• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis 1. Media Pembelajaran

3. Hasil Belajar

a. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar

Muhibbin Syah mengemukakan definisi belajar sebagai suatu proses atau tahapan perubahan tingkah laku individu yang menetap sebagai hasil

25

Munir, loc. cit., hal. 183. 26

Mujibul Hasan Siddiqui, Encyclopedia of Educational Technology, (New Delhi: S. B. Nangia APH Publishing Corporation, 2004), p. 147.

27

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.28

Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani juga menjelaskan bahwa belajar merupakan sebuah proses yang dilakukan individu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang relatif permanen dan disebabkan adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya.29

Winkel yang dikutip oleh Purwanto, belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap. Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman.30

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa definisi belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu pembelajar. Namun menurut Sugihartono, tidak semua aktivitas atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri individu (siswa) dapat dikategorikan sebagai hasil dari proses belajar. Ciri-ciri perilaku hasil belajar yang dilakukan oleh siswa meliputi hal-hal berikut.31

1) Perubahan perilaku terjadi secara sadar dan disadari. 2) Perubahan perilaku bersifat kontinu dan fungsional. 3) Perubahan perilaku bersifat posistif dan aktif.

4) Perubahan perilaku bersifat permanen atau relatif menetap. 5) Perubahan perilaku dalam belajar bertujuan dan terarah.

6) Perubahan perilaku mencakup seluruh aspek tingkah laku individu yang bersangkutan.

28

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 11, hal. 68

29

Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 116

30

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), Cet. 3, hal. 38. 31

Ciri-ciri di atas dapat digunakan untuk mengidentifikasi, melihat dan menilai atau mengevaluasi ada atau tidaknya perubahan perilaku seseorang melalui proses belajar. Merujuk kembali pada definisi belajar sebelumnya, bahwa belajar adalah sebuah proses. Proses berarti memiliki tahapan, tahapan untuk mencapai suatu perubahan.

Jerome S. Bruner mengemukakan tiga tahapan yang ditempuh siswa dalam proses belajar, di antaranya:32

1) Tahap informasi (tahap penerimaan materi);

2) Tahap transformasi (tahap pengubahan materi); dan 3) Tahap evaluasi (tahap penilaian materi).

Tahap informasi merupakan tahap pertama dimana siswa sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan dari mengenai materi yang sedang dipelajari. Sedangkan tahap transformasi adalah tahapan siswa menganalisis, mengubah dan mentransformasikan materi atau informasi yang didapatnya agar kelak dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas. Dan tahap evaluasi sebagai tahap akhir dari proses belajar adalah tahap dimana siswa atau pembelajar menilai dan mengetahui pencapaian dirinya dalam memanfaatkan informasi yang telah ditransformasikannya untuk pemecahan masalah yang dihadapinya.

Evaluasi sebagai tahap akhir dalam belajar ini merupakan tahap pengambilan keputusan atau pemeriksaan ketercapaian yang mengacu pada proses untuk membuat penilaian (judgment) dan mengambil keputusan tentang hasil belajar siswa.33

Winkel mendefinisikan hasil belajar sebagai sebuah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.34 Bentuk

32

Muhibbin Syah, op. cit., hal. 110 33

Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, op. cit., hal. 216 34

perilaku sebagai tujuan dari tahap akhir belajar ini dikelompokkan ke dalam tiga domain (bidang), yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.35

1) Domain Kognitif

Domain kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir, seperti mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Menurut Bloom, domain ini terdiri dari enam tingkatan, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi , analisis, sintesis, dan evaluasi. Semakin tinggi tingkat kognitif maka semakin kompleks, selain itu juga penguasaan suatu tingkat mempersyaratkan penguasaan tingkat sebelumnya.36

Gambar 2. 2. Tujuan Aspek Kognitif

2) Domain Afektif

Domain afektif adalah domain yang berkenaan dengan sikap, nilai-nilai, dan apresiasi. Domain ini merupakan kelanjutan dari domain kognitif. Krathwohl menyebutkan tingkatan domain afektif sebagai berikut; penerimaan, respons, dan menghargai.

35

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 4, hal. 125-133.

36

Purwanto, op. cit., hal. 50

Evaluasi Sintesis Analisis Penerapan Pemahaman Hafalan

Gambar 2. 3. Tujuan Aspek Afektif

3) Domain Psikomotorik

Domain psikomotorik meliputi semua tingkah laku yang menggunakan syaraf dan otot badan. Domain ini merupakan domain yang berhubungan dengan keterampilan atau skill seseorang. Ada lima tingkatan dalam domain ini, di antaranya: keterampilan meniru, menggunakan, ketepatan, merangkaikan, dan keterampilan naturalisasi.

Gambar 2. 4. Tujuan Aspek Psikomotorik

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebuah kegiatan manusia dalam memperoleh pengetahuan baru dengan adanya interaksi antara guru dengan pembelajar serta interaksi antara media yang menyajikan informasi baik informasi verbal maupun non-verbal dalam pembelajaran dan lingkungan belajar yang memberikan kontribusi untuk memudahkan para pembelajar dalam mencari, mengolah

Penerimaan Merespon Menghargai Organisasi Pola Hidup Meniru Menggunakan Merangkaikan Ketepatan Naturalisasi

dan mengorganisir pengetahuan barunya untuk menwujudkan sebuah perubahan yang diukur dengan alat evaluasi yang dapat memberikan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan kriteria tertentu.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Tujuan pendidikan direncanakan untuk dapat dicapai dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar. Tujuan pendidikan bersifat ideal, sedang hasil belajar bersifat aktual. Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan pendidikannya.37

Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar. Ada tiga aspek kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar pencapaian kompetensi tersebut, yakni penilaian terhadap aspek kognitif, afektif dan psikomotor.38

Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena belajar melibatkan otak maka perubahan perilaku akibatnya juga terjadi dalam otak berupa kemampuan tertentu oleh otak untuk menyelesaikan masalah.39

Hasil belajar kognitif tidak merupakan kemampuan tunggal. Kemampuan yang menimbulkan perubahan perilaku dalam domain kognitif meliputi beberapa tingkat dan jenjang. Bloom membagi dan menyusun secara hirarkhis tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan

37

Purwanto, op.cit , h.46 38

Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanuddin Milama,. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, ( Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006) Cet. 1, h. 13.

39

paling sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Hal ini sesuai dengan pembahasan pada sub bab sebelumnya.

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:40

1) Faktor Internal (faktor dari dalam siswa)

Faktor internal merupakan suatu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa/i. Aspek jasmani atau fisiologis adalah aspek yang melihat kondisi kesehatan organ-organ pada siswa khususnya pada organ indera pendengaran dan penglihatan. Sedangkan aspek psikologis adalah aspek yang dapat memepengaruhi kuantitas dan kualitas siswa dalam memperoleh hasil belajar. Misalnya dari sisi IQ, EQ, dan SQ siswa tersebut.

2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa)

Faktor eksternal merupakan kondisi lingkungan luar disekitar siswa. Kondisi lingkungan ini terdiri atas dua macam, yaitu: lingkungan sosial dan non-sosial. Lingkungan sosial adalah lingkungan belajar yang terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Sedangkan lingkungan nonsosial adalah lingkungan yang melihat pada kondisi sarana prasarana baik di lingkungan rumah maupun sekolah, cuaca, waktu dan lain-lain. 3) Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning)

Faktor pendekatan belajar merupakan jenis upaya belajar siswa meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran, atau dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan keefisienan proses pembelajaran materi tertentu.

40

Dokumen terkait