• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Univariat

Dalam dokumen Hubungan Usia Status Gizi Latihan Fisik (Halaman 96-100)

BAB V HASIL PENELITIAN

6.2 Pembahasan Univariat

Dari penelitian didapatkan lebih banyak karyawan yang berusia Dewasa akhir (36-45 tahun) sebanyak 41.8%. Usia seseorang akan mempengaruhi kondisi, kemampuan, dan kapasitas tubuh dalam melakukan aktivitasnya. Produktivitas kerja akan menurun seiring dengan bertambahnya usia. Kapasitas kerja berkurang hingga 80% pada usia 50 tahun dan pada usia 60 tahun kapasitas kerja berkurang hingga 60% dibandingkan dengan umur 25 tahun.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Astrand, dinyatakan bahwa sebelum memasuki masa pubertas, laki-laki dan perempuan pada usia yang sama tidak memiliki perbedaan signifikan dalam hal kekuatan aerobik maksimal. Pada kekuatan otot, usia juga memiliki pengaruh signifikan. Kekuatan otot mencapai puncaknya pada usia 20 tahun dan kekuatan otot dapat ditingkatkan dengan latihan peningkatan kekuatan otot dan peningkatan waktu dari sinergisitas otot pada aktivitas sehari-hari.

6.2.2 Status Gizi

Status gizi responden dalam penelitian ini dilihat berdasarkan indeks masa tubuh (IMT). Sesuai dengan standar status gizi menurut IMT untuk orang Indonesia dari Depkes RI, dengan nilai IMT untuk status gizi normal yaitu 18.5-25.0 kg/m2, maka diketahui sebanyak 1 responden (1.8%) karyawan UHAMKA memiliki status gizi sangat kurus, status gizi gemuk 12 responden (21.8%), status gizi karyawan yang obesitas 18 responden (32.7%) dan responden yang memiliki status gizi normal yaitu 24 responden (43.6%). Responden dengan status gizi gemuk dengan persentase 21.8% jauh lebih rendah dibandingkan dengan responden yang memiliki status gizi normal sebesar 43.6%. Jika dibandingkan dengan hasil survey Riskesdas 2010, persentase total responden dengan status gizi sangat kurus (1.8%) lebih rendah dibandingkan angka nasional untuk status gizi sangat kurus (12.6%). Persentase total responden gemuk (21.8%) dan obesitas (32.7%) lebih tinggi dibandingkan angka nasional untuk status gizi overweight (21.7%). Sedangkan persentase responden yang memiiki status gizi normal (43.6%) lebih rendah dibandingkan angka nasional (65.8%)

Peningkatan status gizi menjadi overweight sangat berkaitan dengan gaya hidup terutama yang berkaitan dengan peningkatan kadar lipid lipoprotein dalam tubuh (Goldberg dkk, 2000). Selain itu diketahui bahwa pemilihan makan berdasarkan kandungan gizi yang baik untuk kesehatan dapat digunakan sebagai cara preventif terhadap resiko obesitas. Berdasarkan hasi wawancara FFQ semi kuantitatif, diketahui terdapat kecenderungan kebiasaan konsumsi makanan dengan cara digoreng. Hal ini dapat berkontribusi tidak hanya terhadap peningkatan kadar lemak total tubuh tetapi juga berpengaruh terhadap jenis kandungan gizi yang diasup dan keseimbangan energi responden yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap status gizi responden tersebut.

6.2.3 Latihan Fisik

Nilai latihan fisik pada penelitian diperoleh dari skor latihan fisik yang meliputi intensitas dan durasi latihan fisik pekerja selama satu minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi latihan fisik karyawan rendah yaitu (98.2% ) dibandingkan karyawan dengan frekuensi latihan fisik baik (1.8%). Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Komang Ayu (2011) yang menunjukan bahwa sebanyak 46.0% dengan kebiasaan olahraga yang buruk dengan mengalami kebugaran jasmani yang buruk, dan 76.6% memiliki kebiasaan olahraga baik dan mengalami kebugaran jasmani yang baik. WHO (2002) menyatakan bahwa kurangnya aktivitas fisik dan gaya hidup sedentary dapat menyebabkan penurunan kesehatan dan kebugaran sehingga meningkatkan resiko penyakit tidak menular. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa aktifitas kerja dan aktifitas waktu luang dapat berkontribusi terhadap daya tahan kardiorespiratori dengan efek yang berbeda.

6.2.4 Asupan Zat Gizi Mikro

Zat gizi mikro yang diteliti pada penelitian ini adalah Kalsium, Zat Besi, dan Vitamin C. dari 55 responden, karyawan yang asupan kalsiumnya cukup yaitu 67.3% sedangkan asupan kalsium kurang yaitu 32.7% hal ini jelas saja tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (2013). Dari 55 orang karyawan diketahui yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 76.4% dan yang berjenis kelamin perempuan yaitu 23.6%. jenis kelamin yang menjadi responden pada penelitian ini lebih banyak berjenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan. Namun dalam hal ini Angka Kecukupan Gizi kalsium untuk jenis kelamin laki-laki dan perempuan sama yaitu mulai dari 1000-1100 mg/hari dengan kategori umur mulai dari 19 tahun-50tahun.

Asupan zat besi karyawan masih kurang yaitu 54.5%, asupan zat besipun masih dibawah 100% AKG ini terlihat dari persentase asupan zat besi karyawan yang kurang (54.5%), sama halnya seperti kalsium Asupan zat besi

berdasarkan AKG digolongkan berdasarkan usia dan jenis kelamin. Pada penelitian ini jenis kelamin yang banyak menjadi responden dengan usia berkisar mulai dari 19 tahun-50 tahun memiiki Angka Kecukupan Gizi untuk zat besi yaitu pada laki-laki 13 mg/hari, sedangkan pada perempuan mulai dari 12-26 mg/hari. Asupan vitamin c 63.6% yaitu kurang dari kecukupan, kecukupan vitamin c perhari pada laki laki mulai dari usia 19 thn-64 thn yaitu 90 mg/hari, sedangkan pada perempuan usia 19 tahun-29 tahun kebutuhan vitamin c yaitu 75 mg/hr, sedangkan usia 30-64 tahun vitamin c yang dibutuhkan 1000 mg/hr. Dari ketiga asupan zat gizi mikro kalsium, zat besi, dan vitamin c tidak terpenuhi anjuran AKG 100%.

6.2.5 Status Kebugaran

Kebugaran jasmani meliputi kemampuan untuk dapat melakukan kegiatan atas pekerjaan sehari-hari dan adaptasi terhadap pembebanan fisik tanpa menimbulkan kelelahan berlebihan. Kebugaran merupakan salah satu indicator dalam menentukan derajat kesehatan seseorang. Dengan memiliki fisik sehat dan bugar maka seseorang dapat menjalankan aktivitas harian secara optimal.

Nilai status kebugaran pada penelitian diperoleh dari norma Tes Kesegaran Jasmani Keluarga yang meliputi hasil dari keseluruhan nilai tes jantung-paru, kekuatan otot, Flexibilitas dan komposisi tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 54.5% Karyawan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Limau Jakarta kurang bugar sekali, dan karyawan UHAMKA yang status kebugarannya baik yaitu 1.8%. jika dilihat berdasarkan gambaran umum subjek penelitian, diketahui bahwa faktor penyebab seseorang tidak bugar adalah jumlah persentase pada tidak pernahnya melakukan kebiasaan olahraga (34.5%), frekuensi olahraga hanya dilakukan 1 kali/minggu (40%), durasi olahraga dilakukan 30 menit-1 jam (36.4%), waktu berolahraga akhir pekan (36.4%). Jika dibandingkan dengan survey riskesdas 2007 dapat diketahui persentase kurang aktifitas fisik untuk penduduk Indonesia umur 10

tahun keatas sebesar 48.2%. Dengan demikian persentase aktivitas fisik pada karyawan UHAMKA lebih tinggi dibandingkan dengan nilai nasional.

Kegiatan fisik sangat mempengaruhi semua komponen kesegaran jasmani, latihan fisik yang bersifat aerobik dilakukan secara teratur yang akan mempengaruhi atau meningkatkan daya tahan kardiovaskular dan dapat mengurangi lemak tubuh. Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur dapat mengurangi resiko terhadap penyakit seperti cardiovaskuler disease (CVD), stroke, diabetes mellitus dan kanker kolon. Selain itu juga memberikan efek positif terhadap berbagai macam penyakit serta juga dapat meningkatkan produktivitas dalam bekerja. Aktivitas fisik yang rutin dilakukan dapat memberikan dampak positif bagi kebugaran seseorang, diantaranya yaitu peningkatan kemampuan pemakaian oksigen dan curah jantung, penurunan detak jantung, penurunan tekanan darah, peningkatan efisiensi kerja otot jantung, mencegah mortalitas dan morbiditas akibat gangguan jantung, peningkatan ketahanan saat melakukan latihan fisik, peningkatan metabolisme tubuh, meningkatkan kemampuan otot, dan mencegah obesitas. Kualitas olahraga adalah penilaian terhadap aktivitas olahraga berdasarkan frekuensi dan lamanya olahraga setiap kegiatan dalam seminggu, seperti intensitas latihan, lamanya latihan, dan frekuensi latihan,

Hasil persentase kebugaran pada penelitian ini jauh lebih kecil dibandingkan pada penelitian Fauziah, nanda (2012) dimana 78% karyawan memiliki tingkat kebugaran yang kurang.

Dalam dokumen Hubungan Usia Status Gizi Latihan Fisik (Halaman 96-100)

Dokumen terkait