BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pengujian Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
a. Uji Normalitas Pretest Dan Posttest Kelompok Eksperimen
Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t, maka diperlukan pengujian persyaratan analisis, uji prasyarat ini menggunakan data
pretest dan posttest untuk menentukan normalitas, homogenitas dan uji hipotesis.
51
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji liliefors
pada taraf signifikan 95% dengan α = 0,05 yang bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. dengan syarat jika Lhitung < Ltabel maka data tersebut berdistribusi normal, dan sebaliknya jika Lhitung > Ltabel maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
Hasil perhitungan uji normalitas pretest dan posttest siswa kelompok eksperimen disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest Dan Posstest
Kelompok Eksperimen
Keterangan Tes Sampel Lhitung Ltabel Kesimpulan
Data Kelompok Eksperimen Pretest 32 0,11015 0,157 Normal Posttest 0,1448 Normal
Dari tabel diatas diketahui Lhitung pretest adalah 0,11015 dan Lhitung
posttest adalah 0.1448, sedangkan Ltabel pada taraf signifikan 95% dengan α = 0.05 dengan jumlah sebanyak 32 siswa adalah 0,157. Karena Lhitung pretest
dan posttest lebih kecil dari Ltabel, maka dapat dikatakan data hasil belajar kimia baik pretest, maupun posttest kelas eksperimen berdistribusi normal. Untuk hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 10 dan 16.
b. Uji Normalitas Pretest Dan Posttest Kelompok Kontrol
Hasil uji normalitas pretest dan posttest siswa kelompok kontrol disajikan dalam tabel berikut.
52
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest Dan Posttest Kelompok Kontrol
Keterangan Tes Sampel Lhitung Ltabel
Kesimpulan Data Kelompok Kontrol Pretest 32 0,15025 0,157 Normal Posttest 0,1086 Normal
Berdasarkan tabel uji normalitas pretest dan posttest kelompok kontrol, diketahui Lhitung pretest adalah 0,15025 dan Lhitung posttest adalah 0,1086, sedangkan Ltabel pada taraf signifikan 95% dengan α = 0,05 dengan jumlah sampel sebanyak 32 siswa adalah sebesar 0,157. Karena Lhitung
pretest dan posttest lebih kecil daripada Ltabel, maka dapat dikatakan data hasil belajar kimia baik pretest, maupun posttest kelompok kontrol berdistribusi normal. Untuk hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 12 dan 18.
2. Uji Homogenitas
a. Uji Homogenitas Pretest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok
Kontrol
Setelah kedua sampel penelitian tersebut dinyatakan berdistribusi normal. Selanjutnya dicari nilai homogenitasnya dengan menggunakan uji-F(fischer) dengan syarat jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, berarti kedua data adalah homogen dan jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, berarti kedua data adalah tidak homogen.
53
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol.
Statistik
S12 70,87
S22 62,80
Fhitung 1,13
Ftabel 1,795
Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 1,13 dan Ftabel pada taraf signifikan 95% dengan α = 0,05 dengan derajat kebebasan pembilang 31 dan derajat kebebasan penyebut 31 diperoleh nilai 1,795. Karena Fhitung < Ftabel maka varians kedua kelas adalah homogen. Untuk hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 13.
b. Uji Homogenitas Posttest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok
Kontrol
Setelah kedua sampel penelitian tersebut dinyatakan berdistribusi normal. Selanjutnya dicari nilai homogenitasnya dengan menggunakan uji-F(fischer) dengan syarat jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, berarti kedua data adalah homogen dan jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, berarti kedua data adalah tidak homogen.
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol.
Statistik
S12 66,13
S22 40,24
Fhitung 1,64
54
Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 1,64 dan Ftabel pada taraf signifikan 95% dengan α = 0,05 dengan derajat kebebasan pembilang 31 dan derajat kebebasan penyebut 31 diperoleh nilai 1,795. Karena Fhitung < Ftabel maka varians kedua kelas adalah homogen. Untuk hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 19.
3. Uji Hipotesis
Selanjutnya yaitu pengujian hipotesis. Uji ini dilakukan setelah uji normalitas dan uji homogenitas. Uji hipotesis ini menggunakan uji-t, untuk
pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 62, adapun kritrerianya adalah, jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
a. Uji Hipotesis Pretest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok
Kontrol
Hasil perhitungan uji-t pretest kelompok eksperimen dan kontrol disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.9 Hasil pretest uji-t Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol
Kelompok Sampel thitung ttabel Kesimpulan
Eksperimen 32 0,55 1,99 Ha ditolak dan Ho diterima Kontrol 32
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa thitung = 0,55 dan merujuk pada tabel nilai-t dengan taraf signifikan 95% dengan α = 0,05 dan dk = n1 + n2 – 2, diperoleh ttabel sebesar = 1,99. Apabila thitung dan ttabel dibandingkan maka diketahui bahwa thitung < ttabel (0,55 < 1,99). Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Sehingga
55
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol. Jadi, ke-dua kelompok tersebut mempunyai kemampuan yang sama dan dapat diberi perlakuan yang berbeda dengan menggunakan metode problem solving secara kelompok pada kelas eksperimen dan menggunakan metode problem solving secara individu pada kelas kontrol. Untuk hasil perhitungan uji hipotesis pretest kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada lampiran 14.
b. Uji Hipotesis Posttest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok
Kontrol
Hasil perhitungan uji-t posttest kelompok eksperimen dan kontrol disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.10 Hasil Belajar posttest uji-t Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol
Kelompok Sampel thitung ttabel Kesimpulan
Eksperimen 32 5,01 1,99 Ha diterima dan Ho ditolak Kontrol 32
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa thitung = 5,01 dan merujuk pada tabel nilai-t dengan taraf signifikan 95% dengan α = 0,05 dan dk = n1 + n2 – 2, diperoleh ttabel sebesar = 1,99. Apabila thitung dan ttabel dibandingkan maka diketahui bahwa thitung > ttabel (5,01 > 1,99). Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan menggunakan metode problem solving secara kelompok dan individu pada konsep ikatan kimia. Pembelajaran dengan menggunakan metode
56
kimia siswa daripada menggunakan metode problem solving secara individu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 20.