• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

E. Prosedur Pengumpulan Data

1. Uji Coba Instrumen

Indifferent (Laissez Faire) 59, 60, 62, 64, 67, 68, 70, 71, 73, 74, 75 61, 63, 65, 66, 69, 72, 76 18 Kreativitas Kemampuan Berpikir Kreatif 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 5, 11, 20, 20 Ciri Afektif 21, 22, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 47, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 57, 58, 59, 60 23, 24, 27, 36, 45, 48, 56 40

E. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data meliputi uji coba instrumen (validitas dan reliabilitas dan tahap pangumpulan data).

1. Uji Coba Instrumen

Uji coba alat ukur penelitian dilaksanakan untuk mengetahui taraf validitas dan reliabilitasnya. Uji coba alat ukur penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 September 2004. Subyek yang dijadikan responden ujicoba alat ukur penelitian adalah siswa kelas II SMP Kanisius Kalasan yang tinggal bersama dengan orangtua mereka yang berjumlah 34 orang yang diambil secara acak. Ke 34 subyek tersebut dinilai representatif dan memiliki karakteristik yang sama dengan subyek penelitian.

a. Validitas (Kesahihan)

Validitas atau kesahihan adalah seberapa cermat, tepat dan teliti alat ukur mampu malakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1997: 176). Menurut Masidjo (1995: 242) validitas adalah taraf sampai di mana

suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengetahui tingkat validitas alat ukur pada penelitian ini, ditempuh uji analisis validitas konstruk (construct validity) secara internal. Prosedur pengujiannya dilakukan dengan cara menganalisis setiap item (item analysis) masing-masing kuesioner dengan mengkorelasikan skor setiap item (X) dengan skor total (Y). Dalam penelitian ini

dipergunakan teknik korelasi Product Moment Pearson (Masidjo,

1995: 142) dengan rumus sebagai berikut:

)( )

(

)

(

{

}{

( ) }

− = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X Y X N rxy

Keterangan: Keterangan rumus:

xy

r = Koefisien validitas item

∑X = Jumlah skor dalam sebaran X ( Item Gasal )

∑Y = Jumlah skor dalam sebaran Y ( Item Genap )

∑XY = Jumlah hasil kali skor X dan skor Y yang berpasangan

∑X2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

∑Y 2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

N = Banyaknya subyek

Proses penghitungan taraf validitas dilakukan dengan memberi skor pada setiap item dan mentabulasikan ke dalam data uji coba. Selanjutnya dilakukan penghitungan dengan menggunakan komputer program SPSS For Window seri 12.

Penetapan validitas (kesahihan) item menggunakan kriteria Azwar dan Friedenberg (dalam Sulistiya, 2003) yang menyatakan bahwa untuk skala psikologi sebaiknya digunakan harga koefisien korelasi minimal 0,30. Dengan demikian, item yang koefisien korelasi minimal < 0,30 dinyatakan gugur atau tidak valid, sedangkan item

yang dianggap valid adalah item dengan koefisien korelasi ≥ 0,30. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap 100 item kuesioner pola asuh orangtua diperoleh 67 item valid, 9 item yang koefisien korelasinya mendekati 0,30 sehingga diperbaiki dan 24 item tidak valid atau digugurkan. Sehingga jumlah item keseluruhan kuesioner pola asuh orangtua yang akan digunakan dalam penelitian adalah 76 item.

Sedangkan perhitungan yang dilakukan terhadap 85 item kuesioner kreativitas ditemukan 53 item valid, 7 item yang koefisien korelasinya mendekati 0,30 sehingga diperbaiki dan 25 item tidak valid atau digugurkan. Sehingga jumlah item keseluruhan kuesioner kreativitas yang akan digunakan dalam penelitian adalah 60 item. Rekapitulasi hasil uji validitas kuesioner pola asuh orangtua dan kuesioner kreativitas dapat dilihat pada lampiran 2.

Setelah mengadakan penelitian, peneliti melihat kembali validitas kuesioner penelitian dengan tujuan untuk menjadi acuan bila ada peneliti lain yang akan menggunakan kuesioner dalam penelitian

ini. Proses penghitungan validitas sama dengan proses penghitungan validitas uji coba.

Atas dasar kriteria Azwar dan Friedenberg (dalam Sulistiya, 2003) yang menyatakan bahwa untuk skala psikologi sebaiknya digunakan harga koefisien korelasi minimal 0,30. Dengan demikian, item yang koefisien korelasi minimal < 0,30 dinyatakan gugur atau tidak valid, sedangkan item yang dianggap valid adalah item dengan koefisien korelasi ≥ 0,30. Akhirnya setelah dilakukan perhitungan terhadap 76 item kuesioner pola asuh orangtua diperoleh 43 item valid, 33 item yang gugur. Sedangkan perhitungan yang dilakukan terhadap 60 item kuesioner kreativitas ditemukan 43 item yang valid dan 17 item yang gugur. Rekapitulasi hasil validitas setelah penelitian pada kuesioner pola asuh orangtua dan kuesioner kreativitas dapat dilihat pada lampiran 3.

Untuk melihat koefisien validitas keseluruhan digunakan rumus

tt t r r = Keterangan rumus: t r = Koefisien validitas tt

r = Koefisien reliabilitas (Garrett, 1967: 349)

b. Reliabilitas (Keandalan)

Reliabilitas suatu alat ukur merupakan taraf sampai di mana suatu alat ukur mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya

yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran (Masidjo, 1995: 209). Menurut Azwar (1997: 176) reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif konsisten jika dilakukan pengukuran ulang pada subyek yang sama. Suatu angket yang reliabel akan menunjukkan ketelitian dan keajegan hasil dalam berbagai pengukurannya.

Koefisien reliabilitas dinyatakan dalam suatu koefisien

reliabilitas yang dinyatakan dengan bilangan koefisien antara −1,00 sampai 1,00 yang dikelompokkan ke dalam beberapa klasifikasi dari sangat rendah sampai sangat tinggi. Garrett (1976: 176) mengemukakan suatu deskripsi tentang penafsiran koefisien korelasi seperti pada tabel 4.

Tabel 4. Klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas dan validitas suatu alat tes

Koefisien Korelasi Klasifikasi

± 0,70 – ± 1,00 Tinggi – Sangat tinggi

± 0,40 – ± 0,70 Cukup

± 0,20 – ± 0,40 Rendah

0,00 – ± 0,20 Tidak ada – sangat rendah

Dalam penelitian ini pengujian tingkat reliabilitas yang

digunakan adalah metode belah dua yang sering disebut juga metode genap dan gasal. Metode belah dua merupakan metode yang lebih efisien, karena dalam menentukan taraf reliabilitas hanya mempergunakan satu alat ukur untuk satu pengukuran. Hasil dari tes

bernomor gasal, dan kedua, skor yang berasal dari item bernomor

genap. Kedua belah dikorelasikan dengan formula korelasi Product

Moment Pearson dan hasilnya dikoreksi dengan formulasi Spearman-Brown. Formula Spearman-Brown merupakan sebuah formula komputasi yang sangat popular untuk reliabilitas alat ukur yang dibelah menjadi dua bagian yang relatif paralel (Azwar, 1997: 68). Taraf reliabilitas suatu alat ukur diperoleh dengan menggunakan

formula koreksi dengan rumus Spearman-Brown sebagai berikut:

(Garrett, 1967: 339) xy xy tt r xr r + = 1 2 Keterangan rumus: = tt

r Koefisien reliabilitas alat ukur

xy

r = Koefisien korelasi item-item gasal dan genap

Rekapitulasi hasil perhitungan taraf reliabilitas dan taraf validitas instrumen dapat dilihat pada tabel di bawah ini, sedangkan proses penghitungan dapat dilihat pada lampiran 4 dan 5.

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas

Koefisien Validitas Koefisien Reliabilitas Kuesioner

Uji coba Penelitian Uji coba Penelitian

Pola Asuh Orangtua 0,73 0,73 0,53 0,53

Kreativitas 0,97 0,97 0,94 0,94

Dengan membandingkan hasil uji coba dan penelitian disimpulkan bahwa reliabilitas dan validitas kuesioner ini konsisten.

Hasil uji coba dan hasil penelitian menunjukkan bahwa kuesioner pola asuh orangtua menunjukkan koefisien validitas pada kualifikasi tinggi dan reliabilitas cukup, sedangkan kuesioner kreativitas menunjukkan koefisien validitas dan reliabilitas pada kualifikasi sangat tinggi (Garrett, 1967: 176).

Dokumen terkait