• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Hakikat Buku Teks

1. Definisi Buku Teks

Buku teks yang berlaku dalam dunia pendidikan sudah diatur oleh pemerintah dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005. Adapun pengertian buku teks yang tertera dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005 adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadianm kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.

Buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku standar yang disusun oleh para pakar dalam bidang tertentu untuk mencapai tujuan pengajaran yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah dan perguruan tinggi, sehingga dapat menunjang program pengajaran.25

Dari pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai buku teks, dapat ditarik kesimpulan bahwa buku teks merupakan buku pelajaran yang digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran, baik di berbagai jenjang, mulai dari jenjang SD, SMP, SMA, bahkan sampai Perguruan Tinggi

25

Kelompok Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Kurikulum Bahasa Indonesia dan Buku Teks Bahasa Indonesia, (Malang: YA3 Malang, 1991), Cet. 1, h. 61.

berdasarkan tujuan instruksional dan disusun oleh pakar yang berkompeten di bidangnya, buku teks berisi mengenai materi-materi pembelajaran. Pada umumnya, buku teks merupakan buku pelajaran yang bersifat baku, yang disusun dengan memperhatikan penggunaan kata.

Dalam penggunaannya, buku teks digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran, untuk itu Djago Tarigan menjelaskan mengenai kegunaan buku teks dalam beberapa poin, di antaranya:

a. Buku teks merupakan buku pelajaran yang ditujukan bagi siswa pada jenjang pendidikan tertentu.

b. Buku teks berkaitan dengan bidang studi tertentu.

c. Buku teks merupakan buku yang baku, menjadi acuan, berkualitas dan biasanya ada tanda pengesahan dari badan yang berwenang. Di Indonesia, badan yang berwenang untuk mengesahkan buku teks adalah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

d. Buku teks disusun dan ditulis oleh pakar (ahli/ekspert) di bidangnya masing-masing.

e. Buku teks ditulis untuk tujuan instruksional tertentu. f. Buku teks dilengkapi dengan sarana pengajaran g. Buku teks ditulis untuk jenjang pendidikan tertentu.

h. Buku teks ditulis untuk menunjang suatu program pengajaran.26

2. Fungsi Buku Teks

Buku mempunyai peran besar dalam proses pembelajaran. Salah satu tanda bahwa buku mempunyai peranan besar dalam proses pembelajaran adalah dari penggunaan buku pelajaran sebagai bahan pembelajaran. Mulai dari pendidikan taman kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi, siswa membutuhkan buku sebagai sumber informasi dan media pembelajaran. Dengan demikian, buku telah mengambil peran sentral dalam dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Dalam proses belajar, manusia mengalaminya dengan dua cara, yakni secara langsung dan tidak langsung. Manusia belajar secara langsung melalui pengalaman-pengalaman yang dilalui secara langsung. Misalnya, manusia belajar berjalan dengan melakukan gerakan-gerakan tubuh, terutama kakinya untuk melangkah. Sedangkan cara belajar yang ditempuh oleh manusia secara

26

Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa, 2004), h. 12

tidak langsung adalah dengan membaca. Dari proses membaca inilah manusia melakukan proses belajar secara tidak langsung.

Dunia kita kini adalah dunia buku. Tidak dapat ditawar-tawar lagi bahwa peradaban kita kini adalah peradaban buku. Berdasarkan ungkapan tersebut dapat ditegaskan betapa pentingnya kedudukan buku dalam kehidupan pada masa modern ini. Dengan adanya buku dan media cetak lainnya, maka ilmu pengetahuan dapat dihimpun ke dalam suatu wadah yang selalu tersedia secara permanen. Dan perlu disadari benar-benar, dari semua buku maka buku teks atau buku pelajaran merupakan sarana/instrument yang paling baik dan ampuh dalam menunjang kegiatan pembelajaran.

Banyak cara efektif yang dapat dilakukan oleh para siswa dalam menggunakan dan memanfaatkan buku, antara lain dengan cara melatih membaca secara intensif. Buckingham dalam Djago Tarigan menjelaskan keuntungan-keuntungan yang terdapat dalam mempelajari buku, antara lain: a. Kesempatan untuk mempelajari sesuai dengan kecepatan masing-masing. b. Kesempatan untuk mengulangi atau meninjau kembali.

c. Kemungkinan mengandakan pemeriksaan atau pengecekan terhadap ingatan.

d. Kemudahan untuk membuat catatan-catatan begi pemakai selanjutnya. e. Kesempatan khusus yang dapat ditampilkan oleh sarana-sarana visual dalam

menunjang upaya belajar dari sebuah buku.27

Kesempatan untuk mengulang atau meninjau kembali suatu buku cukup terbuka dan bebas. Waktu membaca kembali dapat diatur sesuka hati. Buku teks memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyegarkan ingatan yang dimilikinya dengan membaca buku teks tersebut secara berulang. Dengan membaca kembali tentu dapat memperkuat ingatan yang sudah ada.

Sarana-sarana khusus yang ada dalam suatu buku teks dapat menolong pembaca untuk memahami isi dari buku teks tersebut. Sarana yang dimaksud adalah skema, diagram, matriks, atau gambar ilustrasi yang dapat berguna bagi pembaca dalam pemahaman isi buku.

Greene dan Petty dalam Djago Tarigan merumuskan beberapa peranan buku teks berdasarkan kurikulum yang berlaku, diantaranya:

a. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan.

27

b. Menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subject matter yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan di mana keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh di bawah kondisi-kondisi yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya.

c. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampilan-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam komunikasi.

d. Menyajikan bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya, metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi siswa. e. Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga

sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis.

f. Menyajikan bahan/sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna.28

Dapat diketahui bahwa buku teks yang berfungsi sebagai bahan ajar harus menampilkan susunan yang teratur dan sistematis, serta memiliki jenis yang bervariasi. Sehingga dapat menjadi daya tarik yang kuat bagi siswa untuk memenuhi kebutuhannya dalam dunia pendidikan. Dengan adanya buku teks tersebut dapat merangsang dan menunjang aktivitas siswa, sehingga minat yang ada di dalam diri siswa dapat timbul secara alami.

Dari uraian yang telah dipaparkan tersebut dapat digambarkan mengenai peranan dan kegunaan buku teks. Sejalan dengan kegunaan buku teks dalam dunia pendidikan, ternyata buku teks juga berkaitan dengan penggunaan kurikulum yang digunakan. Setiap mata pelajaran yang diajarkan membutuhkan buku teks sebagai bahan pembelajaran. Di samping sebagai bahan ajar, buku teks juga dapat dijadikan alat evaluasi dan pengajaran remedial.

3. Kualitas Buku Teks

Buku adalah kunci ke arah gudang ilmu pengetahuan. Siapa yang ingin maju dan pandai haruslah menggunakan dan mengambil manfaat yang terdapat di dalam buku. Bagi seorang pelajar atau mahasiswa, buku yang sangat diperlukan adalah buku teks atau buku pelajaran. Buku teks berfungsi sebagai penunjang kegiatan belajar-mengajar dalam mata pelajaran. Semakin baik

28

kualitas buku teks maka semakin sempurna pengajaran mata pelajaran yang ditunjangnya.

Greene dan Petty dalam Djago Tarigan telah menyusun cara penilaian buku teks dengan sepuluh kriteria. Apabila suatu buku teks dapat memenuhi 10 persyaratan yang diajukan maka dapat dikatakan buku teks tersebut berkualitas. Butir-butir yang harus dipenuhi oleh suatu buku teks, yang tergolong dalam kategori berkualitas tinggi, ialah:

a. Buku teks itu harus menarik minat anak-anak, yaitu siswa yang menggunakannya.

b. Buku teks itu harus mampu memberi motivasi kepada siswa yang menggunakannya.

c. Buku teks harus memuat ilustrasi yang menarik hati siswa yang memanfaatkannya.

d. Bentuk buku teks seyogyanya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan siswa yang memakainya.

e. Isi buku teks harus berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya; lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan rencana, sehingga semuanya merupakan suatu kebetulan yang utuh dan terpadu.

f. Buku teks itu harus dapat menstimulasi, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi siswa yang menggunakannya.

g. Buku teks itu harus sadar dan tegas menghindari konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak membingungkan siswa yang menggunakannya. h. Buku teks harus mamapu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai

anak dan orang dewasa.

i. Buku teks harus dapat menghargai perbedaan-perbedaan.29

Apabila ditelaah mengenai kriteria buku teks yang dikemukakan oleh Geene dan Petty tersebut, maka dapat diidentifikasi sepuluh butir yang dipakai sebagai titik tolak dalam penentuan kualitas buku teks. Butir-butir tersebut meliputi: minat siswa, motivasi, ilustrasi, linguistik, terpadu, menggiatkan, aktivitas, kejelasan konsep, titik pandang, pemantapan nilai, dan menghargai perbedaan.

Buku teks berkaitan dengan kurikulum yang berlaku. Buku teks yang baik harus relevan dan dapat menunjang pelaksanaan kurikulum. Kriteria linguistik mengacu pada tujuan agar buku tes dapat dipahami oleh siswa. Di samping itu, ada beberapa perubahan yang dapat diterapkan terhadap kriteria yang telah diungkapkan Geene dan Petty tersebut. Pertama, mengenai urutan atau susunannya. Kedua, mengenai istilah yang digunakan. Ketiga, mengenai penambahan kriteria. Sementara untuk urutan yang dapat disusun sebagai berikut: sudut pandang (point of view), kejelasan konsep, relevansi, minat, motivasi, menstimulasi, aktivitas, ilustrasi, komunikatif, menunjang mata

29

pelajaran lain, menghargai perbedaan individu, dan memantapkan nilai-nilai. Sehingga dapat dikemukakan pedoman penilaian buku teks.30

a. Sudut Pandang (Pointt of View)

Buku teks harus mempunyai landasan, prinsip, dan sudut pandang tertentu yang menjiwai atau melandasi buku teks secara keseluruhan. Sudut pandang ini dapat berupa teori dari ilmu jiwa, bahasa, dan sebagainya.

b. Kejelasan Konsep

Konsep-konsep yang digunakan dalam suatu buku teks harus jelas. Ketidakjelasan dan keamanan perlu dihindari agar siswa dapat mengerti dan memahami.

c. Relevan dengan Kurikulum

Buku teks ditulis untuk digunakan di sekolah. Sekolah mempunyai kurikulum. Oleh karena itu tidak ada pilihan lain bahwa buku teks harus relevan dengan kurikulum yang berlaku.

d. Menarik Minat

Buku teks ditulis untuk siswa. Karena itu penulis buku teks harus mempertimbangkan minat-minat siswa sebagai pengguna buku teks tersebut. Semakin sesuai buku teks dengan minat siswa, semakin tinggi daya tarik buku teks tersebut.

e. Menumbuhkan motivasi

Motivasi berasal dari kata “motif” yang berarti daya pendorong bagi

seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan motivasi diartikan sebagai penciptaan kondisi yang ideal sehingga seseorang ingin, mau, dan senang dalam mengerjakan sesuatu. Buku teks yang baik ialah buku teks yang dapat membuat siswa ingin, mau, dan senang mengerjakan apa yang diinstruksikan dalam buku tersebut. Terlebih apabila buku teks tersebut dapat menggiring siswa ke arah penumbuhan motivasi intrinsik.

30

f. Menstimulasi Aktivitas Siswa

Buku teks yang baik adalah buku teks yang merangsang, menantang, dan menggiatkan aktivitas siswa. Di samping tujuan dan bagan faktor metode sangat menentukan dalam hal ini.

g. Ilustratif

Buku teks harus disertai dengan ilustrasi yang mengena dan menarik. Ilustrasi yang cocok dapat memberikan daya penarik tersendiri serta memperjelas hal yang dibicarakan.

h. Komunikatif

Buku teks harus dimengerti oleh pemakainya, yakni siswa. Pemahaman harus didahului oleh komunikasi yang tepat. Bahasa buku teks harus:

1) Sesuai dengan bahasa siswa 2) Kalimat-kalimatnya efektif 3) Terhindar dari makna ganda 4) Sederhana

5) Sopan 6) Menarik

i. Menunjang Mata Pelajaran Lain

Buku teks pelajaran bahasa Indonesia, selain dapat menunjang mata pelajaran bahasa Indonesia, juga dapat menunjang mata pelajaran lain. Melalui pelajaran bahasa Indonesia pengetahuna siswa dapat bertambah dengan soal-soal Sejarah, Ekonomi, Matematik, Geografi, Kesenian, Transmigrasi, Olah raga, dan sebagainya.

j. Menghargai Perbedaan Individu

Buku teks yang baik tidak membesar-besarkan perbedaan individu tertentu. Perbedaan dalam kemampuan, bakat, minat, ekonomi, sosial, budaya setiap individu tidak dipermasalahkan tetapi diterima.

k. Memantapkan nilai-nilai

Buku teks yang baik berusaha untuk memantapkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Uraian-uraian yang menjurus kepada penggoyahan nilai-nilai yang berlaku pantas untuk dihindari.

4. Keterbatasan Buku Teks

Di antara beraneka ragam jenis buku yang beredar, salah satu jenis buku yang paling vital dan fungsional bagi siswa atau mahasiswa ialah buku teks. Bila mata kuliah atau mata pelajaran itu dipecah-pecah maka setiap pecahan itu memerlukan masing-masing satu buku teks.

Bila ingin hasil pengajaran dari setiap mata kuliah atau mata pelajaran berkualitas tinggi, maka buku teks harus dilengkapi, dibantu, dan ditunjang oleh buku pendamping lainnya, seperti:

a. Buku suplemen (tambahan), bagi buku pokok yang berfungsi sebagai buku kerja yang menuntun siswa untuk berlatih, berpraktik, atau mencoba teori-teori yang sudah dipelajari di buku pokok.

b. Buku pegangan guru, merupakan buku penuntun bagi guru dalam mengelola interaksi belajar-mengajar dalam mata pelajaran yang relevan.

c. Buku sumber atau buku acuan lainnya yang relevan.31

Harus disadari bahwa buku teks memiliki kekurangan. Kekurangan ini disebabkan oleh berbagai hal baik dari dalam diri buku tersebut maupun dari luar buku tersebut. Geene dan Petty dalam Djago Tarigan telah mengidentifikasi keterbatasan-keterbatasan yang terdapat dalam buku teks: a. Buku teks itu sendiri tidaklah mengajar (walaupun beberapa kegiatan belajar

dapat dicapai dengan membaca), tetapi merupakan suatu sarana pengajaran. b. Isi yang disajikan sebagai perangkat-perangkat kegiatan belajar dipadu

secara buatan bagi setiap kelas tertentu.

c. Latihan dan tugas praktis kurang memadai karena keterbatasan dalam ukuran buku teks.

d. Sarana pengajaran tergolong sedikit dan singkat, karena keterbatasan ruang, tempat, atau wadah yang tersedia di dalamnya.

e. Pertolongan atau bantuan yang berkaitan dengan evaluasi hanya bersifat sugesti.32 31 Ibid., h. 25 32 Ibid., h. 26

Dokumen terkait