• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK DALAM PERJANJIAN

D. Hak dan Kewajiban Distributor PT. Permata Niaga

Sementara yang menjadi hak dan kewajiban dari PT. Permata Niaga selaku

distributor sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 12 Perjanjian Distributor

(Distributor Agreement), No: 16/SO1/Legal/FFI/XII/10, disebutkan bahwa :

1. Distributor harus berusaha sebaik-baiknya untuk, dan akan secara berhati-hati dan penuh semangat mengusahakan distribusi, pemasaran, dan penjualan produk diseluruh wilayah selama jangka waktu, termasuk:

a. secara rutin mengunjungi para konsumen yang ada dan para calon konsumen untuk maksud tersebut.

b. membentuk tenaga penjualan yang terlatih dengan benar, termasuk tim Eksklusif penjualan berdasarkan spesifikasi dari PT. Frisian Flag Indonesia.

c. menjaga citra dan merek dagang PT. Frisian Flag Indonesia.

2. Distributor wajib telah memperoleh persetujuan fasilitas pembiayaan dari Bank pada saat ditandatanganinya perjanjian ini.

3. Distributor wajib membayar pesanan pada periode pembayaran. 4. Distributor hanya akan menjual produk dalam wilayah.

5. Distributor wajib menjaga minuman penyediaan produk setiap waktu selama jangka waktu.

6. Distributor wajib memenuhi target penjualan setiap waktu selama jangka waktu.

7. Distributor wajib menjaga gudang distributor sebagai gudang penyimpanan yang baik dan fasilitas bagi penyimpanan dan pengamanan produk.

8. Distributor wajib menjaga perawatan gudang penyimpanan dan pengamanan produk dengan cara yang diatur oleh PT. Frisian Flag Indonesia.

9. Distributor harus melaksanakan tindakan-tindakan pencegahan berkenaan dengan pengamanan produk, termasuk tidak terbatas pada pemisahan produk

46 Johannes Gunawan dalam Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen,Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, hal. 25.

dari barang-barang atau bahan-bahan lain yang dapat menimbulkan racun, mengandung bahan-bahan kimia, atau yang dapat mempengaruhi rasa dan bau produk untuk mencegah adanya kontamiasi terhadap produk.

10. Atas permintaan para konsumennya, distributor harus dalam jangka waktu 1x24 jam menyediakan jasa pelayanan yang cepat sehubungan dengan pengiriman produk.

11. Distributor harus mendistribusikan produk melalui jaringan distribusinya, dengan menggunakan vang khusus atau kendaraan serupa lainnya, serta menempatkan materi pengiklanan atau titik jual yang diberikan oleh PT. Frisian Flag Indonesia di tempat usaha para konsumen.

12. Distributor harus segera memberitahukan kepada PT. Frisian Flag Indonesia mengenai seluruh hal penting yang menjadi perhatian distributor mengenai penjualan produk dalam wilayah dan segala permintaan atau keluhan-keluhan yang berkaitan dengan produk yang diterima oleh distributor dari para konsumen atau calon konsumennya.

13. Atas usulan PT. Frisian Flag Indonesia, distributor dengan risikonya sendiri akan memberikan fasilitas kredit kepada konsumen berpotensi.

14. Distributor harus menyimpan semua izin, lisensi dan bukti pendaftaran pada pihak pemerintah yang berwenang yang diperlukan dan disyaratkan sehubungan dengan distribusi, promosi dan penjualan produk dalam wilayah (dan atas permintaan PT. Frisian Flag Indonesia, menyerahkan salinan-salinannya kepada PT. Frisian Flag Indonesia) dan memenuhi ketentuan perundang-undangan dan peraturan berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan usaha dan penjualan produk dalam wilayah.

15. Distributor harus mengizinkan PT. Frisian Flag Indonesia atau wakilnya untuk memeriksa setiap outlet, fasilitas penyimpanan dan barang-barang yang disimpan untuk memudahkan PT. Frisian Flag Indonesia mengecek di penuhinya ketentuan-ketentuan perjanjian ini oleh distributor, sera harus menyediakan dan memenuhi setiap dan semua permintaan yang wajar dari PT. Frisian Flag Indonesia sehubungan dengan hal tersebut, termasuk hal berkenaan dengan dokumentasi distributor.

16. Selama jangka waktu, distributor tidak boleh:

a. menjaminkan atau menjadikan jaminan baik secara langsung maupun tidak langsung, seluruh atau sebagian produk kepada pihak lain selain untuk keperluan fasilitas pembiayaan;

b. menyerahkan, mengalihkan ataupun dengan cara apapun bermaksud menyerahkan, mengalihkan perjanjian ini atau hak-haknya berdasarkan perjanjian ini atau setiap bagian daripadanya tanpa persetujuan tertlis terlebih dahulu dari PT. Frisian Flag Indonesia, persetujuan mana diberikan atas kewenangan PT. Frisian Flag Indonesia;

c. menanggung kewajiban apapun atas nama PT. Frisian Flag Indonesia atau dengan cara apapun menggadaikan atau bermaksud menggadaikan kredit PT. Frisian Flag Indonesia atau menerima segala pesanan atau membuat kontrak yang mengikat PT. Frisian Flag Indonesia tanpa persetujuan

tertulis terlebih dahulu dari PT. Frisian Flag Indonesia atas ketentuan-ketentuan kontrak tersebut;

d. mengubah, mempengaruhi, memindahkan, menutup atau mencampuri pemberian tanda atau plat nama atau tanda-tanda lain mengenai sumber asal barang-barang yang dapat ditempatkan oleh PT. Frisian Flag Indonesia atas produk;

e. membuat pernyataan palsu atau secara salah membawa PT. Frisian Flag Indonesia atau produk dalam kegiatan promosi dan penjualan produk dan tetap menjaga agar PT. Frisian Flag Indonesia tetap tergantikan atas segala kerugian, klaim, kewajiban dan biaya yang dapat timbul atau diakibatkan dari pernyataan tersebut.

Berdasarkan ketentuan yang mengatur mengenai hak dan kewajiban

distributor, terdapat beberapa larangan yang harus dipatuhi dalam penjualan produk.

Selain itu adanya kewajiban distributor dalam hal memenuhi target penjualan.

Apabila pihak distributor menjual barang yang dibeli untuk suatu maksud

atau keperluan lain dari tujuan penjualan yang seharusnya atau untuk tujuan lain yang

menimbulkan kerugian kepada pihak prinsipal, pihak prinsipal menurut keadaan

dapat meminta pembatalan perjanjian kerjasama dagang (Pasal 1561 KUHPerdata).

Contohnya, Distributor yang di tunjuk untuk menjual produk dari PT. Frisian Flag

Indonesia telah melanggar perjanjian kerjasama dagang menjual produk dari prinsipal

lain atau kompetitor dari perusahaan sejenis.

E. Kedudukan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama Distributor Antara PT. Frisian Flag Indonesia Dengan PT. Permata Niaga Berdasarkan KUHPerdata

Dalam dunia bisnis, perusahaan atau perorangan yang mengangkat atau

menunjuk distributor disebut prinsipal. Pengangkatan atau penunjukan distributor

ada larangan, tetapi pada saat ini hubumgan distributor dengan prinsipal biasanya

diikat oleh suatu persetujuan dalam bentuk kontraktuil.47

Pada dasarnya kerjasama dagang berawal dari perbedaan atau ketidak samaan

kepentingan diantara para pihak. Perumusan hubungan kontraktual tersebut pada

umumnya senantiasa diawali dengan proses negosiasi diantara pihak. Melalui

negosiasi para pihak berupaya menciptakan bentuk-bentuk kesepakatan untuk

saling mempertemukan sesuatu yang diinginkan (kepentingan melalui proses

kerjasama dagang).

Bersamaan dengan itu menurut Bayu Pramana menyebutkan draft perjanjian

kerjasama dagang disiapkan oleh PT. Frisian Flag Indonesia dalam bentuk yang telah

ditetapkan (baku). Bentuk perjanjian baku tersebut merupakan konsep yang telah

dipersiapkan oleh kantor pusat, yang mana setiap perjanjian yang dibuat oleh

perwakilan PT. Frisian Flag Indonesia yang ada diseluruh Indonesia memakai

perjanjian baku tersebut, tanpa ada kesempatan pihak distributor untuk mengusulkan

penambahan atau pengurangan isi/klausul dalam perjanjian tersebut.48

Perjanjian kerjasama dagang pada PT. Frisian Flag Indonesia dengan

PT. Permata Niaga sudah sah dan mengikat berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata

sebagaimana disebutkan seperti halnya dengan perjanjian-perjanjian lain pada

47

Felix Oentoeng Soebagijo, Beberapa Aspek Hukum Perjanjian Keagenan dan Distribusi, dalam Hukum Ekonomi, Penyunting Soemantoro, U.I. Press, Jakarta, 1996, hal. 243

48 Wawancara dengan Dedi Hendarwan, Bisnis Area Manager Medan PT Frisian Flag Indonesia, pada tanggal 20 Desember 2011.

umumnya adalah suatu perjanjiankonsensualArtinya ia sudah sah dan mengikat pada

detik tercapainya sepakat mengenai unsur-unsur pokoknya yaitu barang dan harga.49

Adanya kesepakatan, persetujuan dan tanda tangan kedua pihak dalam

perjanjian kerjasama dagang antara PT Frisian Flag Indonesia dengan PT. Permata

Niaga berarti kedua belah pihak telah menyetujui isi dan maksud perjanjian dan

demikian berlaku Pacta Sunt Servanda yaitu perjanjian tersebut mengikat kedua

belah pihak sebagaimana undang-undang.50 Asas Pacta Sunt Servanda ini

berhubungan dengan akibat perjanjian dan tersimpul dalam kalimat “berlaku sebagai

undang-undang bagi mereka yang membuatnya” pada akhir Pasal 1338 ayat (1)

KUHPerdata. Dengan demikian, perjanjian kerjasama dagang yang dibuat secara sah

oleh para pihak mengikat para pembuatnya sebagai undang-undang. Dari kalimat ini

pula tersimpul larangan bagi semua pihak termasuk di dalamnya “hakim” untuk

mencampuri isi perjanjian kerjasama dagang yang telah dibuat secara sah oleh para

pihak tersebut.

Oleh karenanya asas ini disebut juga asas kepastian hukum, Asas ini dapat

dipertahankan sepenuhnya dalam hal:

1. Kedudukan para pihak dalam perjanjian kejasama dagang itu seimbang.

2. Para pihak cakap untuk melakukan perbuatan hukum.

Disamping itu, berdasarkan asas konsensualisme, suatu perjanjian kerjasama

dagang lahir pada detik tercapainya kesepakatan atau persetujuan antara kedua belah

pihak mengenai hal-hal yang pokok dari apa yang menjadi obyek perjanjian. Sepakat

49Subekti,Op.cit,hal. 40.

50Try Widiyono,Aspek Hukum Operasionalisasi Produk Perbankan di Indonesia, Simpanan, Jasa, Kredit,Ghalia Indonesia, Bogor, 2006, hal. 18.

kehendaki antara pihak yang satu, juga yang dikehendaki oleh pihak yang lain,

meskipun tidak sejurusan tetapi sacara timbal-balik. Kedua kehendak itu bertemu satu

sama lain.

Perjanjian kerjasama dagang antara PT. Frisian Flag Indonesia dengan

PT. Permata Niaga di samping telah sepakat dan disetujui kedua belah pihak juga

dibuat dengan tertulis dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak yakni sifatnya

perjanjian dibawah tangan tidak berbentuk akta Notaris. Sebagaimana Hasil

wawancara penulis dengan informan Bayu Staff Administrasi PT. Permata Niaga

sampai sejauh ini perjanjian kerjasama dagang antara PT. Frisian Flag Indonesia dan

PT. Permata Niaga belum pernah dilakukan dengan akta Notaris, alasannya apabila

memakai jasa Notaris akan ada penambahan biaya yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan untuk akta.51

Adapun ketentuan-ketentuan dalam perjanjian baku yang isi/klausul tidak

seimbang atau merugikan pihak distiributor dalam perjanjian kerjasama Dagang

PT Frisian Flag Indonesia dengan PT. Permata Niaga, sebagaimana yang dimaksud

dalam Perjanjian Distributor(Distributor Agreement), No: 16/SO1/Legal/FFI/XII/10,

adalah sebagai berikut:

Pasal 4 Wilayah

1. Distributor hanya dapat menjual Produk dalam Wilayah.

2. Distributor tidak boleh secara langsung atau melalui agen menjual produk di luar wilayah dan tidak boleh menjual produk kepada siapapun yang

51 Wawancara dengan Dedi Hendarwan, Bisnis Area Manager Medan PT Frisian Flag Indonesia, pada tanggal 11 Nopember 2011.

diketahuinya atau diduganya akan atau bermaksud menjual produk di luar wilayah, apabila distributor menerima pesanan, tawaran untuk membeli atau meminta hal-hal yang berkaitan dengan produk dari luar wilayah.

3. Apabila distributor menerima pesanan, tawaran untuk membeli atau meminta hal-hal yang berkaitan dengan produk dari luar wilayah atau dari siapapun yang berada dalam wilayah dan/atau apabila distributor mengetahui atau memiliki alasan untuk mempercayai bahwa pihak tersebut bermaksud mendistribusikan atau menjual produk diluar wilayah, maka distributor harus segera memberitahukan hal tersebut kepada PT Frisian Flag Indonesia secara tertulis.

4. Dalam rangka menjaga ketersedian produk bagi para konsumen dalam wilayah, distributor wajib dengan kemitmen penuh mencapai dan menjaga target penjualan selama jangka waktu.

Pasal 5 Harga

1. PT Frisian Flag Indonesia akan menjual produk kepada distributor pada harga sebagaimana yang telah diatur dalam perjanjian ini yang akan disusun dan diperbaharui oleh PT Frisian Flag Indonesia dari waktu ke waktu (“Daftar Harga”).

2. PT Frisian Flag Indonesia akan memberikan kepada distributor pedoman harga jual produk yang direkomendasikan (“Usulan Harga Jual”) dari waktu kewaktu sebagaimana diatur dalam perjanjian ini, dan distributor akan menggunakan usulan harga jual tersebut sebagai pedoman untuk menentukan harga jual atas produk.

3. PT Frisian Flag Indonesia dari waktu ke waktu dapat menambah atau mengubah usulan harha jual dengan memperhitungkan fluktuasi pada unsur biaya di pasar-pasar lokal domestik dan variasi mata uang.

Berdasarkan pasal-pasal dalam perjanjian kerjasama tersebut diatas, maka

dapat dilihat kedudukan hukum PT. Permata Niaga tidak dalam posisi

menguntungkan, dimana selaku distributor memiliki keterbatasan dalam hal

penjualan produk untuk wilayah yang telah ditentukan sebelumnya yaitu khusus

untuk wilayah Kota Medan dan selain itu pihak distributor tidak dapat menentukan

harga jual karena telah ditentukan sebelumnya oleh pihak PT. Frisian Flag Indonesia

Klausul lain dalam perjanjian kerjasama dagang antara PT. Frisian Flag

Indonesia dengan PT. Permata Niaga yang tidak memihak untuk kepentingan

distributor dan pada akhirnya dirasakan sangat memberatkan pihak distributor, yaitu

adanya klausul mengenai pengalihan hak dan tanggung jawab kepada distiributor

apabila terjadi kerusakan yang timbul pada produk selama maupun akibat proses

bongkar muat barang pengiriman. Pengalihan hak dan tanggung jawab tersebut

sebagaimana tertuang dalam Pasal 7 ayat 4 dan ayat 6 Perjanjian Distributor

(Distributor Agreement), No: 16/SO1/Legal/FFI/XII/10.

Pasal 7 ayat 4

Distributor bertanggung jawab untuk melakukan bongkar muat atas produk dari kendaraan-kendaraan pengiriman pengangkut. Segala kerusakan yang timbul pada produk selama dan akibat proses bongkar muat tersebut merupakan tanggung jawab penuh distributor.

Ayat 6

PT Frisian Flag Indonesia tidak bertanggung jawab atas produk yang rusak atau cacat, yang tidak dilaporkan kepada PT Frisian Flag Indonesia dan disetujui oleh pengangkutan sesuai dengan ketentuan Pasal 4 perjanjian ini. Dengan ketentuan tersedianya laporan tersebut, hak dan risiko produk tersebut dianggap telah dialihkan kepada distributor pada saat produk telah diterima oleh distributor.

Adanya klausul berat sebelah ini yaitu mengenai pengalihan hak dan tanggung

jawab kepada distiributor apabila terjadi kerusakan yang timbul pada produk selama

maupun akibat proses bongkar muat barang pengiriman, maka dapat dikatakan

bahwa kedudukan distributor dalam perjanjian kerjasama tersebut dalam posisi yang

lemah dan tidak memiliki posisi tawar yang baik dalam perjanjian kerjasama yang

Larangan tentang pengalihan tanggung jawab salah satu pihak dalam

perjanjian baku sebenarnya telah diatur Undang-undang Perlindungan Konsumen,

yaitu pada Bab V, Pasal 18 huruf a yang berbunyi: “Menyatakan pengalihan

tanggungjawab pelaku usaha”.

Bagaimanapun juga perjanjian baku hanya dapat digunakan jika tidak dilarang

oleh undang-undang dan tidak bertentangan dengan kesusilaan, dan jika terjadi

sengketa mengenai tanggung jawab tersebut, terhadap pihak yang dirugikan dapat

mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk menguji apakah perjanjian baku

yang ditetapkan pengusaha itu adalah layak, tidak dilarang oleh undang-undang, dan

PT. FRISIAN FLAG INDONESIA DENGAN PT. PERMATA NIAGA SEBAGAI PIHAK DISTRIBUTOR

A. Bentuk Perjanjian Distributor PT Frisian Flag Indonesia Dengan