• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIK

B. Profesi Guru

2. Guru

a. Pengertian Guru

Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mangajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Kamus Umum Bahasa Indonesia mengemukakan arti guru sebagai orang yang pekerjaan atau mata pencahariannya, profesinya mengajar. Sementara itu, Hamzah (2007: 15) mengemukakan bahwa guru adalah orang dewasa yang secara sadar dan tanggung jawab dalam mendidik, mengajar dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari sebuah proses pendidikan.

Secara definisi kata “guru” bermakna sebagai pendidik yang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik dalam jalur pendidikan formal. Tugas utama itu akan efektif jika guru mempunyai derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan atau keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu (Danim, 2011: 5).

b. Peran Guru

Peranan guru menurut Undang-undang Guru tahun 2006, pasal 1 ayat 1 menerangkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik... dan pasal 4 berfungsi untuk meningkatkan manfaat dan peranan guru sebagai agen pembelajaran mutu pendidikan nasional.

Mulyasa (2007:19) mengatakan bahwa peranan dan fungsi guru adalah sebagai berikut:

1) Sebagai pendidik dan pengajar; bahwa setiap guru harus memiliki kestabilan emosi ingin memajukan peserta didik, bersikap realitas, jujur dan terbuka, serta peka terhadap perkembangan inovasi pendidikan. Untuk mencapai semua itu guru harus memiliki pengetahuan yang luas, menguasai berbagai bahan pembelajaran, menguasai teori dan praktik pendidikan, serta menguasai kurikulum dan metodologi pembelajaran.

2) Sebagai anggota masyarakat; bahwa setiap guru harus pandai bergaul dengan masyarakat. Maka dari itu menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar manusia, memiliki keterampilan membina

kelompok, keterampilan bekerja sama dalam kelompok, dan menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok.

3) Sebagai pemimpin; bahwa setiap guru adalah pemimpin yang harus memiliki kepribadian, menguasai ilmu kepemimpinan, prinsip hubungan antar manusia, teknik berkomunikasi, serta menguasai berbagai aspek kegiatan organisasi sekolah.

4) Sebagai administrator; bahwa setiap guru akan dihadapkan pada berbagai tugas administratif yang harus dikerjakan setiap sekolah, sehingga harus memiliki pribadi yang jujur, teliti serta memahami strategi dan manajemen pendidikan. 5) Sebagai pengelola pembelajaran; bahwa setiap guru harus

mampu dan menguasai berbagai metode pembelajaran dan memahami situasi belajar mengajar di dalam maupun di luar kelas.

Peranan guru akan menjadi semakin luas karena dia juga akan berfungsi sebagai penghubung antara ilmu pengetahuan dan teknologi dengan masyarakat. Dalam hal ini guru memodernisasi masyarakat dituntut serta secara aktif dalam pembangunan karena telah menghubungkan masyarakat dengan IPTEK.

Guru mempunyai peranan yang dianggap paling dominan dan diklasifikasikan menjadi 4 macam (Usman, 2006: 9-12). Usman mengklasifikasikan guru yang dianggap dominan meliputi guru

sebagai demostrator, guru sebagai pengelola kelas, guru sebagai mediator dan fasilitator, dan guru sebagai evaluator. Kriteria- kriteria guru yang dominan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Guru Sebagai Demonstrator

Guru hendaknya menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan. Guru hendaknya menguasai bahan yang akan diajarkan sehingga dia senantiasa belajar mendalami materi pelajaran. Guru mendalami materi pelajaran dengan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam hal ilmu yang dimiliki. Kemampuan yang dimiliki guru sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik. Prestasi belajar yang diperoleh peserta didik merupakan tanggung jawab seorang guru. Prestasi belajar peserta didik juga dapat dipengaruhi oleh cara guru memahami kurikulum, memberikan informasi kepada kelas, terampil dalam merumuskan TPK (Teknik Pengelolaan Kelas). Informasi yang disampaikan guru kepada peserta didik dapat diterima dengan baik apabila guru dapat mengelola kelasnya secara kondusif. Kelas yang kondusif dapat tercapai apabila guru menguasai teknik pengelolaan kelas dengan baik.

2) Guru Sebagai Pengelola Kelas

Guru sebagai pengelola kelas merupakan guru yang mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar. Kelas merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Kelas sebaiknya diatur dan diawasi agar kegiatan belajar terarah dan memperoleh tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap lingkungan belajar dapat menentukan kualitas lingkungan belajar. Lingkungan belajar dikatakan berkualitas jika bersifat menantang dan merangsang peserta didik untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Kualitas pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor.

Faktor-faktor yang menentukan kualitas pembelajaran antara lain guru, hubungan pribadi antara peserta didik di kelas serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas. Guru sebagai faktor penentu kualitas peserta didik diharapkan mampu mengelola kelas dengan baik sehingga tercapai tujuan umum dan tujuan khusus pengelolaan kelas. Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Tujuan khusus pengelolaan kelas yaitu mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan alat-alat belajar.

Guru sebagai manajer kelas bertanggung jawab atas tercapainya tujuan umum dan tujuan khusus pengelolaan kelas. Guru bertanggung jawab memelihara lingkungan fisik kelas agar senantiasa menyenangkan untuk belajar, dan membimbing proses-proses intelektual dan sosial di dalam kelasnya. Guru melakukan tanggung jawab tersebut agar peserta didik hanya belajar, tetapi juga mengembangkan kebiasaan bekerja secara efektif. Guru bertanggung jawab membimbing pengalaman-pengalaman peserta didik self directed behaviour. Self directed behaviour adalah perilaku peserta didik mengurang bergantungannya terhadap guru sehingga mereka mampu membimbing kegiatannya sendiri. Tujuan-tujuan tersebut dapat terwujud dengan menggunakan pengetahuan tentang teori belajar mengajar dan perkembangan yang dimiliki oleh guru. Guru dengan menggunakan teori belajar itu akan mempermudah peserta didik dalam memahami proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat disangkutkan guru sebagai fasilitator.

3) Guru sebagai Mediator dan Fasilitator

Guru sebagai mediator dan fasilitator merupakan guru yang memiliki pemahaman yang cukup tentang media pendidikan. Media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih

mengefektifkan proses belajar mengajar. Media pembelajaran merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi proses pendidikan dan pengajaran. Media pembelajaran dapat berupa poster atau gambar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik. Dengan adanya media pembelajaran guru tidak hanya memiliki pengetahuan secara teoritis.

Media pembelajaran yang digunakan harus membutuhkan keterampilan untuk memilih dan mengoperasikan. Pemilihan dan pengoperasian media pembelajaran menggunakan pengetahuan guru tentang media pendidikan. Guru yang dapat memilih dan mengoperasikan media pembelajaran dengan baik dapat menciptakan kualitas lingkungan belajar yang interaktif. Lingkungan belajar yang interaktif digambarkan dengan interaksi antara guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik yang menumbuhkan hubungan positif. Hubungan positif merupakan interaksi yang saling timbal balik. Selain guru sebagai mediator, guru juga memiliki peranan sebagai fasilitator. Guru sebagai fasilitator merupakan guru yang dapat mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dalam proses belajar mengajar. Guru menggunakan fasilitas pembelajaran berupa buku teks, majalah, ataupun surat kabar. Media dan fasilitas

yang digunakan perlu dievaluasi untuk mengetahui tercapainya tujuan pembelajaran. Kegiatan evaluasi ini termasuk tugas guru sebagai evaluator.

4) Guru Sebagai Evaluator

Guru sebagai evaluator merupakan guru bertindak untuk melakukan pengkajian dan penilaian terhadap peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik dengan cara memberikan soal-soal kepada peserta didik, dan disuruh untuk mengerjakan tanpa melihat catatan kemudian dikoreksi oleh guru. Proses penilaian itu dilakukan selama satu periode pendidikan, dengan tujuan pembelajaran yang tercapai. Selama satu periode pembelajaran itu dapat menjadikan guru sebagai evaluator yang baik.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum. Dengan pernyataan tersebut akan dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian. Evaluasi yang dilakukan guru terhadap peserta didik untuk mengetahui keberhasilan tentang pencapaian tujuan, penguasaan materi, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. Dengan evaluasi guru akan mengetahui peserta didik yang pandai, sedang, kurang atau cukup di

kelasnya dibandingkan dengan temen-temannya. Hasil evaluasi akan mempengaruhi tingkat kepuasan guru dalam mengajar.

c. Tugas dan Tanggung Jawab Guru

Setiap guru harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan. Guru sebagai pendidik bertanggung jawab untuk mewariskan nilai- nilai dan norma-norma kepada generasi berikutnya sehingga terjadi proses konservasi nilai, karena melalui proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai baru.

Mulyasa (2007:18) mengatakan bahwa tanggung jawab guru dapat dijabarkan ke dalam sejumlah kompetensi yang lebih khusus, berikut ini:

1) Tanggung jawab moral; bahwa setiap guru harus mampu menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan moral Pancasila dan mengamalkannya ke dalam pergaulan hidup sehari-hari.

2) Tanggung jawab dalam bidang di sekolah; bahwa setiap guru harus menguasai cara belajar mengajar yang efektif, mampu mengembangkan kurikulum, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), melaksanakan pembelajaran yang efektif, menjadi model bagi peserta

didik memberikan nasihat, melaksanakan evaluasi hasil belajar dan mengembangkan peserta didik.

3) Tanggung jawab dalam bidang kemasyarakatan; bahwa setiap guru harus turut serta menyukseskan pembangunan, yang harus kompeten dalam membimbing, mengabdi dan melayani masyarakat.

4) Tanggung jawab dalam bidang keilmuan; bahwa setiap guru harus turut serta memajukan ilmu, terutama yang menjadi spesifikasinya, dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan.

Profesi guru merupakan suatu profesi yang mulia dan luhur oleh karena itu guru sudah seharusnya memiliki tanggung jawab yang besar. Hamalik (2001: 127) mengatakan ada beberapa tanggung jawab guru sebagai berikut:

1) Guru harus menuntut peserta didiknya belajar. 2) Guru turut serta dalam membina kurikulum sekolah.

3) Guru melakukan pembinaan terhadap diri peserta didik dalam hal kepribadian, watak dan jasmaniah.

4) Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik.

5) Guru melakukan diagnosis atas kesulitan kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar.

6) Guru menyelenggarakan penelitian yang merupakan tanggung jawab profesional.

7) Guru mengenal masyarakat dan aktif ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang ada dalam masyarakat.

8) Guru bertanggung jawab menghayati, mengamalkan dan mengamankan Pancasila.

9) Guru turut serta dalam membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa serta perdamaian pembangunan.

10) Guru turut serta menyukseskan pembangunan.

11) Guru bertanggung jawab meningkatkan peranan profesional guru.

Hamzah (2007: 28) mengatakan bahwa ada beberapa tanggung jawab menjadi seorang guru yang menjadi tuntutan yang dapat menumbuhkan minat dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut:

1) Mampu menjabarkan bahan pembelajaraan ke dalam berbagai bentuk cara penyampaian.

2) Mampu merumuskan tujuan pembelajaran kognitif tingkat tinggi, seperti analisis, sintesis, dan evaluasi.

3) Menguasai berbagai cara belajar yang efekif yang sesuai dengan tipe dan gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didik secara individual.

4) Memiliki sikap yang positif terhadap tugas profesinya, mata pelajaran yang dibinanya sehingga selalu berupaya untuk

meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.

5) Terampil dalam membuat alat peraga pembelajaran sederhana sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan mata pelajaran yang dibinanya serta penggunaannya dalam proses pembelajaran.

6) Terampil dalam menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal.

7) Terampil dalam melakukan interaksi dengan para peserta didik, dengan mempertimbangkan tujuan dan materi pelajaran, kondisi peserta didik, suasana belajar, jumlah peserta didik, waktu yang tersedia dan faktor yang berkenaan dengan diri guru itu sendiri.

8) Memahami sifat dan karakteristik peserta didik, terutama kemampuan belajarnya, cara dan kebiasaan belajar, minat terhadap pelajaran, motivasi untuk belajar, dan hasil belajar yang telah dicapai.

9) Terampil dalam menggunakan sumber-sumber belajar yang ada sebagai bahan ataupun media belajar bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.

10) Terampil dalam mengelola kelas atau memimpin peserta didik dalam belajar sehingga suasana belajar menjadi menarik dan menyenangkan.

Dokumen terkait