• Tidak ada hasil yang ditemukan

Good Laboratory Practice (GLP)

Dalam dokumen Teknik Kimia (Halaman 159-164)

3-94 Pembuangan Limbah yang Tidak Berbahaya

F. Good Laboratory Practice (GLP)

Good Laboratory Practice (GLP) atau Pengalaman Baik bekerja di Laboratorium merupakan suatu kondisi di mana laboratorium sebagai tempat berkarya harus memberikan rasa aman dan nyaman bagi para penggunanya. Agar dapat dihasilkan kondisi yang demikian harus dibangun suatu iklim dengan fasilitas yang memadai.

1. Prinsip GLP meliputi

a. Organisasi dan Pegawai (Organization and Personnel)

o Tanggungjawab Manajemen (Management-Responsibilities) o Tanggungjawab sponsor (Sponsor-Responsibilities)

o Tanggungjawab Direktur Kajian (Study Director-Responsibilities) o Tanggungjawab Investigator Prinsipal (Principal Investigator-

Responsibilities)

o Tanggungjawab Studi Personal (Study Personnel-Responsibilities)

b.Program Penjaminan Mutu (Quality assurance program)

o Personal penjaminan mutu (Quality Assurance Personnel)

c. Fasilitas (Facilities)

o Fasilitas sistem uji (Test System Facilities)

o Fasilitas butir uji dan butir rujukan (Facilities for Test and Reference

Items)

d.Peralatan, pereaksi, dan bahan-bahan (Equipments, reagents and Materials) e. Sistem-sistem uji (Test systems)

o Fisika/Kimia (Physical/Chemical) o Biologi (Biological)

f. Butir-butir tes dan rujukan (Test & Reference items)

g. Prosedur operasional standar/baku (Standard operating procedures) h.Kinerja studi (Performance of Study)

o Perencanaan studi (Study Plan) o (Conduct of Study)

i. Melaporkan hasil (Reporting of results)

j. Penyimpan rekaman dan laporan (Storage of Records and Reports)

2.Sepuluh Langkah Menciptakan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Keamanan Kimia Laboratorium secara Efektif untuk menuju GLP

Salah satu faktor paling penting suksesnya sistem manajemen keselamatan dan keamanan adalah komitmen pimpinan lembaga. Pimpinan harus mengambil langkah awal untuk menciptakan rencana dan menugaskan orang untuk menerapkan rencana tersebut.

a. Membentuk Komite Pengawasan Keselamatan dan Keamanan Lembaga

dan Menunjuk CSSO

Pimpinan teratas lembaga harus membentuk komite untuk memberikan pengawasan terhadap keselamatan dan keamanan kimia di lembaga tersebut. Komite harus memiliki perwakilan dari semua bagian yang terpengaruh dan di semua tingkatan. Komite harus melapor langsung ke pimpinan teratas dan mendapatkan dukungan keuangan dan administratif yang diperlukan. Lembaga

3-11

harus menunjuk sedikitnya seorang CSSO untuk mengawasi program manajemen keselamatan dan keamanan. Tanggung jawab dan akuntabilitas CSSO harus ditentukan dengan jelas dan disampaikan kepada CSSO dan pimpinan lembaga, manajer laboratorium, pekerja, dan siswa. CSSO yang efektif harus memiliki waktu dan sumber daya khusus serta kewenangan yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya.CSSO harus memiliki akses langsung ke pejabat senior yang pada akhirnya bertanggung jawab terhadap masyarakat. Jika CSSO tidak memiliki akses langsung ke pejabat tingkat senior, lembaga harus memberikan beberapa sarana pelaporan lain kepada pimpinan.

b.Mengembangkan Kebijakan Keselamatan dan Keamanan Kimia

Pimpinan lembaga harus membuat kebijakan formal untuk mendefi nisikan dan mendokumentasikan sistem manajemen keselamatan dan keamanan kimia. Pernyataan kebijakan formal menetapkan harapan dan menyampaikan dukungan lembaga. Kebijakan tersebut harus menyatakan niat untuk:

1) mencegah atau mengurangi kerugian diri dan ekonomi akibat kecelakaan,paparan kerja yang merugikan, dan pencemaran lingkungan; 2) memasukkan pertimbangan keselamatan dan keamanan ke dalam

semuafase operasional;

3) mencapai dan memelihara kepatuhan terhadap undang-undang danperaturan; serta

4) terus memperbaiki kinerja.

Lembaga harus menyampaikan dan mengumumkan pernyataan kebijakan kepada karyawan serta meninjau ulang dan memperbaikinya jika diperlukan.

c. Membuat Kendali dan Proses Administratif untuk Mengukur Kinerja

Kendali administratif mendefinisikan aturan dan prosedur keselamatan dan keamanan khusus serta membuat daftar tanggung jawab individu yang terlibat. Kendali administratif juga harus menyediakan cara untuk mengelola dan menanggapi perubahan, seperti prosedur baru, teknologi, ketentuan hukum, staf, dan perubahan organisasi. CSSO harus mengembangkan peraturan keselamatan umum, prosedur kebersihan dan pemeliharaan laboratorium, panduan penggunaan bahan dan peralatan, dan dokumen lain yang bisa digunakan untuk menyampaikan harapan kepada semua pekerja

laboratorium. Dokumen inijuga harus mendefinisikan dengan jelas tanggung jawab siswa, mahasiswa, pekerja, manajer laboratorium, pimpinan lembaga, kontraktor, penyedia layanan darurat, dan pengunjung.

Evaluasi keselamatan dan keamanan operasi laboratorium harus menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari. Misalnya, mulai semua rapat departemen atau kelompok dengan masalah keselamatan—diskusikan kegiatan harian, masalah keselamatan atau keamanan yang muncul, dan apa yang bisa dilakukan untuk menghindari kemungkinan terjadinya insiden.

d.Mengidentifikasi dan Mengatasi Situasi yang Sangat Berbahaya

Manajer, peneliti utama, pimpinan peneliti, pimpinan tim, dan supervisor harus berperan aktif dalam mengelola keselamatan dan keamanan laboratorium mereka. Lakukan penelaahan status awal untuk menilai lingkup, kecukupan, dan penggunaan prosedur keselamatan. Gunakan telaahan status tersebut sebagai dasar untuk membangun program keselamatan dan keamanan dan membantu menentukan prioritas untuk perbaikan. Lakukan evaluasi berbasis risiko untuk menentukan cukup tidaknya upaya kendali yang ada, memprioritaskan kebutuhan, dan menerapkan tindakan perbaikan berdasarkan tingkat kepentingan dan sumber daya yang tersedia. Untuk memulai proses pembuatan sistem manajemen bahan kimia yang efektif, manajemen laboratorium harus menyusun daftar seluruh bahan kimia di dalam laboratorium, terutama bahan kimia yang perlu diperhatikan (COC).

e. Mengevaluasi Fasilitas dan Mengatasi Kelemahannya

Penting untuk melakukan peran kendali akses fisik dalam meningkatkan keamanan gedung tempat menyimpan dan menggunakan bahan kimia. Hal ini mungkin memerlukan penilaian kerentanan keamanan dan penentuan kebijakan.

f. Menentukan Prosedur untuk Penanganan dan Manajemen Bahan Kimia

Manajemen bahan kimia adalah komponen penting dari program laboratorium. Keselamatan dan keamanan harus menjadi bagian dari seluruh siklus hidup bahan kimia, termasuk pembelian, penyimpanan, inventaris, penanganan, pengiriman, dan pembuangan.Manajemen bahan kimia harus memakai beberapa prosedur untuk melakukan skrining COC sebagai bagian dari proses pembelian normal. Harus adaproses inventaris untuk melacak

3-13

penggunaan bahan kimia hingga sepenuhnya dipakai atau dibuang. Sistem inventaris dan penyimpanan catatan penting untuk:

1) Memastikan apakah bahan kimia aman untuk digunakan

2) Menyediakan sumber daya untuk membahas kemungkinan penggunaan bersama bahan kimia;

3) Memberikan informasi agar manajer mengetahui kapan harus memesan kembali bahan kimia;

4) Memberitahukan lokasi bahaya di laboratorium kepada lembaga tanggap darurat;

5) Menentukan kebutuhan dan penggunaan bahan kimia di masa mendatang; dan

6) Meminimalkan inventaris berlebih dan jumlah limbah kimia (yang mengurangi biaya).

Semua pegawai laboratorium harus bertanggung jawab untuk mematuhi prosedur penggunaan bahan kimia. Manajer harus mempertimbangkan cara untuk menghargai dan memberi penghargaan pada mereka yang mengikuti praktik terbaik dalam menangani dan bekerja dengan bahan kimia. Namun, manajer mungkin perlu mempertimbangkan sarana penegakan aturan jika pekerja melanggar sistem.

g. Menggunakan Kendali Teknik dan Peralatan Pelindung Diri

Kendali teknik, seperti tudung laboratorium, ventilasi buang setempat, ataukotak sarung tangan, merupakan metode utama untuk mengontrol bahaya dilaboratorium kimia. Peralatan pelindung diri, seperti kaca mata pengaman, kaca mata pelindung, dan pelindung wajah, harus melengkapi peralatan kendali teknik. Manajemen laboratorium tidak boleh mengizinkan eksperimen jika kendali teknik tidak memadai atau Personil Protection Equipment, PPE (Peralatan Pelindung Diri) tidak tersedia.

h.Membuat Rencana untuk Keadaan Darurat

Laboratorium harus membuat rencana untuk menangani keadaan daruratdan insiden tak terduga. Simpan peralatan dan bahan untuk menanggulangi keadaan darurat di tempat yang terjangkau, seperti pemadam api, pencuci mata, pancuran keselamatan, dan perangkat kerja untuk menangani tumpahan. COC bisa jadi memerlukan rencana khusus, seperti penawar racun untuk paparan yang tidak disengaja (misalnya, atropina untuk

agen organofosforus). Beberapa COC bisa tiba-tiba terbakar dan memerlukan metode pemadaman api khusus. Rencana darurat harus melibatkan lembaga tanggap darurat setempat, seperti pemadam kebakaran, untuk memastikan bahwa mereka memiliki peralatan dan informasi yang memadai.

i. Mengidentifi kasi dan Mengatasi Hambatan untuk Mengikuti Praktik

Terbaik Keselamatan dan Keamanan

Praktik keamanan dan keselamatan yang baik termasuk meminta semua pegawai senantiasa mematuhi kebijakan dan prosedur. Namun, mengubah perilaku dan memupuk budaya praktik terbaik sering kali menantang. Rintangan sosial dan budaya setempat bisa mencegah manajer laboratorium, pegawai laboratorium, dan lainnya untuk mengikuti praktik keselamatan dan keamanan terbaik. Lembaga harus melakukan upaya untuk mengatasi rintangan itu.

j. Melatih, Menyampaikan, dan Membina

CSSO bertanggung jawab untuk menentukan prosedur keselamatan dan keamanan serta memastikan apakah semua orang mengetahui dan mematuhi prosedur itu.Namun, diperlukan komitmen yang kuat dari pimpinan teratas untuk menciptakan sistem keselamatan dan keamanan terbaik.Pimpinan teratas bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan dan keamanan kimia. Mereka harus menciptakan budaya yangmelindungi pekerja dan masyarakat.

Dalam dokumen Teknik Kimia (Halaman 159-164)