• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya.7

4

Susilo. 2009. Prinsip-Prinsip Dan Teori Dasar Penelitian Pendidikan. Jakarta : Poliyama Widya Pustaka. hal. 69.

5

Susilo. 2009. Prinsip-Prinsip Dan Teori Dasar Penelitian Pendidikan. Jakarta : Poliyama Widya Pustaka hal.69.

6

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi 2010). Jakarta : Rineka Cipta. hal.183.

7

35

Dalam penelitian ini, varibel penelitiannya terdiri dari varibel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu metode problem solving secara kelompok dan metode problem solving secara individu, dan varibel terikat yaitu hasil belajar kimia siswa.

1. Variabel bebas (Metode problem solving secara kelompok dan individu) a. Definisi konseptual

Problem solving adalah belajar memecahkan masalah yang bertujuan untuk mengembangkan proses berpikir siswa melalui pemberian masalah yang harus dipecahkan. Tergantung dari sifat masalah yang dibawa kedalam kelas, teknik pemecahanya dapat dilaksanakan secara berkelompok atau secara individu.

b. Definisi operasional

Problem solving secara kelompok adalah suatu proses untuk menciptakan kelas sebagai suatu sistem sosial, dimana proses kelompok merupakan yang paling utama. Dimana siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras, yang didalamnya mereka saling bekerja sama agar memahami materi pelajaran sehingga kelompok mereka dapat menjadi kelompok terbaik dan materi yang disampaikan menggunakan LKS sebagai media pembelajarannya sehingga pemahaman akan lebih mudah.

2. Variabel terikat (Hasil balajar) a. Definisi konseptual

Hasil belajar adalah terjadinya perubahan perilaku, kepandaian, atau kemampuan seseorang dimana proses perubahan itu terjadi secara bertahap.

b. Definisi operasional

Hasil belajar merupakan sesuatu yang dicapai oleh siswa yang dapat dillihat dari hasil tes yang dilakukan setelah proses belajar mengajar dilaksanakan.

36

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunkan oleh peneliti untuk mengukur hasil belajar siswa atau alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode.8 penelitian yang digunakan berupa tes obyektif (pilihan ganda) sebanyak 29 soal. Tes digunakan untuk mengukur ketuntasan dan kemampuan individu dalam bidang pengetahuan tertentu dengan cara memberikan serangkaian pertanyaan yang mengukur ranah kognitif.9

Sebelum instrumen digunakan, instrumen tersebut terlebih dahulu harus memenuhi uji prasyarat yaitu uji validitas, uji reliabilitas, selain itu juga di cari taraf kesukaran dan daya beda dengan rumus-rumus dibawah ini.

1. Tes

Tes yang digunakan adalah tes objektif pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban. Tes dilakukan sebelum dan setelah pembelajaran dilakukan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui pemahaman awal siswa terhadap suatu konsep sebelum dan setelah pembelajaran dilakukan. Kisi-kisi untuk soal disesuaikan dengan materi yang diajarkan, yaitu ikatan kimia.

8

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi 2010). Jakarta : Rineka Cipta. hal. 192.

9

Susilo. 2009. Prinsip-Prinsip Dan Teori Dasar Penelitian Pendidikan. Jakarta : Poliyama Widya Pustaka hal. 48.

37

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

No Indikator C1 C2 C3 C4 Jumlah 1. Menjelaskan proses terjadinya ikatan ion 1,3,9*, 10*,11*, 2*,4*,5, 6*,7,8, 12*,13*,14*, 15 16* 16 2. Menjelaskan proses pembentukkan ikatan kovalen 17*,21,27*, 18*,19*,26, 28,32,34, 35 20*,22,23, 24*,25,29*, 31, 30*,33*,36 20 3. Membedakan senyawa polar dan nonpolar berdasarkan data percobaan 38*,39*,40, 41* 42*,43,44, 45* 37* 9 4. Menjelaskan proses terjadinya ikatan logam 46*,47*,48, 49*,50* 5 Jumlah 17 21 8 4 50

*Soal yang valid

a. Uji Validitas

Validitas dapat diartikan tepat atau sahih, yakni sejauhmana ketepatan dan kecermatan suaru alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.10 Artinya bahwa valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat tersebut

10

Ahmad Sofyan, dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta : Uin Jakarta Press. hal.105.

38

mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Pengujian validitas dapat dilakukan secara rasional maupun empiris. Validitas rasional diperoleh atas dasar hasil pemikiran secara logis. Sedangkan validitas empiris diperoleh berdasarkan hasil analisis yang bersifat empirik. Adapun cara pengujian validitas tes hasil belajar dapat ditentukan dengan menggunakan rumus.11

=

�−

Keterangan :

rbis = Koefisien korelasi point biserial

Xi = Skor rata-rata hitung yang dijawab benar bagi item yang dicari validitasnya

Xt = Rerata skor total

P = Proporsi siswa yang menjawab benar q = Proporsi siswa yang menjawab salah

q = 1- p

St = Standar deviasi dari skor total

b. Uji Reliabilitas

Selain pengujian validitas, sebuah tes juga harus memiliki reliabilitas. Reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui keandalan, kepercayaan, keajegkan. Dapat diartikan sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.12 Untuk uji reliabilitas ini menggunakan rumus Kuder-Richardon.

11

Ahmad Sofyan, dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta : Uin Jakarta Press. hal. 109

12

Ahmad Sofyan, dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta : Uin Jakarta Press. hal.105

39

Keterangan :

rii = Reliabilitas tes n = Banyaknya butir soal St2 = Varians total

pi = Proporsi siswa menjawab benar qi = Proporsi siswa menjawab salah

c. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang baik tidak hanya didasarkan pada validitas dan reliabilitasnya saja. Tetapi juga perlu dilakukan tes taraf kesukaran. Untuk menghitung indeks kesukaran tiap soal digunakan rumus.13

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar N = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Tingkat kesukaran soal dapat dibagi menjadi tiga, yaitu mudah, sedang, dan sukar. Dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3.3 Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran Nilai P Mudah 0,00 – 0.25 Sedang 0,26 – 0,75 Sukar 0,75 – 1,00 13

Ahmad Sofyan, dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta : Uin Jakarta Press. hal.103

40

d. Daya Beda

daya beda soal mengkaji soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang (lemah prestasinya).

Cara menghitung daya pembeda adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut 14:

� = (� − � )

�,� �

Keterangan :

D = indeks daya beda

Ba = banyaknya siswa kelas atas menjawab benar Bb = banyaknya siswa kelas bawah menjawab benar N = jumlah siswa peserta tes

Adapun klasifikasi daya beda, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Beda Klasifikasi Daya beda Indeks Daya beda Jelek Cukup Baik Baik Sekali

Tidak baik (soal dibuang)

14

Ahmad Sofyan, dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta : Uin Jakarta Press. hal.104

41

Dokumen terkait