG dan fasilitas(base camp, jalan,laydown area) akan membuka vegetasi seluas lebih dari 200 ha. Sebagian diantaranya pada jalur yang melalui kawasan Suaka Margasatwa Bangkiriang yang merupakan kawasan konservasi. Dengan berkurangnya vegetasi yang juga menjadi habitat satwa liar menyebabkan satwa liar akan pindah di daerah sekitarnya, sehingga terjadi hilangnya satwa liar di areal yang dibuka. Pada daerah yang akan menjadi tempat hidup yang baru akan terjadi keseimbangan baru kehidupan satwa liar dan hal itu akan menyebabkan berkurangnya satwa liar. Luas areal bervegetasi hutan untuk

jalan yang dibangun untuk pemasangan pipa akan memicu terjadinya illegal logging dan akses utuk perburuan satwa liar di wilayah konservasi yang salah jenis di dalamnya adalah keberadaan burung maleo. Berkurangnya satwa liar akan menyebabkan dampak lebih lanjut yaitu potensi daya tarik wisata alam di Suaka Margasatwa Bangkiriang berkurang dan keunikannya terancam hilang. Oleh karenanya, secara hipotetik, dampak pada satwa liar akibat kegiatan pembukaan dan pematangan lahan ini akan menjadi dampak penting.

Tahap Operasi

Kegiatan operasional Kilang LNG dan fasilitas pendukungnya

Operasional kilang LNG di satu sisi akan menyebabkan penurunan kualitas udara yang berpotensi menganggu pertumbuhan vegetasi di sekitarnya, namun di sisi lain karena alasan untuk keindahan dan perbaikan lingkungan pada sisa-sisa lahan yang memungkinkan akan ditanami dengan pepohonan dan semak-semak serta tanaman berbunga. Secara keseluruhan kegiatan tersebut akan berdampak positif.

Luas areal yang akan direvegetasi di dalam kompleks LNG Plant relatif sangat kecil dibandingkan dengan total area yang digunakan untuk bangunan dan sarana serta prasarana LNG Plant. Oleh karenanya dampak positif yang akan terjadi bukan merupakan dampak penting hipotetik.

Tahap Pasca Operasi

Penghentian operasi produksi gas

Pada kegiatan penghentian operasi produksi gas dilakukan pembongkaran fasilitas produksi, setelah itu akan dilakukan program revegetasi lahan-lahan terbuka dengan ditanami dengan jenis tumbuhan lokal yang cepat tumbuh pada lokasi bekas BS, GPF dan LNG plant. Sementara di jalur pipa dan lokasi sumur tetap terjaga/tetap terbuka sampai saat diserahkan kepada Pemerintah. Program revegetasi menyebabkan penutupan lahan oleh vegetasi akan meningkat, selain itu akan memberikan ruang dan waktu untuk proses suksesi yang dimulai dari tumbuhnya jenis-jenis pionir, jadi merupakan dampak positif. Namun demikian karena kemungkinan besar fasilitas tersebut juga akan digunakan untuk kegiatan lain dan bukan akan dijadikan lahan hutan kembali, sehingga dampaknya bukan merupakan dampak permanen (melainkan bersifat sementara). Oleh karena itu dampak positif yang terjadi tidak merupakan dampak penting hipotetik.

sensus untuk seluruh jenis satwa liar yang ada. Dengan demikian pendekatan studi yang akan diterapkan dalam kajian AMDAL ini akan dilakukan dengan perhitungan dari parameter keanekaragaman jenis atau kekayaan jenis.

3. Gangguan Biota Air Tawar Tahap Konstruksi

Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan

Kegiatan pembukaan, perataan dan pengerasan lahan akan berpotensi menimbulkan erosi dan selanjutnya menyebabkan kekeruhan. Pada lokasi-lokasi yang berbatasan langsung dengan sungai anak sungai kemungkinan akan terjadi longsor tanah setempat akan langsung menyebabkan sungai yang menjadi habitat biota air terganggu. Selain itu kegiatan pembukaan dan pematangan lahan untuk pemasangan pipa banyak yang memotong sungai, sungai kecil dan saluran irigasi. Kekeruhan dan gangguan langsung pada habitat biota air akan berpotensi menyebabkan penurunan komunitas biota air tawar, terutama plankton dan benthos.

Penurunan komunitas biota air tawar, terutama ikan akan mengganggu masyarakat yang sering menangkap ikan dan atau memelihara ternak bebek di sekitar lokasi kegiatan. Selain itu banyaknya aliran sungai yag terpotong oleh kegiatan pembukaan dan pematangan lahan terutama utuk pemasangan pipa akan menyebabkan gangguan pada migrasi harian ikan di badan air itu. Secara umum kegiatan tersebut berlangsung relatif lama. Oleh karenanya, secara hipotetik, dampak penurunan biota air yang disebabkan oleh kegiatan pembukaan dan pematangan lahan ditetapkan sebagai dampak negatif penting hipotetik.

Kegiatan konstruksi fasilitas processing gas dan kilang LNG

Kegiatan konstruksi fasilitas processing gas dan kilang LNG akan menyebabkan penurunan kualitas air. Hal itu disebabkan oleh pembuangan air bekas hydrotest dan pemberihan peralatan sebelum komisioning akan dibuang ke sungai. Selanjutnya penurunan kualitas air berpotensi menimbulkan gangguan pada biota air, plankton dan benthos selanjutnya akan

Penurunan komunitas biota air tawar ini tidak merupakan dampak penting hipotetik karena penurunan kualitas air tawa yang terjadi bukan pencemaran berat, berlangsung relatif sinkat dan terjadi pada lokasi yang relatif terbatas.

Tahap Operasi

Pemboran sumur pengembangan

Kegiatan pemboran sumur menggunakan lumpur bor water-based dan tidak berracun untuk kedalaman bagian atas pengembangan sumur. material sand blasting (grit) cuttings yang dicuci dan dibuang ke sungai selama pengeboran, air bekas uji hidrostastis, pembersihan peralatan sebelum komisioning yang dibuang di sungai akan berpotensi menurunkan kualitas air sungai. Selain itu tumpahan tidak sengaja jenis material, bahan bakar atau cat juga akan menurunkan kualitas air. Penurunan kualitas air ini berpotensi menimbulkan penurunan biota air. Kegiatan pemboran berlangsung relatif pendek, dan berlangsung di lokasi terbatas oleh karenanya dampak pada biota air tawar ini tidak ditetapkan sebagai dampak negatif penting hipotetik.

Kegiatan operasi produksi gas dan kegiatan operasional kilang LNG

Kedua kegiatan yaitu Kegiatan operasi produksi gas dan kegiatan operasional kilang LNG akan membuang limbah cair baik dari operasi produksi, domestik dan atau air cucian pemeliharaan fasilitas produksi. Air limbah ini akan dikelola dengan IPAL yang airnya kemudian dialirkan ke air permukaan sehingga terjadi penurunan kualitas air. Penurunan kualitas air ini berpotensi menimbulkan dampak pada biota air tawar. Perubahan kualitas, seperti peningkatan TSS, kekeruhan, dan film minyak akan mempengaruhi biota air khususnya plankton dan benthos yang selanjutnya akan mempengaruhi kehidupan ikan yang mungkin menjadi sumber ekonomi masyarakat. Kegiatan operasi berlangsung lama, maka dampak pada biota air tawar ini merupakan dampak penting hipotetik.

4. Gangguan Biota Air Laut Tahap Konstruksi

Pemasangan pipa

Jalur pemasangan pipa dengan alternatif ke 3 yaitu jalur melalui pantai akan berpotensi menimbulkan dampak pada biota air laut. Oleh karena di pantai tersebut besar kemungkinan terdapat komunitas terumbu karang, maka dampak pemasangan pipa lewat laut ini pada biota air laut merupakan dampak negatif penting hipotetik.

Tahap Operasi

Kegiatan operasional kilang LNG

Kegiatan operasional kilang LNG akan membuang limbah cair baik dari operasi produksi, domestik dan atau air cucian pemeliharaan fasilitas produksi. Air limbah ini akan dikelola dengan IPAL yang airnya kemudian dialirkan ke air permukaan sehingga terjadi penurunan kualitas air. Penurunan kualitas air ini berpotensi menimbulkan dampak pada biota air tawar. Perubahan kualitas, seperti peningkatan TSS, kekeruhan, dan film minyak akan mempengaruhi biota air tawar selanjutnya air yang telah turun kualitasnya mengalir di laut sehingga berpotensi menimbulkan dampak pada biota air laut. Kegiatan operasi berlangsung lama, maka dampak pada biota air laut ini merupakan dampak negatif penting hipotetik. C. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya

1. Perubahan Kependudukan Tahap Operasi

Jumlah penduduk lokal akan bertambah karena akan banyak pekerja datang dari daerah lain karena adanya peneriman tenaga kerja untuk kegiatan operasi produksi gas dan gas cair serta kegiatan pemeliharaan peralatan dan fasilitas produksi. Hal itu disebabkan pekerjaan operasi produksi gas dan gas cair sebagian harus dikerjakan oleh pekerja terapil dan khusus yang kemungkinan tidak tercukupi oleh tenaga kerja lokal. Kehadiran pekerja pendatang akan meningkatkan kepadatan penduduk dan merubah komposisi penduduk setempat khususnya kelompok umur dan jenis kelamin.

Pada tahap Operasi, jumlah pekerja pendatang relatif besar, terutama kegiatan operasional kilang LNG. Hal ini akan berdampak terhadap kondisi kependudukan, apalagi bila para pekerja disertai dengan keluarganya untuk jangka selama operasi yang lebih dari 20 tahun menetap, sehingga akan menimbulkan dampak turunan lain yang ikut menggerakkan

2. Perubahan Pola Kepemilikan Lahan Tahap Prakonstruksi

Pemilikan/pengelolaan lahan, baik berupa lahan sawah, tegal dan kebun, dari penduduk sebagai pemilik lahan yang legal beralih kepemilikan secara permanen/pengelolaannya kepada PT. PERTAMINA EP – PPGM karena dibeli atau disewa. Selanjutnya lahan yang sudah berhasil dibebaskan tersebut akan berubah fungsi dari peruntukan semula, misalnya yang sebelumnya untuk kegiatan pertanian akan beralih fungsi menjadi jalur pipa, kompleks bangunan fasilitas produksi gas dan gas cair.

Perubahan kepemilikan lahan secara permanen akan terjadi setelah kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh selesai. Perubahan pola kepemilikan lahan ini termasuk sebagai dampak negatif penting hipotetik, karena diprakirakan dalam proses pembebasannya akan menyebabkan pihak-pihak tertentu merasa tidak puas dengan nilai ganti rugi yang ada. Lahan yang dibebaskan sebenarnya juga telah dilakukan untuk banyak lokasi sumur, karena kegiatan yang dilakukan pemrakarsa meneruskan kegiatan sebelumnya.

3. Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tahap Konstruksi

Pendapatan masyarakat, terutama para pekerja yang terlibat langsung dalam kegiatan konstruksi akan meningkat. Jumlah tenaga kerja yang direkrut untuk konstruksi mulai dari mobilisasi dan demobilisasi alat/bahan/pekerja, pembukaan dan pematangan lahan, pemasangan pipa dan pembangunan fasilitas produksi gas serta gas cair cukup besar dengan periode waktu yang lebih dari 1 tahun dan dengan gaji standar. Rekrutmen tenaga kerja dilakukan oleh kontraktor atau perusahaan yang ditunjuk pemrakarsa, maka proses seleksi akan berjalan sesuai prosedur standar sehingga tenaga kerja lokal yang terserap adalah yang memunuhi persayaratan yang telah ditentukan. Tenaga kerja yang diambil meliputi tenaga ahli dan bukan tenaga ahli misalnya kuli angkut, tenaga keamanan, tukang bangunan, tukang las, tukang cat dan pembantu operator alat berat. Kesempatan kerja yang ada ini akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Masyarakat bukan pekerja dan yang memanfaatkan kesempatan usaha yang ada juga berpeluang untuk meningkatkan pendapatan karena uang yang diterima para pekerja akan dibelanjakan untuk memenuhi berbagai keperluan hidup mereka. Oleh karena itu dampak peningkatan pendapatan masyarakat ditetapkan sebagai dampak positif penting hipotetik.

secara standar sehingga tenaga kerja lokal yang terserap adalah yang benar-benar memunuhi persayaratan yang telah ditentukan. Tenaga kerja yang diambil meliputi tenaga ahli dan bukan tenaga ahli misalnya tenaga keamanan,office boy(pembantu), tenaga untuk pemeliharaan fasilitas produksi seperti petugas kebersihan, pertamanan, line checker

(pengawas ROW), pemeliharaan gedung seperti tukang bangunan, tukang las, tukang cat dan pembantu operator alat berat. Masyarakat bukan pekerja juga berpeluang untuk meningkatkan pendapatan melalui kesempatan usaha yang ada, karena uang yang diterima para pekerja akan dibelanjakan untuk memenuhi berbagai keperluan hidup para pekerja dan keluarganya. Peningkatan pendapatan masyarakat dari berbagai kegiatan pada tahap operasi ini ditetapkan sebagai dampak positif penting hipotetik.

Tahap Pasca Operasi

Pendapatan masyarakat akan menurun khususnya bagi para pekerja yang selama ini terlibat langsung aktivitas operasi seiring dengan berlangsungnya kegiatan penglepasan tenaga kerja. Masyarakat bukan pekerja namun yang penghasilannya terkait dengan perusahaan atau para pekerja juga akan ikut menurun.

Pendapatan masyarakat, terutama pekerja, yang direkrut proyek untuk konstruksi akan meningkat; pendapatan masyarakat lain yang menyediakan jasa dan untuk memenuhi kepentingan proyek atau kebutuhan para pekerja yang menjadi konsumen juga akan meningkat. Dampak kenaikan pendapatan masyarakat ini akan menambah gerakan ekonomi lokal dan bagi masyarakat lain yang yang selama ini menganggur juga mendapat kesempatan usaha yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Secara hipotetik, peningkatan pendapatan masyarakat pada tahap konstruksi akan menjadi dampak penting. Pada tahap operasi, pendapatan masyarakat, terutama pekerja, yang direkrut proyek untuk operasi produksi akan meningkat; pendapatan masyarakat lain yang

dan keluarganya yang jumlahnya lebih dari 5000 orang yang menjadi konsumen juga akan meningkat. Dampak kenaikan pendapatan masyarakat ini akan menambah gerakan ekonomi lokal dan bagi masyarakat lain yang selama ini menganggur juga mendapat kesempatan usaha yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Secara hipotetik, peningkatan pendapatan masyarakat pada tahap operasi akan menjadi dampak positif penting hipotetik.

4. Adanya Kesempatan Berusaha Tahap Konstruksi

Kesempatan berusaha bagi masyarakat terbuka pada tahap konstruksi. Usaha jasa transportasi pengangkutan pipa dan jasa penyewaancrane dan lainya terbuka pada kegiatan mobilisasi dan demobilisasi alat/material/pekerja. Usaha kontraktor pembukaan lahan dan penyewaan alat berat dan laln-lain terbuka pada kegiatan pembukaan lahan dan pematangan lahan. Usaha pembangunan fasilitas, pemasok bahan bangunan, pemasok bahan makanan dan penyewaan rumah dan jasa transportasi akan terbuka saat kegiatan pembangunan fasilitas produksi. Jasa penyewaan alat berat, las dan lainnya terbuka saat kegiatan pemasangan pipa berlangsung. Kesempatan berusaha tersebut dapat dilakukan oleh penduduk setempat selama memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh kontraktor. Dengan demikian, maka adanya kesempatan berusaha pada tahap konstruksi ini ditetapkan sebagai dampak positif penting hipotetik.

Tahap Operasi

Kesempatan berusaha penduduk setempat terbuka pada tahap operasi. Kesempataan berusaha yang berkembang adalah seperti warung makanan, jasa transportasi, toko kelontong, hotel, dan usaha lain untuk memenuhi keperluan hidup pekerja dan keluarganya serta usaha-usaha yang berkaitan dengan kepentingan operasional produksi gas dan gas cair. Kesempatan berusaha ini akan berdampak positif lain berupa peningkatan pendapatan masyarakat dan tumbuhnya perekonomian lokal. Dengan demikian, adanya kesempatan berusaha pada tahap operasi ini ditetapkan sebagai dampak positif penting hipotetik

Tahap Pasca Operasi

Kesempatan usaha akan terkuka misalnya bagi kontraktor pembongkaran fasilitas dan jasa pengangkutan peralatan yang akan dipindahkan atau dibongkar pada kegiatan

5. Gangguan Proses Sosial Tahap Prakontruksi

Proses sosial yang bersifat disosiatif diduga akan muncul bila tidak diperoleh kesepakatan nilai ganti rugi yang diterima masyarakat saat kegiatan pembebasan lahan. Proses sosial yang bersifat disosiatif juga akan muncul karena masuknya tenaga kerja dari luar daerah untuk konstruksi. Proses hubungan sosial yang kurang harmonis (kecemburuan) antara penduduk lokal dan tenaga kerja pendatang terjadi karena perbedaan perilaku dan adat-istiadat, hal mana berpotensi menimbulkan permasalahan-permasalahan dalam masyarakat. Namun demikian, apabila tenaga kerja dari luar dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan pola perilaku dan adat-istiadat yang berlangsung di daerah setempat maka konflik akan dapat dihindari. Dengan demikian, maka adanya gangguan proses sosial pada tahap prakonstruksi ini ditetapkan bukan sebagai dampak negatif penting hipotetik.

Tahap Konstruksi

Proses soial yang bersifat disosiatif akan muncul bila terjadi gangguan lalu lintas (kerusakan jalan dan kecelakaan lalu lintas) akibat kegiatan mobilisasi dan demobilisasi alat/bahan/ personil. Disosiasi juga timbul bila terjadi gangguan kenyamanan masyarakat akibat kebisingan dan penurunan kualitas udara akibat kegiatan pembangunan fasilitas produksi. Salain itu Proses sosial yang bersifat disosiatif juga akan muncul bila terjadi kekeruhan sungai, pemotongan saluran irigasi, pemotongan jalan akibat kegiatan pemasngan pipa. Setelah berakhirnya tahap konstruksi akan terjadi penglepasan tenaga kerja, dan bila proses ini tidak mengikuti peraturan yang berlaku atau kesepakatan sebelumnya maka akan menimbulkan gangguan hubungan sosial dalam masyarakat. Oleh karena itu, adanya gangguan proses sosial pada tahap konstruksi ini ditetapkan sebagai dampak negatif penting hipotetik.

Tahap Operasi

Proses sosial yang bersifat disosiatif akan muncul akibat munculnya kebisingan, bau gas (H2) dan pencemaran air dari kegiatan operasi produksi gas dan gas cair. Proses disosiatif juga dapat muncul bila dalam kegiatan proses produksi tidak melibatkan masyarakat lokal sebagai pekerja, dan adanya perubahan status sosial, seperti munculnya orang kaya baru, perubahan status yang semula petani/pedagang kemudian menjadi pekerja proyek. Dimungkinkan proses pembebasan lahan dan rekrutmen tenaga kerja lokal yang berlangsung tidak transparan akan dapat menimbulkan kecemburuan dalam masyarakat.

Proses sosial yang bersifat disosiatif akan muncul bila tidak diperoleh kesepakatan nilai ganti rugi lahan dan tanaman pada kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh (Tahap Prakonstruksi). Walaupun sudah tercapai kesepakatan nilai ganti rugi lahan, tetapi bila terjadi kesalahpahaman dalam proses pembayaran juga berpotensi menimbulkan proses disosiatif. Proses sosial yang bersifat disosiatif akan muncul bila terjadi gangguan lalu lintas, kerusakan jalan dan kecelakaan saat kegiatan mobilisasi dan demobilisasi alat/ bahan/personil. Disosiasi akan muncul karena kegiatan konstruksi lain melibatkan banyak pekerja yang berisiko timbulnya gesekan sosial. Pada tahap operasi, proses produksi yang menghasilkan limbah cair, padat dan gas ditambah kemungkinan tidak terakomodasinya keinginan masyarakat lokal menjadi karyawan akan menimbulkan disosiasi. Padahal periode waktu operasi produksi lama dan mencakup luas wilayah yang luas. Oleh karena itu, proses sosial yang bersifat disosiatif secara hipotetik akan menjadi dampak negatif penting hipotetik.

6. Perubahan Sikap dan persepsi masyarakat

Persepsi masyarakat merupakan gabungan berbagai dampak yang dapat bersifat positif dan atau negatif serta terjadi pada semua tahapan pekerjaan.

Tahap Prakonstruksi

Persepsi positif terhadap perusahaan atau pemrakarsa akan muncul bila harga ganti untung tanah yang diterima masyarakat sesuai dengan harapan mereka. Sebaliknya, persepsi negatif akan muncul bila proses pembebasan lahan tidak dilakukan melalui musyawarah dan mufakat dan tidak ada kesepakatan dalam hal nilai ganti rugi. Demikian juga persepsi positif akan muncul bila masyarakat lokal mendapatkan kesempatan bekerja di proyek secara proporsional yang direkrut untuk konstruksi. Sebaliknya, bila rekrutmen itu dipandang tidak proporsional, maka akan terjadi persepsi yang negatif. Oleh karena itu, munculnya sikap dan persepsi masyarakat pada tahap prakonstruksi ini ditetapkan sebagai dampak negatif penting

Dalam dokumen Tabel Data Iklim Wilayah Studi (Halaman 77-89)

Dokumen terkait