Pada zaman dahulu kala, ada sebuah gunung yang sangat tinggi. Para penduduk setempat menamakannya Gunung Tikus. Orang-orang mengisahkan cerita yang aneh tentang penamaan gunung ini.
Pada suatu ketika, zaman dahulu, selama ber-tahun-tahun, hujan tidak kunjung turun. Sungai mengering. Udara sangat panas. Orang-orang tidak dapat bercocok tanam karena tak ada air. Pepohonan menjadi kering. Binatang ternak mati karena ke-laparan dan kehausan. Keke-laparan yang dahsyat itu membuat orang sampai harus memakan anjing dan kucing. Tidak sedikit dari mereka yang mati kelaparan dan kehausan.
Sementara di puncak gunung, terdapat sebuah gua. Di sana tinggal seorang laki-laki yang bernama Ja'ran. la seorang kakek yang mempunyai janggut putih dan panjang. Rambutnya yang juga putih dan panjang menutupi bahunya. Jalannya bungkuk dan dibantu dengan sebuah tongkat. Ja'ran ini laki-laki yang sangat pelit. Padahal, di gunung ia mempunyai gudang-gudang yang penuh dengan gandum, jagung, dan biji-bijian.
Setiap pagi orang-orang datang menemuinya. Menangis, menjerit bersama anak-anak dan istri mereka.
"Demi Allah, Paman Ja'ran, kasihanilah dan berilah kami Sesuatu yang dapat kami makan," pinta mereka penuh harap.
Tapi Ja'ran adalah orang yang keras hati. Sedikit pun tidak merasa iba dan kasihan. Tak seorang pun yang diberinya makan walau sebiji. Ketika mendengar orang-orang berteriak dan menangis, ia malah tertawa.
"Ha... ha... ha... Pergilah jauh dariku. Aku ini miskin tak punya apa-apa."
Suatu hari, Ja'ran keluar dari gua dan membawa seruling. la melihat perkampungan di bawah gunung yang seperti kuburan. la meniup serulingnya dan terus meniup. Setiap kali meniup seruling, orang-orang dari desa berdatangan secara bergerombol. Mereka membawa serta istri dan anak-anaknya. Mereka kemudian berdiri di hadapannya dan menunggu apa yang akan dikatakannya. Ketika orang-orang telah berkumpul, Ja'ran berteriak dan berkata dengan suara yang keras.
"Wahai orang-orang desa, dengarlah! Aku akan
la lalu berjalan menuju peti-petinya dan membukanya satu per satu. Setiap peti dibuka, api menyala dari dalamnya. Begitulah api terus membakar setiap peti dan menghancurkan peti-peti itu beserta seluruh isinya. Orang-orang terpana meli-hatnya. Mereka berteriak dan menangis. Mereka ingin mema-suki gua itu dan mengambil gandum atau biji-bijian lainnya. Tapi semuanya tidak mungkin. Sementara Ja'ran yang berada di tengah kebakaran itu, tertawa terbahak-bahak.
"Ini biji-bijian. Ini jagung dan ini gandum, ambil semuanya! Aku tidak menginginkannya lagi. Ayo, ambil!" teriaknya sambil terus tertawa.
Ketika api terus membakar, ia masuk ke dalam gua.
"Sudah, sudah. Semuanya sudah berakhir," katanya memutuskan. Kemudian ia tertawa lagi, "Ha... ha... ha..."
Malam tiba dan mulai gelap gulita. Orang-orang pulang ke rumah mereka dengan sedih dan kecewa. Mereka melewatkan malam dengan derita lapar dan haus. Pada waktu pagi, ketika matahari mulai tampak di ufuk timur, orang-orang mendengar suara-suara tikus sayup-sayup dari arah gunung.
"Cit... cit... cit..."
Suara-suara itu seperti suara burung. Ketika melihat ke arah gunung mereka menemukan beribu-ribu tikus bergerak beriringan. Tikus-tikus itu datang dari segala penjuru gunung. Dari atas, bawah, kanan, kiri, depan, belakang, dan berbagai sisi. Semuanya berjalan menuju gua. Sementara di depan gua, Ja'ran tengah berdiri. Ketika pasukan tikus itu menyerangnya dari berbagai penjuru, ia berlari ke dalam gua. Tetapi tikus-tikus itu telah menempel dan menutupi seluruh tubuhnya serta menggigitnya. la pun menjerit.
Akhirnya, Ja'ran memasuki gua dan ribuan tikus mengikutinya dari belakang dan terus masuk sehingga hampir menutupi seluruh pintu gua. Kemudian, tikus-tikus itu bersembunyi di dalam gua. Hari, bulan, dan tahun berlalu. Sejak saat itu, orang-orang tidak lagi melihat tikus satu pun, juga tidak pernah melihat Ja'ran. Demikianlah, sejak saat itu gunung ini disebut Gunung Tikus.
b. Tuliskanlah hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat tersebut
2. Buatlah rangkuman informasi dari buku nonfiksi yang telah Anda baca.
3. a. Perhatikan kutipan wawancara berikut.
Bagaimana menurut Anda perkembangan kesenian tradisional dewasa ini?
Kesenian tradisional dewasa ini boleh dikatakan sudah tergerus kemajuan zaman. Padahal, kesenian tersebut berkaitan erat dengan kebudayaan bangsa kita.
Apa kaitan antara kesenian dan kebudayaan bangsa? Bangsa yang berbudaya adalah bangsa yang mau peduli terhadap kesenian tradisional. Kesenian tersebut merupakan warisan leluhur kita, nenek moyang kita. Jadi, harus kita upayakan kelestariannya.
Bagaimana dengan generasi muda?
Dewasa ini, generasi muda lebih cinta pada kesenian-kesenian yang bersifat modern. Mereka sepertinya tidak terlalu ambil pusing, bahkan tidak tahu akan keberadaan kesenian tradisional. Penyebabnya?
Penyebabnya banyak sekali: salah satunya ialah informasi budaya asing. terkadang, kita tidak pilih-pilih dulu, mana yang sesuai, mana yang tidak. Kebanyakan orang langsung menelan mentah.
Sebagai generasi muda, apa yang dapat kita lakukan? Kita harus belajar mencintai kesenian tradisional sebagai aset budaya bangsa. Jika tidak, bersiaplah menghadapi kerusakan moral dalam tubuh bangsa majemuk ini.
b. Tuliskan pokok-pokok penting dalam wawancara tersebut. c. Tuliskan juga tanggapan Anda terhadap wawancara tersebut.
Kemasyarakatan
10
Pe l a j a r a n
Apakah Anda memiliki peranan aktif dalam masyarakat? Anda dapat memanfaatkan kemampuan menulis untuk berperan serta secara aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidu-pan bermasyarakat, Anda dapat mengungkapkan gagasan-gagasan yang dimiliki dalam bentuk tulisan informatif.
Paragraf argumentatif merupakan salah satu sumber informasi yang berawal dari sebuah gagasan. Dalam pelajaran ini, Anda dapat berlatih menulis paragraf argumentatif. Selain itu, Anda pun akan berlatih memahami sumber informasi lainnya, antara lain cerita rakyat dan graik. Pada pembelajaran membaca graik, Anda akan berlatih merangkum informasi yang ada dalam graik tersebut. Se-mentara itu, dalam bidang sastra Anda akan berlatih menganalisis hal-hal menarik yang berkaitan dengan latar dalam cerita rakyat. Adapun bentuk penyajian cerita rakyat tersebut dapat berupa bacaan ataupun rekaman. Dengan begitu, Anda akan semakin jeli dalam memahami hal-hal yang terkandung dalam sebuah karya sastra.
Sumber informasi Paragraf argumentatif Cerita rakyat Grafik
Alokasi waktu untuk Pelajaran 10 ini adalah 12 jam pelajaran. 1 jam pelajaran = 45 menit
terdiri atas hasil akhir grafik batang Bacaan Rekaman Hal-hal menarik tentang latar bentuk penyampaian
hal yang dianalisis
grafik garis grafik lingkaran Menulis Rangkuman kegiatan yang dilakukan
Peta Konsep
jenisDalam pelajaran 9, Anda telah belajar membaca cerita rakyat. Sekarang, Anda akan melanjutkan pelajaran tersebut. Dalam pelajaran sebelumnya, Anda telah mengenal karakteristik cerita rakyat dan unsur-unsur intrinsik dalam cerita rakyat. Sebaiknya, Anda baca kembali pelajaran tersebut karena materi yang dipelajari juga akan dipelajar sekarang ini.
Dalam pelajaran ini, Anda juga akan berlatih mengidentiikasi karakteristik cerita rakyat yang didengarkan; menentukan isi dan atau amanat yang terdapat dalam cerita rakyat; membandingkan nilai-nilai dalam cerita rakyat dengan nilai-nilai masa kini dengan menggunakan kalimat yang efektif; dan mengungkapkan kembali