BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian dan Pengujian Hipotesis
2. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Hipotesis yang diajukan yakni ada hubungan yang positif secara signifikan antara pola asuh demokratis/authoritative dan kreativitas anak pada siswa kelas II SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2004/2005. Berdasarkan fakta yang ditemukan menunjukkan:
1). Jumlah siswa yang diasuh oleh orangtua yang menggunakan pola asuh demokratis sebanyak 28 siswa, yaitu subyek no. 3, 4, 7, 8, 10, 11, 13, 16, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 39, 43, 45, 46, 47.
2). Koefisien korelasi sebesar 0,443 menunjukkan adanya hubungan yang positif antara pola asuh orangtua demokratis/authoritative dan kreativitas anak pada siswa kelas II SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2004/2005. Menurut Garrett (1967: 176) koefisien korelasi sebesar ± 0,40 sampai dengan ± 0,70 memiliki tingkat korelasi yang cukup.
3). Hubungan pola asuh demokratis/authoritative dan kreativitas anak pada siswa kelas II SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2004/2005 adalah positif, artinya semakin sering siswa mengalami pola asuh demokratis, maka mereka mempunyai kreativitas yang tinggi. Hal ini berarti pola asuh demokratis mendukung perkembangan kreativitas.
4). Koefisien korelasi sebesar 0,443 menunjukkan hubungan yang signifikan. Hal ini dapat diketahui pada taraf signifikansi 5% dengan N= 28 tertera koefisien korelasi sebesar 0,374 untuk taraf 5% (tabel nilai r Product-Moment dari Pearson (dalam Hadi, 1981: 359). Jadi hubungan kreativitas dengan pola asuh demokratis pada siswa kelas II SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2004/2005 adalah positif dan signifikan pada taraf 5%.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan yakni ada
hubungan yang positif secara signifikan antara pola asuh demokratis/authoritative dan kreativitas anak pada siswa kelas II SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2004/2005 diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif secara signifikan antara pola asuh demokratis/authoritative dan kreativitas anak pada siswa kelas II SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2004/2005.
b. Hipotesis yang diajukan yakni ada hubungan yang negatif secara
pada siswa kelas II SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2004/2005. Berdasarkan fakta yang ditemukan menunjukkan:
1). Jumlah siswa yang diasuh oleh orangtua yang menggunakan pola asuh otoriter sebanyak 7 siswa, yaitu subyek no. 12, 14, 28, 38, 40, 41, 42.
2). Koefisien korelasi sebesar 0,467 menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara pola asuh otoriter/authoritarian dan kreativitas anak pada siswa kelas II SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2004/2005. Menurut Garrett (1976: 176) koefisien korelasi sebesar
± 0,40 sampai dengan ± 0,70 memiliki tingkat korelasi yang
cukup.
3). Hubungan kreativitas anak dan pola asuh otoriter/authoritarian
pada siswa kelas II SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2004/2005 adalah positif, artinya semakin sering siswa mengalami pola asuh otoriter, maka mereka mempunyai kreativitas yang tinggi. Hal ini berarti pola asuh otoriter mendukung perkembangan kreativitas. 4). Koefisien korelasi sebesar 0,467 menunjukkan hubungan yang
tidak signifikan . Hal ini dapat diketahui pada taraf signifikansi 5% dan 1% dengan N= 7 tertera koefisien korelasi sebesar 0,754 untuk 5% dan 0,874 untuk 1% (tabel nilai r Product-Moment dari Pearson (dalam Hadi, 1981: 359). Jadi hubungan pola asuh otoriter/authoritarian dan kreativitas anak pada siswa kelas II SMP
Kanisius Kalasan tahun ajaran 2004/2005 adalah positif tetapi tidak signifikan pada taraf 5% dan 1%.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan yakni ada hubungan yang negatif secara signifikan antara pola asuh otoriter/authoritarian dan kreativitas anak pada siswa kelas II SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2004/2005 ditolak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif tetapi tidak signifikan dan antara pola asuh otoriter/authoritarian dan kreativitas anak pada siswa kelas II SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2004/2005.
c. Hipotesis yang diajukan yakni ada hubungan yang positif secara signifikan antara pola asuh permisif/indulgent dan kreativitas anak pada siswa kelas II SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2004/2005. Berdasarkan fakta yang ditemukan menunjukkan:
1). Jumlah siswa yang diasuh oleh orangtua yang menggunakan pola asuh otoriter sebanyak 12 siswa, yaitu subyek no. 1, 2, 5, 6, 9, 15, 17, 20, 21, 29, 36, 44.
2). Koefisien korelasi sebesar 0,322 menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara pola asuh permisif/indulgent dan kreativitas anak pada siswa kelas II SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2004/2005. Menurut Garrett (1976: 176) koefisien korelasi sebesar
± 0,20 sampai dengan ± 0,40 memiliki tingkat korelasi yang
3). Hubungan antara pola asuh permisif/indulgent dan kreativitas anak pada siswa kelas II SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2004/2005 adalah positif, artinya semakin sering siswa mengalami pola asuh
permisif/indulgent, maka mereka mempunyai kreativitas yang
tinggi. Hal ini berarti pola asuh permisif mendukung perkembangan kreativitas.
4). Koefisien korelasi sebesar 0,322 menunjukkan hubungan yang tidak signifikan. Hal ini dapat diketahui pada taraf signifikansi 5% dan 1% dengan N= 12 tertera koefisien korelasi sebesar 0,576 untuk 5% dan 0,708 untuk 1% (tabel nilai r Product-Moment dari Pearson (dalam Hadi, 1981: 359). Jadi hubungan antara pola asuh permisif/indulgent dan kreativitas anak pada siswa kelas II SMP
Kanisius Kalasan tahun ajaran 2004/2005 adalah positif tetapi
tidak signifikan pada taraf 5% dan 1%.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan yakni ada
hubungan yang positif secara signifikan antara pola asuh
permisif/indulgent dan kreativitas anak pada siswa kelas II SMP
Kanisius Kalasan tahun ajaran 2004/2005 ditolak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif tetapi tidak signifikan antara pola asuh permisif/indulgent dan kreativitas anak pada siswa kelas II SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2004/2005.
d. Hipotesis yang diajukan yakni ada hubungan yang negatif secara signifikan antara pola asuh laissez faire/indifferent dan kreativitas anak pada siswa kelas II SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2004/2005. Berdasarkan fakta yang ditemukan menunjukkan:
1). Tidak ada siswa yang diasuh oleh orangtua yang menganut pola asuh laissez faire.
2). Menurut Prasetya (2003) bahwa anak yang dibesarkan oleh orangtua yang menganut pola asuh laissez faire cenderung lebih agresif, impulsif, pemurung dan kurang mampu berkonsentrasi pada suatu kegiatan.
3). Menurut Steinberg, 1993; Berk, 1994; Rice, 1996 (dalam Alibata
2000) orangtua indifferent cenderung
menolak/mengabaikan/menelantarkan anak. Bagi orangtua
indifferent tidak ada kesempatan untuk memperhatikan anak. Mereka tidak peduli terhadap kebutuhan, aktivitas, kegiatan belajar maupun pergaulan anak-anak dengan teman-temannya. Orangtua
indifferent hampir tidak pernah berbincang-bincang atau berkomunikasi dengan anak. Mereka mengabaikan pendapat atau masukan anak dalam membuat keputusan. Mereka bahkan menjauh dari anak baik secara fisik maupun psikis.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan yakni ada hubungan yang negatif secara signifikan antara pola asuh dan kreativitas anak pada siswa kelas II SMP Kanisius Kalasan tahun
ajaran 2004/2005 diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola asuh laissez faire dapat menghambat perkembangan kreativitas anak pada pada siswa kelas II SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2004/2005.