• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya kepemimpinan kepala desa terbagi menjadi dua bentuk gaya, yaitu gaya kepemimpinan transaksional dan gaya kepemimpinan transformasional. Kedua gaya kepemimpinan tersebut digunakan karena bersifat teknokratis sehingga mampu menilai gaya kepemimpinan kepala desa berdasarkan penerapan kepemimpinannya dalam melaksanakan fungsinya sebagai kepala desa, antara lain dalam hal pemberian tugas kepada seluruh perangkat desa (pegawai dan aparatur) serta dalam hal kepedulian dengan masyarakat. Adapun kriteria yang harus dimiliki oleh kepala desa dalam menerapkan gaya kepemimpinan transaksional adalah: penjelasan kontrak pegawai, penetapan aturan kerja, pengawasan dan evaluasi kerja, dan pemberian imbalan/hadiah (gaji) secara adil guna memotivasi pegawai dalam melaksanakan pekerjaan. Sedangkan untuk menerapkan gaya kepemimpinan transformasional, kepala desa harus memiliki beberapa kriteria yang terdiri dari: pengaruh yang diidealkan, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual, dan kepedulian secara personal baik terhadap pegawai, maupun terhadap masyarakat. Pembahasan mengenai gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh kepala desa mengarahkan pada hipotesis uji yang pertama bahwa terdapat gaya kepemimpinan yang dominan melekat pada kepala desa.

Profil Kepala Desa Cihideung Udik

Desa Cihideung Udik saat ini dipimpin oleh seorang kepala desa (JS, 42 Tahun) yang telah menjabat selama 2 (dua) periode sejak tahun 2007 dan akan mengakhiri masa jabatan pada tahun 2019. Bapak JS ialah seorang kepala desa bergelar sarjana hukum yang diperolehnya pada tahun 2015. Bapak JS dikenal sebagai sosok pemimpin yang dapat dipercaya dan memiliki kredibilitas. Bapak JS berasal dari salah satu keluarga yang cukup terpandang di Desa Cihideung Udik, sehingga rasa kepercayaan masyarakat cukup tinggi terhadap dirinya. Selain menjabat sebagai kepala desa, Bapak JS juga merupakan salah satu pemilik Kampung Wisata Cinangneng yang berlokasi di Cihideung Udik.

Memiliki rasa kepedulian yang cukup tinggi terhadap masyarakat membuat Bapak JS dikenal sebagai kepala desa yang berjiwa sosial tinggi dalam kesehariannya. Sehingga masyarakat pun tidak sungkan untuk memberikan aspirasinya langsung kepada kepala desa mereka. Kerap melakukan aktivitas pendekatan sosial dengan masyarakat menumbuhkan kedekatan antara dirinya dengan masyarakat. Aktivitas pendekatan sosial yang dilakukan oleh Bapak JS berupa pengajian bersama, memenuhi undangan hajatan warga, menghadiri pemakaman warga yang menilai serta berbagai aktivitas sederhana seperti mengobrol di warung kopi ataupun berdiskusi di pos ronda desa. Aktivitas- aktivitas sosial tersebut merupakan modal utama bagi Bapak JS untuk mengetahui kebutuhan masyarakat saat ini. Meski demikian, kedekatan sosial belum dirasakan oleh masyarakat desa secara keseluruhan, khususnya bagi masyarakat dari wilayah lingkup Desa Cihideung Udik yang cukup jauh.

Kepedulian Bapak JS ini pun tercermin dari sifat dermawan yang dimiliki dirinya. Sifatnya yang suka memberi, baik materiil maupun non materiil membuat dirinya semakin disukai oleh masyarakat. Berdasarkan informasi dari para

informan yang bercerita tentang sifat kedermawanannya, Bapak JS tak jarang memberikan secara sukarela tambahan dana untuk pelaksanaan pembangunan desa, serta berbagai kegiatan masyarakat. Seperti contoh, pada saat perbaikan saluran drainase (got) di salah satu wilayah di lingkup desa, Bapak JS memberikan sejumlah dana untuk menjalankan perbaikan tersebut yang sempat tertunda karena minimnya dana desa dalam penganggarannya. Tidak hanya itu, kegiatan-kegiatan peringatan hari raya besar Islam di beberapa wilayah pun sering mendapatkan dana insentif pribadi dari Bapak JS. Meski santunan anak yatim dan piatu secara rutin terselenggara dari dana desa, Bapak JS juga rutin menyelenggarakan kegiatan serupa yang terselenggara dari dana pribadi dirinya. Kerap menunjukkan rasa peduli, empati serta simpati menjadikan Bapak JS sebagai kepala desa yang memiliki perhatian lebih kepada masyarakat.

Selain dinilai baik dalam bermasyarakat, Bapak JS juga cukup baik dalam bekerja. Dengan jumlah perangkat desa yang tidak sedikit, yaitu sebanyak 63 orang menuntut seorang kepala desa untuk menciptakan kekompakan tim demi terselenggaranya pemerintahan desa serta pembangunan desa yang maksimal. Kegiatan rapat rutin pun menjadi salah satu sarana untuk mewujudkan hal tersebut. Bapak JS selalu memanfaatkan kegiatan rapat sebagai sarana bagi dirinya untuk mengumpulkan aspirasi perangkatnya serta memberikan berbagai masukan untuk perangkat desa dalam hal melayani masyarakat. Selain itu, Bapak JS juga menerapkan peraturan-peraturan dasar yang harus dipatuhi oleh perangkat desa dalam bekerja. Misalnya terkait jam kerja staf desa, aturan pembuatan laporan keuangan desa, pelaporan catatan kependudukan tiap wilayah dan masih banyak lagi. Dalam hal administrasi dan birokrasi, Bapak JS dikenal sangat mahir mengaturnya. Ditambah lagi, Bapak JS memiliki staf desa yang handal sehingga sangat membantu dirinya dalam melakukan urusan administrasi desa. Berlandaskan prinsip kekeluargaan, Bapak JS dianggap berhasil membangun iklim organisasi pemerintahan desa yang efektif dan tanggap dalam melayani kebutuhan masyarakat. Berbagai upaya Bapak JS yang telah disebutkan di atas pun membuahkan hasil, yaitu membuat Desa Cihideung Udik sebagai salah satu dari lima desa terbaik se-kecamatan pada tahun 2015.

Sosok Bapak JS sebagai seorang Kepala Desa Cihideung Udik telah membuat banyak perubahan dan kemajuan di desa, baik dalam pembangunan, maupun dalam hal administrasi pemerintahan. Meskipun belum sempurna dalam menjalankan pemerintahan, Bapak JS terus berupaya untuk memperbaikinya. Hal tersebut dibuktikan oleh dirinya yaitu pada masa-masa akhir periodenya, Bapak JS memutuskan untuk melakukan renovasi kantor desa berupa penambahan lantai menjadi dua lantai. Penambahan lantai tersebut dilakukan karena dirinya merasa renovasi sebelumnya belum maksimal. Selain itu, upaya memperbaiki diri terwujud dari sistem kerja yang diterapkannya. Pada periode 2007-2013 sebagian perangkat desa menyatakan bahwa Bapak JS masih tahap penyesuaian, karena dianggap sistem kerja yang diterapkan belum maksimal dalam menjalankan pemerintahan desa. Kemudian pada periode berikutnya (2013-2019), sudah terbangun sistem kerja yang lebih baik yang membuat sebagian besar perangkat desa terpuaskan. Terpilihnya kembali Bapak JS untuk masa jabatan (2013-2019) juga cukup membuktikan bahwa masyarakat puas dan senang serta percaya terhadap kepemimpinannya selama tahun 2007 hingga tahun 2013.

Gaya Kepemimpinan Transaksional

Variabel yang digunakan dalam pengukuran gaya kepemimpinan transaksional Kepala Desa Cihideung Udik terdiri dari empat hal, yaitu: (1) penjelasan kontrak pegawai, (2) penetapan aturan kerja, (3) pengawasan dan evaluasi kerja, dan (4) pemberian imbalan/hadiah (gaji) secara adil. Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di lokasi penelitian, semua variabel dapat diukur dan dianalisis berdasarkan perhitungan data kuantitatif dan kualitatif, yaitu dari jawaban responden terhadap kuesioner dan jawaban informan dalam wawancara mendalam. Penilaian perangkat desa (pegawai/staf desa dan aparatur desa) berdasarkan penerapan gaya kepemimpinan transaksional dapat dilihat pada Tabel 18 berikut ini:

Tabel 18 Jumlah dan persentase responden berdasarkan penerapan gaya kepemimpinan transaksional Kepala Desa Cihideung Udik

Variabel gaya kepemimpinan transaksional Katago ri Jumlah (orang) Persentase (%) Penjelasan kontrak pegawai Rendah 0 0.0

Sedang 0 0.0

Tinggi 40 100.0

Penetapan aturan kerja Rendah 0 0.0

Sedang 13 32.5

Tinggi 27 67.5

Pengawasan dan evaluasi kerja Rendah 1 2.5

Sedang 5 12.5

Tinggi 34 85.0

Pemberian imbalan/hadiah (gaji) secara

adil Rendah 1 2.5

Sedang 27 67.5

Tinggi 12 30.0

Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 18, diketahui bahwa variabel gaya kepemimpinan transaksional dalam hal penjelasan kontrak pegawai memiliki angka tertinggi pada katagori tinggi yaitu sebesar 100 persen yang artinya bahwa seluruh responden menyatakan bahwa kepala desa melakukan penjelasan kontrak pegawai dengan sangat baik. Variabel berikutnya dengan angka tertinggi yaitu pengawasan dan evaluasi kerja pada katagori tinggi yaitu sebesar 85.0 persen atau sebanyak 34 dari 40 responden. Hal ini berarti bahwa 34 responden tersebut menyatakan bahwa kepala desa melakukan pengawasan dan evaluasi kerja dengan sangat baik. Selanjutnya sebanyak 27 dari 40 responden atau sebesar 67.5 persen responden menyatakan bahwa kepala desa melakukan penetapan aturan kerja dengan katagori tinggi.

Mayoritas responden berada pada katagori sedang pada variabel pemberian imbalan/hadiah (gaji) secara adil dari kepala desa terhadap perangkat nya. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 67.5 persen responden berada pada katagori sedang atau sebanyak 27 orang. Sedangkan 12 orang lainnya berada pada katagori tinggi, dan 1 orang sisanya berada pada katagori rendah. Secara keseluruhan, hasil perhitungan seluruh variabel menunjukkan bahwa tiga variabel

menunjukkan katagori tinggi, sedangkan satu variabel menunjukkan katagori rendah. Satu variabel tersebut ialah pemberian imbalan/hadiah (gaji) secara adil. Kontrak Pegawai

Berbagai aktivitas pemerintahan desa yang berkaitan dengan kepegawaian dan pembagian tugas sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai seluruhnya telah tercantum dalam SK (Surat Keputusan). Meski demikian, kepala desa tetap memiliki peran sebagai pemberi tugas dan pembentuk kesepakatan kerja. Dalam masa jabatan nya selama enam tahun per satu periode, kepala desa memiliki sasaran-sasaran tertentu yang ingin dicapai. Oleh karena itu penjelasan tugas secara rinci disertai dengan penjelasan sasaran tugas yang ingin dicapai menjadi penting untuk disampaikan kepada perangkat desa. Berikut (Tabel 19) merupakan jumlah dan persentase perangkat desa berdasarkan penjelasan kontrak pegawai. Tabel 19 Jumlah dan persentase responden berdasarkan penjelasan kontrak

pegawai oleh Kepala Desa Cihideung Udik

Katagori Penjelasan kontrak pegawai

Jumlah (orang) Persentase (%)

Tinggi 40 100.0

Sedang 0 0.0

Rendah 0 0.0

Total 40 100.0

Berdasarkan Tabel 19, diketahui bahwa 100 persen responden yang terdiri dari perangkat desa (pegawai/staf dan aparatur) di Desa Cihideung Udik menyatakan bahwa Kepala Desa Cihideung Udik merupakan kepala desa yang melakukan penjelasan kontrak pegawai dengan baik. Hal ini ditunjukkan melalui sebanyak 40 responden seluruhnya berada pada katagori tinggi dalam hal penjelasan kontrak pegawai oleh kepala desa. Pernyataan salah satu perangkat desa yang menyatakan bahwa:

“...tugas yang diberikan untuk kita dan aparatur itu pasti sudah tertulis sebenarnya di UU (Undang-Undang) dan SK (Surat Keputusan), dan pak lurah selalu menyebarluaskannya dengan sangat jelas dan target nya pasti menyangkut kebutuhan warga...”. (MR, 61 Tahun, Pegawai Desa)

Pemberian tugas yang dilakukan kepala desa pada perangkatnya sebelumnya telah tertuang dalam Surat Keputusan (SK) dan Peraturan Desa (Perdes). Tugas yang diberikan pun telah sesuai dengan struktur kepegawaian yang ada, serta berdasarkan pengalaman pegawainya. Hal ini sesuai dengan pernyataan salah satu pegawai desa:

“...memang sih pada dasarnya semua sudah diatur tugasnya, tapi kita harus melihat lagi ketersediaan SDM (Sumber Daya Manusia) yang tersedia, jadi kalo ada staf yang masih kurang paham sama pekerjaannya, pak lurah selalu menghimbau untuk minta tolong sama yang pengalamannya lebih banyak...”. (LE, 26 Tahun, Pegawai Desa)

Selain dianggap baik dalam menjelaskan tugas, Kepala Desa Cihideung Udik juga dianggap baik dalam menjelaskan sasaran kerja selama masa jabatannya. Kepala desa memberikan penjelasan secara jelas mengenai sasaran apa saja yang hendak dicapai dalam masa jabatannya, baik berupa pembangunan infrastruktur maupun berupa pembangunan non-fisik, serta kesepakatan-kesepakatan kerja antara dirinya dengan perangkat nya.

Penetapan Aturan Kerja

Pelaksanaan kerja yang didasari aturan yang jelas yang diberikan oleh seorang kepala desa merupakan salah satu ciri dari kepala desa yang bergaya kepemimpinan transaksional. Aturan-aturan yang ada dibuat dengan tujuan agar perangkat desa mematuhi dan melaksanakan aktivitas pemerintahan serta pelayanan masyarakat dengan lebih baik lagi. Jumlah dan persentase perangkat desa berdasarkan penetapan aturan kerja dapat dilihat pada Tabel 20:

Tabel 20 Jumlah dan persentase responden berdasarkan penetapan aturan kerja oleh Kepala Desa Cihideung Udik

Katagori Penetapan aturan kerja

Jumlah (orang) Persentase (%)

Tinggi 27 67.5

Sedang 13 32.5

Rendah 0 0.0

Total 40 100.0

Tabel 19 di atas menunjukkan bahwa persentase tertinggi dalam hal penetapan aturan kerja terdapat pada katagori tinggi yaitu sebesar 67.5 persen. Hal ini berarti bahwa sebanyak 27 orang dari 40 orang perangkat desa menyatakan bahwa kepala desa melakukan penetapan aturan kerja dengan baik. Sedangkan sebesar 32.5 persen sisanya berada pada katagori sedang atau sebanyak 13 orang perangkat desa menilai bahwa penetapan aturan kerja oleh kepala desa berada pada tingkat sedang. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa Kepala Desa Cihideung Udik mampu memberikan aturan kerja yang baik kepada perangkat desa berdasarkan pada mayoritas jawaban perangkat desa. Penetapan aturan kerja ini dianggap mampu meningkatkan kinerja perangkat desa, seperti yang dinyatakan oleh salah satu aparatur desa bahwa:

“...setiap triwulan kami harus melaporkan data kependudukan terbaru, mulai dari data kelahiran atau kematian. Ini sih sudah aturan langsung dari pak lurah sama staf desa nya, ya bagus sih, kita jadi rutin mendata warga...”. (AT, 64 Tahun, Ketua RW)

Aturan lainnya yang ditetapkan oleh Kepala Desa Cihideung Udik antara lain yaitu adanya durasi kerja yang diberikan kepada pegawai desa yang bekerja di kantor desa. Durasi kerja tersebut dibuat dengan tujuan agar pelayanan masyarakat dapat berlangsung efektif dan efisien, yaitu mulai pukul 08.00 pagi hingga 16.00 sore. Durasi kerja tersebut harus selalu ditaati oleh pegawai desa, termasuk kepala desa sendiri. Meski demikian, durasi kerja tersebut tidak sepenuhnya selalu berlaku di dalam kantor. Hal ini sesuai dengan pernyataan pegawai desa:

“...pak lurah fleksibel sih, seperti kita juga, tepat waktu ya harus saat lagi di kantor, tapi kan bekerja tidak harus selalu di kantor, yang penting bisa efisien dan efektif meski di luar kantor bekerja demi kepentingan desa...” (LE, 26 Tahun, Pegawai Desa)

Pengawasan dan Evaluasi Kerja

Guna mencapai tujuan organisasi yang diinginkan, salah satu aspek penting keberhasilannya yaitu dengan melakukan pengawasan. Seorang kepala desa memiliki peran penting dalam melakukan pengawasan dan evaluasi kerja terhadap perangkat nya, demi efektifitas dan efisiensi suatu pekerjaan yang menyangkut kepentingan masyarakat. (Tabel 21) jumlah dan persentase perangkat desa berdasarkan pengawasan dan evaluasi kerja:

Tabel 21 Jumlah dan persentase responden berdasarkan pengawasan dan evaluasi kerja oleh Kepala Desa Cihideung Udik

Katagori Pengawasan dan evaluasi kerja Jumlah (orang) Persentase (%)

Tinggi 34 85.0

Sedang 5 12.5

Rendah 1 2.5

Total 40 100.0

Tabel 20 menunjukkan bahwa sebesar 85.0 persen perangkat desa menilai bentuk pengawasan dan evaluasi kerja yang dilakukan oleh kepala desa termasuk ke dalam katagori tinggi. Selain itu 12.5 persen perangkat desa berada pada katagori sedang dalam menilai pengawasan dan evaluasi kerja oleh kepala desa. Sedangkan 2.5 persen sisanya menilai pengawasan dan evaluasi kerja yang dilakukan oleh kepala desa masih tergolong rendah. Meski demikian, secara umum mayoritas perangkat desa menilai kegiatan pengawasan dan evaluasi kerja yang dilakukan oleh Kepala Desa Cihideung Udik sudah baik. Hal ini tercermin dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala desa sebagai bentuk melakukan pengawasan, seperti rapat evaluasi rutin, pengawasan langsung di lapangan dan evaluasi program setiap triwulan bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Berikut pernyataan dari aparatur desa yang menjelaskan salah satu kegiatan pengawasan yang dilakukan kepala desa:

“...cukup sering sih pak lurah keliling, apalagi pas lagi ada pembangunan atau program apa gitu, kadang kalo lagi berhalangan, dia suka ngirim „anak buah‟ nya buat ngawasin. Biasanya juga cukup rutin rapat evaluasi di kantor, namanya rapat „minggon‟, bahas-membahas tentang pembangunan per wilayah atau dana desa yang baru turun...”. (MD, 40 Tahun, Ketua RT)

Segala bentuk pengawasan dan evaluasi kerja merupakan salah satu ciri gaya kepemimpinan transaksional berupa active management by exception, yaitu ketika pemimpin menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai berikut standar kerja yang harus dipatuhi. Pemimpin akan memberikan sanksi jika terjadi penyimpangan dan cenderung mengawasi dengan ketat dan segera melakukan tindakan korektif apabila muncul penyimpangan. Dan berupa passive management by exception pemimpin menghindari tindakan korektif selama tujuan dan sasaran

yang disepakati bersama tercapai (Bass et al. serta Humphreys et al.serta Yammarino et al. dalam Mariam 2009).

Pemberian Imbalan/Hadiah (Gaji) Secara Adil

Pemberian imbalan berupa gaji atau hadiah merupakan salah satu upaya seorang pemimpin, dalam hal ini kepala desa, untuk memotivasi perangkat desa guna melaksanakan dan meningkatkan kinerja. Gaji untuk setiap perangkat desa diberikan satu kali dalam tiga bulan. Meski demikian, gaji per 3 bulan yang diterima oleh pegawai desa (staf desa) dengan aparatur desa (RT/RW) jumlahnya berbeda sesuai dengan kinerja dan struktur kepegawaian yang sudah diatur dalam peraturan dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten. Aparatur Desa Cihideung Udik diberikan dana insentif sejumlah 450 ribu rupiah per 3 bulan, dan dipotong sebesar 20 ribu rupiah sebagai biaya administrasi dan transportasi, sesuai dengan kesepakatan bersama. Sedangkan untuk Pegawai Desa Cihideung Udik, berdasarkan Penghasilan Tetap (SILTAP) perangkat desa Provinsi Jawa Barat, jumlah nya sekitar 6,3 juta per 3 bulan, dengan proporsi berbeda antar staf desa.

Selain itu, Kepala Desa Cihideung Udik juga cukup rutin memberikan hadiah menjelang Hari Raya Idul Fitri dengan memberikan sembako atau pakaian kepada seluruh perangkat nya. Hadiah berupa sertifikat penghargaan pun diberikan oleh kepala desa kepada perangkat-perangkat nya yang sudah mengabdi bagi desa dalam jangka waktu yang cukup lama. Tabel 22 yang menjelaskan jumlah dan persentase perangkat desa berdasarkan pemberian imbalan/hadiah (gaji) secara adil:

Tabel 22 Jumlah dan persentase responden berdasarkan pemberian imbalan/hadiah (gaji) secara adil oleh Kepala Desa Cihideung Udik Katagori Pemberian imbalan/hadiah (gaji) secara adil

Jumlah (orang) Persentase (%)

Tinggi 12 30.0

Sedang 27 67.5

Rendah 1 2.5

Total 40 100.0

Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 22 di atas dapat diketahui bahwa persentase tertinggi mengenai pemberian imbalan/hadiah (gaji) secara adil terdapat pada katagori sedang, yaitu sebesar 67.5 persen atau sebanyak 27 orang dari total 40 orang perangkat desa. Sedangkan 30.0 persen lainnya menilai pemberian imbalan/hadiah (gaji) oleh kepala desa secara adil sudah termasuk ke dalam katagori tinggi. Kemudian 2.5 persen sisanya berada pada katagori rendah. Kondisi ini dilatarbelakangi oleh sering terjadinya keterlambatan pemberian gaji ataupun minimnya nominal yang diterima oleh sebagian besar perangkat desa. Hal ini sesuai dengan pernyataan salah satu aparatur desa:

“...kalo dibilang gaji, itu sih bukan gaji, kurang dari kata cukup, dibagiinnya juga sering molor, kadang sudah lebih dari 3 bulan belum turun juga, sekalinya turun, tetep weh untuk satu kali jadi bukan triwulanan lagi namanya malah „patang wulanan‟...”. (AS, 60 Tahun, Ketua RT)

Meski demikian, keterlambatan pemberian gaji diakibatkan oleh panjangnya proses birokrasi yang harus diikuti oleh kepala desa beserta pegawai desa dalam mencairkan dana desa, seperti penyelesaian Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) hingga menunggu Peraturan Gubernur (Pergub) diterbitkan.

Gaya Kepemimpinan Transformasional

Gaya kepemimpinan transformasional lebih meningkatkan motivasi dan kinerja pengikut daripada gaya kepemimpinan transaksional. Untuk mengukur gaya kepemimpinan yang diterapkan atau melekat pada Kepala Desa Cihideung Udik, digunakan empat variabel yaitu: (1) pengaruh yang diidealkan, (2) motivasi inspirasional, (3) stimulasi intelektual, dan (4) kepedulian secara personal. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilaksanakan di lokasi penelitian, semua variabel dapat diukur dan dianalisis berdasarkan perhitungan data kuantitatif dan kualitatif, yaitu dari jawaban responden terhadap kuesioner dan jawaban informan dalam wawancara mendalam. Penilaian perangkat desa (pegawai/staf desa dan aparatur desa) berdasarkan penerapan gaya kepemimpinan transformasional dapat dilihat pada Tabel 23:

Tabel 23 Jumlah dan persentase responden berdasarkan penerapan gaya kepemimpinan transformasional Kepala Desa Cihideung Udik

Variabel gaya kepemimpinan transformasional Katagori Jumlah (Orang)

Persentase (%)

Pengaruh yang diidealkan Rendah 0 0.0

Sedang 2 5.0

Tinggi 38 95.0

Motivasi inspirasional Rendah 0 0.0

Sedang 11 27.5

Tinggi 29 72.5

Stimulasi intelektual Rendah 0 0.0

Sedang 4 10.0

Tinggi 36 90.0

Kepedulian secara personal Rendah 0 0.0

Sedang 5 12.5

Tinggi 35 87.5

Tabel 23 menjelaskan bahwa persentase tertinggi dengan katagori tinggi terdapat pada variabel pengaruh yang diidealkan, yaitu sebesar 95 persen dari total responden yang terdiri dari perangkat desa, baik pegawai maupun aparatur desa. Selanjutnya sebanyak 90 persen responden berada pada katagori tinggi dalam hal stimulasi intelektual yang dilakukan oleh kepala desa. Variabel kepedulian secara personal dengan katagori tinggi memiliki persentase sebesar 87.5 persen atau sebanyak 35 orang responden berada pada katagori tinggi pada variabel tersebut. Dengan demikian, persentase terendah untuk variabel dengan katagori tinggi terdapat pada variabel motivasi inspirasional yaitu sebesar 72.5 persen dari jumlah perangkat desa yang dijadikan responden atau 29 orang dari total 40 orang.

Secara keseluruhan variabel-variabel gaya kepemimpinan transformasional termasuk ke dalam katagori tinggi. Sedangkan persentase terbesar untuk variabel dengan katagori sedang terdapat pada variabel motivasi inspirasional sebesar 27.5 persen. Diikuti dengan variabel kepedulian secara personal dan variabel stimulasi intelektual, dengan persentase responden yang berada pada katagori sedang yaitu masing-masing sebesar 12.5 persen dan 10.0 persen. Pemilih katagori sedang untuk variabel pengaruh yang diidealkan hanya sebanyak 2 orang atau sebesar 5.0 persen dari jumlah seluruh responden. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa penilaian responden terhadap kepala desa dalam hal pengaruh yang diidealkan dengan katagori sedang memiliki persentase terendah. Berdasarkan empat variabel yang telah diuji tersebut, tidak terdapat responden yang berada pada katagori rendah dalam menilai kepala desa nya.

Pengaruh yang Diidealkan

Pencapaian tujuan organisasi akan dapat lebih mudah terwujud apabila seorang pemimpin mampu memberikan pengaruh terhadap pengikutnya. Seorang pemimpin harus memiliki bentuk-bentuk keteladanan, baik sifat maupun sikap, yang dapat diteladani dan dikagumi oleh para pengikutnya. Apabila seorang pemimpin mewujudkan sifat dan sikap keteladanan, maka pengikut pun akan memperhatikan dan terpengaruh untuk selalu melaksanakan arahan demi mencapai suatu tujuan organisasi tertentu. Sama hal nya dengan kepala desa, yang harus memberikan pengaruh-pengaruh yang diidealkan oleh masyarakatnya. Bukan hanya oleh masyarakat, melainkan juga oleh para perangkatnya agar mampu meningkatkan motivasi dan kinerja dalam melaksanakan pemerintahan serta melayani masyarakat. Berikut adalah Tabel 24 menjelaskan perolehan jumlah dan persentase Perangkat Desa Cihideung Udik berdasarkan pengaruh

Dokumen terkait