BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Penyuluhan Gizi
2.3.3 Gizi Pekerja
Di Negara-negara yang berpenduduk padat dengan tingkat hidup yang relative rendah, dimana tersedia tenaga dalam jumlah yang berlebihan, para pengusaha pabrik atau perusahaan kurang sekali memperhatikan kesejahteraan dan kebutuhan gizi tenaga kerja terutama tenaga kerja dari kelas bawah (pekerja kasar). Tanpa ada keinginan untuk mengetahui tingkat kehidupan tenaga kerja tersebut mereka terlihat tampak malas dan kurang bergairah. Belum banyak pengusaha pabrik yang menyadari bahwa kurangnya gairah atau malasnya tenaga kerja itu berkaitan dengan tingkat kesehatan dan kecukupan gizi tenaga kerja itu (Adriani, 2012).
1) Masalah Gizi Tenaga Kerja
Berbagai tingkat defisiensi gizi terutama defisiensi energy disamping defisiensi zat gizi mikro seperti vitamin dan zat besi, merupakan masalah gizi yang dengan mudah ditemui pada tenaga kerja diberbagai perusahaan khususnya tenaga kerja golongan rendah. Keadaan yang khas yang mendorong terjadinya gizi kurang pada tenaga kerja di Indonesia sebagai berikut:
a. Jam kerja yang panjang yaitu antara 8-9 jam sehari menyerap seluruh cadangan energy dalam tubuh mereka. Lokasi tempat kerja yang jauh mengharuskan tenaga kerja berangkat terburu-buru setiap pagi dan tempat tinggal mereka agar tidak terlambat dan mereka seringkali berangkat kerja tanpa melakukan sarapan terlebih dahulu hingga pada akhirnya mereke memulai bekerja sudah dalam keadaan kekurangan energy.
b. Pengawasan kerja yang sangat ketat tidak memungkinkan mereka untuk sejenak berhenti kerja untuk makan terlebih dahulu.
c. Waktu istirahat yang disediakan sangat terbatas yaitu sekitar ½ atau 1 jam. Waktu yang singkat itu digunakan untuk beristirahat sejenak melepaskan lelah, mereka makan dengan terburu-buru keadaan
demikian itu adalah tidak mungkin untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka.
2) Kebutuhan Gizi Pekerja
Makanan menjadi kebutuhan yang sangat vital bagi setiap orang, karena itu kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi harus diperhatikan. Secara kuantitas artinya jumlah konsumsi makanan, tidak boleh kurang atau lebih dari yang dibutuhkan tubuh, sedangkan makanan berkualitas adalah makanan yang bergizi, yakni makanan yang mengandung sekelompok zat yang esensial bagi kehidupan dan kesehatan. Yang pada umumnya adalah Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin dan Mineral. Kebutuhan gizi tenaga kerja bergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan dan lama jam kerja. Berdasarkan kebutuhan gizinya, FAO mengelompokkan jenis pekerjaan sebagai berikut:
Tabel 2.16 Pengelompokkan Jenis Pekerjaan Berdasarkan Kebutuhan Energi
Sumber : FAO
Kelompok Pekerjaan
Ringan Agak Berat Berat
Pegawai Kantor
Pekerjaan Industri
ringan Pekerja Kasar
Tenaga Profesional Mahasiswa Buruh Industri Berat
Dokter Petani Buruh Tambang
Akuntan Nelayan Penarik kaca
Pengacara Tentara Pengemudi Bis dan Truk
Tabel 2.17 Kriteria Pengelompokan Jenis Pekerjaan
Kandungan gizi yang tidak lengkap dalam makanan seseorang pekerja dapat mempengaruhi kesanggupan kerja, yang pada akhirnya mempengaruhi hasil kerja. Konsumsi pekerja akan mempengaruhi:
1. Perkembangan fisik, mental, dan social yang berimplikasi antara lain pada tinggi dan berat badan, kemampuan intelektual dan kecerdasan, ketekunan dan konsentrasi bekerja.
2. Daya tahan tubuh terhadap terjangkitnya penyakit ataupun imunitas 3. Daya tahan fisik yang berimplikasi pada kemampuan kerja, fisik dan
kapasitas kerja
4. Berhubungan erat dengan angka kesakitan dan absensi karena sakit. Adapun sumber-sumber kebutuhan makanan yang dibutuhkan oleh pekerja akan diuraikan dibawah ini:
1. Sumber Energi
Makanan sumber energy yang dikonsumsi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan metabolism basal, pemeliharaan sel, pertumbuhan,
Jenis Kegiatan Contoh
Pekerjaan Ringan
8 jam tidur 7 jam bekerja dikantor 2 jam pekerjaan sedang
di rumah tangga ½ jam olahraga 6 ½ jam pekerjaan ringan Karyawan di kantor Pekerjaan sedang 8 jam tidur 8 jam bekerja di industry perkebunan 2 jam pekerjaan rumah
tangga 6 jam pekerjaan ringan
Pekerja pabrik garmen dan supir
Pekerja rumah tangga
Pekerjaan berat
8 jam tidur 8 jam pekerjaan berat 2 jam pekerjaan sedang
Pekerja pabrik baja Industry mesin dan kuli
penyembuhan dan pergerakan tubuh. Oleh karena itu pekerja yang kurang kalori protein akan menjadi pekerja yang lambat berfikir, lambat bertindak dan cepat lelah. Semua ini terjadi karena ketersediaan energy dan protein dalam tubuh tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Disamping itu, kurangnya energy dan protein menyebabkan pekerja peka akan bermacam-macam penyakit, kemalasan dalam mencari nafkah serta produktivitas kerja yang lemah. Jumlah masing-masing tenaga yang diperlukan oleh masing-masing pekerja tidak sama, berapa banyak kalori yang harus diberikan tergantung pada berat ringannya pekerjaan yang dilakukan. Perhitungan kecukupan sehari yang diperkirakan dalam bekerja adalah:
a. Bekerja ringan 1,52 X MBR (Metabolisme Basal Rata-rata) b. Bekerja sedang 1,78 X MBR
c. Bekerja berat 2,13 X MBR
Tabel 2.18 Kebutuhan energi per-orang/hari usia 20-59 tahun
2. Sumber Zat Pembangun
Kebutuhan lain yang sangat dibutuhkan bagi pekerja adalah protein. Protein berfungsi sebagai zat pembangun dan pemelihara tubuh serta mempertahankan daya tahan terhadap serangan penyakit. Selain fungsi- fungsi tersebut, protein dapat dipergunakan sebagai sumber energy bagi tubuh. Kecukupan protein bagi pekerja usia 20-59 tahun adalah 48 gr, bagi wanita hamil ditambahkan 12 gr, sedangkan ibu menyusui ditambah 16 gr. Berdasarkan sumbernya, protein diklasifikasikan
Jenis Kebutuhan
Bekerja ringan 2050 Kkal
Bekerja sedang 2250 Kkal
Bekerja berat 2600 Kkal
Bila wanita hamil Ditambahkan 300 Kkal
menjadi protein hewani dan nabati. Contoh protein hewani adalah daging telur, ikan. Sedangkan protein nabati terdiri dari kacang- kacangan. Jika dilihat berdasarkan skor asam amino dan nilai cernanya, mutu protein hewani lebih baik dibandingkan protein nabati, sehingga untuk menjamin tubuh benar-benar mendapatkan asam amino dalam jumlah dan macam yang cukup, sebaiknya orang dewasa mengkonsumsi seperlimanya dari protein hewani.
3. Sumber Zat Pengatur a. Vitamin
Vitamin merupakan suatu komponen kimia organic yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menunjang proses pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel. Menurut sifatnya vitamin dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Terdapat beberapa vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E dan K. vitamin yang larut dalam air namun tidak larut dalam lemak adalah vitamin B kompleks dan vitamin C. vitamin B kompleks terdiri dari thiamin, riboflavin, niasin, asam pentotenat, piridoksin, dan vitamin B 12. Vitamin sangat penting untuk dapat berfungsi secara optimal dari banyak proses fisiologis dalam tubuh. Tingkat aktivitas dari proses fisiologis ini meningkat secara besar selama latihan dan suplai vitamin yang cukup harus dipenuhi untuk proses fungsional yang terbaik.
b. Mineral
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium, fosfor, dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam sel darah merah, dan iodium dari hormone tiroksin. Selain itu mineral berperan dalam berbagai tahap metabolism, terutama sebagai kofaktor dan aktivitas enzim-enzim.
Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari. Mineral merupakan elemen anorganik yang ditemukan di alam dan kebanyakan dari elemen tersebut berbentuk padat. Saat ini terjadinya peningkatan penelitian pada status kebugaran terhadap efek mineral pada performa fisik.
2.4 Kerangka Teori