• Tidak ada hasil yang ditemukan

Macam-Macam Data Penelitian Sosial

Dalam dokumen sma12sos Sosiologi VinaDwiLaning (Halaman 106-108)

Menentukan Pendekatan dalam Penelitian Sosial

B. Pengumpulan Data Penelitian

2. Macam-Macam Data Penelitian Sosial

Sebagaimana diungkapkan di depan, bahwa data penelitian merupakan keterangan-keterangan yang dikumpulkan peneliti berkaitan dengan topik penelitian. Dalam penelitian sosial dikenal bermacam-macam jenis data. Oleh karena itu, seorang peneliti harus benar-benar selektif menentukan jenis data yang diperlukan.

Berdasarkan cara memperolehnya, data dalam penelitian sosial dibedakan atas data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data dikumpulkan dari orang pertama dan diolah oleh organisasi atau perorangan. Data primer didapat dari masyarakat secara langsung atau hasil observasi di lapangan. Misalnya, seorang peneliti mendatangi setiap rumah tangga untuk menanyakan jumlah penduduk, mata pencaharian, agama, pendidikan, dan lain-lain. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari sumber pertama. Data sekunder diperoleh melalui pihak lain yang sebelumnya telah mengumpulkan dan mengolahnya secara umum. Data sekunder bersumber dari bahan bacaan atau dokumentasi seperti surat-surat pribadi, Badan Pusat Statistik, notulen rapat, surat kabar, dan lain- lain.

Selain itu, apabila dilihat dari sifatnya data dibedakan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif.

a. Data kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka, tetapi lebih banyak berupa deskripsi, ungkapan atau makna-makna tertentu yang harus diungkap peneliti. Contoh, kesejahteraan petani, interaksi anak dalam keluarga, dan lain-lain.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka yang hasilnya dapat diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik-teknik statistik. Contoh, pertambahan jumlah penduduk, pendapatan penduduk, jumlah pedagang di area tertentu, dan lain-lain.

3.

Metode Pengumpulan Data

Begitu pentingnya data dalam penelitian sosial, maka dalam pengumpulannya menggunakan metode atau prosedur-prosedur tertentu. Keberhasilan suatu kegiatan pengumpulan data ditentukan pula oleh metode pengumpulan data tersebut. Karenanya dalam pemilihan metode pengumpulan data dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain:

a. Sumber Data

Sumber data atau sampel dapat menentukan metode atau alat pengumpul data. Apabila sumber data besar, maka metode yang cocok digunakan adalah kuesioner. Sedangkan apabila sumber data kecil, akan menjadi lebih mudah menggunakan metode wawancara.

b. Lokasi

Apabila lokasi penelitian meliputi daerah yang luas, maka lebih efektif jika menggunakan metode kuesioner daripada wawancara dan observasi.

c. Pelaksanaan

Apabila pelaksana atau tenaga pengumpul banyak, namun respondennya sedikit, maka metode yang paling baik digunakan adalah wawancara atau observasi. Sebaliknya, jika pelaksana atau tenaga pengumpul sedikit dan respondennya banyak maka metode kuesioner atau angket lebih tepat untuk digunakan.

d. Biaya dan Waktu

Apabila peneliti dihadapkan pada kondisi dana yang sedikit sedangkan mempunyai waktu terbatas, maka metode kuesioner atau angket layak untuk digunakan.

e. Kedalaman Data

Apabila peneliti ingin mengetahui data secara lebih mendalam, maka lebih baik seorang peneliti menggunakan metode wawancara dibanding kuesioner atau observasi.

Adapun metode-metode pengumpulan data dalam penelitian sosial adalah:

a. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan mengamati langsung di lapangan. Mengamati bukan hanya melihat melainkan juga merekam, menghitung, mengukur, dan mencatat kejadian. Observasi atau pengamatan sering dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia atau keadaan, kondisi, dan situasi lainnnya. Apabila dilihat dari pelaksanaannya, observasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung. Observasi langsung dapat disebut juga observasi partisipasi, di mana peneliti ikut aktif berpartisipasi pada aktivitas yang sedang diamati. Berdasarkan segi keterlibatan observer, pada metode ini dibedakan menjadi dua bentuk yaitu partisipasi sebagian (partial participa-

tion) dan partisipasi penuh (full partisipation). Dikatakan partisipasi sebagian karena observer tidak melibatkan diri sepenuhnya. Namun berbeda dengan full participation, observer melibatkan diri sepenuhnya ke dalam objek pengamatan.

Sedangkan observasi tidak langsung dapat juga disebut observasi nonpartisipasi. Pada metode ini, observer tidak melibatkan diri ke dalam objek pengamatan. Observer mendapat- kan gambaran tentang objeknya melalui pengamatan tidak langsung.

Sumber:Earth Our Home, halaman 5

Gambar 5.1Teknik observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara peng- amatan langsung di lapangan.

Hal-hal yang perlu diper- hatikan dalam menentukan metode pengumpulan data: a. Sumber data.

b. Lokasi. c. Pelaksanaan. d. Biaya dan waktu. e. Kedalaman data.

Kelemahan dan Kebaikan Metode Observasi

Pada dasarnya pelaksanaan semua penelitian metode mempunyai kelemahan dan kebaikan sebagaimana metode observasi. Kebaikan metode observasi antara lain:

a. Melalui metode observasi dapat memperoleh data dari subjek, baik yang dapat berkomunikasi secara langsung maupun tidak.

b. Terdapat kemungkinan mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya pada waktu kejadian tersebut berlangsung.

Sedangkan kelemahan metode observasi adalah:

a. Memerlukan waktu yang lama untuk memperoleh hasil dari suatu kejadian.

b. Pengamatan terhadap suatu fenomena yang telah terjadi lama tidak dapat dilakukan secara langsung.

Sumber:id.chinabroadcast.cn

Gambar 5.2Pengumpulan data melalui metode wawancara dilakukan secara lisan. b. Metode Wawancara (Interview)

Wawancara adalah teknik komunikasi langsung antara peneliti dan sampel. Pengumpulan data dengan metode wawancara harus secara lisan atau melakukan kontak langsung dengan responden. Dalam wawancara, seorang pewawancara harus dapat menciptakan suasana yang santai namun serius, sehingga suasana ini mendukung responden untuk menjawab apa saja yang ditanyakan oleh pewawancara tentunya dengan keseriusan dan kesungguhan. Untuk memfokuskan arah wawancara, seorang peneliti biasanya membuat pedoman wawancara yang berisi format pertanyaan yang akan diajukan kepada responden sebelum melakukan wawancara.

Apabila ditinjau dari pelaksanaannya, pedoman wawancara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Pedoman wawancara tidak berstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat tema yang dijadikan acuan wawancara. Dalam hal ini, pewawancara harus dapat mengendalikan jalannya wawancara, sehingga wawancara menjadi sesuai dengan garis besar pembicaraan yang telah dipersiapkan.

2) Pedoman wawancara terstruktur yaitu, pedoman wawancara yang disusun secara terperinci. Butir-butir pertanyaan telah dipersiapkan, sehingga pewawancara tinggal memberi tanda cek (✔).

Sedangkan berdasarkan tujuannya, wawancara dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu:

Dalam dokumen sma12sos Sosiologi VinaDwiLaning (Halaman 106-108)