• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

1. Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya Pada Aspek Finansial dan Non Finansial Ditinjau dari Jenis Kelamin.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial dan non finansial ditinjau dari jenis kelamin. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang disusun tidak didukung oleh data hasil penelitian.

Kuntjara (2012: 160) mengatakan gender devided corporation merupakan model tempat kerja yang menjelaskan laki-laki dan

perempuan dianggap setingkat serta sama sama dihargai, dan diterima apa adanya. Kemudian tipe lain yakni Gender Multiple Corporation merupakan model tempat kerja yang menempatkan laki-laki dan perempuan tidak lagi berdasarkan kecocokan gender, tetapi pada kemampuan seseorang untuk bertindak dan diterima pada posisi atau kedudukan yang ditempatinya. Laki-laki dan perempuan berpeluang sama dalam level eksekutif maupun manajerial dan posisi lain. Mereka juga sama sama mendapat kesempatan untuk berkembang dan maju sesuai dengan kebijakan yang berlaku. Setiap orang diterima kerja dan dinilai bukan berdasarkan gendernya, akan tetapi berdasarkan kemampuan yang dimiliki masing-masing. Hal ini dapat menjadi faktor pendukung tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial dan non finansial ditinjau dari jenis kelamin.

a. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Pada aspek Finansial Ditinjau dari Jenis Kelamin.

Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial ditinjau jenis kelamin. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang disusun akan tetapi didukung oleh data hasil penelitian. Surat kabar Latief (Kompas, 03/05/2015) yang mengatakan semua gaji guru yang akan diterima akan sama sesuai dengan tahun anggaran yang

berlaku. “Dari hasil riset itu terungkap bahwa SD hingga SMA sebesar Rp 2.530.350 per bulan” Sesuai dengan kebijakan pemerintah yang akan menyejahterakan kehidupan guru ke arah yang lebih baik. Temuan ini dapat menjadi pendukung hasil penelitian yang mengatakan tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial ditinjau dari jenis kelamin.

b. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Pada Aspek Iklim Organisasi Ditinjau dari Jenis Kelamin.

Berdasarkan hasil uji hipotesis tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru pada aspek iklim organisasi ditinjau dari jenis kelamin. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang disusun akan tetapi didukung oleh data hasil penelitian. Triatna (2015: 69) mengatakan bahwa kajian tentang iklim organisasi merupakan salah satu kajian yang muncul dalam upaya bagaimana seorang administrator/manajer sekolah mengembangkan pola interaksi sosial sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Ada kemungkinan pandangan yang mengatakan iklim organisasi yang ada di sekolah dalam arti kepanitiaan siswa baru, panitia ulang tahun sekolah, dan panitia ujian nasional siapa saja boleh menjadi anggota dalam kepanitian tersebut tidak memandang guru laki-laki maupun perempuan. Hal ini bukan menjadi masalah seseorang guru tergabung dalam kepanitiaan di

sekolah agar tujuan kepanitiaan tercapai. Alasan itu dapat mendukung hasil penelitian bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek iklim organisasi ditinjau dari jenis kelamin.

c. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Pada Aspek Sosial Ditinjau dari Jenis Kelamin.

Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru pada aspek sosial ditinjau dari jenis kelamin. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang disusun akan tetapi didukung oleh data hasil penelitian. Djamarah (2005: 31) mengatakan bahwa guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Seperti yang diketahui kalayak ramai jika seseorang berprofesi guru tentu dipandang sebagai orang yang patut diteladani, biasanya orang yang berprofesi guru dalam masyarakat menjadi pemimpin seperti halnya ketua RT, RW, ketua lingkungan, ketua arisan dasa wisma, ketua koprasi dan sebagainya. Alasan tersebut dapat menjadi pendukung hasil penelitian bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek sosial ditinjau dari jenis kelamin.

d. Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Pada Aspek Psikologis Ditinjau dari Jenis Kelamin.

Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh bahwa ada perbedaan tingkat kepuasan guru pada aspek psikologis ditinjau dari jenis kelamin. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang disusun karena didukung oleh data hasil penelitian. Djamarah (2005: 3) mengatakan bahwa guru adalah orang tua, dan anak didik adalah anak. Orang tua dan anak adalah dua sosok insani yang diikat oleh tali jiwa. Belaian kasih sayang adalah naluri jiwa orang tua yang sangat diharapkan oleh anak, sama halnya belaian kasih dan sayang seorang guru kepada anak didiknya. Akan tetapi guru laki-laki mempunyai sikap tegas dan lugas dalam mendidik anak didik berbeda dengan guru perempuan yang lebih penyabar dan penuh kasih sayang dalam mendidik. Hal ini wajar karena perbedaan watak manusia laki-laki dan perempuan memang berbeda. Hal tersebut dapat mendukung hasil penelitian bahwa ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek psikologis ditinjau dari jenis kelamin.

e. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Pada Aspek Motivasi Ditinjau dari Jenis Kelamin.

Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru pada aspek motivasi ditinjau dari jenis kelamin. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang disusun akan tetapi didukung oleh data hasil penelitian. Kunandar (2007: 48) mengatakan bahwa “Guru profesional adalah guru yang mengenal tentang dirinya sebagai pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik untuk belajar”. Dari kutipan buku ini menggambarkan guru yang memberikan pendampingan yakni dapat memotivasi untuk belajar rajin, mengajari materi pelajaran dengan sabar yang dapat dilakukan semua guru baik laki-laki maupun perempuan. Hal tersebut dapat menjadi pendukung hasil penelitian bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek motivasi ditinjau dari jenis kelamin.

2. Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya Pada Aspek finansial dan Non Finansial Ditinjau dari Lama Menjalani profesi.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial dan non finansial ditinjau dari lama menjalani profesi. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang disusun tidak didukung oleh data hasil penelitian.

Mulyasa (2007: 121-122) mengatakan bahwa guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, profesional dan dapat ditanggung

jawabkan, guru harus memiliki kepribadian yang mantap, stabil dan dewasa. Stabilitas dan kematangan emosi guru akan berkembang sejalan dengan pengalamannya. Pengalaman yang dimaksud bukan seberapa lama menjadi seorang guru tapi pengalaman dalam hidup yang lebih mantap. Dengan demikian tidak hanya bertambah umur akan tetapi bertambahnya kemampuan dalam memecahkan masalah. Alasan ini dapat menjadikan faktor pendukung hasil penelitian bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial dan non finansial ditinjau dari lama menjalani profesi.

a. Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya Pada Aspek Finansial Ditinjau dari Lama Menjalani Profesi.

Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh bahwa ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial ditinjau dari lama menjalani profesi. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang disusun dan didukung dari hasil penelitian. Triatna (2015: 100) mengatakan bahwa pemberian balas jasa (ganjaran) seharusnya memberikan kepuasan kepada semua pihak. Misalnya yang terjadi di sekolah guru yang sudah lama mengajar biasanya akan merasa nyaman dalam menjalani profesinya. Apabila dilihat dari segi finansial dan ekonomi tentunya guru yang sudah lama mengajar akan mendapat

tunjangan lebih besar dari pada guru yang belum lama mengajar. Alasan ini dapat menjadi pendukung hasil penelitian bahwa adanya perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial ditinjau dari lama menjalani profesi.

b. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya Pada Aspek Iklim Organisasi Ditinjau dari Lama Menjalani Profesi. Berdasarkan hasil uji hipotesis didapat bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek iklim organisasi ditinjau dari lama menjalani profesi. Hal tidak sesuai dengan hipotesis yang disusun akan tetapi didukung dengan hasil analisis data yang diperoleh. Djamarah (2005: 35) mengatakan bahwa guru diharapkan untuk mengabdikan diri di lembaga pendidikan. Bukan guru yang menuangkan ilmu pengetahuan ke dalam otak anak didik. Dengan demikian guru diharapkan dapat mengabdi di lembaga pendidikan dengan cara mengedepankan perhatian atau kesejahteraan bagi orang lain. Berdasarkan kutipan buku ini guru sangatlah berkontribusi dalam iklim organisasi karena guru mengedepankan kepentingan orang lain tidak dilihat dari seberapa lama berprofesi menjadi seorang guru. Hal ini sangat mendukung dari hasil analisis data yang diperoleh.

c. Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya Pada Aspek Sosial Ditinjau dari Lama Menjalani Profesi.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek sosial ditinjau lama menjalani profesi. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang disusun dan didukung dengan hasil analisis data. Djamarah (2005: 35) mengatakan bahwa menjadi tanggung jawab seorang guru untuk memberikan norma kepada anak didik agar tahu mana perbuatan susila dan asusila serta perbuatan bermoral dan amoral. Guru harus memberi teladan melalui sikap, tingkah laku, dan perbuatan. Hal ini sangat mendukung hasil penelitian bahwa ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek sosial ditinjau dari lama menjalani profesi.

d. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya Pada Aspek Psikologis Ditinjau dari Lama Menjalani Profesi.

Berdasarkan hasil analisis data didapat tidak ada perbedaaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek psikologis ditinjau dari lama menjalani profesi. Hal ini bertolak belakang dengan hipotesis yang disusun karena hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan. Djamarah (2005:32) mengatakan bahwa menjadi

guru berdasarkan tuntutan hati nurani tidaklah semua orang dapat melakukannya, karena harus merelakan sebagian dari hidupnya untuk mengabdi kepada bangsa dan negara dalam mendidik anak didik menjadi manusia yang cakap, demokratis, dan bertanggung jawab. Berdasarkan hal tersebut guru harus mampu menyumbangkan kemampuanya untuk berkontribusi dalam mencerdaskan bangsa. Alasan tersebut sangat mendukung hasil analisis data yang mengatakaan tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek psikologis ditinjau dari lama menjalani profesi. e. Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya Pada

Aspek Motivasi Ditinjau dari Lama Menjalani Profesi.

Berdasarkan hasil analisis data didapat ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek motivasi ditinjau dari lama menjalani profesi. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang telah disusun dan didukung oleh hasil analisis data. Mulyasa (2007: 58) mengatakan bahwa motivasi salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena peserta didik akan belajar dengan sungguh-sunggung apabila memiliki motivasi yang tinggi. Guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar supaya anak didik mau bekerja keras memahami materi pembelajaran dan guru dapat

mengapresiasi dengan pujian kepada anak didik. Hal tersebut mencerminkan guru memberikan motivasi kepada peserta didiknya sehingga peserta didiknya termotivasi untuk belajar sehingga pelajaran di kelas berhasil. Apabila pelajaran di kelas berhasil guru akan merasa senang, dan gembira sehingga menjadi umpan balik untuk memotivasi dirinya sendiri dalam menekuni profesi seorang guru. Alasan tersebut dapat menjadikan pendukung hasil penelitian bahwa ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek motivasi ditinjau dari lama menjalani profesi.

3. Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya Pada Aspek Finansial dan Non Finansial Ditinjau dari Status Kepegawaian.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial dan non finansial ditinjau dari status kepegawaian. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang disusun didukung oleh data hasil penelitian.

Peraturan pemerintah Nomor 25 tahun 1981 yang dimaksud dengan asuransi sosial adalah asuransi sosial pegawai negeri sipil termasuk dana pensiun dan tabungan hari tua. Hal ini merupakan bentuk kesejahteraan sosial yang dimiliki pegawai negeri sipil (Thoha, 2005: 42). Guru yayasan diberikan tunjangan hari tua oleh pihak yayasan, akan tetapi tunjangan yang diperoleh tidak sebesar pegawai negeri sipil. Dari kutipan ini dapat

diperoleh faktor pendukung hasil penelitian bahwa ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial dan non finansial ditinjau dari status kepegawaian.

a. Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya Pada Aspek Finansial Ditinjau dari Status Kepegawaian.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial ditinjau dari status kepegawaian. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang disusun dan didukung dari hasil penelitian. Triatna (2015: 97) mengatakan bahwa ganjaran memiliki makna yang sama dengan penghargaan dan imbalan (reward). Ganjaran dikembangkan dalam kajian perilaku organisasi sebagai upaya memotivasi secara ekstrinsik untuk mencapai kepuasan pegawai. Penghargaan ekstrinsik adalah imbalan berupa uang, materiil atau sosial dari lingkungan. Akan tetapi Non PNS hanya mendapat honor berdasarkan hitungan jam mengajar saja, berbeda dengan PNS yang sudah digaji sesuai standar kepegawaian. Alasan ini membuktikan hasil penelitian bahwa ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial ditinjau dari status kepegawaian.

b. Tidak ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya Pada Aspek Iklim Organisasi Ditinjau dari Status Kepegawaian.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek iklim organisasi ditinjau dari status kepegawaian. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang disusun akan tetapi didukung oleh hasil analisis data setelah penelitian. Triatna (Brief, 2004: 3-4) mengemukaan bahwa empat faktor yang mendukung iklim sekolah yaitu lingkungan fisik yang mendukung dan kondusif untuk pembelajaran lingkungan sosial yang mendorong komunikasi dan interaksi, lingkungan afektif yang mendorong rasa kepemilikan dan rasa percaya diri, dan lingkungan akademik yang mendorong belajar dan pemenuhan diri (Triatna, 2015: 69-70). Baik guru PNS atau Non PNS akan mendapatkan empat faktor yang mendukung iklim sekolah yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek iklim organisasi ditinjau dari status kepegawaian.

c. Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya Pada Aspek Sosial Ditinjau dari Status Kepegawaian.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek sosial ditinjau

dari status kepegawaian. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang disusun akan tetapi didukung dengan hasil analisis data yang diperoleh. Djamarah (2005: 37) mengatakan bahwa tugas guru merupakan tugas kemanusiaan. Hal ini tidak dapat diabaikan karena guru harus terlibat dengan kehidupan masyarakat dengan interaksi sosial. Guru harus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak didik sehingga anak didik memiliki sifat kesetiakawanan sosial. Seperti yang dijelaskan dalam kajian teori bahwa guru PNS akan dipandang sebagai pemimpin dan dipercaya mampu menjadi teladan dalam masyarakat. Sedangkan guru Non PNS pandangan masyarakat masih dianggap sebelah mata. Hal ini dapat menjadi faktor pendukung hasil penelitian bahwa ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek sosial ditinjau dari status kepegawaian.

d. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya Pada Aspek Psikologis Ditinjau dari Status Kepegawaian.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek psikologis ditinjau dari status kepegawaian. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang disusun akan tetapi didukung dengan hasil analisis data setelah penelitian. Djamarah (2005: 2) mengatakan bahwa

menjadi guru berdasarkan tuntutan pekerjaan adalah sesuatu perbuatan yang mudah, tetapi menjadi guru berdasarkan panggilan jiwa atau tuntutan hati nurani adalah tidak mudah, karena lebih banyak dituntut soal pengabdian kepada anak didik dari pada tuntutan pekerjaan. Berdasarkan hal tersebut mendukung hasil penelitian bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek psikologis ditinjau dari status kepegawaian karena guru memiliki tujuan yang sama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

e. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya Pada Aspek Motivasi Ditinjau dari Status Kepegawaian.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek motivasi ditinjau dari status kepegawaian. Djamarah (2005:2) mengatakan bahwa guru dan anak didik adalah dua sosok manusia yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Dimana guru memberikan binaan serta membimbing anak didik dengan iklas tanpa sedikitpun dalam benak guru terlintas pikiran negatif untuk tidak mendidik. Hal ini dapat memberikan umpan balik terhadap guru dan anak didik karena apabila salah satu atau keduanya memberikan kontribusi dalam pelajaran akan membangkitkan motivasi anak didik

untuk belajar dan guru dalam mengajar yang dialami guru PNS ataupun non PNS. Hal tersebut menjadi bukti bahwa seorang guru baik PNS maupun non PNS dapat mendapatkan motivasi yang sama. Dengan ini dapat mendukung hasil penelitian bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek motivasi ditinjau dari status kepegawaian.

4. Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya Pada Aspek Finansial dan Non Finansial Ditinjau dari Jabatan di Sekolah.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis didapat tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial dan non finansial ditinjau dari jabatan di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang disusun tidak didukung oleh data hasil penelitian. Djamarah (2005: 35) mengatakan bahwa guru diharapkan mengabdikan diri di lembaga pendidikan sebagai tanggung jawab seorang guru. Setiap guru mempunyai tanggung jawab di sekolah. Misalnya kepala sekolah mengemban tanggung jawab penuh dalam organisasi di sekolah tersebut. Kepala sekolah dianggap sebagai pemimpin tertinggi di instansi pendidikan dalam lingkup sekolah. Kemudian guru yang menjabat sebagai wakil kepala sekolah yang dibedakan menjadi waka kurikulum, waka kesiswaan, waka sarana dan prasarana sekolah, waka hubungan masyarakat. Setelah itu ada guru yang menjabat sebagai guru wali kelas

dan guru yang menjabat sebagai kepala jurusan IPA atau IPS. Hal ini dapat mendukung hasil analisis data yang menyatakan tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial dan non finansial ditinjau dari jabatan di sekolah karena setiap guru mempunyai tanggung jawab masing-masing sesuai dengan jabatan di sekolah.

a. Tidak ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya Pada Aspek Finansial Ditinjau dari Jabatan di Sekolah.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial ditinjau dari jabatan di sekolah. Setiap guru memiliki gaji yang diberikan pemerintah setiap tahunnya. Triatna (2015: 97) mengatakan bahwa ganjaran dapat pula diartikan sebagai balas jasa yang dapat menghasilkan kerja sama dan prestasi kerja sama. Gaji yang diterima guru sudah dianggarkan dan diprediksi setiap guru menerima gaji yang pantas. Hal ini menjadi usaha pemerintah di dinas pendidikan sebagai upaya menyejahterakan kehidupan ekonomi guru. Hal ini sangat mendukung hasil analisis data yang diperoleh tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial ditinjau dari jabatan di sekolah.

b. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya Pada Aspek Iklim Organisasi Ditinjau dari Jabatan di Sekolah.

Berdasarkan hasil analisis data didapat tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek iklim organisasi ditinjau dari jabatan di sekolah. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang disusun akan tetapi didukung oleh hasil analisis data. Djamarah (2005: 45) mengatakan bahwa peranan guru sebagai organisator yaitu guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik. Semuanya diorganisasikan sehingga dapat mencapai efektivitas dan efesiensi dalam belajar anak didik. Peranan guru sangat penting di lingkungan sekolah. Tugas guru tidak hanya mengajar anak didik, akan tetapi guru juga dituntut untuk menjadi manajer dalam pengelolaan kelas, kemudian guru juga dituntut untuk dapat membuat administrasi sebuah organisasi di sekolah. Setiap guru mampu dan terlibat dalam kegiatan sekolah antara lain mampu bekerja sama dalam sebuah organisasi kepanitiaan. Berdasarkan hal tersebut setiap guru yang mempunyai jabatan yang lebih tinggi harus mampu bekerja sama dalam tim. Hal ini menjadi pendukung hasil penelitian bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek iklim organisasi ditinjau jabatan di sekolah.

c. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya Pada Aspek Sosial Ditinjau dari Jabatan di Sekolah.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek sosial ditinjau dari jabatan di sekolah. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang telah disusun akan tetapi didukung oleh hasil analisis data yang

Dokumen terkait