• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hak dan Kewajiban Konsumen dan Pelaku Usaha

Selama orde baru, upaya dari berbagai pihak untuk memiliki Undang-undang Perlindungan Konsumen tidak pernah terwujud, sehingga hak-hak konsumen selalu tidak diperdulikan oleh pelaku usaha. Kalaupun ada perlindungan hukum,

sifatnya hanya sporadis dalam beberapa peraturan perundang-undangan, dan penegakan baik oleh pemerintah maupun pelaku usaha tidak optimal. Konsumen dalam menggunakan hak yuridisnya secara penuh dan pelaku usaha sering mengabaikan kewajibannya untuk melindungi konsumen terhadap produk-produk yang dihasilkan.

Secara harfiah diketahui, perlindungan konsumen berarti upaya pembelaan konsumen dalam seluruh sistem suatu struktur perekonomian. Orientasinya adalah perubahan keadaan menjadi lebih menguntungkan dan memperkuat peran dan posisi konsumen. Undang-undang Dasar 1945 menyatakan dalam Pasal 27 "segala warga negara Republik Indonesia bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya".

1. Hak dan Kewajiban Konsumen a. Hak Konsumen

Dari Pasal 27 Undang-undang Dasar 1945 ini terkandung arti bahwa hak-hak konsumen adalah hak-hak-hak-hak konstitusional, artinya diakui oleh hukum.

Sejalan dengan itu Tan Kamello mengemukakan bahwa :

Hak konsumen merupakan wewenang yang diberikan oleh hukum untuk melakukan suatu atau tidak melakukan sesuatu perbuatan hukum. Hak konsumen itu tertuju kepada pihak-pihak yang mengedarkan produk sampai ke pasar yakni mereka yang memegang kewajiban hukum tersebut. 28

1. hak memperoleh keamanan (the right to safety)

Di Amerika Serikat, Presiden John F. Keneddy mengemukakan ada 4 (empat) hak dasar yang menjadi hak konsumen, yaitu :

28

Tan Kamello, Praktek Perlindungan Bagi Konsumen di Indonesia Sebagai Produk Asing di Pasar Nasional, Makalah dalam Pelatihan Manajemen dan Hukum Perdagangan, Medan, 1988, hal. 10.

2. hak memilih (the right to choose)

3. hak mendapatkan informasi (the right to be informed) 4. hak untuk didengar (the right to be heard) 29

Sementara itu menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia 30

1. Hak atas keamanan dan keselamatan

yang menjadi hak-hak konsumen yaitu :

Hak ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan dalam memakai/menggunakan barang dan/atau jasa. Karena itu setiap pengusaha dalam setiap memproduksi suatu barang dan/atau jasa harus memenuhi :

a. memenuhi persyaratan peraturan yang telah ditentukan oleh pemerintah.

b. Menjamin hasil produksinya aman/tidak berbahaya bila dimakan atau digunakan.

2. Hak untuk mendapatkan informasi.

Hak ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang benar pada setiap barang dan/atau jasa yang akan dikonsumsi ;

a. dengan mendapatkan informasi yang benar dan lengkap, konsumen akan dapat mencegah atau mengurangi bentuk kerugian atau bencana.

b. Informasi tersebut antara lain meliputi :

a. keterangan tidak hanya mengenai kehebatan dan manfaat dari suatu barang, tetapi yang lebih penting adalah akibat-akibat sampingan yang dapat timbul dari pemakaian barang/produk tersebut.

b. Cara penggunaan, cara merawat.

Informasi barang atau jasa dapat diperoleh : a. secara langsung oleh pedagang.

b. Tercantum pada label barang tersebut.

29

Munir fuady, Op.Cit, hal. 199.

30

c. Melalui promosi pada media massa, brosur, para salesman/salesgirl, dll. 3. Hak untuk memilih

Konsumen mempunyai hak untuk memilih/memakai barang dan jasa yang dibutuhkan secara bebas, atas dasar keyakinan diri sendiri bukan karena dipengaruhi dari luar.

Dalam memilih/menentukan sesuatu barang dan/atau jasa, konsumen berhak menentukan pilihannya baik kualitas maupun kuantitasnya.

4. Hak untuk didengar

Hak ini dimaksudkan sebagai hak konsumen secara kolektif atau individu untuk didengar pendapatnya mengenai berbagai keputusan atau kebijaksanaan yang akan berakibat pada dirinya.

Hak untuk didengar dapat diungkapkan dengan cara : mengadu kepada produsen/penjual/instansi yang berkaitan dengan masalah tersebut apabila ia dirugikan atau dikecewakan dalam mengkonsumsi barang an/atau jasa.

5. Hak untuk mendapat lingkungan yang bersih dan sehat.

Hak ini dimaksudkan agar konsumen mendapatkan lingkungan hidup yang baik bebas dari berbagai pencemaran (polusi).

b. Kewajiban Konsumen

Selain itu yayasan lembaga konsumen Indonesia juga terdapat kewajiban konsumen, sebab untuk mendapat hak, harus juga memenuhi kewajiban.

Adapun kewajiban konsumen menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, yaitu :

Bertanggungjawab untuk bertindak lebih waspada dan kritis terhadap harga dan mutu suatu barang atau jasa yang digunakan, serta akibat lain yang mungkin ditimbulkan.

2. Berani bertindak atas kesadaran.

Berani bertindak guna melindungi dirinya sendiri maupun secara berkelompok dalam upaya menjamin perlakuan yang adil.

3. Memiliki kepedulian sosial

Turut bertanggungjawab serta waspada terhadap segala akibat yang ditimbulkan oleh sikap dan pola konsumsi kita bagi orang lain terutama golongan masyarakat bawah.

4. Tanggungjawab terhadap lingkungan hidup.

Memiliki rasa tanggungjawab dalam melestarikan lingkungan hidup. 5. Memiliki rasa kesetiakawanan.

Maksudnya adalah mempunyai rasa tanggungjawab sosial untuk menggalang kekuatan guna mempengaruhi dan memperjuangkan kepentingan-kepentingan konsumen.

Usaha yang dilakukan oleh Yayasan Lembaga Indonesia untuk menyebarkan hak dan kewajiban konsumen, baik melalui media massa, maupun selebaran berupa brosur, kiranya belum dapat mencapai hasil sebagainya yang diharapkan, oleh karena itu untuk memperkuat hak dan kewajiban tersebut sekarang telah ada di dalam Undang-Undang Perlindungan Knsumen.

Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen memberikan hak-hak dan kewajiban konsumen sebagai berikut :

Dalam Pasal 4 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 disebutkan bahwa hak-hak konsumen adalah :

a. hak atas kenyaman, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa ;

b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; c. hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan

barang dan/atau jasa ;

d. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan ;

e. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut ;

f. hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen ;

g. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif ;

h. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya. Selanjutnya dalam Pasal 5 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 disebutkan bahwa kewajiban konsumen adalah :

a. membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan.

c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati ;

d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.

2. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha

Setiap berbicara tentang konsumen selalu dihadapkan dengan produsen/pelaku usaha yang saling berhubungan erat. Untuk itu selalu dikatakan bahwa dalam setiap kegiatan bisnis terdapat hubungan yang saling membutuhkan antara pelaku usaha dengan konsumen (pemakai barang dan/atau jasa).

Kepentingan pelaku usaha adalah memperoleh laba dari transaksi dengan konsumen, sedangkan kepentingan konsumen adalah memperoleh kepuasan melalui pemenuhan kebutuhannya terhadap produk-produk tertentu tanpa ada keluhan atau kerugian. Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, menyebutkan produsun sebagai pelaku usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik berupa sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. 31

Penjelasan Pasal 1 angka (3) menyebutkan : "pelaku usaha yang termasuk dalam pengertian ini adalah perusahaan, korporasi, BUMN (Badan Usaha Milik Negara), koperasi, importir, pedagang, distributor dan lain-lain".32

Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen memberikan tempat yang sama bagi pelaku usaha dan konsumen dimata hukum.

31

Pasal 1 angka (3) UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

32

Didalam Pasal 6 dan Pasal 7 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, disebutkan hak-hak dan kewajiban dari pelaku usaha.

a. Hak Pelaku Usaha

Dalam Pasal 6 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 disebutkan bahwa hak-hak pelaku usaha adalah :

a. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.

b. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik.

c. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya didalam penyelesaian hukum sengketa konsumen.

d. Hak untuk rehabilitasi nama apabila tersebut secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan ;

e. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

b. Kewajiban Pelaku Usaha

Selanjutnya dalam Pasal 7 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 disebutkan kewajiban pelaku usaha yaitu :

a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya ;

b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberikan penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan.

c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif ;

d. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku ;

e. Memberikan kesempatan kepada konsumen untuk menguji, barang dan/atau jasa tertentu serta memberikan jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan ;

f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jsa yang diperdagangkan ;

g. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan yang diperjanjikan.

Selain memberikan hak dan kewajiban bagi pelaku usaha dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, juga diberikan ketentuan yang berisikan larangan-larangan tentang hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh pelaku usaha. Perbuatan yang dilarang ini bagi pelaku usaha disebutkan dalam Pasal 8 sampai dengan Pasal 18.

Dokumen terkait