• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hakikat Lembaga Sosial

Dalam dokumen sma12sos Sosiologi VinaDwiLaning (Halaman 54-59)

Keberadaan lembaga sosial tidak lepas dari adanya nilai dan norma dalam masyarakat. Di mana nilai merupakan sesuatu yang baik, dicita- citakan, dan dianggap penting oleh masyarakat. Oleh karenanya, untuk mewujudkan nilai sosial, masyarakat menciptakan aturan-aturan yang tegas yang disebut norma sosial. Nilai dan norma inilah yang membatasi setiap perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Sekumpulan norma akan membentuk suatu sistem norma. Inilah awalnya lembaga sosial terbentuk. Sekumpulan nilai dan norma yang telah mengalami proses institutionalization menghasilkan lembaga sosial. Lantas apa dan bagaimana hakikat lembaga sosial sesungguh- nya? Pertanyaan ini akan kita jawab melalui pembahasan pada materi di bawah ini.

1. Pengertian Lembaga Sosial

Dari uraian di atas setidaknya kamu telah memahami sedikit tentang pengertian lembaga sosial. Cobalah berdiskusi dengan teman sebangkumu, tentukan secara sederhana pengertian lembaga sosial dalam masyarakat!

Istilah lembaga sosial oleh Soerjono Soekanto disebut juga lembaga kemasyarakatan. Istilah lembaga kemasyarakatan merupakan istilah asing social institution. Akan tetapi, ada yang mempergunakan istilah pranata sosial untuk menerjemahkan social institution. Hal ini dikarenakan social institution menunjuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku para anggota masyarakat. Sebagaimana Koentjaraningrat mengemukakan bahwa pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas- aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.

Lembaga Sosial Pengertian lembaga sosial Proses pembentukan lembaga sosial Tipe-Tipe lembaga sosial Peran dan fungsi lembaga sosial

Istilah lain adalah bangunan sosial, terjemahan dari kata

sozialegebilde (bahasa Jerman) yang menggambarkan bentuk dan susunan institusi tersebut. Namun, pembahasan ini tidak mem- persoalkan makna dan arti istilah-istilah tersebut. Dalam hal ini lebih mengarah pada lembaga kemasyarakatan atau lembaga sosial, karena pengertian lembaga lebih menunjuk pada suatu bentuk sekaligus juga mengandung pengertian yang abstrak tentang adanya norma-norma dalam lembaga tersebut.

Menurut Robert Mac Iver dan Charles H. Page, mengartikan lembaga kemasyarakatan sebagai tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam suatu kelompok masyarakat. Sedangkan Leopold von Wiese dan Howard Becker melihat lembaga dari sudut fungsinya. Menurut mereka, lembaga kemasyarakatan diartikan sebagai suatu jaringan dari proses- proses hubungan antarmanusia dan antarkelompok manusia yang berfungsi untuk memelihara hubungan-hubungan tersebut serta pola- polanya, sesuai dengan kepentingan-kepentingan manusia dan sekelompoknya.

Selain itu, seorang sosiolog yang bernama Summer melihat lembaga kemasyarakatan dari sudut kebudayaan. Summer meng- artikan lembaga kemasyarakatan sebagai perbuatan, cita-cita, dan sikap perlengkapan kebudayaan, yang mempunyai sifat kekal serta yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Oleh karenanya, keberadaan lembaga sosial mempunyai fungsi bagi kehidupan sosial. Fungsi-fungsi tersebut antara lain:

a. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang sikap dalam menghadapi masalah di masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok.

b. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.

c. Memberi pegangan kepada anggota masyarakat untuk mengadakan pengawasan terhadap tingkah laku para anggotanya.

Dengan demikian, lembaga sosial merupakan serangkaian tata cara dan prosedur yang dibuat untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, lembaga sosial terdapat dalam setiap masyarakat baik masyarakat sederhana maupun masyarakat modern. Hal ini disebabkan setiap masyarakat menginginkan keteraturan hidup.

Pada pembahasan di atas telah dijelaskan pengertian tentang lembaga sosial. Dari pembahasan tersebut, setidaknya kalian telah memiliki gambaran dan pemahaman tentang lembaga sosial. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai materi ini, cobalah gali sebanyak-banyaknya segala sesuatu tentang lembaga sosial melalui data kepustakaan atau data media massa. Berdasarkan data-data yang ada buatlah sebuah tulisan singkat tentang lembaga sosial, selanjutnya bacakan di depan kelas.

Lembaga sosial merupakan sekumpulan tata cara dan prosedur untuk mengatur hubungan antarmanusia yang tumbuh karena ke- butuhan masyarakat akan keteraturan kehidupan ber- sama.

2. Ciri Lembaga Sosial

Meskipun lembaga sosial merupakan suatu konsep yang abstrak, ia memiliki sejumlah ciri yang dapat dikenali. Gillin dan Gillin di dalam karyanya yang berjudul General Features of Social Institution

(sebagaimana dikutip Soerjono Soekanto: 1987), menguraikan beberapa ciri umum lembaga sosial sebagai berikut.

a. Lembaga sosial adalah organisasi pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas masyarakat dan hasil-hasilnya. Ia terdiri atas kebiasaan-kebiasaan, tata kelakukan, dan unsur-unsur kebudayaan lain yang tergabung dalam suatu unit yang fungsional.

b. Lembaga sosial juga dicirikan oleh suatu tingkat kekekalan tertentu. Oleh karena lembaga sosial merupakan himpunan norma-norma yang berkisar pada kebutuhan pokok, maka sudah sewajarnya apabila terus dipelihara dan dibakukan.

c. Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu. Lembaga pendidikan sudah pasti memiliki beberapa tujuan, demikian juga lembaga perkawinan, perbankan, agama, dan lain- lain.

d. Terdapat alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga sosial. Misalnya, rumah untuk lembaga keluarga serta masjid, gereja, pura, dan wihara untuk lembaga agama.

e. Lembaga sosial biasanya juga ditandai oleh lambang-lambang atau simbol-simbol tertentu. Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambar tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Misalnya, cincin kawin untuk lembaga perkawinan, bendera dan lagu kebangsaan untuk negara, serta seragam sekolah dan badge

(lencana) untuk sekolah.

Pendapat beberapa ahli sosial tentang pengertian lembaga sosial. 1. Horton dan Hunt dalam Suharko

Lembaga sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting. 2. Soerjono Soekanto

Lembaga sosial adalah himpunan norma-norma yang berkisar pada kebutuhan pokok dalam masyarakat.

3. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi

Lembaga sosial adalah semua norma dari segala tingkat yang berkisar pada suatu keperluan pokok dalam kehidupan masyarakat yang merupakan suatu kelompok.

4. Mayor Polak JBAF

Lembaga sosial adalah suatu kompleks atau sistem peraturan-peraturan dan adat istiadat yang mempertahankan nilai-nilai yang penting. 5. W. Hamilton

Lembaga sosial merupakan tata cara kehidupan kelompok, yang apabila dilanggar akan dijatuhi pelbagai sanksi.

Adanya perubahan ke- biasaan dalam masyarakat akan membawa perubahan pula dalam lembaga sosial karena adanya lembaga sosial terbentuk dari akti- vitas-aktivitas masyarakat yang telah menjadi sebuah kebiasaan.

f. Lembaga sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak tertulis yang merumuskan tujuan, tata tertib, dan lain-lain. Sebagai contoh, izin kawin dan hukum perkawinan untuk lembaga perkawinan. Selain Gillin dan Gillin seorang ahli sosial yang bernama Conen ikut pula mengemukakan karakteristik dari lembaga sosial (sebagaimana dikutip Arif Rohman: 2003). Menurutnya terdapat sembilan ciri khas (karakteristik) lembaga sosial sebagai berikut. a. Setiap lembaga sosial bertujuan memenuhi kebutuhan khusus

masyarakat.

b. Setiap lembaga sosial mempunyai nilai pokok yang bersumber dari anggotanya.

c. Dalam lembaga sosial ada pola-pola perilaku permanen menjadi bagian tradisi kebudayaan yang ada dan ini disadari anggotanya. d. Ada saling ketergantungan antarlembaga sosial di

masyarakat, perubahan lembaga sosial satu berakibat pada perubahan lembaga sosial yang lain.

e. Meskipun antarlembaga sosial saling bergantung, masing-masing lembaga sosial disusun dan di- organisasi secara sempurna di sekitar rangkaian pola, norma, nilai, dan perilaku yang diharapkan.

f. Ide-ide lembaga sosial pada umumnya diterima oleh mayoritas anggota masyarakat, terlepas dari turut tidaknya mereka berpartisipasi.

g. Suatu lembaga sosial mempunyai bentuk tata krama perilaku.

h. Setiap lembaga sosial mempunyai simbol-simbol kebudayaan tertentu.

i. Suatu lembaga sosial mempunyai ideologi sebagai dasar atau orientasi kelompoknya.

3. Syarat-Syarat Lembaga Sosial

Menurut Koentjaraningrat, aktivitas manusia atau aktivitas kemasyarakatan untuk menjadi lembaga sosial harus memenuhi syarat- syarat tertentu. Persyaratan tersebut antara lain:

a. Suatu tata kelakuan yang baku, yang bisa berupa norma-norma dan adat istiadat yang hidup dalam ingatan maupun tertulis. b. Kelompok-kelompok manusia yang menjalankan aktivitas

bersama dan saling berhubungan menurut sistem norma-norma tersebut.

c. Suatu pusat aktivitas yang bertujuan memenuhi kompleks- kompleks kebutuhan tertentu, yang disadari dan dipahami oleh kelompok-kelompok yang bersangkutan.

d. Mempunyai perlengkapan dan peralatan.

e. Sistem aktivitas itu dibiasakan atau disadarkan kepada kelompok- kelompok yang bersangkutan dalam suatu masyarakat untuk kurun waktu yang lama.

Sumber: www.blogtex.org

4. Proses Terbentuknya Lembaga Sosial

Terbentuknya lembaga sosial bermula dari kebutuhan masyarakat akan keteraturan kehidupan bersama. Sebagaimana diungkapkan oleh Soerjono Soekanto bahwa tumbuhnya lembaga sosial oleh karena manusia dalam hidupnya memerlukan keteraturan, maka dirumuskan norma-norma dalam masyarakat. Bayangkan, jika dalam suatu masyarakat tidak terdapat aturan-aturan yang menjadi patokan bertingkah laku. Tentu kehidupan masyarakat tersebut menjadi tidak teratur, di mana setiap masyarakat bertingkah laku sesuka hatinya yang dapat merugikan orang lain. Oleh karena itu, dibentuklah sejumlah norma-norma untuk mencapai keteraturan hidup bersama. Mula-mula sejumlah norma tersebut terbentuk secara tidak disengaja. Namun, lama-kelamaan norma tersebut dibuat secara sadar. Misalnya, dahulu di dalam jual beli, seorang perantara tidak harus diberi bagian dari keuntungan. Akan tetapi, lama-kelamaan terjadi kebiasaan bahwa perantara tersebut harus mendapat bagiannya, di mana sekaligus ditetapkan siapa yang menanggung itu, yaitu pembeli ataukah penjual. Sejumlah norma-norma itulah yang disebut lembaga sosial.

Namun, tidak semua norma-norma yang ada dalam masyarakat merupakan lembaga sosial. Untuk menjadi sebuah lembaga sosial, sekumpulan norma mengalami proses yang panjang. Menurut Robert M.Z. Lawang (1985) proses tersebut dinamakan institusionalisasi atau pelembagaan, yaitu proses bagaimana suatu perilaku menjadi berpola atau bagaimana suatu pola perilaku yang mapan itu terjadi. Dengan kata lain, institusionalisasi adalah suatu proses berjalan dan terujinya sebuah kebiasaan dalam masyarakat menjadi institusi atau lembaga yang akhirnya harus menjadi patokan dalam kehidupan bersama.

Menurut H.M. Johnson, bahwa suatu norma terlembaga (institu- tionalized) dalam suatu sistem sosial tertentu apabila memenuhi tiga syarat sebagai berikut.

a. Sebagian besar anggota masyarakat atau sistem sosial menerima norma tersebut.

b. Norma tersebut menjiwai seluruh warga dalam sistem sosial tersebut.

c. Norma tersebut mempunyai sanksi yang mengikat setiap anggota masyarakat.

Dikenal empat tingkatan norma dalam proses pelembagaan, pertama cara (usage) yang menunjuk pada suatu perbuatan. Kedua, kemudian cara bertingkah laku berlanjut dilakukan sehingga menjadi suatu kebiasaan (folkways), yaitu perbuatan yang selalu diulang dalam setiap usaha mencapai tujuan tertentu. Ketiga, apabila kebiasaan itu kemudian diterima sebagai patokan atau norma pengatur kelakuan bertindak, maka di dalamnya sudah terdapat unsur pengawasan dan jika terjadi penyimpangan, pelakunya akan dikenakan sanksi. Keempat, tata kelakuan yang semakin kuat mencerminkan kekuatan pola kelakuan masyarakat yang mengikat para anggotanya. Tata kelakuan semacam ini disebut adat istiadat (custom). Bagi anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat, maka ia akan mendapat sanksi yang lebih keras. Contoh, di Lampung suatu keaiban atau

Mekalar Mobil

Melalui pembahasan ini, kemukakan kapan proses pelembagaan norma-norma masyarakat dikatakan ber- hasil!

Sumber: www.mobil88.astra.co.id

Gambar 3.2 Diakuinya makelar dalam sebuah transaksi wujud nyata proses pelembaga- an.

pantangan, apabila seorang gadis sengaja mendatangi pria idamannya karena rindu yang tidak tertahan, akibatnya ia dapat dikucilkan dari hubungan bujang-gadis karena dianggap tidak suci.

Keberhasilan proses institusinalisasi dalam masyarakat dilihat jika norma-norma kemasyarakatan tidak hanya menjadi institu- tionalized dalam masyarakat, akan tetapi menjadi internalized. Maksudnya adalah suatu taraf perkembangan di mana para anggota masyarakat dengan sendirinya ingin berkelakuan sejalan dengan perkelakuan yang memang sebenarnya memenuhi kebutuhan masyarakat.

Secara umum lembaga sosial berupa perilaku yang telah menjadi suatu kebiasaan yang dianut oleh masyarakat dan disepakati bersama sebagai norma atau patokan hidup. Dengan berbekal teori ini, cobalah adakan pengamatan singkat di lingkungan sekitarmu. Temukan proses pelembagaan yang terjadi, serta kemukakan perilaku atau norma apakah yang mengalami institusionalisasi. Tulislah hasil pengamatanmu dalam selembar kertas selanjutnya presentasikan di depan kelas. Melalui kegiatan, kamu akan semakin dipahamkan tentang proses pembentukan lembaga sosial dalam masyarakat.

Dalam dokumen sma12sos Sosiologi VinaDwiLaning (Halaman 54-59)