• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis 1. Media Pembelajaran

4. Gaya Belajar

a. Pengertian Gaya Belajar

Lain ladang, lain ikannya, Lain orang, lain pula gaya belajarnya. Pepatah tersebut menjelaskan fenomena bahwa setiap insan yang diciptakan memiliki perbedaan.41 Perbedaan muncul karena banyaknya spesies dan interaksi yang terjadi di dalamnya serta asal usul atau induk yang berbeda, dari perbedaan induk itu lah menjadikan manusia beragam jenis dan tingkah lakunya. Masing-masing individu membawa sifat yang berbeda, perbedaan ini bisa dilihat dari fenotip dan genotipnya. Fenotip merupakan sifat keturunan yang bisa dilihat secara kasat mata, misalnya; warna kulit, bentuk hidung, rambut dan lain-lain, sedangkan genotip adalah sifat keturunan yang tidak dapat dilihat secara kasat mata dalam hal ini contohnya adalah golongan darah dan tingkat kecerdasan.

Kecerdasan manusia merupakan salah satu faktor keturunan yang bersifat genetik, itu lah mengapa pada akhirnya setiap individu memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Istilah kecerdasan itu sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan individu dalam proses belajar, mencari, mengolah dan menyampaikan suatu informasi baru yang mereka dapatkan.42

Pada hakikatnya setiap manusia adalah pembelajar, namun dalam hal ini cara atau karakteristik manusia dalam proses belajar berbeda-beda sesuai dengan tingkat kecerdasan yang mereka miliki. Perbedaan cara atau karakteristik dalam belajar ini lah yang disebut atau dikenal dengan gaya belajar (Learning Style). Gaya belajar kerap kali menjadi pembahasan yang menarik dan selalu menjadi bahasan pokok dalam dunia pendidikan. Hasil riset menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan menggunakan gaya belajar mereka yang dominan, saat mengerjakan tes akan mencapai nilai yang

41

Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 180

42

jauh lebih tinggi dibandingkan bila mereka belajar dengan cara yang tidak sejalan dengan gaya belajar mereka.43

Gaya belajar merupakan sebuah kunci siswa/i dalam mengembangkan kinerja siswa baik dalam pekerjaan rumah, sekolah, maupun pekerjaan pribadi.44 Mengetahui beragam gaya belajar siswa dapat membantu guru maupun oranng tua untuk dapat mengenal dan membantu siswa dalam menemukan jati diri, bakat serta minatnya dalam mengembangkan pengetahuan dan kecerdasannya. Bagi guru khususnya, dapat menemukan pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan gaya belajar siswa yang beragam tersebut.

Adi W. Gunawan menjelaskan bahwa ada tujuh pendekatan yang umum dikenal dengan kerangka referensi yang berbeda dalam mengenali dan mengkategorikan cara manusia belajar dan cara manusia memasukan, mengolah dan menyampaikan informasi ke dalalam otak.45 Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Paul Ginnis sejak tahun 1970-an, Ia telah menggolongkan berbagai perbedaan alami yang dapat terlihat secara kasat mata, tujuh pendekatan yang dipaparkanya antara lain adalah: 46

1) Pendekatan berdasarkan pemrosesan informasi – yang menjelaskan berbagai cara menerima dan memproses materi baru.

2) Pendekatan berdasarkan kepribadian – yang menjelaskan berbagai jenis karakter.

3) Pendekatan berdasarkan modalitas indera – yang menjelaskan berbagai tingkat ketergantungan atau indera khusus.

4) Pendekatan berdasarkan ingkungan – yang mendeskripsian beragai respon terhadap kondisi-kondisi fisik, psikologis, dan instruksional.

43

Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy: PetunjukPraktis Untuk Menerapkan Accelerated Learning, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012) Cet. 6, hal. 139.

44

Bobbi DePorter & Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa Learning, 2013), hal. 110

45

Adi W. Gunawan, loc. cit. hal 139 46

Paul Ginnis, Trik & Taktik Mengajar: Strategi Meningkatkan Pencapaian Pengajaran di Kelas, (Jakarta: Indeks, 2008), hal. 41

5) Pendekatan berdasarkan interaksi sosial – yang mendefinisikan berbagai jalan untuk menghubungkan dengan yang lainnya.

6) Pendekatan berdasarkan intelegensia – yang menjelaskan berbagai bakat yang secara sosial dikenal.

7) Pendekatan berdasarkan geografis serebral – yang mendeskripsikan dominasi relatif dari berbagai bagian dari otak, kedua hemisfer.

Rita dan Ken Dunn sebagai seorang pelopor gaya belajar dari St. John’s University, New York mendefinisikan Gaya belajar sebagai cara dimana siswa/i belajar berkonsentrasi terhadap proses, dan mempertahankan informasi. Rita Dunn telah menemukan beberapa variabel yang mempengaruhi cara belajar siswa/i diantaranya;47 faktor-faktor fisik, emosinal, sosiologis dan lingkungan.

b. Teori-teori Gaya Belajar

Gaya belajar sebagai satu topik penting yang kerap kali menjadi topik pembicaraan dalam dunia pendidikan. Pada teori sebelumnya telah dijelaskan bahwa gaya belajar selain menjadi salah satu faktor internal siswa dalam proses belajar juga faktor yang menjadikan guru mampu dalam memvariasikan cara pengajarannya, terutama jika kita melihat definisi dari gaya belajar itu sendiri yaitu sebuah karakter atau kebiasaan yang siswa/i senangi untuk mencari, mengolah dan menginformasikan ilmu yang mereka dapat bagi dirinya dan teman-temannya. Satu hal penting dari gaya belajar ini adalah bagaimana cara kita mengetahui gaya belajar siswa/i tersebut dan mampu mmbantu kita mengoptilmakan proses pembelajaran bagi siswa/i. Beberapa teori gaya belajar yang dipaparkan oleh para ahli, di antaranya:

1) Bobbi DePorter dan Hernacki

Bobbi DePorter dan Hernacki melihat gaya belajar siswa berdasarkan modalitas indra, gaya belajar yang diklasifikasikan olehnya ialah gaya belajar yang menggunakan preferensi sensori melalui penglihatan,

47

pendengaran dan sentuhan atau gerakan. Teori gaya belajar ini dikenal dengan gaya belajar Visual (V), Auditori (A) dan Kinestetik (K) atau disingkat dengan VAK. Namun dalam hal ini bukan berarti siswa yang memiliki gaya belajar visual tidak menggunakan pendengarannya dalam belajar, atau menggunakan gerakan tubuhnya. Gaya belajar seseorang visual, auditori atau kinestetik ini hanyalah gaya belajar yang melihat dominansi atau prefensi indra yang dominan digunakan siswa/i dalam mencari, mengolah dan menyapaikan informasi yang Ia miliki.

2) Model VARK Fleming

Fleming mendefinisikan gaya belajar sebagai karakteristik individu dengan cara-cara pengumpulan, pengorganisasian serta pemikiran tentang informasi yang lebih disukainya. Fleming mendefinisikan gaya belajar sebagai karakteristik individu dalam pengumpulan, pengorganisasian dan berpikir dalam mengolah suatu informasi dengan cara yang lebih disukainya.48

Fleming mendefinisikan VARK merupakan perluasan model sensorik dari model neuro-linguistik. VARK adalah singkatan dari Visual (V), Aural/Auditori (A), Read (R), Kinestetik (K).

3) Felder - Silverman

R.M Felder adalah seorang profesor teknik kimia, bersama temannya L.K Silverman mereka mendefinisikan gaya belajar sebagai suatu cara atau karakteristik dan preferensi individu dalam mengambil dan memproses atau mengolah informasi.49 Dalam teorinya Ia menjelaskan bahwa setiap individu memilki lima preferensi yang berlangsung secara terus menerus (continue). Lima preferensi tersebut ia klasifikasikan sebagai berikut: 1) Aktif –

48

Thomas F. Hawk and Amit J. Shah, “Using Learning Style Instruments to Enhance Student Learning”, Decision Sciences Journal of Innovative Education, Vol. 5, No. 1, 2007, h. 9 (https://www.researchgate.net/publication/227495977_Using_Learning_Style_Instruments_to_En hance_Student_Learning) diakses pada 24/01/2014 pukul 20:12

49

Reflectif, 2) Sensing – Intuitif, 3) Verbal - Visual, 4) Sequensial – Global, 5) Intuitif - Deduktif.

Dari ketiga teori gaya belajar diatas, masing-masing teori memiiki gaya belajar yang terdiri dari gaya belajar visual, auditori dan kinestetik. Masing-masing teori tersebut menyebutkan karakteristik dari ketiga gaya belajar yang mereka kelompokkan berdasarkan modalitas, sensoris maupun preferensi siswa dalam proses belajar. Adapun karakteristik yang dipaparkan dari ketiga teori tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik gaya belajar visual, auditori dan kinestetik sebagai berikut:

1) Gaya belajar visual

a) Belajar dengan mengoptimalkan indra penglihatan

b) Belajar dengan media yang berbentuk non-verbal (gambar, grafik, peta, dll)

c) Konsentrasi belajarnya lebih tinggi walau dalam kondisi ramai. d) Mampu belajar mandiri

2) Gaya belajar auditori

a) Belajar dengan mengoptimalkan indra pendengaran b) Belajar melalui media audio

c) Konsentrasi belajar mudah pecah pada kondisi ramai. d) Dominan belajar dengan berkelompok.

3) Gaya belajar kinestetik

a) Belajar dengan mengoptimalkan gerak fisik. b) Belajar baik melalui praktikum dan studi lapangan c) Tidak bisa duduk dalam kurun waktu yang lama d) Dominan belajar dengan berinteraksi dalam kelompok.

c. Indikator Gaya Belajar (V.A.K)

Modalitas belajar atau gaya belajar seseorag dapat dilihat dari kebiasaan anak ketika belajar. Berikut indikator yang dapat kita temukan pada anak yang memiliki modalitas visual, auditori, dan kinestetik.50

1) Visual

a) Lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar; b) Mudah mengingat dengan asosiasi visua;

c) Pembaca yang cepat dan tekun, memiliki hobi membaca; d) Lebih suka baca sendiri daripada dibacakan;

e) Biasa berbicara dengan cepat, karena dia tidak merasa mendengarkan esensi pembicaraanya;

f) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal, kecuali jika dituliskan dan sering meminta orang lain untuk mengulangi instruksi verbal tersebut;

g) Sering lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain; h) Pengeja yang baik, kata demi kata;

i) Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat;

j) Mempunyai kebiasaan rapih dan teratur, karena itu yang akan dilihat orang;

k) Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi;

l) Memiliki kemampuan dalam perencanaan dan peraturan jangka panjang yang baik;

m)Teliti terhadap rincian, hal-hal kecil yang harus dilakukan; n) Biasanya tidak teraganggu oleh suara ribut;

o) Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato;

p) Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeuruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang sesuatu

50

Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011) hal. 151

masalah atau proyek, terbiasa melakukan check and recheck sebelum membuat simpulan;

q) Lebih menyukai seni visual daripada seni musik;

r) Suka mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telpon atau pada saat melakukan rapat.

2) Auditori

a) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihatnya;

b) Berbicara kepada diri sendiri saat belajar dan bekerja; c) Senang membaca dengan keras dan mendengarkannya; d) Berbicara dengan irama terpola;

e) Biasanya jadi pembicara yang fasih;

f) Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan dibuku saat membaca;

g) Suka berbicara, suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu dngan panjang lebar;

h) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya; i) Merasa kesuliatn dalam menulis tetapi hebat dalam bercerita;

j) Dapat mengulangi kembali dan dapat menirukan nada, birama dan warna suara;

k) Mudah terganggu oleh keributan, dia akan sukar berkonsentrasi; l) Mempunyai masalah dengan pekerjaan yang melibatkan visualisasi; m)Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik;

n) Lebih menyukai musik daripada seni lukis atau seni dengan hasil tiga dimensi.

3) Kinestetik

a) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak gerak; b) Banyak menggunakan isyarat tubuh;

d) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat; e) Otot-otot besarnya mengembang;

f) Menanggapi perhatian fisik;

g) Tidak dapat duduk diam dalam waktu lama;

h) Menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka; i) Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi;

j) Ingin melakukan segala sesuatu;

k) Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang lain; l) Berbicara dengan perlahan;

m)Suka belajar memanipulasi (mengembangkan data atau fakta) dan praktik;

n) Tidak dapat mengingat letak geografi, kecuali jika Ia pernah datang ke tempat tersebut;

o) Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot, mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca sebagai manifestasi penghayatan terhadap apa yang dibaca;

p) Kemungkinan memiliki tulisan yang jelek; q) Menyukai permainan yang membuat sibuk.

Gaya belajar merupakan perilaku yang spesifik pada individu dalam proses menerima informasi baru dan mengembangkan keterampilan baru, serat proses penyimpanan informasi atau keterampilan baru tersebut selama proses belajar berlangsung.51

B. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

Beberapa penelitian relevan terkait dengan penelitian ini, diantaranya: Penelitian Erlin Montu, Widha Sunarno, dan Suparmi yang berjudul “Pembelajaran Fisika Dengan Inkuiri Terbimbing Menggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Dari Gaya Belajar dan Kemampuan Awal”, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pembelajaran dengan inkuiri terbimbing menggunakan hypermedia dan media

51

riil ditinjau dari gaya belajar dan kemampuan awal, serta mengetahui interaksi antara variabel terhadap prestasi belajar, dan dalam penelitian ini Erlin Montu dkk, mendapatkan hasil dimana prestasi belajar fisik siswa anatara yang mempunyai gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik memiliki perbedaan dan adanya interaksi antara media pembelajaran yang digunakan dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar fisika.52

Ikitde Godwin A. dan Edet Uduak Bassey yang berjudul: “Influence of Learning Styles and Teaching Strategies on Student Achievement in Biology”, penelitian yang dilakukan oleh Ikitde dan Edet merupakan sebuah penelitian yang ingin melihat pengaruh antara gaya belajar dan strategi pengajaran terhadap prestasi siswa. Dalam penelitian ini Gaya belajar yang digunakan adalah gaya belajar menurut teori Felder dan Solomon yaitu gaya belajar Active/Reflective, Sensing/Intuitive, Visual/Verbal, Sequential/Global, adapun untuk strategi yang dgunakan dalam pengajarannya adalah inkuiri terbimbing, demonstrasi dan ceramah. Ikitde dan Edet menggunakan 6 sekolah tingkat SMP dimana 2 sekolah mendapatkan pengajaran dengan strategi inkuiri terbimbing, 2 sekolah lain dengan demonstrasi dan 2 lainnya menggunakan ceramah, namun ke-enam sampel tersebut mendapatkan pengajaran pada satu konsep yang sama yaitu sistem respirasi. Sampel dalam penelitian diambil secara Non-Random. Adapun instrumen yang digunakan adalah instrumen tes terdiri dari 50 soal pilihan ganda dan kuesioner yang diadaptasi dari teori Felder dan Solomon. Dari hasil penelitian yang dilakukannya yaitu ditemukan efek nyata yang signifikan dalam hasil belajar siswa pada konsep sistem respirasi menggunakan inkuiri terbimbing yang ditinjau dari gaya belajar mereka. Hal ini membuktikan adanya pengaruh antara gaya belajar dan

52

Erlin Montu, Widha Sunarno dan Suparmi, Pembelajaran Fisika Dengan Inkuiri Terbimbing Menggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Dari Gaya Belajar dan

Kemampuan Awal, Jurnal Inkuiri (2012) Vol 1 (1). 2252-7893

(https://digilib.uns.ac.id/...=/Pembelajaran+Fisika+Dengan+Inkuiri+Terbimbing+Menggunakan+H ypermedia+dan+Media+Riil+Ditinjau+Dari+Gaya+Belajar+pdf&oq=Pembelajaran+Fisika+Denga n+Inkuiri+Terbimbing+Menggunakan+Hypermedia+dan+Media+Riil+Ditinjau+Dari+Gaya+Belaj ar+pdf) diakses pada 11/03/2014 pukul 09:57

strategi pengajaran terhadap prestasi siswa. Dan dari kesimpulan yang dipaparkan dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa;

1. Siswa yang memiliki gaya belajar Sensing atau intuitif ini emiliki nilai yang lebih baik bila diajarkan menggunakan strategi guided inkuiri. 2. Strategi pembelajaran demonstrasi merupakan strategi yang paling

efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yang memiliki gaya belajar sequensial atau global.

3. Metode ceramah sebagai metode yang baik untuk siswa dengan gaya belajar visual atau verbal.

4. Tidak adanya pengaruh gender yang signifikan terhadap prestasi belajar biologi siswa yang diajarkan dengan strategi guided inqiry, demonstrasi dan ceramah. 53

Ana Lidia Franzoni dan Said Assar “Student Learning Styles Adaptation Method Based on Teaching Strategies and Electronic Media” Dalam penelitiannya franzoni dan Assar meneliti proses pembelajaran siswa yang menunjukkan adanya perbedaan siswa dalam cara belajar dan mereka lebih cenderung memilih strategi belajar yang berbeda pula. Beberapa penelitian sepakat bahwa fakta pembelajaran yang tidak mencerminkan gaya seorang guru tetapi didesain untuk memenuhi semua perbedaan siswa dan gaya belajar siswa, selain itu juga mereka bahkan berpikir tentang pentingnya menerapkan gaya-gaya belajar dalam sistem pembelajaran yang berbeda. Dalam penelitiannya mereka menjelaskan metode pengajaran individu yang didasari oleh taksonomi gaya belajar Felder Silverman dan mengkombinasikannya dengan strategi pembelajaran dan media elektronik sebagai media pembelajaran. Peneletian ini dilakukan dengan metode eksperimen dimana masing-masing metode pengajaran dan media elektronik disesuaikan dengan gaya belajar siswa.

53

Gowin A. Ikitde dan Uduak Bassey Edet, Influence of Learning Styles and Teaching Strategies on Student’s Achievement in Biology, Voice of Research (2013), Vol. 1 (4). 2277-7733 (http://www.voiceofresearch.org/doc/.../mar-2013_2.pdf) diakses pada 10/01/2014 pukul 13:32

Yosep, Wawan Setiawan, dan Waslaludin dengan judul “Model Pembelajaran Gaya Belajar VARK dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Berbasis Multimedia Interaktif” dalam penelitian ini mereka meneliti pengaruh penggunaan multimedia interaktif dalam menunjang gaya belajar Visual, Aural, Read/Write, dan Kinestethic. Metode penelitian yang digunakannya merupakan penelitian pengembangan (research and development), karena penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu produk, bukan penelitian yang dimaksudkan untuk menemukan teori, selain itu juga peneltian ini bertujuan untuk mengetahui kecendrungan gaya belajar yang ada pada siswa. Dari hasil penelitian dan pembahasannya bahwa media pembelajaran yang menunjang gaya belajar siswa ini sangat layak digunakan, hal ini didasari oleh hasil validasi multimedia interaktif oleh ahli media sebesar 86,2% dan ahli materi sebesar 88% serta hasil uji coba terbatas untuk menggunakan multimedia interaktif yang dikembangkan sebesar 87,25%.

C. KERANGKA PIKIR

Metode dan media pembelajaran yang memiliki pengaruh pada hasil belajar siswa terhadap materi ajar yang harus dengan cepat dan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan dalam SK dan KD, pembelajaran harus segera dikembangkan menjadi sebuah pembelajaran yang efisien, kreatif dan inovatif agar lebih mudah dan cepat difahami oleh siswa. Media yang dikembangkan dengan komputer atau yang berbasis IT yaitu hypermedia yang mampu memberikan informasi baik dalam bentuk visual, auditorial dan kinestetik dalam satu kesatuan ini dapat membantu siswa dalam pembelajaran biologi yang terkenal sebagai bidang studi yang kompleks.

Sejalan dengan perbedaan gaya belajar yang ada dalam setiap diri individu atau siswa yaitu visual, auditorial dan kinestetik, menjadi satu faktor dalam belajar siswa untuk dapat menerima, mengkaji dan memahami materi ajar yang diterimanya, gaya belajar ini diduga akan mempengaruhi tingkat pemahaman siswa. Dari penelitian relevan yang telah dipaparkan sebelumnya

ada beberapa penelitian yang menyatakan adanya interaksi antara gaya belajar dan perlakuan yang diberikan kepada siswa baik dalam bentuk metode maupun media terkait hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini saya ingin mengetahui pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar biologi siswa dengan gaya belajar siswa yang berbeda.

Gambar 2.5. Bagan Kerangka Pikir

D. HIPOTESIS

Berdasarkan kerangka teoritis dan kerangka pikir, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

1. Terdapat pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem ekskresi.

2. Terdapat pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem ekskresi.

Kesesuaian media dan metode dalam pembelajaran serta gaya belajar yang kerap

kali kurang diperhatikan

Pembelajaran menggunakan hypermedia

Hasil belajar siswa meningkat

Hypermedia hadir memberikan informasi baik dalam bentuk visual,

3. Terdapat interaksi antara hypermedia dan gaya belajar terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem ekskresi.

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen terkait