BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA, LISENSI, DAN
2.1.3 Hak Moral dan Hak Ekonomi
Pasal 4 UU No. 28/2014 menentukan bahwa “Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.”
1. Hak Moral
Hak moral berasal dari sistem hukum kontinental, yaitu dari Prancis yang pertamakali dikenal pada abad ke-19.66 Berdasarkan konsep hukum kontinental,
63
Ni Ketut Supasti Dharmawan, op.cit, h. 50.
64
Ni Ketut Supasti Dharmawan, op.cit, h. 50, dikutip dari Frederick Abbott, Thomas Cottier, and Francis Gurry, 1999, The International Intellectual Property System Commentary and Materials, Kluwer Law international, The Netherlands, p. 7.
65
Ni Ketut Supasti Dharmawan, op.cit, h. 51.
66
37
hak pengarang (droit d’aueteur, author rights) terdiri dari hak ekonomi dan hak moral. Hak moral tersebut bersifat melindungi reputasi pencipta dan melekat pada diri pencipta secara kekal, walaupun kepemilikan atas hak cipta telah beralih ke pihak lain, namun hak moralnya akan tetap melekat pada penciptanya.67
Hak moral muncul dari suatu pemikiran bahwa karya cipta merupakan ekspresi atau pengejawantahan dari pribadi pencipta. Dengan demikian, gangguan terhadap ciptaan sama maknanya dengan gangguan terhadap pribadi pencipta.68
Hak moral mencakup dua hal besar yaitu right of paternity dan right of integrity.69
a. Right of paternity adalah hak pencipta untuk dicantumkan nama asli atau nama samarannya dalam ciptaan atau sebaliknya, hak untuk tidak dicantumkan namanya dalam ciptaan.
b. Right of integrity adalah hak untuk melarang orang lain mengubah, mengurangi dan memperlakukan ciptaan secara tidak pantas karena perbuatan tersebut dapat menghancurkan integritas pencipta. Misalnya hak untuk melarang tindakan mengganti lirik lagu dengan kata-kata konyol. Hak moral diatur dalam Article 6bis of theBerne Convention. Berdasarkan
Article 6bis of theBerne Convention, substansi hak moral meliputi:70
a. The right to claim authorship yaitu hak untuk diakui sebagai pencipta yang dilaksanakan dengan cara mencantumkan nama pencipta dalam ciptaan;
67
Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, op.cit, h. 74.
68
Henry Soelistyo, op.cit, h. 107.
69
Henry Soelistyo, op.cit, h. 13 dan 16.
70
38
b. The right to object to any distortion, mutilation, or other modification of the work yaitu hak pencipta untuk menolak tindakan mendistorsi, memotong, atau menghilangkan beberapa bagian dari suatu ciptaan atau memodifikasi ciptaan sehingga merusak reputasi pencipta;
c. The right to object other derogatory action in relation to the said work
yaitu hak pencipta untuk menolak segala tindakan yang dapat merendahkan reputasi atau kehormatan pencipta.
Komen dan Verkade berpendapat hak moral pencipta terdiri dari:71 a. Larangan mengadakan perubahan dalam ciptaan;
b. Larangan mengubah judul;
c. Larangan mengubah penentuan pencipta; dan d. Hak untuk mengadakan perubahan.
Pasal 5 ayat (1) UU No. 28/2014 menentukan bahwa hak moral merupakan hak yang melekat secara abadi pada diri Pencipta untuk:
a. tetap mencantumkan atau tidak mencantumkan namanya pada salinan sehubungan dengan pemakaian Ciptaannya untuk umum;
b. menggunakan nama aliasnya atau samarannya;
c. mengubah Ciptaannya sesuai dengan kepatutan dalam masyarakat; d. mengubah judul dan anak judul Ciptaan; dan
e. mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi Ciptaan, mutilasi Ciptaan, modifikasi Ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau reputasinya.
2. Hak Ekonomi
Pasal 8 UU No. 28/2014 menentukan bahwa “Hak ekonomi merupakan hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mendapatkan manfaat
71
Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, loc.cit, dikutip dari C.J.T. Simorangkir, 1979, Hak Cipta Lanjutan II, Cet. I, PT Djambatan, Jakarta, h. 39.
39
ekonomi atas Ciptaan”. Untuk menghasilkan ciptaan, diperlukan pengorbanan biaya, waktu dan tenaga. Dilihat dari aspek ekonomi pengorbanan tersebut merupakan investasi pencipta yang sudah sewajarnya mendapatkan pengembalian modal dan memperoleh keuntungan.72
Hak ekonomi mencakup dua hak besar yaitu hak untuk mengumumkan (performing rights) dan hak untuk memperbanyak (mechanical rights). Contoh eksploitasi performing rights adalah memperdengarkan lagu misalnya di restoran, diskotik, dan karaoke. Pengumandangan lagu akan menjadi nilai tambah pada
service yang disediakan karena alunan irama musiknya mampu memberikan tambahan kenyamanan bagi pengunjung. Contoh eksploitasi mechanical rights
adalah memperbanyak lagu dalam bentuk rekaman.73
Hak ekonomi ini menurut Komen dan Verkade terdiri dari komponen- komponen sebagai berikut:74
a. Hak reproduksi (menerbitkan/memperbanyak); b. Hak eksekusi (memainkan/mempertunjukkan); c. Hak adaptasi (memindahkan/mengalihkan); dan d. Hak intepretasi (menerjemahkan/mengalihbahasakan).
Sementara itu, jenis-jenis hak ekonomi menurut Abdulkadir Muhammad adalah: 75
a. Hak perbanyakan (penggandaan);
72
Sanusi Bintang, op.cit, h. 4.
73
Henry Soelistyo, op.cit, h. 47 dan 50.
74
Sanusi Bintang, op.cit, h. 4.
75
Arif Lutviansori, op.cit, h. 13, dikutip dari Abdulkadir Muhammad, 2001, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, (selanjutnya disingkat Abdulkadir Muhammad II), h. 9.
40
b. Hak adaptasi;
c. Hak pengumuman (penyiaran); dan d. Hak pertunjukan (penampilan).
Djumhana dan Djubaedillah mengklasifikasikan hak ekonomi itu lebih rinci lagi meliputi:76
a. Hak reproduksi atau penggandaan (reproduction right); b. Hak adaptasi (adaptation right);
c. Hak distribusi (distribution right);
d. Hak pertunjukan (public performance right); e. Hak penyiaran (broadcasting right);
f. Hak programa kabel (cablecasting right); g. Droit de Suite; dan
h. Hak pinjam masyarakat (public lending right).
Pasal 9 ayat (1) UU No. 28/2014 menentukan bahwa hak ekonomi merupakan hak untuk melakukan:
a. penerbitan Ciptaan;
b. Penggandaan Ciptaan dalam segala bentuknya; c. penerjemahan Ciptaan;
d. pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian Ciptaan; e. Pendistribusian Ciptaan atau salinannya;
f. pertunjukan Ciptaan; g. Pengumuman Ciptaan; h. Komunikasi Ciptaan; dan i. penyewaan Ciptaan.
Bern Convention menetapkan hak ekonomi mencakup hak-hak berikut: a. Article 8: right of translations (hak penerjemahan);
b. Article 9: reproduction (hak perbanyakan);
c. Article 11, 11 bis, 11 ter: public performance and wireless broadcasting and cabling of works (hak untuk penampilan dimuka umum dan penyiaran kembali tanpa kabel serta perlengkapan ciptaan);
76
41
d. Article 12: adaptation (hak adaptasi);
e. Article 14 (1) (i): the right of authorizing the cinematographic adaptation and reproduction of work and the distribution of the work thus adapted or reproduced (hak untuk memberikan hak bagi pihak lain untuk adaptasi dan perbanyakan ciptaan termasuk pendistribusiannya);
f. Article 14 (1) (ii): right of public performance and communication by wire of cinematographic adaptations and reproductions of work (hak untuk penunjukan di muka umum dan pengomunikasian dengan kabel dari adaptasi ciptaan film dan perbanyakan ciptaan);
g. Article 14 ter (1): artist resale right subject to reprocity test art (hak penjualan kembali seniman yang tunduk pada tes timbal balik).77