• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

B. Hakikat Kreativitas Anak

Menurut Munandar (1988: 1) kreativitas merupakan ungkapan unik dari keseluruhan kepribadian sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya, dan yang tercermin dalam pikiran, perasaan, sikap atau perilakunya. Olson (1989) mengatakan bahwa :

“Kreativitas mengacu pada kemampuan individu yang mengandalkan keunikan dan kemahirannya untuk menghasilkan gagasan baru dan wawasan yang segar yang sangat bernilai bagi individu tersebut. Kreativitas merupakan suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang tidak berkembang secara alamiah atau tidak dibuat dengan cara yang biasa”.

Menurut Semiawan. dkk (1984: 8) kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru; atau melihat hubungan-hubungan baru antar unsur, data, atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas terletak pada kemampuan untuk melihat asosiasi

antara hal-hal atau obyek-obyek yang sebelumnya tidak ada atau tidak tampak hubungannya. Sedangkan Hurlock (1999: 4) mengemukakan bahwa:

“Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Ia dapat berupa kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman. Ia mungkin mencakup pembentukan pola baru dangabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pencangkokan hubungan lama ke situasi baru dan mungkin mencakup pembentukan korelasi baru. Ia harus mempunyai maksud dan tujuan yang ditentukan, bukan fantasi semata, walaupun merupakan hasil yang sempurna dan lengkap. Ia mungkin dapat berbentuk produk seni, kesusasteraan, produk ilmiah, atau mungkin bersifat prosedural atau metodologis”.

2. Ciri-ciri Pribadi yang Kreatif

Pribadi yang kreatif adalah orang-orang yang terbuka sepenuhnya kepada semua pengalaman, yang memiliki kepercayaan diri, yang fleksibel dalam keputusan serta tindakan mereka dan yang akan mengungkapkan diri mereka dalam produk-produk yang kreatif dan kehidupan yang kreatif dalam semua bidang kehidupan mereka (Rogers; dalam Schultz, 1991: 54). Munandar, 1977 (dalam Semiawan. dkk, 1984: 10) mengemukakan bahwa pribadi kreatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: mempunyai daya imajinasi yang kuat, mempunyai inisiatif, mempunyai minat yang luas, bebas dalam berpikir, bersifat ingin tahu, selalu ingin mendapat pengalaman-pengalaman baru, percaya pada diri sendiri, penuh semangat

(energetic), berani mengambil resiko (tidak takut membuat kesalahan), dan berani dalam pendapat dan keyakinan (tidak ragu-ragu dalam

menyatakan pendapat meskipun mendapat kritik dan berani mempertahankan pendapat yang menjadi keyakinannya).

Menurut Chandra (1994) ciri-ciri orang yang kreatif adalah sebagai berikut:

a. Memiliki hasrat untuk mengubah hal-hal di sekelilingnya menjadi lebih baik.

b. Memiliki kepekaan, yaitu bersikap terbuka dan tanggap terhadap segala sesuatu.

c. Memiliki minat untuk menggali lebih dalam dari yang tampak di permukaan.

d. Memiliki rasa ingin tahu yaitu semangat yang tak pernah berhenti untuk mempertanyakan.

e. Mendalam dalam berpikir yaitu sikap yang mengarahkan untuk pemahaman yang mendalam pula.

f. Memiliki konsentrasi yaitu mampu menekuni suatu permasalahan hingga menguasai seluruhnya.

g. Memiliki sikap mencoba dan melaksanakan yaitu bersedia mencurahkan tenaga dan waktu untuk mencari dan mengembangkan. h. Memiliki kesabaran untuk memecahkan permasalahan dalam

detailnya.

i. Memiliki optimisme yaitu memadukan antusiasme (kegairahan) dan rasa percaya diri.

Torrance (dalam Munandar, 1999) mengatakan bahwa pribadi yang kreatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: berani dalam pendirian dan keyakinan, melit (ingin tahu), mandiri dalam berpikir dan dalam memberi pertimbangan, bersibuk diri terus-menerus dengan kerjanya atau apa yang menarik perhatiannya, intuitif, ulet, dan tidak bersedia menerima pendapat orang lain (termasuk otoritas) begitu saja jika tidak sesuai dengan keyakinannya.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kreativitas. a. Faktor-faktor yang Mendukung Perkembangan Kreativitas.

Menurut Munandar, Utami (1988: 17) sikap-sikap dan kondisi-kondisi yang perlu dipupuk untuk menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas individu, yang berlaku baik bagi remaja dan orang dewasa muda maupun bagi masa-masa usia selanjutnya yaitu:

1). Kesendirian (aloneness).

Kesendirian memungkinkan orang lebih mendengarkan (peka terhadap) sumber-sumber dalam dirinya, dan tidak terlalu diungkapkan terhadap rangsangan-rangsangan konvensional atau klik-klik di dalam masyarakat. Biasanya orang memperoleh inspirasi dalam kesendirian, bukan di dalam massa. Dalam hal ini kesendirian bukan sebagai suatu penarikan diri atau suatu ketidakmampuan untuk bergaul dengan orang lain, tetapi kesendirian maksudnya seseorang mampu berada sendiri untuk

jangka waktu tertentu dan tidak selalu berada bersama orang lain atau hanya senang melakukan kegiatan kelompok. Individu harus mampu berselang-seling antara kegiatan kelompok dan kegiatan sendiri, dalam situasi inilah kreativitas lebih dimungkinkan berkembang.

2). Mengambil waktu untuk berpikir dan ber-rasa.

Mengembangkan alam perasaan sangat penting untuk pertumbuhan kreativitas. Individu membutuhkan waktu untuk berpikir dan ber-rasa. Jika seseorang selalu terlibat dalam salah satu kegiatan atau pekerjaan di luar, ia membatasi kemungkinan untuk mengembangkan sumber-sumber dalam dirinya. Bekerja memang baik bagi remaja untuk membentuk rasa tanggungjawab dan kewarganegaraan yang baik, tetapi terlalu banyak kegiatan rutin tanpa waktu untuk berpikir dan ber-rasa akan menghambat kegiatan/pertumbuhan mental dan kreativitas.

3). Merenung dan melamun.

Dalam merenung dan melamun individu tidak pasif, tetapi

dapat melihat kemungkinan-kemungkinan baru, gagasan-gagasan yang sampai saat ini belum pernah terpikirkan. Melamun dan merenung, seperti kesendirian, perlu untuk melakukan introspeksi atau tinjauan ke dalam.

4). Berpikir bebas.

Bebas dari hambatan, dari praduga atau stereotip, yang memungkinkan individu menelusuri macam-macam arah, menjajaki macam-macam alternatif, yang akan menghasilkan ide-ide baru.

5). Kesiapan untuk melihat kesamaan atau analogi

Kemampuan untuk membentuk sesuatu yang baru dengan menggabung unsur-unsur yang beragam atau yang pada kesan pertama nampaknya tidak relevan.

6). Kesediaan untuk menunda pemberian kritik, pertimbangan atau penilaian untuk kala waktu tertentu.

Kecenderungan untuk langsung memberikan kritik terhadap suatu gagasan baru, dapat mematikan spontanitas dan keberanian untuk menyampaikan sesuatu pendapat, apalagi jika pendapat itu menyimpang dari yang konvensional.

7). Konflik sebagai motivasi

Konflik dapat menjadi motivasi untuk berkreasi. 8). Kesiagaan dan disiplin

Untuk menghasilkan karya kreatif yang bermakna, yang diperlukan tidak hanya kualitas-kualitas seperti; imajinasi, inspirasi, firasat dan talenta/bakat, tetapi juga disiplin, kesiagaan, belajar dan bekerja keras, pengikatan diri terhadap apa yang menjadi tujuannya.

b. Faktor-faktor yang Menghambat Perkembangan Kreativitas.

Lingkungan yang menghambat perkembangan kreativitas dapat merusak motivasi anak dan dapat mematikan kreativitas (Amabile, 1989; dalam Munandar, 1999). Menurut Munandar (1999: 316) dalam upaya membantu anak merealisasikan potensinya, seringkali orangtua menggunakan cara paksaan agar anak belajar. Penggunaan paksaan atau kekerasan tidak saja berarti bahwa orangtua mengancam dengan hukuman atau memaksakan aturan, tetapi juga bila orangtua memberikan hadiah atau pujian secara berlebihan.

Amabile (dalam Munandar, 1999) mengemukakan empat cara yang mematikan kreativitas, yaitu: evaluasi, hadiah, persaingan (competitive) dan lingkungan yang membatasi.

1). Evaluasi.

Menurut Rogers (dalam Munandar, 1999) salah satu syarat

untuk memupuk kreatifitas konstruktif adalah bahwa pendidik tidak memberikan evaluasi, atau setidak-tidaknya menunda pemberian evaluasi sewaktu anak sedang berkreasi.

2). Hadiah.

Munandar (1999: 318) mengatakan bahwa pemberian

hadiah dapat merusak motivasi intrinsik dan mematikan kreativitas. 3). Persaingan (Kompetisi).

Kompetisi terjadi apabila siswa merasa bahwa pekerjaannya akan dibandingkan dengan pekerjaan siswa lain dan

yang terbaik akan mendapatkan hadiah. Kompetisi terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan sayangnya dapat mematikan kreativitas. (Munandar, 1999: 318).

4). Lingkungan yang membatasi.

Menurut Albert Einstein (dalam Munandar 1999) belajar dan kreativitas tidak dapat ditingkatkan dengan paksaan.

4. Peran Kreativitas dalam Kehidupan Manusia

Manfaat dari kreativitas yang dapat dikembangkan dan dimiliki seseorang bagi kehidupannya di dunia ini besar sekali. Menurut Ruth Richards (dalam Gie; 2003: 22) kreativitas merupakan dasar bagi kelangsungan di dunia ini, karena kemampuan itu adalah kemampuan kita untuk menyesuaikan diri pada perubahan, ini menjadi inti bagi kelangsungan hidup manusia. Ellen McGrath (dalam Gie; 2003: 22) berpendapat bahwa untuk menghadapi ketidakstabilan dalam hidup, setiap orang perlu menemukan berbagai pemecahan yang baru dan kreatif terhadap berbagai tantangan dari kehidupan sehari-hari, oleh karenanya kreativitas akan menjadi keterampilan untuk kelangsungan hidup.

Menurut Munandar (1999: 43) kreativitas begitu bermakna dalam kehidupan manusia karena:

a. Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia (Maslow, 1967 dalam Munandar 1999).

b. Pemikiran kreatif (disebut juga berpikir divergen) perlu dilatih, karena membuat anak lancar dan luwes (fleksibel) dalam berpikir, mampu melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang, dan mampu melahirkan banyak gagasan.

c. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungan, tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu. d. Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas

hidupnya.

Olson (1989: 20) mengatakan bahwa kreativitas bermanfaat bagi manusia, yaitu dengan kreativitas:

a. Manusia menjadi lebih kreatif menjadi lebih terbuka pikirannya terhadap gagasan sendiri (kepercayaan terhadap diri sendiri menjadi lebih besar dan gagasan orang lain.

b. Manusia mempelajari bagaimana menunda keputusan.

c. Inisiatif dan sumber daya manusia meningkat. Permasalahan umumnya diketahui lebih awal dan ditangani pada saat itu juga. Demikian juga, peluang pada umumnya diketahui lebih awal dan dapat memperoleh keuntungan daripadanya selekas mungkin. Penundaan, yang sering diakibatkan oleh masalah yang muncul secara luar biasa, telah menurun.

e. Manusia memperoleh kepercayaan dan penerimaan diri yang lebih besar yang juga menghasilkan penerimaan tanggung jawab yang lebih antusias.

f. Membantu manusia dalam pemecahan masalah secara kreatif serta dapat membangkitkan gagasan.

g. Manusia memperoleh kesenangan yang dapat memberi motivasi dan energi untuk mendekati kehidupan secara kreatif, yang pada gilirannya meningkatkan kesenangan dan kegembiraan hidup.

Dokumen terkait