• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minat membaca buku teks bahasa indonesia siswa kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Minat membaca buku teks bahasa indonesia siswa kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Nurhadi Muhammad

NIM: 1110013000054

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

SISWA KELAS X SMAN 10 KOTA TAI{GERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada:

Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.pd.)

Oleh:

Nurhadi Muhammad NIM. 1110013000054

Drs. Cecep Suhendi" M.Pd. NrP. 196010171987031001

JT]RTISAN

PENDIDIKAI{ BAHASA DAN

SASTRA

INDONESIA

FAKULTAS

ILMU

TARBIYAH DAN KEGTIRUAN

T]NTYERSITAS

ISLAM

NEGERI (UIN)

SYARIF

TIIDAYATTiLLAII

JAKARTA

2015
(3)

SISWA

KELAS

X

SMAN 10

KOTA

TANGERANG SELATAN', yang disusun oleh:

Nama

NIM Jurusan

Fakultas

: Nurhadi Muhammad :11100130000s4

: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya Ilmiah dan berhak untuk diajukan pada siding munaqasah dengan ketentuan yang telah ditetapkan

Jakarta, 24 hru2015 Yang Mengesahkan,

Pembimbing Skripsi

(4)

Nomor Induk Mahasiswa 1110013000054, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

IIIN Syarif

Hidayatullat JaJ<arta dan telah dinyalakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 13 Juli 2015

di

hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana

sl

(s.pd) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jakarta, l3 Juli 2015

Panitia Ujian Munaqosah

8ok'hLa'q'tr

@W

--v-:

W,

I

ok6&v

ttrtr

z

B

ovtgern,,

4kfr7

lt

Ketua Panitia (Ketua JurusanlProdi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Makvun Subuki" M.Hum.

MP. 19800305 200901 1 015 Sekretaris ( Sekretaris JurusanlProdi Penr.Ii di kan Ra h a-sa ela.n Sastra Indonesi a,)

Dona Aii Karunia P.. M.A. }\IIP. 198404A9 2A1101

I

015

Penguji

I

T)ra. Mahmudah Eitrivah" 7,J.^. M.Pd-NIP. 19640212 199703 2 001

Penguji

II

Ilr.

Elvi Susanti. M.Pd.

}\IIP. 19680801200801

2arc

Dekan F Ilmu Tarbi

Tanggal

g

orLhr

zotr

Tanda Tangan

(5)

Nama

NIM Jurusan

Alamat

: Nurhadi Muhammad

:1110013000054

: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

:

Jl.

Swadaya

RT

008/05 Kelurahan Parung Serab, Ciledug- Tangerang.

MENYATAKAN DENGAN SBSUNGGUIINYA

Bahwa Skripsi berjudul o6Minat Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan" adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

NamaPembimbing :Drs. Cecep Suhendi, M.Pd.

NIP

:196010171987031001

Jurusan

: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Demikian surat pernyataan

ini

Saya buat dengan sesungguhnya dan Saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
(6)

i

Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang

Selatan.” Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan

pada bulan April 2015, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan.

Secara umum minat dapat diartikan rasa suka terhadap suatu hal yang dapat menimbulkan kesenangan di dalam hati, dari kesenangan yang ditimbulkan tersebut dapat menumbuhkan motivasi di dalam diri yang berdampak terhadap hasil yang akan didapat. Minat dapat timbul dari dalam diri sendiri karena adanya keinginan untuk mencapai suatu hal. Keluarga dan lingkungan bermain merupakan faktor utama dalam menanamkan, membina, dan membentuk minat membaca pada anak. Orang tua perlu menanamkan kesadaran akan pentingnya membaca. Dengan membaca, seseorang dapat menambah pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan subyek penelitian siswa kelas X yang berjumlah 267 siswa yang terbagi dalam 7 kelas. instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pernyataan berupa angket yang kemudian diberikan kepada objek penelitian, yaitu siswa SMAN 10 Kota Tangerang Selatan.

Selain angket, peneliti juga menggunakan instrumen daftar pertanyaan wawancara yang digunakan untuk mengajukan pertanyaan kepada guru bahasa dan sastra Indonesia untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia. Data hasil pengamatan kemudian dianalisis dengan perhitungan perolehan rata-rata persentase minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia siswa Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan dikategorikan rendah.

(7)

ii

Indonesia Language Lessons Class X Student of SMAN 10 South

Tangerang.” This study was conducted at SMAN 10 South Tangerang in April 2015, which aims to determine how the students interest in reading books Indonesia language lessons class X student of SMAN 10 South Tangerang.

In general, the interest can be defined as the taste of love against a things that may give rise to pleasure in our hearts, from the pleasure brought about that can spawns motivations inside that can be affect the result obtained. Interest can arise from within because there is the desire achieve something. Family and neighborhood play is a major factor in the embed, foster, and formed the interest reading in children. Parents need to instill an awareness of the importance of reading. By reading, one can add to the science that is not yet known.

This study aims to determine how interest in reading books Indonesia language lessons class X SMAN 10 South Tangerang. The methods used in this study using the method of qualitative description, this subject of this research is student class X that amounted to 267 students which is divided into 7 classes. The instruments used in this study in the form of a list of questionnaire statements, question form is given to the object of research, the object is a student of SMAN 10 South Tangerang.

In addition to the questionnaire, researcher also use list of interview questions that are used to ask a teacher of Indonesia language with the purpose of obtaining accurate information regarding the interest read Indonesia language textbooks. Data observations analyzed by count percentage interest in reading books Indonesia language lessons. Based on the results of analysis, it can be concluded the interest to read Indonesia language textbooks, student class X SMAN 10 South Tangerang categorized low in reading.

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt. yang senantiasa penulis ucapkan sebagai ungkapan rasa syukur atas segala limpahan nikmat, rahmat, dan anugerah-Nya kepada penulis, sehingga dapat terselesaikan dengan baik sebuah skripsi sebagai syarat dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.), yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca karya ini. Selawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad Saw. yang telah membimbing umatnya ke jalan yang benar.

Penulis sadar bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan bimbingan serta bantuan baik moril maupun materil kepada penulis. Sudah menjadi kepatutan sebagai rasa terimakasih penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Makyun Subuki, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia.

3. Dra. Hindun, M.Pd. selaku dosen Pembimbing Akademik.

4. Drs. Cecep Suhendi, M.Pd. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, memberi motivasi dan memberi arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Seluruh dosen dan staf Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah berjasa memberikan ilmu, arahan, dan motivasi kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh perkuliahan dengan baik.

6. Drs. H. Agus Purwanto selaku kepala sekolah SMAN 10 Kota Tangerang Selatan beserta jajaran yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan observasi dan penelitian di sekolah.

(9)

7. Dra. Dwi Antiningsih. Selaku guru bahasa dan sastra Indonesia SMAN 10 Kota Tangerang Selatan yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Kedua orang tua, Ayah M. Jaelani H.T, S.Ag dan Ibunda Nurlenih yang telah membesarkan, mengasuh, dan tak pernah letih memberikan doa; semangat; serta dukungan moril dan materil kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

9. Kakanda Nurhafidz Felani, S.Si dan adinda Muhammad Nurhikamudin yang selalu memberikan semangat dalam proses penulisan skripsi.

10. Kawan-kawan seperjuangan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2010 khusunya kelas B yang selalu menemani di kala suka maupun duka.

Akhirnya penulis hanya bisa memanjatkan doa kepada Allah SWT. semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis dapat dibalas oleh Allah SWT. dengan kebaikan yang berlipat ganda.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dengan tujuan dapat membangun dan dapat memperbaiki isi dari skripsi ini. Dengan segala kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi diri penulis.

Jakarta, Juni 2015 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Minat ... 7

1. Definisi Minat ... 7

2. Ciri-ciri Minat ... 10

3. Macam-macam Minat ... 10

4. Faktor yang Mempegaruhi Timbulnya Minat ... 11

B. Hakikat Membaca ... 12

1. Definisi Membaca ... 12

2. Tujuan Membaca ... 14

3. Jenis-jenis Membaca ... 15

4. Tahapan Membaca ... 17

5. Faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca ... 20

6. Menumbuhkan Minat Membaca ... 21

C. Hakikat Buku Teks ... 24

1. Definisi Buku Teks ... 24

2. Fungsi Buku teks ... 25

(11)

3. Kualitas Buku Teks ... 27

4. Keterbatasa Buku Teks ... 31

D. Penelitian yang Relevan ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

B. Sumber Data ... 34

C. Populasi dan Sampel ... 34

D. Metode Penelitian ... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

F. Instrumen Penelitian ... 38

G. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMAN 10 Kota Tangerang Selatan ... 40

1. Identitas Sekolah ... 40

2. Sejarah Singkat SMAN 10 Kota Tangerang Selatan ... 40

3. Visi ... 41

4. Misi ... 41

5. Struktur Organisasi ... 42

6. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa ... 44

B. Hasil Analisis Data ... 47

1. Observasi ... 47

2. Angket ... 47

C. Pembahasan ... 61

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 65

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Minat Membaca Terhadap Buku Pelajaran Bahasa Indonesia

Tabel 4.1 Struktur Organisasi SMAN 10 Kota Tangerang Selatan

Tabel 4.2 Pembagian Tugas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar SMAN 10 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014 / 2015

Tabel 4.3 Keadaan Siswa SMAN 10 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015

Tabel 4.6 Rasa Suka terhadap Pelajaran Bahasa Indonesia Tabel 4.7 Rasa Suka terhadap Guru Bahasa Indonesia

Tabel 4.8 Rasa Senang terhadap Buku Pelajaran Bahasa Indonesia

Tabel 4.9 Kecenderungan Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia dibandingkan Buku Lain

Tabel 4.10 Kecenderungan Membaca Buku di Sekolah

Tabel 4.11 Kegemaran Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia

Tabel 4.12 Kecenderungan Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Ketika ada Tugas

Tabel 4.13 Membaca Berdasarkan Rasa Keingintahuan Tabel 4.14 Membaca dapat Menambah Pengetahuan

Tabel 4.15 Hanya Membaca Ketika Ada Materi Pelajaran yang Belum Dipahami

Tabel 4.16 Membaca Berkat Dorongan dari Dalam Diri

Tabel 4.17 Pergi ke Perpustakaan untuk Membaca Buku Pelajaran

Tabel 4.18 Berdiskusi bersama teman ketika ada materi yang belum dipahami Tabel 4.19 Bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran yang telah

disampaikan

Tabel 4.20 Kecenderungan membaca buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai

(13)
[image:13.595.112.513.106.649.2]

Tabel 4.21 Kecenderungan untuk Membaca dan Mempelajari Kembali Materi yang Telah Disampaikan

Tabel 4.22 Membaca akan meningkatkan minat belajar

Tabel 4.23 Dapat Mengerjakan Tugas Bahasa Indonesia Berkat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia

Tabel 4.24 Segera Melaksanakan Tugas ketika Ditugaskan untuk Membaca Buku Pelajaran

(14)

ix

Lampiran 2 Surat Izin Observasi Lampiran 3 Surat Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Keterangan Sekolah Lampiran 5 Instrumen Hasil Wawancara Lampiran 6 Instrumen Hasil Angket Penelitian

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahan bacaan merupakan faktor yang dapat memengaruhi minat membaca seorang anak. Hal ini dapat berpengaruh pada jenis buku, jenis tulisan, dan jenis gambar yang dilihat seorang anak dalam suatu bahan bacaan. Pada umumnya seorang anak akan giat dan rajin membaca pada saat ia membaca buku yang di dalamnya terdapat banyak gambar-gambar yang dapat merangsang anak tersebut untuk membaca. Pada usia dini, anak gemar membaca bahan bacaan yang penuh dengan gambar dan warna, secara tidak langsung hal ini dapat merangsang penglihatan dan pemikiran seorang anak untuk mengenali jenis gambar dan tulisan yang sedang ia lihat.

Minat yang dimiliki seorang anak akan sangat berpengaruh pada hasil yang akan ia dapat, hal ini dapat dilihat pada saat seorang anak menjalani proses minat tersebut. Apabila proses yang dijalani berjalan dengan baik, maka bukan hal yang tidak mungkin anak tersebut akan mendapatkan hasil yang sangat membanggakan berdasarkan minatnya tersebut. Minat yang ada dalam diri anak secara tidak sadar akan dikembangkan melalui proses akademis dan non akademisnya. Misalnya saja seorang anak yang memiliki minat pada bidang olah raga futsal. Tanpa ada paksaan dari teman atau orang tuanya, dia akan melakukan latihan dengan giat karena terdorong oleh keinginan yang ada dalam dirinya. Contoh lain dapat dilihat dari seorang anak yang gemar membaca, maka anak tersebut akan menghabiskan waktu luangnya untuk membaca suatu buku yang dirasa menarik untuk dibaca, hal tersebut dapat menggugah selera membaca anak.

Ada dua faktor penting yang dapat menumbuhkan minat membaca anak, yaitu: hasrat diri sendiri dan lingkungan. Minat membaca seorang anak tidak dapat dipaksakan, karena minat yang ada dalam diri anak merupakan sifat alamiah yang tumbuh dengan sendirinya tanpa ada paksaan dari pihak luar. Apabila seorang anak berada dalam lingkungan yang rendah membaca, bukan hal yang mustahil minat seorang anak terhadap membaca akan menghilang seiring dengan

(16)

berjalannya waktu. Terlebih faktor lingkungan keluarga yang sangat berpengaruh terhadap minat baca anak. Apabila dalam suatu keluarga menerapkan budaya membaca, maka anak-anak dalam keluarga tersebut akan mengerti betapa besarnya manfaat dari membaca.

Keterampilan membaca merupakan keterampilan reseptif bahasa, yang dapat dikembangkan secara tersendiri dan terpisah dari keterampilan menyimak dan berbicara. Akan tetapi, sering kali keterampilan membaca dikembangkan secara terintegrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara. Agar keterampilan membaca dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan zaman yang semakin berkembang. Pada masyarakat pedalaman, acapkali mengabaikan keterampilan membaca karena kurangnya bahan bacaan yang tersedia. Hal ini dapat berakibat pada buruknya pengetahuan terhadap masyarakat itu sendiri. Kesadaran dan kemauan masyarakat untuk membaca dapat dilakukan melalui membaca buku bacaan yang dapat meningkatkan keinginan serta kemampuan membaca dengan membaca buku cerita. Dengan meningkatnya kemampuan membaca seseorang, maka dapat berkembang pula pengetahuan yang didapat oleh seseorang pembaca. Selain itu, keterampilan membaca dapat dikembangkan dan diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat luas sebagai pembaca.

Dalam penerapannya di sekolah, buku teks bahasa Indonesia yang ada acapkali digunakan sebagai alat formalitas saja. Dalam hal ini, buku tersebut digunakan pada saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Namun, penggunaannya tidak digunakan secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari seberapa sering siswa tersebut menggunakan buku bahasa Indonesia yang dimiliki. Selain itu, pengajaran yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan hanya sekadar menyampaikan materi melalui metode ceramah, sehingga kegiatan utama yang dilakukan siswa ketika berada di dalam kelas hanya sebatas mendengarkan dan mencatat materi-materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga kegiatan membaca buku teks bahasa Indonesia yang dilakukan siswa hanya sebatas alat formalitas saja.

(17)

berkumpul bersama teman sebaya dibandingkan dengan membaca buku. Kecenderungan siswa untuk bermain tidak hanya di rumah saja, melainkan di lingkungan sekolah. Bahkan, ketika kegiatan pembelajaran sedang berlangsung siswa lebih banyak bermain dan bercanda, terlebih ketika guru tidak dapat hadir untuk memberikan materi pembelajaran. Dari hal tersebut sudah dapat diketahui bahwa tingkat minat membaca siswa sekolah dikatakan rendah. Namun demikian, tidak semua siswa yang berada di SMAN 10 Tangerang Selatan memiliki minat membaca yang rendah, masih ada beberapa siswa yang memiliki minat membaca yang cukup baik, hal ini dapat dilihat ketika siswa tersebut lebih memilih membaca buku di waktu senggang.

Faktor lain yang menyebabkan siswa malas untuk membaca buku teks bahasa Indonesia adalah faktor bacaan yang kurang diminati, yaitu ketika buku teks bahasa Indonesia hanya berisi soal-soal dan materi pelajaran saja. Sedangkan siswa tersebut lebih suka membaca bahan bacaan yang sifatnya menghibur seperti komik atau majalah, sehingga buku teks bahasa Indonesia yang ada kurang diminati untuk dibaca. Maka hal yang ditimbulkan adalah buku teks bahasa Indonesia hanya menjadi alat formalitas pembelajaran belaka.

Perpustakaan yang terdapat di SMAN 10 Tangerang Selatan juga menjadi faktor rendahnya minat membaca siswa, hal tersebut dapat dilihat dari kondisi perpustakaan kurang terawat. Sehingga menyebabkan siswa enggan untuk datang ke perpustakaan tersebut. Selain tidak terawat, koleksi buku bacaan yang terdapat dalam perpustakaan juga tidak lengkap dan cenderung tidak terawat.

Wiji Suwarno (2011) menjelaskan bahwa perpustakaan merupakan suatu satuan kerja organisasi, badan atau lembaga. Perpustakaan yang teroganisir dengan baik dan sistematis dapat memberikan kemudahan bagi siswa untuk mengakses berbagai informasi di sekolah tempat perpustakaan tersebut berada. Dengan demikian perpustakaan sekolah dapat dijadikan wadah penampung berbagai informasi yang terdapat di lingkungan sekolah.

Sebuah perpustakaan sebagai salah satu unit kerja mempunyai unsur-unsur atau persyaratan seperti berikut:

(18)

2. Dalam surat keputusan pendiriannya, harus (setidaknya) tecantum secara jelas tugas, fungsi, wewenang, tanggung jawab, dan struktur organisasinya.

3. Surat keputusan itu merupakan landasan hokum konsideran, pertimbangan tentang pembentukan perpustakaan.1

Di samping sebagai tempat menyimpan koleksi buku, perpustakaan juga dapat dijadikan taman baca yang dapat memberikan banyak manfaat. Jika dari sisi sarana perpustakaan yang kurang memadai, sudah dapat dipastikan siswa enggan untuk datang dan membaca di perpustakaan tersebut. Berbeda hal jika sarana perpustakaan yang disediakan lengkap dan nyaman, tentu akan menumbuhkan keinginan siswa untuk datang ke perpustakaan yang berdampak terhadap minat membaca yang ada di dalam diri siswa.

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui lebih mendalam mengenai minat membaca buku teks bahasa Indonesia yang dimiliki siswa SMAN 10 Kota Tangerang Selatan yang penulis susun dalam bentuk skripsi dengan judul “Minat Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan minat membaca buku teks bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya minat siswa SMAN 10 Kota Tangerang Selatan dalam membaca buku teks bahasa Indonesia.

2. Peranan sekolah dalam menyediakan sarana berupa bahan bacaan yang bermutu kepada siswa kurang tersedia.

3. Kepedulian guru terhadap minat membaca siswa masih kurang.

1

(19)

C. Batasan Masalah

Untuk membatasi masalah yang akan disajikan pada penelitian ini, maka batasan masalah hanya pada “Minat Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan, maka dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana minat siswa kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan dalam membaca buku teks?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat minat membaca siswa kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai minat membaca yang dimiliki siswa kelas X SMAN 10 Tangerang Selatan terhadap buku teks bahasa Indonesia. Adapun secara lebih khusus, penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui seberapa besar minat membaca buku teks bahasa Indonesia yang dimiliki siswa kelas X SMAN 10 Tangerang Selatan.

2. Untuk memberi motivasi kepada siswa agar minat membaca yang ada dalam dirinya lebih ditingkatkan lagi, sehingga nantinya siswa tersebut dapat memahami hal penting yang terdapat dalam buku teks tersebut.

F. Manfaat Penelitian

(20)

Manfaat Teoretis

1. Agar dalam pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa dapat menerapkan kemampuan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pada penerapannya dalam kurikulum diharapkan siswa mampu mengimplementasikan minat membacanya ke dalam pembelajaran berbahasa, sehingga siswa dapat memiliki kemampuan berbahasa yang baik.

Manfaat Praktis

1. Bagi siswa, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan penyemangat untuk belajar lebih giat, terlebih dengan adanya penelitian ini siswa dapat meningkatkan minat membaca buku teks demi kelancaran kegiatan belajar berbahasa Indonesia, baik di sekolah formal, sekolah non formal, maupun di rumah.

2. Bagi guru, diharapkan penelitian ini dapat memotivasi guru mata pelajaran bahasa Indonesia untuk dapat meningkatkan minat baca siswa yang sedang dibimbing, sekaligus sebagai bahan acuan untuk dapat meningkatkan prestasi siswa dan kemampuan belajar siswa ketika berada di sekolah, terutama pada saat jam belajar.

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat Minat

1. Definisi Minat

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, atau keinginan. Sama halnya dengan artian meminati yang bermakna menaruh minat terhadap suatu hal.1

Minat adalah suatu bentuk motivasi intrinsik. Siswa yang mengejar suatu tugas yang menarik minatnya mengalami efek positif yang signifikan seperti kesenangan, kegembiraan, dan kesukaan.2

Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungaan tersebut, semakin besar minatnya.3

Crow and Crow dalam Djaali menjelaskan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman, yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.4

Hilgard dalam Slameto memberikan suatu rumusan tentang minat sebagai berikut: “interest is persisiting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content” minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.5

1

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007) h. 744

2

Jeanne Ellis Ormord, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 2008) Edisi Keenam, h. 101

3

Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 121

4

Ibid.

5

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 57

(22)

Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan mengenai pengertian minat, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa minat adalah rasa suka terhadap suatu hal yang dapat menimbukan kesenangan di dalam hati, dari kesenangan yang ditimbulkan tersebut dapat menumbuhkan motivasi di dalam diri yang berdampak pada hasil yang akan didapat.

Minat dapat mempengaruhi proses hasil belajar yang juga berpengaruh terhadap motivasi. Jika seseorang mempelajari suatu hal sesuai dengan minatnya maka dapat diharapkan hasil yang didapat akan lebih baik.6 Oleh karena itu, persoalan yang biasa timbul ialah bagaimana cara menumbuhkan minat agar siswa belajar dengan baik. Minat siswa terhadap suatu hal dapat terlihat dari keinginnanya untuk mengetahui atau belajar lebih banyak. Siswa yang memiliki minat besar terhadap bahasa Indonesia akan merasa senang dan dengan penuh perhatian mengikuti pelajaran bahasa Indonesia. Ia akan belajar dengan sepenuh hati. Namun sebaliknya, jika siswa tidak meminati pelajaran bahasa Indonesia, maka siswa tersebut akan merasa jenuh dan tidak ada keinginan untuk belajar pelajaran bahasa Indonesia.

Siswa yang menaruh minat terhadap pelajaran yang disajikan oleh guru dapat terlihat dari perilaku yang dilakukan siswa. Ia akan menaruh perhatian, akan terlihat gembira, raut muka terlihat berseri-seri, dan hasil belajar yang didapat akan bagus. Minat yang ada di dalam diri siswa erat kaitannya dengan kehendak dan sikap yang dilakukan.

a. Kehendak

Kehendak merupakan suatu kondisi khusus untuk mencari atau mencapai tujuan yang spesifik.

b. Sikap

Sikap merupakan tingkah laku seorang individu yang bersifat emosional dalam menghadapi suatu hal.7

Minat yang dimiliki oleh siswa erat kaitannya dengan motivasi yang dimiliki, dengan kata lain minat dapat mendorong hal yang disukai secara sadar atau tidak sadar. Masnur M. menjelaskan definisi motivasi dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, bahwa secara harfiah motivasi berarti sesuatu yang menggerakkan seorang

6

Masnur M., dkk, Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Malang: Jemmars, 1987), h. 47-48

7

(23)

individu untuk melakukan suatu tingkah laku atau tindakan. Motivasi menunjuk kepada kekuatan atau daya pendorongnya. Motivasi dapat mendorong seorang individu untuk bertindak atau berbuat sesuatu. Seorang siswa dapat belajar dengan giat karena motivasi dari luar dirinya, misalnya ada dorongan dari orang tua atau guru-gurunya.

Motivasi belajar merupakan hasrat untuk belajar dari seseorang individu. Seorang siswa dapat belajar secara efisien apabila ia berusaha untuk belajar secara maksimal, artinya siswa memotivasi dirinya sendiri untuk belajar. Seorang individu akan belajar lebih efisien apabila ada motivasi di dalam dirinya. Dengan kata lain, seorang individu akan belajar lebih efisien apabila ia berusaha untuk belajar.8

Agar siswa dapat belajar secara efisien, maka siswa tersebut harus dalam keadaan sadar dan memperhatikan lingkungan-lingkungannya secara wajar. Hal ini dimungkinkan apabila siswa tersebut memiliki motivasi untuk belajar.

Motivasi belajar dapat datang dari dalam diri siswa yang rajin membaca buku di perpustakaan atau sering mengunjungi taman baca karena adanya rasa ingin tahu terhadap suatu hal. Ini berarti siswa tersebut dimotivasi oleh suatu kebutuhan yang datangnya dari dalam dirinya.

Apabila ditinjau dari segi kekuatan dan kemantapannya, maka motivasi yang timbul dalam diri seorang individu akan lebih stabil dan mantap apabila dibandingkan dengan motivasi yang berasal dari pengaruh lingkungan. Dengan berubahnya lingkungan yang menimbulkan motivasi ini, maka motivasi belajarnya juga akan mengalami perubahan. Demikian pula apabila lingkungan yang mempengaruhi siswa tersebut hilang, maka motivasi siswa ini pun akan ikut hilang. Namun demikian, suatu motivasi yang berasal dari lingkungan luar dapat tertanam kuat dan mantap pada diri siswa, sehingga yang awalnya motivasi tersebut berasal dari luar, akhirnya motivasi tersebut akan pindah dengan sendirinya dan tertanam dalam diri siswa. Pada umumnya persoalan mengenai kaitan motivasi dengan belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan, sehingga hasil belajar menjadi optimal. Untuk

8

(24)

menuju ke arah itu perlu kiranya kita mengetahui tentang macam-macam motivasi yang bisa mempengaruhi kegiatan belajar-mengajar.

2. Ciri-ciri Minat

Minat yang ada pada diri anak dapat timbul dari berbagai sumber yang ada di sekitar anak tersebut. Minat tersebut bersumber dari perkembangan insting dan hasrat, pengaruh lingkungan, pengalaman, kebiasaan, pendidikan, dsb. Slameto dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya menjelaskan ciri-ciri minat, antara lain:

a. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya.

b. Minat dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. c. Minat terhadap subyek tertentu cenderung memberikan perhatian yang lebih

besar terhadap subyek tersebut.

d. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.

e. Minat terhadap suatu hal yang dipelajari dapat mempengaruhi penerimaan minat-minat baru.9

3. Macam-macam Minat

Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, tergantung pada sudut pandang dan cara penggolongannya. Abdul Rahman Shaleh dalam bukunya yang berjudul Psikologi, Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam menjelaskan macam-macam minat terbagi menjadi tiga, yaitu berdasarkan timbulnya minat, berdasarkan arah minat, berdasarkan cara pengungkapan minat10.

a. Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi minat primitif dan minat kultural. Minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh. Sedangkan minat kultural atau minat

9

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 180

10

(25)

sosial adalah minat yang tibul karena proses belajar, minat ini tidak secara langsung berhubungan dengan diri sendiri.

b. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi minat intrinsik dan

ekstrinsik. Minat intrinsik adalah minat yang langsung berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar atau minat asli. Sedangkan minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai ada kemungkinan minat tersebut hilang.

c. Berdasarkan cara pengungkapan, minat dapat dibedakan menjadi empat, yaitu: Expressed interest, manifest interest, Tested interest, inventoried interest (Super & Crites, 1965).

1) Expressed interest adalah minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan yang disenangi dan paling tidak disenangi.

2) Manifest interest adalah minat yang diungkapkan dengan cara mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas yang dilakukan subyek.

3) Tested interest adalah minat yang diungkapkan dengan cara menyimpulkan dari hasil jawaban tes objektif yang telah diberikan. 4) Inventoried interest adalah minat yang diungkapkan dengan

menggunakan alat-alat yang sudah distandarisasikan.

4. Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat

(26)

kemampuan yang dimiliki berjalan lurus dengan hal yang ingin dicapainya, maka secara tidak sadar minat yang sangat besar akan tumbuh secara alamiah.

Faktor yang berasal dari luar di antaranya adalah faktor lingkungan sosial. Secara tidak langsung, faktor lingkungan sosial akan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap timbulnya minat. Perilaku dan kebiasaan yang sering muncul dalam lingkungan sosial akan mempengaruhi tumbuhnya minat-minat baru yang sebelumnya tidak dimiliki oleh seseorang.

Crow and Crow (1973) dalam Abdul Rahman Shaleh mengemukakan tiga faktor yang dapat menimbulkan minat, yaitu dorongan dari dalam diri individu, motif sosial, dan faktor emosional. 11

a. Dorongan dari dalam diri individu

Dorongan dari dalam diri individu akan mendorong rasa ingin tahu untuk membangkitkan minat dalam membaca, belajar, menuntut ilmu, melakukan penelitian, dll.

b. Motif sosial

Motif sosial dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Contohnya minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan dari masyarakat.

c. Faktor emosional

Minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila sesorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas dan akan menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut.

B. Hakikat Membaca

1. Definisi Membaca

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata membaca berasal dari kata “baca” yang ditambahkan imbuhan atau afiks, yang berarti melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati.12

11

(27)

Membaca adalah alat untuk belajar dan alat untuk memperoleh kesenangan. Membaca merupakan alat bagi orang yang melek huruf untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang telah disimpan dalam bentuk tulisan.13

Henry Guntur Tarigan menjalaskan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.14

Hodgson dalam Henry Guntur Tarigan menjelaskan bahwa membaca merupakan suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.15

Lebih lanjut (Anderson 1972 : 209-210) menjelaskan membaca dari segi linguistik merupakan suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding prosess), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna.16

Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa membaca merupakan suatu cara untuk mendapatkan isi informasi yang terkandung dalam teks. Dalam proses membaca, seorang pembaca (orang yang membaca isi tulisan) tidak hanya melibatan indra penglihatannya saja, namun lebih menitikberatkan pada pemahaman bacaan tersebut. Tidak hanya orang normal saja yang dapat membaca, orang yang memiliki keterbatasan dalam penglihatan pun masih dapat membaca dengan cara

12

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007) h. 83

13

Mudjito, Materi Pokok Pembinaan Minat Baca, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 61

14

Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008),h. 7

15

Ibid.

16

(28)

membaca tulisan dengan huruf braile. Dengan kata lain, membaca bukan sekadar melihat isi teks yang ada, namun lebih dari itu dalam membaca menuntut agar seorang pembaca untuk memahami isi informasi yang terdapat dalam teks tersebut.

2. Tujuan Membaca

Setelah memahami pengertian membaca, selanjutnya seorang pembaca harus mengetahui tujuan dari membaca. Paul S. Anderson dalam A. Widyamartaya mengemukakan tujuh point tujuan membaca:

a. Membaca untuk memperoleh fakta atau perincian-perincian (reading for detail and facts), yaitu membaca untuk mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, apa yang telah diperbuat oleh tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh, dsb.

b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas), yaitu membaca untuk mengetahui masalah, apa yang dialami tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan tokoh untuk mencapai tujuannya.

c. Membaca untuk mengetahui urutan atau organisasi cerita (reading for sequence or organization), yaitu membaca untuk mengetahui setiap bagian cerita.

d. Membaca untuk menyimpulkan (reading for inference), yaitu membaca untuk mengetahui mengapa tokoh berbuat demikian, apa yang dimaksudkan pengarang dengan cerita atau bacaan itu, mengapa terjadi perubahan pada tokoh, dsb.

e. Membaca untuk mengelompokkan (reading for classify), yaitu membaca untuk menemukan dan mengetahui hal-hal yang tidak biasa, apa yang lucu dalam cerita atau bacaan, apakah cerita itu benar atau tidak.

f. Membaca untuk menilai (reading to evaluate), yaitu membaca untuk mengetahui apakah tokoh berhasil, apakah baik kita berbuat seperti tokoh, dsb.

g. Membaca untuk membandingkan atau menentang (reading to compare or contest), yaitu membaca untuk mengetahui bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kebiasaan hidup yang kita kenal, bagaimana dua buah cerita mempunyai kesamaan, dsb.17

Tujuan membaca yang dilakukan oleh seseorang pada dasarnya adalah untuk memperoleh informasi dan untuk memahami lebih mendalam mengenai materi atau ilmu yang sedang dipelajarinya. Selain itu, tujuan seseorang dalam membaca bergantung pada apa yang sedang dibancanya. Jika seseorang sedang membaca buku cerita, maka sudah tentu tujuannya adalah untuk hiburan. Jika

17

(29)

seseorang membaca buku referensi atau buku ilmu pengetahuan, maka sudah tentu tujuannya adalah untuk mencari informasi yang dia butuhkan.

3. Jenis-jenis Membaca

Jenis-jenis membaca dikelompokkan berdasarkan cakupan-cakupan yang lebih spesifik. Pengelompokkan jenis membaca dapat dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan segi terdengar atau tidaknya suara pembaca sewaktu melakukan kegiatan membaca:

a. Membaca Nyaring

Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang.18

b. Membaca dalam Hati

Secara garis besar, membaca dalam hati diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:

1) Membaca Ekstensif

Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin.19 Membaca ekstensif meliputi:

a) Membaca survei, merupakan membaca dengan cara meneliti terlebih dahulu bahan bacaan yang akan dibaca.

b) Membaca Sekilas (Skimming), merupakan merupakan jenis mebaca untuk memperoleh kesan umum dari suatu bacaan. Dalam membaca sekilas terkandung makna mencari inti serta inti sari bacaan.

c) Membaca Sepintas (Scanning), merupakan jenis membaca yang dilakukan untuk menemukan suatu informasi secara cepat. Informasi yang akan dicari sudah ditentukan sebelumnya. Dalam membaca sepintas diperlukan ketelitian dan kesiapan dalam menangkap informasi yang akan didapat.20

18

Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 23

19

Ibid., h. 32

20

(30)

d) Membaca dangkal, merupakan jenis membaca dengan tujuan memperoleh pemaham yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bacaan.21

Membaca ekstensif pada umumnya dilakuan untuk menemukan informasi yang terdapat di dalam teks secara tepat dan tepat, selain itu membaca ekstensif dapat menghemat waktu dan tenaga.

2) Membaca Intensif

Membaca intensif (Intensive reading) adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek, kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari.22

Henry Guntur Tarigan dalam bukunya yang berjudul Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa membagi jenis membaca intensif ke dalam beberapa bagian.

a) Membaca teliti, merupakan jenis membaca yang menuntut suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh. Dalam membaca teliti dibutuhkan keterampilan survey yang cepat, membaca secara seksama, dan menghubungkan setiap paragraf dengan keseluruhan tulisan.

b) Membaca pemahaman, merupakan jenis membaca dengan tujuan memahami standar-standar kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan pola-pola fiksi.

c) Membaca kritis, merupakan jenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan yang terdapat di dalam teks bacaan. Dalam membaca kritis, seorang pembaca dituntut untuk: (1) Memahami maksud penulis.

(2) Memahami organisasi dasar tulisan.

(3) Dapat menilai penyajian penulis/pengarang.

21

Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 36

22

(31)

(4) Dapat menerapkan prinsip-peinsip kritis pada bacaan sehari-hari. (5) Meningkatkan minat baca, kemampuan baca, dan berpikir kritis. (6) Mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan bacaan.

(7) Membaca majalah atau publikasi-publikasi periodik yang serius. d) Membaca ide, merupakan kegiatan membaca yang tujuannya untuk

mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam bacaan.

e) Membaca telaah bahasa, merupakan kegiatan membaca yang bertujuan memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata.

4. Tahapan Membaca

Dalam melakukan kegiatan membaca, seseorang harus memiliki tahapan dalam membaca dengan tujuan kemampuan membaca yang dimiliki dapat berkembang sesuai dengan tahapan-tahapan yang dilaluinya. Mortimer J. Adler dalam A. Widyamartaya menjelaskan tahapan membaca yang terbagi dalam empat tingkatan: membaca dasar (elementary reading), membaca tinjauan (Inspectional reading), membaca simak-urai (analytical reading), dan membaca banding-banding (syntopical reading).23

a. Membaca Dasar (Elementary Reading)

Membaca dasar adalah jenis atau tingkat membaca yang diajarkan di tingkat Sekolah Dasar, pusat perhatian pada bahasa yang digunakan penulis.

b. Membaca Tinjauan (Inspectional Reading)

Membaca tinjauan adalah jenis atau tingkat membaca yang bertujuan memahami sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sudah ditentukan. Juga dapat disebut membaca melompat-lompat atau pra-baca. Dengan cara membaca ini kita ingin mengetahui pokok-pokok soal yang dibicarakan buku, bagian-bagian buku, dan jenis buku (cerita, sejarah, atau karangan ilmiah).

Membaca tinjauan dapat dibedakan dari dua langkah:

23

(32)

1) Sistematic skimming or Pre-reading (Melompat-lompat atau Pra-baca secara sistematik) adalah dengan cara melihat halaman judul, membaca pra-kata, melihat daftar isi, melihat indkes, membaca kata sambutan atau kata pengantar dari penerbit (kalau ada), keterangan pada jaket buku (kalau ada), melihat bab-babnya, lebih-lebih yang pokok dalam pembahasannya, membaca satu atau dua alinea di sana-sini atau dua sampai tiga halaman berturut-terut (jangan lebih dari itu).

2) Superficial Reading (Membaca Selayang Pandang) adalah membaca buku secara terus menerus tanpa berhenti untuk memikirkan hal-hal yang berlum dipahami.

c. Membaca Simak-Urai (Analytical Reading)

Membaca simak-urai adalah jenis atau tingkat membaca yang bertujuan memahami secara sungguh-sungguh isi buku. Inilah tingkat membaca yang sungguh-sungguh, yang lengkap, membaca untuk mengunyah dan mencerna atau menyerap isi buku. Langkah-langkah atau kaidah-kaidah membaca simak-urai adalah sebagai berikut:

1) Langkah pertama:

a) Golongkan buku menurut jenis dan pokok-pokok soalnya.

b) Nyatakan dengan setingkat-tingkatnya tentang apa buku itu seluruhnya.

c) Sebutkan bagian-bagian pokok menurut urutan dan kaitannya, dan sesudah membuat garis besar keseluruhan, buatlah garis besar bagian-bagian pokok itu.

d) Tentukan masalah atau masalah-masalah yang hendak dicoba oleh penulis untuk dipecahkan.

2) Langkah kedua:

a) Pahamilah istilah-istilah yang dipakai penulis: mencari dan menafsirkan kata-kata kuncinya.

(33)

c) Ketahuilah argumen-argumen penulis dengan membaca kalimat-kalimat pendukung yang menyusul.

d) Tentukan masalah yang telah dipecahkan dan manakah masalah yang belum terpecahkan; dan dari masalah yang belum terpecahkan ini, tentukan mana yang tidak berhasil untuk dipecahkan.

3) Langkah ketiga:

a) Asas-asas etiket umum etiket kecendikiaan:

(1) Jangan mulai mengkritik sebelum Anda selesai membuat garis besar dan penafsiran buku. (Jangan mengatakan saya setuju, saya tidak setuju, atau saya menunda penilaian, sebelum Anda dapat berkata, “Saya memahami”).

(2) Jangan menyatakan tidak setuju secara rebut.

(3) Tunjukkan bahwa Anda mengetahui perbedaan antara pengetahuan dengan pendapat pribadi semata dengan memberikan alasan-alasan yang baik untuk setiap kritik atau penilaian Anda.

b) Kriteria khusus untuk butir-butir kritik:

(1) Tunjukkan di mana penulis tidak atau kurang mempunyai informasi.

(2) Tunjukkan di mana penulis salah informasi. (3) Tunjukkan di mana penulis tidak logis.

(4) Tunjukkan di mana analisis atau uraian penulis tidak atau kurang lengkap.

d. Membaca Banding-banding (Syntopical Reading)

(34)

1) Menemukan uraian-uraian yang relevan dalam buku-buku yang dianggap penting.

2) Mempertemukan pernyataan penulis-penulis yang menggunakan istilah berbeda-beda. Titik pertemuan itu adalah konsepsi pembaca sendiri dan dengan demikian tanggung jawabnya semata.

3) Membuat soal-soal atau pertanyaan-pertanyaan menjadi jelas. Jadi, pembaca mengemukakan pertanyaan-pertanyaan itu dan menunjukkan pertanyaan-pertanyaan atau soal-soal itu menjadi jelas oleh jawaban penulis yang dibacanya.

4) Menegaskan segala duduk perkara yang ada, terutama bila ada pendirian-pendirian penulis yang berbeda atau bertentangan.

5) Menganalisis permbicaraan untuk menjawab pertanyaan: benarkah itu? Apa pentingnya? Apa implikasinya?

5. Faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca

Perkembangan minat baca anak tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan sikapnya terhadap bahan-bahan bacaan. Banyak faktor yang mempengaruhi minat baca anak, baik itu faktor internal yang terdapat di dalam diri anak, ataupun faktor eksternal yang berada di luar diri anak.

Selain faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi minat baca anak, terdapat juga faktor yang mendukung dan mengahambat perkembangan minat baca anak. Oleh karena itu, faktor-faktor pendukung harus diperkuat sehingga dapat membantu anak dalam merangsang minat bacanya. Sebaliknya, faktor-faktor yang menghambat minat baca anak harus sebanyak mungkin dikurangi, sehingga tidak menghambat perkembangan minat baca anak.

a. Faktor dan Motivasi Internal Minat Membaca b. Faktor dan Motivasi Eksternal Minat Membaca c. Faktor Pendukung

(35)

6. Menumbuhkan Minat Membaca

Membaca, menulis dan belajar merupakan kebutuhan primer yang dibutuhkan oleh manusia. Minat membaca sejatinya tidak dapat tumbuh dengan sendirinya, melainkan ada faktor yang mendukung tumbuhnya minat membaca. Dr. Raghib As-Sirjani menjelaskan bahwa ada sepuluh cara penting yang bisa diterapkan dalam menumbuhkan minat baca, yaitu: Apa tujuan Anda membaca?, Menyusun perencanaan dalam membaca, mulailah setahap demi setahap, totalitas dalam membaca, teratur dalam mengikat makna, buatlah perpustakaan di rumah, sampaikan apa yang Anda baca, bantu sahabat Anda dalam membaca, dan carilah ilmu dari para ulama. 24

a. Apa Tujuan Anda Membaca?

Secara mutlak cara ini adalah cara yang paling penting, yakni menghadirkan niat.

b. Menyusun Perencanaan dalam Membaca

Cara terpenting dalam membantu agar senang membaca adalah menyusun perencanaan dalam membaca. Menyusun sebuah perencanaan yang baik perlu melihat fasilitas yang ada. Tentunya disesuaikan dengan kemampuan Anda, yakni berupa waktu yang tepat, buku yang sesuai, dan kapasitas untuk menguasainya.

Setelah mengetahui semua perencanaan ini, letakkan perencanaan yang jelas tadi dalam lingkup kemampuan dan kemungkinan Anda. Misalnya, saya akan membaca lima buku dalam waktu sekitar enam bulan.

Bersikaplah realistis dalam menyusun perencanaan. Sangatlah tidak realistis jika Anda memutuskan untuk membaca puluhan buku, sementara waktu yang Anda sediakan sangat singkat. Jika pelaksanaannya tidak seperti yang anda inginkan, apakah perencanaannya tidak benar atau ada kendala yang perlu diajari? Buatlah cara untuk mengevaluasi dan memperbaiki. Insya Allah, evaluasi yang berkelanjutan ini merupakan salah satu faktor agar perencanaan membaca bisa berjalan dengan sukses. Inilah cara kedua dari cara-cara yang bisa membantu untuk membaca setelah menentukan tujuan, yakni menyusun perencanaan.

24

(36)

c. Mengatur Waktu

Cara yang ketiga ini ialah menentukan waktu untuk membaca dan menggunakan semaksimal mungkin waktu-waktu yang jelas-jelas kosong. Maksudnya, jangan menunggu sampai malam untuk membaca bacaan wajib Anda, tetapi tentukan waktu yang jelas untuk membaca. Pilihlah waktu yang tepat disaat pikiran Anda sendang semangat dan saat Anda begitu mood. Dengan demikian, Anda bisa berkonsentrasi dalam membaca dan selesai dengan hasil yang memuaskan.

d. Mulailah Setahap Demi Setahap

Cara yang lebih penting lagi adalah sedikit demi sedikit (step by step). Jika tidak, Anda akan cepat bosan atau bahkan berhenti dari membaca. Mulailah dengan tenang dan perlahan-lahan, kemudian selangkah demi selangkah, kemudian mulai dipercepat.

e. Totalitas dalam Membaca

Membaca bukanlah hobi, melainkan perkerjaan yang sangat terpuji yang membutuhkan waktu, pemikiran, harta, kesungguhan, dan pengorbanan. Jika anda membaca buku apa saja, bacalah dengan penuh kesungguhan, tulislah makna-makna ilmiah yang dapat Anda peroleh dari bacaan tersebut. Anda juga bisa mengumpulkan makna-makna tersebut dan memberikannya kepada sahabat Anda. Jika ada ilmu yang maksudnya tidak dipahami dengan baik, maka tulislah hal yang belum dipahami tersebut guna ditanyakan kepada ahlinya.

f. Teratur dalam Mengikat Makna

Cara yang keenam adalah menjaga keteraturan dalam mengambil ilmu, yakni dengan sistem pencatatan yang tertata rapi. Karena itu, setelah membaca usahakan agar selalu teratur mencatat berbagai ilmu dalam buku khusus dengan cara yang efisien baik dalam hal waktu maupun tenaga. Inilah cara yang sangat detil. Bukan hanya waktu dan rumah yang teratur, tetapi akal Anda pun juga akan teratur.

(37)

Cara ketujuh adalah membuat perpustakaan yang dapat menampung berbagai macam buku di rumah Anda. Ini bukan pekerjaan tahunan seta bukan pula kebutuhan tersier, tetapi merupakan kebutuhan sekunder di rumah. tak harus mewah dan bagus, namun yang terpenting adalah buku yang ada di dalamnya.

Dengan demikian, jika Anda membutuhkan sebuah buku dalam masalah tertentu, Anda akan mendapatkannya. Jika Anda merasa bosan dengan membaca satu buku, Anda akan mendapatkan buku yang lain.

h. Sampaikan Apa yang Anda Baca

Cara yang kedelapan adalah sampaikanlah apa yang telah Anda baca kepada orang lain. Maka, manusia dituntut untuk mengajar orang lain apa yang telah ia pelajari. Dalam hal ini, banyak manfaat yang dapat diambil, di antaranya adalah agar ilmu itu terpatri dalam otak dan orang lain pun bisa mengambil manfaatnya. Selain itu, Anda akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang belajar kepada Anda tanpa mengurangi pahala Anda sedikit pun selaku orang yang mengajari.

i. Bantu Sahabat Anda dalam Membaca

Cara yang kesembilan ialah saling membantu dengan kawan dan sahabat Anda dalam membaca. Dalam hal ini, Anda bisa membentuk kelompok membaca bersama kawan-kawan, apabila di sana ada tiga, empat, atau lima orang. Masing-masing orang membaca buku yang temanya berlainan. Lalu, adakan pertemuan sepekan sekali atau dua kali sesuai dengan situasi dan kondisi. Selanjutnya, masing-masing menyampaikan apa yang telah dibaca. Dengan demikian, masing-masing akan bertukar ilmu dalam tata cara yang beraturan dan menyenangkan. Dengan demikian, satu sama lain akan saling menopang.

j. Carilah Ilmu dari Para Ulama

(38)

Itulah sepuluh cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan minat membaca. Sejatinya, membaca dapat menjadi suatu kebutuhan apabila kita sudah mantap dalam menumbuhkan minat membaca di dalam diri. Cara lain dalam menumbuhkan minat membaca yakni dengan cara membaca secara berkelanjutan, mengikat makna, konsentrasi dalam membaca, dan bertanya kepada ahlinya apabila ada hal-hal yang berlum dipahami. Jadikan membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan. Jika seseorang sudah menyenangi suatu hal, maka ia akan antusias dalam menjalani aktivitas yang disenanginya.

C.

Hakikat Buku Teks

1. Definisi Buku Teks

Buku teks yang berlaku dalam dunia pendidikan sudah diatur oleh pemerintah dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005. Adapun pengertian buku teks yang tertera dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005 adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadianm kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.

Buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku standar yang disusun oleh para pakar dalam bidang tertentu untuk mencapai tujuan pengajaran yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah dan perguruan tinggi, sehingga dapat menunjang program pengajaran.25

Dari pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai buku teks, dapat ditarik kesimpulan bahwa buku teks merupakan buku pelajaran yang digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran, baik di berbagai jenjang, mulai dari jenjang SD, SMP, SMA, bahkan sampai Perguruan Tinggi

25

(39)

berdasarkan tujuan instruksional dan disusun oleh pakar yang berkompeten di bidangnya, buku teks berisi mengenai materi-materi pembelajaran. Pada umumnya, buku teks merupakan buku pelajaran yang bersifat baku, yang disusun dengan memperhatikan penggunaan kata.

Dalam penggunaannya, buku teks digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran, untuk itu Djago Tarigan menjelaskan mengenai kegunaan buku teks dalam beberapa poin, di antaranya:

a. Buku teks merupakan buku pelajaran yang ditujukan bagi siswa pada jenjang pendidikan tertentu.

b. Buku teks berkaitan dengan bidang studi tertentu.

c. Buku teks merupakan buku yang baku, menjadi acuan, berkualitas dan biasanya ada tanda pengesahan dari badan yang berwenang. Di Indonesia, badan yang berwenang untuk mengesahkan buku teks adalah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

d. Buku teks disusun dan ditulis oleh pakar (ahli/ekspert) di bidangnya masing-masing.

e. Buku teks ditulis untuk tujuan instruksional tertentu. f. Buku teks dilengkapi dengan sarana pengajaran g. Buku teks ditulis untuk jenjang pendidikan tertentu.

h. Buku teks ditulis untuk menunjang suatu program pengajaran.26

2. Fungsi Buku Teks

Buku mempunyai peran besar dalam proses pembelajaran. Salah satu tanda bahwa buku mempunyai peranan besar dalam proses pembelajaran adalah dari penggunaan buku pelajaran sebagai bahan pembelajaran. Mulai dari pendidikan taman kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi, siswa membutuhkan buku sebagai sumber informasi dan media pembelajaran. Dengan demikian, buku telah mengambil peran sentral dalam dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Dalam proses belajar, manusia mengalaminya dengan dua cara, yakni secara langsung dan tidak langsung. Manusia belajar secara langsung melalui pengalaman-pengalaman yang dilalui secara langsung. Misalnya, manusia belajar berjalan dengan melakukan gerakan-gerakan tubuh, terutama kakinya untuk melangkah. Sedangkan cara belajar yang ditempuh oleh manusia secara

26

(40)

tidak langsung adalah dengan membaca. Dari proses membaca inilah manusia melakukan proses belajar secara tidak langsung.

Dunia kita kini adalah dunia buku. Tidak dapat ditawar-tawar lagi bahwa peradaban kita kini adalah peradaban buku. Berdasarkan ungkapan tersebut dapat ditegaskan betapa pentingnya kedudukan buku dalam kehidupan pada masa modern ini. Dengan adanya buku dan media cetak lainnya, maka ilmu pengetahuan dapat dihimpun ke dalam suatu wadah yang selalu tersedia secara permanen. Dan perlu disadari benar-benar, dari semua buku maka buku teks atau buku pelajaran merupakan sarana/instrument yang paling baik dan ampuh dalam menunjang kegiatan pembelajaran.

Banyak cara efektif yang dapat dilakukan oleh para siswa dalam menggunakan dan memanfaatkan buku, antara lain dengan cara melatih membaca secara intensif. Buckingham dalam Djago Tarigan menjelaskan keuntungan-keuntungan yang terdapat dalam mempelajari buku, antara lain: a. Kesempatan untuk mempelajari sesuai dengan kecepatan masing-masing. b. Kesempatan untuk mengulangi atau meninjau kembali.

c. Kemungkinan mengandakan pemeriksaan atau pengecekan terhadap ingatan.

d. Kemudahan untuk membuat catatan-catatan begi pemakai selanjutnya. e. Kesempatan khusus yang dapat ditampilkan oleh sarana-sarana visual dalam

menunjang upaya belajar dari sebuah buku.27

Kesempatan untuk mengulang atau meninjau kembali suatu buku cukup terbuka dan bebas. Waktu membaca kembali dapat diatur sesuka hati. Buku teks memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyegarkan ingatan yang dimilikinya dengan membaca buku teks tersebut secara berulang. Dengan membaca kembali tentu dapat memperkuat ingatan yang sudah ada.

Sarana-sarana khusus yang ada dalam suatu buku teks dapat menolong pembaca untuk memahami isi dari buku teks tersebut. Sarana yang dimaksud adalah skema, diagram, matriks, atau gambar ilustrasi yang dapat berguna bagi pembaca dalam pemahaman isi buku.

Greene dan Petty dalam Djago Tarigan merumuskan beberapa peranan buku teks berdasarkan kurikulum yang berlaku, diantaranya:

a. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan.

27

(41)

b. Menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subject matter yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan di mana keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh di bawah kondisi-kondisi yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya.

c. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampilan-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam komunikasi.

d. Menyajikan bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya, metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi siswa. e. Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga

sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis.

f. Menyajikan bahan/sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna.28

Dapat diketahui bahwa buku teks yang berfungsi sebagai bahan ajar harus menampilkan susunan yang teratur dan sistematis, serta memiliki jenis yang bervariasi. Sehingga dapat menjadi daya tarik yang kuat bagi siswa untuk memenuhi kebutuhannya dalam dunia pendidikan. Dengan adanya buku teks tersebut dapat merangsang dan menunjang aktivitas siswa, sehingga minat yang ada di dalam diri siswa dapat timbul secara alami.

Dari uraian yang telah dipaparkan tersebut dapat digambarkan mengenai peranan dan kegunaan buku teks. Sejalan dengan kegunaan buku teks dalam dunia pendidikan, ternyata buku teks juga berkaitan dengan penggunaan kurikulum yang digunakan. Setiap mata pelajaran yang diajarkan membutuhkan buku teks sebagai bahan pembelajaran. Di samping sebagai bahan ajar, buku teks juga dapat dijadikan alat evaluasi dan pengajaran remedial.

3. Kualitas Buku Teks

Buku adalah kunci ke arah gudang ilmu pengetahuan. Siapa yang ingin maju dan pandai haruslah menggunakan dan mengambil manfaat yang terdapat di dalam buku. Bagi seorang pelajar atau mahasiswa, buku yang sangat diperlukan adalah buku teks atau buku pelajaran. Buku teks berfungsi sebagai penunjang kegiatan belajar-mengajar dalam mata pelajaran. Semakin baik

28

(42)

kualitas buku teks maka semakin sempurna pengajaran mata pelajaran yang ditunjangnya.

Greene dan Petty dalam Djago Tarigan telah menyusun cara penilaian buku teks dengan sepuluh kriteria. Apabila suatu buku teks dapat memenuhi 10 persyaratan yang diajukan maka dapat dikatakan buku teks tersebut berkualitas. Butir-butir yang harus dipenuhi oleh suatu buku teks, yang tergolong dalam kategori berkualitas tinggi, ialah:

a. Buku teks itu harus menarik minat anak-anak, yaitu siswa yang menggunakannya.

b. Buku teks itu harus mampu memberi motivasi kepada siswa yang menggunakannya.

c. Buku teks harus memuat ilustrasi yang menarik hati siswa yang memanfaatkannya.

d. Bentuk buku teks seyogyanya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan siswa yang memakainya.

e. Isi buku teks harus berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya; lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan rencana, sehingga semuanya merupakan suatu kebetulan yang utuh dan terpadu.

f. Buku teks itu harus dapat menstimulasi, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi siswa yang menggunakannya.

g. Buku teks itu harus sadar dan tegas menghindari konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak membingungkan siswa yang menggunakannya. h. Buku teks harus mamapu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai

anak dan orang dewasa.

i. Buku teks harus dapat menghargai perbedaan-perbedaan.29

Apabila ditelaah mengenai kriteria buku teks yang dikemukakan oleh Geene dan Petty tersebut, maka dapat diidentifikasi sepuluh butir yang dipakai sebagai titik tolak dalam penentuan kualitas buku teks. Butir-butir tersebut meliputi: minat siswa, motivasi, ilustrasi, linguistik, terpadu, menggiatkan, aktivitas, kejelasan konsep, titik pandang, pemantapan nilai, dan menghargai perbedaan.

Buku teks berkaitan dengan kurikulum yang berlaku. Buku teks yang baik harus relevan dan dapat menunjang pelaksanaan kurikulum. Kriteria linguistik mengacu pada tujuan agar buku tes dapat dipahami oleh siswa. Di samping itu, ada beberapa perubahan yang dapat diterapkan terhadap kriteria yang telah diungkapkan Geene dan Petty tersebut. Pertama, mengenai urutan atau susunannya. Kedua, mengenai istilah yang digunakan. Ketiga, mengenai penambahan kriteria. Sementara untuk urutan yang dapat disusun sebagai berikut: sudut pandang (point of view), kejelasan konsep, relevansi, minat, motivasi, menstimulasi, aktivitas, ilustrasi, komunikatif, menunjang mata

29

(43)

pelajaran lain, menghargai perbedaan individu, dan memantapkan nilai-nilai. Sehingga dapat dikemukakan pedoman penilaian buku teks.30

a. Sudut Pandang (Pointt of View)

Buku teks harus mempunyai landasan, prinsip, dan sudut pandang tertentu yang menjiwai atau melandasi buku teks secara keseluruhan. Sudut pandang ini dapat berupa teori dari ilmu jiwa, bahasa, dan sebagainya.

b. Kejelasan Konsep

Konsep-konsep yang digunakan dalam suatu buku teks harus jelas. Ketidakjelasan dan keamanan perlu dihindari agar siswa dapat mengerti dan memahami.

c. Relevan dengan Kurikulum

Buku teks ditulis untuk digunakan di sekolah. Sekolah mempunyai kurikulum. Oleh karena itu tidak ada pilihan lain bahwa buku teks harus relevan dengan kurikulum yang berlaku.

d. Menarik Minat

Buku teks ditulis untuk siswa. Karena itu penulis buku teks harus mempertimbangkan minat-minat siswa sebagai pengguna buku teks tersebut. Semakin sesuai buku teks dengan minat siswa, semakin tinggi daya tarik buku teks tersebut.

e. Menumbuhkan motivasi

Motivasi berasal dari kata “motif” yang berarti daya pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan motivasi diartikan sebagai penciptaan kondisi yang ideal sehingga seseorang ingin, mau, dan senang dalam mengerjakan sesuatu. Buku teks yang baik ialah buku teks yang dapat membuat siswa ingin, mau, dan senang mengerjakan apa yang diinstruksikan dalam buku tersebut. Terlebih apabila buku teks tersebut dapat menggiring siswa ke arah penumbuhan motivasi intrinsik.

30

(44)

f. Menstimulasi Aktivitas Siswa

Buku teks yang baik adalah buku teks yang merangsang, menantang, dan menggiatkan aktivitas siswa. Di samping tujuan dan bagan faktor metode sangat menentukan dalam hal ini.

g. Ilustratif

Buku teks harus disertai dengan ilustrasi yang mengena dan menarik. Ilustrasi yang cocok dapat memberikan daya penarik tersendiri serta memperjelas hal yang dibicarakan.

h. Komunikatif

Buku teks harus dimengerti oleh pemakainya, yakni siswa. Pemahaman harus didahului oleh komunikasi yang tepat. Bahasa buku teks harus:

1) Sesuai dengan bahasa siswa 2) Kalimat-kalimatnya efektif 3) Terhindar dari makna ganda 4) Sederhana

5) Sopan 6) Menarik

i. Menunjang Mata Pelajaran Lain

Buku teks pelajaran bahasa Indonesia, selain dapat menunjang mata pelajaran bahasa Indonesia, juga dapat menunjang mata pelajaran lain. Melalui pelajaran bahasa Indonesia pengetahuna siswa dapat bertambah dengan soal-soal Sejarah, Ekonomi, Matematik, Geografi, Kesenian, Transmigrasi, Olah raga, dan sebagainya.

j. Menghargai Perbedaan Individu

Buku teks yang baik tidak membesar-besarkan perbedaan individu tertentu. Perbedaan dalam kemampuan, bakat, minat, ekonomi, sosial, budaya setiap individu tidak dipermasalahkan tetapi diterima.

k. Memantapkan nilai-nilai

Gambar

Tabel 4.22 Membaca akan meningkatkan minat belajar
table distribusi frekuensi relative ditulis dalam bentuk angka persen, hal
Tabel 4.1
Tabel 4.2 Pembagian Tugas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

keluarga yang menentukan keberhasilan anak diantaranya adalah adanya hubungan yang harmonis diantara anggota keluarga, tersedianya tempat belajar yang memadai, suasana lingkungan

berguna terutama dalam mengidentifikasi, memberikan dukungan dalam pengembangan sistem kehidupan sosial yang lebih baik, termasuk dalam melakukan upaya pencegahan

Dokumentasi adalah Kumpulan dari dokumen-dokumen dapat memberikan keterangan atau bukti yang berkaitan dengan proses pengumpulan dan pengelolaan dokumen secara

Pada kesempatan ini penulis dengan segala hormat dan ketulusan hati, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan

Menimbang bahwa dengan mengingat gugatan cerai Penggugat dikabulkan, maka untuk memenuhi ketentuan / perintah pasal 84 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, maka Majelis

Masing-masing sampel tanah ditimbang sebanyak 5 gram, sampel yang digunakan yaitu tanah kebun, tanah pekarangan, dan tanah pinggir jalan.Setelah ditimbang sampel

Adapun yang dimaksud peneliti dalam keaktifan berorganisasi ini adalah mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling Islam di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan angakatan 2012 dan

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan dalam rangka untuk mengetahui pengaruh program pelatihan dan pengembangan terhadp kinerja frontliner BCA KCU Banjarmasin,