• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

6. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Arikunto (2006) (dalam Suyadi, 2010: 18) menjalaskan pengertian PTK secara lebih sistematis.

1) Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati;

2) Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. Dalam PTK, gerakan ini dikenal dengan siklus-siklus kegiatan untuk peserta didik; dan

3) Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.

Berdasarkan ketiga pengertian diatas, yakni penelitian, tindakan dan kelas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan

lxxxii

terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Berdasarkan pengertian diatas, kita dapat menggaris bawahi beberapa poin penting tentang PTK, yakni: a) PTK adalah suatu bentuk inquiri atau penyelidikan yang

dilakukan melalui refleksi diri;

b) PTK dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti guru, peserta didik, atau kepala sekolah;

c) PTK dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan; dan

d) Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik belajar-mengajar, memperbaiki pemahaman dari praktik belajar-mengajar, serta memperbaiki situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilakukan.

Berdasarkan ide pokok di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK adalah pencermatan yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya (guru, peserta didik, kepala sekolah) dengan menggunakan metode refleksi diri dan bertujuan untuk melakukan perbaikan di berbagai aspek pembelajaran. Dengan kata lain PTK adalah pencermatan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki profesinya sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta didik terus meningkat.

lxxxiii

b. Karakteristik PTK

Suyadi, 2010: 23 menyatakan berdasarkan pengertian di atas, PTK mempunyai karakteristik tersendiri jika dibandingkan dengan penelitian-penelitian lain pada umumnya. Beberapa karakteristik tersebut adalah:

1) Guru merasa bahwa ada permasalahan yang mendesak untuk segera diselaikan di dalam kelasnya.

Guru menyadari bahwa ada sesuatu dalam praktik pembelajarannya yang harus dibenahi, dan ia terpanggil untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki persoalan tersebut. Dengan demikian, PTK menjadi khas jika hanya dilakukan dan diprakarsai oleh guru kelas, buka oleh pihak lain. Penelitian tindakan kelas, guru dituntut untuk turut berperan aktif, inilah salah satu ciri khas yang membedakan anatar PTK dengan penelitian yang lain, yang biasanya dilakukan oleh peneliti dari luar lingkungan kelas. Sekedar contoh, seorang guru merasa bahwa dalam daftar hasil nilai ulangan harian matematika, khususnya materi tentang himpunan, hanya ada 30% siswa yang mencapai nilai diatas rata-rata. Sedangkan 70% sisanya mendapatkan nilai di bawah rata-rata, padahal materi tersebut telah dijelaskan berulang kali. Guru kemudian melakukan refleksi mengapa hal itu bisa terjadi. Kemudian, tumbuh minat dari guru tersebut untuk melakukan penelitian terkait cara-cara apa saja

lxxxiv

yang bisa digunakan untuk meningkatkan hasil ulangan matematika tersebut. Salah satu ciri khas penelitian disebut PTK adalah adanya persoalan yang dirasakan atau diketahui guru, kemudian sang guru memutuskan untuk bertindak (melakukan tindakan), guna menemukan cara untuk mengatasinya;

2) Refleksi diri

Refleksi merupakan ciri khas PTK yang paling esensial. Refleksi ini juga membedakan anatara PTK dengan penelitian pada umumnya yang menggunakan responden atau populasi secara objektif dalam mengumpulkan data. Dalam PTK, pengumpulan data sering kali diawali dan dilakukan dengan melakukan refleksi diri. Refleksi yang dimaksud di sini adalah melakukan intropeksi diri, seperti guru mengingat kembali apa saja tindakan yang telah dilakukan di dalam kelas, apa dampak dari tindakan tersebut, mengapa dampaknya menjadi demikian, dan sebagainya. Data dalam PTK dikumpulkan dari praktik pembelajaran sendiri, bukan dari pihak lain. Bahkan untuk menemukan data yang akurat, guru harus terlibat langsung dalam praktik pembelajaran. Dengan demikian PTK harus dilakukan oleh guru dalam kelasnya sendiri, bukan dikelas lain dimana tidak mengajar didalamnya;

lxxxv

3) Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam “kelas” sehingga

fokus erhatian adalah proses pembelajaran antara guru dan siswa melalui interaksi.

Kelas yang dimaksud di sisi tidak sebatas pada sebuah ruang tertutup yang dibatasi dinding dan pintu. Yang terpenting dalam PTK bukanlah kelas atau ruangannya, tetapi fokus perhatian penelitian kepada proses pembelajaran dalam bentuk interaski antar guru dan siswa; dan

4) PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus

Siklus didalamnya harus mencerminkan perbaikan demi perbaikan yang dicapai. Siklus sebelumnya merupakan dasar bagi siklus selanjutnya. Maka hasil dari siklus berikutrnya seharusnya jauh lebih baik dari pada siklus sebelumnya.

c. Prinsip PTK

Suyadi (2010: 30) menyatakan terdapat prinsip atau pedoman yang harus dipenuhi. Hal ini dimaksudkan proses PTK dapat mencapai hasil yang maksimum, sebagai berikut:

1) PTK dilakukan dalam lingkungan pembelajaran yang alamiah PTK harus dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang alamiah artinya, PTK haarus dilakukan tanpa mengubah situasi dan jadwal pelajaran. Ketika dilakukan PTK proses pembelajarannya diubah sedemikian rupa, kemudian kembali

lxxxvi

seperti semula, maka sebaik apapun hasil PTK tidak akan bisa diterapkan dikelas. Perubahan pola pembelajaran tidak mungkin dilakukan secara terus-menerus dalam konteks pembelajaran yang alamiah(sebagaimana aslinya) tanpa mengubahnya.

2) Adanya inisiatif dari guru untuk memperbaiki proses pembelajaran

Guru harus peka terhadap persoalan-persoalan yang muncul dalam proses pembelajaran. Guru dituntut untuk lebih peka terhadap prestasi belajar siswa. PTK meruapakan jalan bagi guru untuk memperbaiki proses pembelajaran. Berangkat dari kesadaran akan segala kekurangan tersebut, guru harus mempunyai inisiatif untuk memperbaiki keadaan. Kemudian inisiatif tersebut hendaknya diuji coba secara terus menerus, sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Jika inisiatif yang satu gagal diuji coba maka guru harus mempunyai inisiatif lain sebelum kemudian menguji cobakannya berulang kali. Demikian seterusnya sehingga guru terus menerus melakukan perbaikan melalui PTK.

3) Menggunakan analisis SWOT sebagai dasar tindakan

Menurut Arikunto (2006: 7) PTK harus dimulai dengan melakukan analisis SWOT, yaitu strength (kekuatan), weaknesses

(kelemahan), opportunity (kesempatan), dan tbreati (ancaman). Keempat unsur tersebut hendaknya digunakan dalam analisis

lxxxvii

terhadap guru yang melakukan tindakan maupun siswa yang dikenai tindakan. PTK hanya bisa berjalan jika terdapat kesesuaian antara guru dan siswa. Inisiatif guru untuk memperbaiki pembelajaran tidak akan berjalan jika siswa tidak mampu mempraktikkannya. Inisiatif guru harus berangkat dari kemampuan siswa yang dihadapinya.

4) Adanya upaya secara konkret

Inisiatif untuk memperbaiki pembelajaran yang didasarkan pada analisis SWOT, harus berupa tindakan secara konkret, tidak cukup hanya sekedar harapan apalagi angan-angan. Sebuah inisiatif baru yang diaktualisasikan dalam proses pembelajaran perlu mendapat bantuan dari berbagai unsur yang dilibatkan secara sistematis, mulai dari sarana dan prasarana pendukung, mengubah jadwal pelajaran, dan gaya mengajar yang berbeda. 5) Merencanakan dengan SMART

Arikunto (2010: 7) menyatakan bahwa PTK harus direncanakan dengan SMART. SMART yang dimaksud memiliki makna:

S: Specific, khusus, tidak terlalu umum/luas M: Manageable, dapat dikelola, dilaksanakan.

A: Accptable, dapat diterima lingkungan auat dapat dijangkau, dicapai.

lxxxviii

T: Time-bound, diikat oleh waktu, terencana.

Beberapa prinsip SMART, khusunya acceptable maka sebelum melakukan PTK guru harus mengkomunikasikannya dengan siswa. Apa inisiatif guru, apa yang akan dilakukan, dan apa perangkat yang digunakan. Hal ini dimaksudkan untuk mencari kesepatakan apakah siswa mampu melakukan inisiatif guru atau tidak.

d. Tujuan PTK

McNiff (1992) (dalam Sumandayo, 2013: 22) menyatakan bahwa dasar utama PTK adalah untuk perbaikan. Perbaikan terkait dan memiliki konteks dengan proses pembelajaran.

Boro (1985) (dalam Sumandoyo, 2013: 22) menyatakan tujuan utama PTK adalah pengembangan ketrampilanguru berdasarkan pada persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapai guru pada kelasnya sendiri, dan bukannya bertjuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.

e. Kelebihan dan kekurangan PTK

Shumsky (1982) (dalam Sumandayo, 2013: 36-38) menyatakan PTK memiliki kelebihan sebagai berikut:

1) Tumbuhnya rasa memiliki melalui kerja sama dalam PTK;

2) Tumbuhnya kreatifitas dan pemikiran kritis lewat interaksi terbuka yang bersifat reflektif/evaluatif dalam PTK;

lxxxix

4) Meningkatnya kesepakatan lewat kerja sama demokratis dan dialogis dalam PTK.

Shumsky (1982) (dalam Sumadayo, 2013: 36-38) menyatakan bawa kelemahan dari PTK sebagai berikut:

1) Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan dalam teknik dasar penelitian pada anda sendiri karena terlalu banyak berurusan dengan hal praktis;

2) Rendahnya efensiensi waktu karena anada harus punya komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosenya sementara anda masih harus melakukan tugas ritun; dan

3) Konsepsi proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok yang demokratis dengan kepekaan tingi terhadap kebutuhan dan keinginan anggota-anggota kelompoknya dalam situasi tertentu.

f. Langkah-langkah PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menekankan pada proses dan produk, pada waktu proses tindakan berlangsung, peneliti harus merekam semua dampak dari kegiatan yang baru dilakukan (Arikunto, 2017: 194). Arikunto dalam Suyadi (2010: 42) menyatakan terdapat empat langkah dalam melakukan PTK yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sebagaimana tampak pada Gambar 2 berikut.

xc

Gambar 2. Siklus PTK Sumber: Suyadi, (2010: 50)

Dokumen terkait