• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORITIK, KERANGKA PIKIR

3. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar

a. Definisi Belajar

Belajar adalah proses yang terus menerus, yang tidak pernah

berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas.24 Sedangkan belajar kimia dapat diartikan sebagai hasil perubahan tingkah laku yang disengaja sebagai hasil belajar kimia yang dapat ditunjukkan oleh adanya perubahan dari tak biasa atau peningkatan pengetahuan, pemahaman, perubahan sikap dan tingkah laku, keterampilan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada diri siswa yang bersangkutan setelah menerima pembelajaran. Hal ini berdasarkan pada asumsi bahwa sepajang kehidupan manusia akan selalu dihadapkan pada masalah atau tujuan yang ingin dicapai.

Ada empat pilar pendidikan universal yang dirumuskan UNESCO (1996),25 yaitu :

1) Learning to know atau learning to learn, belajar pada dasarnya tidak hanya berorientasi kepada produk atau hasil belajar, akan tetapi juga harus berorientasi kepada proses belajar.

2) Learning to do, bahwa belajar itu bukan hanya sekedar mendengar dan melihat dengan tujuan akumulasi pengetahuan, tetapi belajar untuk berbuat dengan tujuan akhir pengusaan kompetensi yang sanagt diperlukan dalam era persaingan globalisasi.

23

Wina Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan cet. ketujuh. Jakarta : kencana. hal.221

24

Wina Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan cet. ketujuh. Jakarta : kencana. hal.110.

25

Wina Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan cet. ketujuh. Jakarta : kencana. hal. 110-111.

18

3) Learning to be, bahwa belajar adalah membentuk manusia yang

“menjadi dirinya sendiri” dengan kpribadian yang memiliki tanggung

jawab sebagai manusia.

4) Learning to live together, adalah belajar untuk bekerja sama. Hal ini sangat diperlukan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dalam masyarakat global di mana manusia baik secara individual maupun kelompok tak mungkin bisa hidup sendiri atau mengasingkan diri bersama kelompoknya.

Dalam interaksi belajar-mengajar terjadi proses saling mempengaruhi satu sama lain. Bukan hanya guru yang mempengaruhi siswa, tetapi siswa juga dapat mempengaruhi guru. Perilaku guru akan berbeda, apabila menghadapi kelas yang aktif dengan yang pasif. Siswa mempunyai peran yang lebih besar karena, mereka sebagai subyek yang berinteraksi bukan hanya guru tetapi dengan sesama siswa, dengan buku-buku serta medinya.

Seorang guru perlu menyadari dan memahami bahwa prinsip-prinsip belajar sangat penting dalam proses belajar-mengajar. Beberapa prinsip yang perlu diketahui oleh seorang guru adalah sebagai berikut : 1) Prinsip perkembangan, sehubungan dengan perkembangan ini maka

kemampuan anak pada setiap jenjang usia berbeda dan tingkat kelas berbeda-beda. Guru hendaknya memperhatikan dan menyesuaikan dengan kemampuan anak tersebut.

2) Prinsip perbedaan individu, guru perlu mengarti benar tentang adanya keragaman ciri-ciri siswa, baik didalam menyiapkan dan menyajikan pelajaran maupun dalam memberikan tuigas-tugas.

3) Minat dan kebutuhan anak, pengajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan. Kareana, setiap anak mempunyai minat dan kebutuhan sendiri-sendiri.

4) Aktivitas siswa, guru hendaknya merencakan pengajaran, yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar.

19

5) Motivasi, motif disebut dorongan atau kebutuhan merupakan suatu tenaga yang ada pada diri individu atau siswa yang mendorongnyauntuk mencapai suatu tujuan.26

Dari uraian diatas kita ketahui, bahwa proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang memegang peranan penting bagi keberhasilan pengajaran. Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa, sedang mengajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru. Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

b. Hasil belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tidak mengajar. hal ini dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat kemampuan mental yang lebih baik sedangkan dari sisi guru merupakan suatu pencapaian tujuan pembelajaran.27

Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, dan psikomotor.

1) Ranah Kognitif, siswa dapat memiliki pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan mengevaluasi.

2) Ranah Afektif, siswa dapat melakukan penerimaan, partisipatif, menentukan sikap, mengorganisasi, dan membentuk pola hidup. 3) Ranah Psikomotor, siswa dapat mempersepsi, bersiap diri, membuat

gerak-gerakan sederhana dan kompleks, membuat penyesuaian pola gerak dan menciptakan gerak-gerak baru.28

26

R. Ibrahim dan Nana Syaodih S. 2003. Perencaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta .hal.24-27.

27

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Mengajar Jakarta : Rineka Cipta. hal. 3-4. 28

20

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku individu melalui interaksi yang lebih baik lagi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dalam proses belajar mengajar terjadilah interaksi antara berbagai komponen (guru, siswa, tujuan, bahan, metode dan lain-lain). masing-masing komponen saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran. melalui materi pembelajaran yang dipelajari oleh siswa dengan menggunakan metode problem solving secara kelompok dan individu menjadikan siswa untuk berpikir secara logis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah yang mengacu pada proses mental individu dalam menghadapi suatu masalah untuk selanjutnya menemukan cara mengatasi masalah itu melalui proses berpikir yang sistematis dan cermat, serta bertanggung jawab dalam mengambil keputusan dan berdiri sendiri tentang apa yang dipelajarinya.

berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa yaitu :29

29

Anissatul Mufarakah. 2009. Strategi Belajar-Mengajar. Yogyakarta : Sukses Offset. hal.26-29.

21

1) Bahan atau hal yang dipelajari siswa. Bahan yang dipelajari akan menentukan metode belajar yang akan ditempuh dan waktu yang digunakan.

2) Fakto-faktor lingkungan. Dibagi dua : lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara yang sejuk dan lingkungan sosial; baik yang berwujud manusia maupun yang berwujud hal-hal lain yang mempengaruhi hasil belajar.

3) Faktor-faktor instrumental. Adalah faktor yang adanya pengaruhnya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan, faktor ini beerupa : gedung sekolah, ruang belajar dan perlengkapan, program belajar-mengajar dan sebagainya.

4) Kondisi individu si pelajar. Merupakan salah satu faktor pemegang peranan paling menentukkan. Kondisi si pelajar dibedakan menjadi : kondisi fisiologis ; kondisi fisik dan panca indra. Kondisi psikologis; bakat, minat, motivasi dan kemampuan-kemampuan kognitif.

Dokumen terkait