PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH
MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN
INKUIRI
DENGAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF
MIFTAHUL HUDA DESA LOPAIT
KEC.TUNTANG KAB.SEMARANG
TAHUN 2017/2018
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Syarat untuk Meraih Gelar
Sarjana pendidikan (S.Pd)
Disusun oleh
RICA RISTI WULANDARI
115 14 106
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH
MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN
INKUIRI
DENGAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF
MIFTAHUL HUDA DESA LOPAIT
KEC.TUNTANG KAB.SEMARANG
TAHUN 2017/2018
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Syarat untuk Meraih Gelar
Sarjana pendidikan (S.Pd)
Disusun oleh
RICA RISTI WULANDARI
115 14 106
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
vi
vii MOTTO
مِلْسُم ِّلُك ىَلَع ٌةَضْيِرَف ِمْلِعْلا َبَلَط َّنِإَف ،ِنْيِّصلاِب ْوَل َو َمْلِعْلا ا ْوُبُلْطُا
“Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Kepada orang tuaku (Bapak Gunadi dan Ibu Istiqomah) (Bapak Ahmad
Rozi dan Ibu Mira Yunianawati)yang selalu mendoakan dan mendukung
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini. Semoga beliau senantiasa
diberikan kesehatan dan selalu dalam LindunganNya;
2. Adikku (Devi Nurul Arifah) dan sepupu kecilku (Najwa Khaira Wilda,
Ranu Abid Sadira)yang selalu memberikan semangat dalam segala hal.
Semoga selalu dalam keadaan sehat wal‟afiat;
3. Orang tercintaku (Andrew Pramudya)yang selalu mendoakan, mendukung
dan memberikan semangat dalam segala hal. Semoga senantiasa diberikan
kesehatan dan kelancaran; dan
4. Sahabat tercintaku (Endang Setiyowati, dan Dwi Nuryanti) yang selalu
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat, taufiq
serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Melawan Penjajah Melalui
Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan Penggunaan Media Audio Visual Pada
Siswa Kelas V MI Ma‟arif Miftahul Huda Desa Lopait Kec.Tuntang
Kab.Semarang Tahun 2018. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad Saw yang kita nanti-nantikan syafa‟at di
yaumul akhir nanti.
Terselesainya skripsi ini tidaklah semata-mata hasil dari jerih payah penulis
sendiri, melainkan banyak pihak terkait yang telah membantu baik moral maupun
spritual, oleh karena itu penulis tidak lupa berterima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;
3. Peni Susapti, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga;
4. Drs. Abdul Syukur, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi;
5. Sukron Ma‟mun, S.H.I., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik;
6. Bapak ibu dosen serta seluruh staf karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis;
7. Misbakhul Munir, S.Pd.I selaku Kepala Madrasah MI Ma‟arif Miftahul
Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang telah
x
8. Ahmad Wibowo, S.Pd selaku Guru Kelas V MI Ma‟arif Miftahul Huda
Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang telah berkenan
bekerja sama dengan peneliti sehingga penelitian ini dapat berlangsung;
9. Siswa kelas V MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang yang telah berkenan menjadi subyek penelitian dan
mengikuti jalannya penelitian dengan baik dan sungguh-sungguh; dan
10.Teman-teman PGMI angkatan 2014 yang telah berjuang bersama dan
berkenan membagikan ilmunya.
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis diterima Allah
SWT dab mendapat balasan yang berlipat ganda. Penulis sangat menyadari bahwa
dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan bagi tersempurnanya penulisan
dimasa yang akan datang. Semoga skrispi ini bermanfaat bagi penulis khusunya
dan bagi pembaca semua.
Salatiga, 4 Juni2018
Penulis,
Rica Risti Wulandari
xi ABSTRAK
Wulandari, Rica Risti, 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Melawan Penjajah Melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan Penggunaan Media Audio Visual Pada Siswa
Kelas V MI Ma’arif Miftahul Huda Desa Lopait Kec Tuntang Kab
Semarang Tahun 2017/2018. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan . Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Drs. Abdul Syukur, M.Si.
Kata Kunci:Hasil Belajar IPS, Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Media Audio Visual.
MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang dalam pembelajaran IPS belum menggunakan berbagai strategi pembelajaran aktiv seringnya masih menggunakan metode ceramah. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif dan mudah bosan terhadap materi yang disampaikan oleh guru terutama materi perjuangan melawan penjajah. Terbukti dari hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM 70 mata pelajaran IPS. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah strategi pembelajaran
Inkuiri dengan penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar
IPS materi perjuangan melawan penjajah pada siswa kelas V MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2018?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pembelajaran Inkuiri dan penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi perjuangan melawan penjajah pada siswa kelas V MI Ma‟arif Miftahul huda Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang Tahun 2017/2018.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V
MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang yang berjumlah 23
siswa meliputi 9 laki-laki dan 14 perempuan. Instrumen penelitian meliputi RPP, lembar observasi guru, lembar observasi siswa dan tes evaluasi. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, tes dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran Inkuiri dengan penggunaan media audio visual dapat meingkatkan hasil belajar siswa kelas V MI
xii DAFTAR ISI
Sampul ... i
Lembar Logo ... ii
Halaman Judul ... iii
Persetujuan Pembimbing ... iv
Pengesahan Kelulusan ... v
Pernyataan Keaslian Tulisan ... vi
Motto ... vii
Persembahan ... ix
Kata Pengantar ... x
Abstrak ... xi
Daftar Isi ... xii
Daftar Tabel ... xiii
Daftar Gambar ... xiv
Daftar Lampiran ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 5
xiii
G. Rancangan Penelitian ... 7
H. Subjek Penelitian ... 7
I. Langkah – langkah Penelitian ... 8
J. Metode Pengumpulan Data ... 10
K. Instrumen Penelitian ... 12
L. Pengumpulan Data ... 15
M. Analisis Data ... 16
N. Sistematika Penulisan ... 16
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Perjuangan Melawan Penjajah ... 19
a. Jatuhnya Daerah Kekuasaan Nusantara dalam Kekuasaan Belanda ... 19
b. Perjuangan Para Tokoh dalam Mengusir Belanda ... 26
c. Pergerakan Nasional... 32
d. Sumpah Pemuda ... 36
e. Kedatangan Bangsa Jepang Ke Indonesia... 39
2. Hakikat Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 45
a. Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 45
b. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 46
c. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 48
xiv
3. Hakikat Media Pembelajaran Audio Visual ... 50
a. Pengertian Media Audio Visual ... 50
b. Macam-macam Media Audio Visual ... 51
c. Kelebihan dan Kelemahan Media Audio Visual ... 52
4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 52
a. Pengertian IPS ... 52
b. Ruang Lingkup IPS ... 53
c. Tujuan Pembelajaran IPS ... 54
5. Hakikat Hasil Belajar ... 54
a. Pengertian Hasil Belajar ... 54
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 55
c. Penilaian Hasil Belajar ... 57
d. Alat-alat Penilaian Hasil Bealajar ... 58
6. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 62
a. Pengertian PTK ... 62
b. Karakteristik PTK ... 64
c. Prinsip-prinsip PTK ... 66
d. Tujuan PTK ... 69
e. Kelebihan dan Kekurangan PTK ... 69
f. Langkah-langkah PTK ... 70
xv
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait ... 74
1. Letak Geografis MI Ma‟arif Miftahul Huda ... 74
2. Profil MI Ma‟arif Miftahul Huda ... 74
3. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah ... 74
4. Data Guru ... 76
5. Data Siswa ... 77
6. Sarana Prasarana dan Fasilitas ... 78
7. Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 79
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 79
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 80
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 84
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ... 89
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Paparan Siklus ... 94
1. Deskripsi Data Siklus I ... 94
2. Deskripsi Data Siklus II ... 96
3. Deskripsi Data Siklus III ... 98
xvi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...103
B. Saran ...103
DAFTAR PUSTAKA ...106
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Lembar Observasi Guru 12 Tabel 1.2 Lembar Observasi Siswa 14 Tabel 3.1 Profil Madrasah 74
Tabel 3.2 Data Guru MI Ma‟artif Miftahul Huda 76
Tabel 3.3 Data Siswa Kelas V MI Ma‟arif Miftahul Huda 77 Tabel 3.4 Sarana Prasarana MI Ma‟arif Miftahul Huda 78 Tabel 3.5 Sarana Pendukung MI Ma‟arif Miftahul Huda 78 Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I 94
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siklus II 96 Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus III 98
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Siklus PTK 7 Gambar 2 Siklus PTK71
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Riwayat Hidup Penulis 108 Lampiran 2. Nilai SKK Mahasiswa 109 Lampiran 3. Lembar Konsultasi 112 Lampiran 4. Surat Penelitian 113 Lampiran 5. Identitas Kolabolator 113
Lampiran 6. Nilai Ulangan Haria (PraSiklus) 114
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I) 115 Lampiran 8. Soal Evaluasi Siklus I 125
Lampiran 9. Hasil Tes Formatif Siklus I 127
Lampiran 10. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus I 128 Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 131 Lampiran 12. Soal Evaluasi Siklus II 137
Lampiran 13. Hasil Tes Siklus II 139
Lampiran 14. Catatan Lapangan Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus II) 140 Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus III) 143
Lampiran 16. Soal Evaluasi Siklus III 152 Lampiran 17. Hasil Tes Siklus III 154
Lampiran 18. Catatan Lapangan Siklus III 155
xx BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
ِمْلِعْلا َبَلَط َّنِإَف
ِلْسُم ِّلُك ىَلَع ٌةَضْيِرَف
“Karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”(H.R
Ibnu Abdil Bar).
Pendidikan adalah upaya yang terorganisasi berencana dan berlangsung
secara terus-menerus sepanjang hayat untuk membina anak didik menjadi
manusia paripurna, dewasa, dan berbudaya (Susanto, 2012: 85). Pendidikan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara agar tidak tertinggal
dengan bangsa lain salah satu pendidikan tingkat Sekolah Dasar atau
Madrasah Ibtidaiyyah (SD/MI) yang sering dijumpai dan pendidikan tidak
luput dengan hasil belajar.
Galloway (dalam Rosman, 2010: 32) mendifisinikan belajar sebagai
perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil dari latihan
atau pengalaman. Seseorang belajar pada dasarnya didorong oleh
keinginannya untuk mengembangkan perilakunya yang efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan. Demikian seseorang atau peserta didik belajar karena
adanya bermacam-macam rangsangan dari lingkungan sekitar sehingga
terjadi interaksi dengan lingkungan. Belajar dapat merubah perilakunya dan
dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya,
seseorang belajar dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan, nilai dan
xxi
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Wibowo, S.Pd
selaku wali kelas V MI Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang
menjelaskan bahwa terdapat kesulitan pada mata pelajaran IPS materi
perjuangan melawan penjajah, hal ini dapat dilihat dari kemampuan siswa
kelas V MI Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang mata pelajaran
IPS yang nilainya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
telah ditetapkan yaitu 70, dari 23 siswa terdapat 12 siswa yang belum tuntas
atau mencapai KKM atau 52,17%, sedangkan siswa yang sudah mencapai
KKM ada 11 siswa atau 47,82% dari 23 jumlah siswa. Masalah yang sering
muncul dalam pelajaran IPS yaitu seringnya guru menggunakan metode
ceramah ketika menyampikan pelajaran, sehingga membuat siswa menjadi
bosan dan kurang aktif.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memberikan solusi untuk membantu
memecahkan permasalahan yang ada pada MI Miftahul Huda Lopait Tuntang
khususnya kelas V dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri dan
media audio visual. Pemanfaatan strategi dan media pembelajaran khusunya
pada pelajaran IPS, diharapkan dapat mempengaruhi proses belajar mengajar
menjadi lebih efektif lagi. Melalui strategi pembelajaran Inkuiri dan media
audio visual anak dapat lebih aktif dalam pembelajaran, jadi pembelajaran
tidak hanya berpusat pada guru saja.
Hamdani (2011: 182) statergi pembelajaran Inkuiri adalah salah satu
cara belajar atau penelaahan yang bersifat mencari pemecahan permasalahan
xxii
sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadi
proses belajar pada siswa (Aqib, 2013: 50). Strategi pembelajaran Inkuiri
memiliki kelebihan: lebih menekankan kepada pengembangan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran melalui
strategi ini dianggap lebih bermakna, strategi ini juga dapat memberikan
ruang kepada siswa untuk belajar lebih bermakna (Majid, 2014: 225). Sanaky
(2013: 7) menyatakan media audio visual sangat baik untuk pencapaian
tujuan belajar psikomotor, selain itu media Audio Visual memiliki kelebihan:
sifatnya yang audio visual, sehingga memiliki daya tarik tersendiri dan dapat
menjadi pemicu atau motivasi pembelajaran untuk belajar.
Hamdani (2011: 183) menyatakan strategi pembelajaran Inkuiri secara
menyeluruh dapat meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk
berfikir secara bebas.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus kreatif dalam
memilih strategi dan media pembelajaran yang bervariasi. Penggunaan
strategi dan media yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian
pemahaman siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti akan
melaksanakan tindakan kelas di MI Miftahul Huda Desa Lopait Kec.Tuntang
Kab.Semarang dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi
Perjuangan Melawan Penjajah Melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan
Penggunaan Media Audio Visual Siswa Kelas V MI Ma‟arif Miftahul Huda
xxiii
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar di atas, maka peneliti dapat merumuskan
permasalahan penelitian, yaitu apakah strategi pembelajaran Inkuiri dengan
penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi
perjuangan melawan penjajah pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Desa
Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang Tahun 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa melalui strategi pembelajaran Inkuiri dengan penggunaan media
audio visual mata pelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajah pada
siswa kelas V MI Miftahul Huda Desa Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang
Tahun 2017/2018.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan
manfaat yaitu dengan strategi pembelajaran Inkuiri dan media audio
visual diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi pekembangan
pendidikan terutama dalam mata pelajaran IPS.
2. Manfaat Praksis
a. Bagi Guru
Manfaat yang diperoleh guru dari penelitian ini adalah dapat
xxiv
pembelajaran yang aktif dalam pembelajaran perjuangan melawan
penjajah mata pelajaran IPS.
b. Bagi Siswa
1) Meningkatkan keaktifan siswa;
2) Meningkatkan minat belajar siswa; dan
3) Meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Bagi Sekolah dan Lembaga
Dapat menjadikan masukan bagi MI Miftahul Huda dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran Inkuiri dan media audio visual.
d. Bagi Peneliti
Kegunaan hasil penelitian IPS melalui strategi pembelajaran
Inkuiri dan media audio visual di MI Miftahul Huda Lopait bagi
peneliti adalah dapat memeberikan pengalaman dan pemebelajaran
kepada peneliti untuk meningkatkan kemampuan mengajar yang lebih
baik.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran
Inkuiri dengan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS
materi perjuangan melawan penajajah pada siswa kelas V MI Miftahul
xxv
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan strategi pembelajaran Inkuiri dan media audio visual
dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai.
Indikator yang dapat dirumuskan peneliti yaitu:
a. Secara Individu
Siswa dapat mencapai nilai 70 sesuai dengan KKM yang telah
ditetapkan oleh sekolah pada materi perjuangan melawan penjajah.
b. Secara Klasikal
Siswa dapat mencapai 85% dari nilai KKM (70).
F. Metode Penelitian
Arikunti (2006) (dalam Suyadi, 2010: 18) menjelaskan pengertian PTK
secara lebih sistematis.
1) Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan
cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat
tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati;
2) Tindakan adalah gerekan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana
dengan tujuan tertentu. Dalam PTK, gerakan ini dikenal dengan
siklus-siklus kegiatan untuk siswa; dan
3) Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok siswa yang dalam
waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.
Berdasarkan ketiga pengertian diatas, yakni penelitian, tindakan, dan
xxvi
Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan
belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah secara bersamaan.
G. Rancangan Penelitian
Arikunto dalam Suyadi (2010: 42) menyatakan terdapat empat langkah
dalam melakukan PTK yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Sebagaimana tampak pada Gambar 1. berikut.
Gambar 1. Siklus PTK Sumber: Suyadi, (2010: 50)
H. Subjek Penelitian
Subjek peneliti adalah siswa kelas V MI Miftahul Huda Lopait
Kec.Tuntang Kab.Semarang yang berjumlah 23 siswa. PTK ini dilaksanakan
di MI Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang. Waktu pelaksanaan
PTK pada bulan Maret semester genap tahun 2017/2018 di MI Miftahul Huda
Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang. Siklus ke-I
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Perencanaan
Siklus Ke-II
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
xxvii
I. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah PTK terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan
siklus atau spiral (Sumadayo, 2013: 27). Berikut penjelasan dari
masing-masing langkah-langkah kegiatan.
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan PTK ini, terdapat beberapa kegiatan yang
dilakukan guru untuk menunjang proses PTK berlangsung.
1) Guru menyiapakan RPP materi perjuangan melawan penjajah
menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri dengan media audio visual.
Materi pelajaran yang disampaikan dalam penelitian Siklus I adalah
kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia dan perjuangan para tokoh
dalam mengusir Belanda, Siklus II materi tentang pergerakan nasional
dan sumpah pemuda, Sikulus III materi tentang kedatangan bangsa
Jepang ke Indonesia;
2) Guru menyiapkan materi dan bahan ajar untuk proses pembelajaran;
3) Guru menyiapakan media dan sarana yang akan digunakan dalam
pembelajaran;
4) Guru menyiapkan lembar observasi guru dan siswa yang akan
digunakan pada setiap pembelajaran;
5) Guru menyiapkan lembar evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa
pada mata pelajaran IPS menggunakan strategi Inkuiri dengan media
xxviii
6) Peneliti berkoordinasi dengan guru untuk melaksanakan proses
pembelajaran.
Setiap siklus siswa dibagi menjadi 4-5 kelompok. Anggota
kelompok terdiri dari kemampuan yang heterogen. Pembagian kelompok
dilakukan pada Siklus I, kemudian pada siklus berikutnya masih
menggunakan kelompok yang sama.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksaan ini guru menggunakan panduan RPP yang sudah
disiapkan oleh peneliti untuk proses pembelajaran. Sedangkan peneliti
melakukan observasi terhadap proses kegiatan pembelajaran yang akan
berlangsung. Langkah-langkah RPP sesuai dengan strategi Inkuiri , yaitu:
guru menyampaikan materi, memutarkan vidio, membentuk kelompok,
memberikan tugas, presentasi perwakilan setiap kelompok.
c. Tahap pengamatan
Tahap pengamatan ini bertujuan untuk menegtahui apakah
pelaksanaan pembelajaran sudah dilakukan sesuai dengan yang diharapkan.
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung sesuai
dengan lembar observasi maupun pedoman wawancara. Hal-hal yang
diamati selama pengamatan adalah keterlaksanaan strategi pembelajaran
inkuiri dan media audio visual yang meliputi penyampian materi, memutar
vidio, membentuk kelompok, memberikan tugas, dan presentasi setiap
xxix d. Tahap Refleksi
Tahap refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang telah dilakukan (Suyadi, 2010: 64). Hasil evaluasi dilakukan refleksi,
untuk mengetahui kekurangan pada pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan. Tahap refleksi merupakan tentang kesuaian antara proses
pembalajarn dengan strategi Inkuiri dengan media audio visual dan
perhitungan hasil belajar siswa kelas V MI Miftahul Huda Lopait
Kec.Tuntang Kab.Semarang. Apabila belum sesuai dengan yang
diharapkan, maka dibuat rencanan perbaikan ke tahap Siklus selanjutnya.
Pada refleksi Siklus I, peneliti bersama dengan Bapak Ahmad
Wibowo (wali kelas) melakukan revisi proses pembelajaran, agar proses
pembelajaran pada Siklus II berjalan dengan lebih baik. Tahapan pada
Siklus II mengikuti tahapan pada Siklus I. Siklus II perlu dilakukan
sebagai penyempurna pada pelaksanaan pembelajaran Siklus I. Siklus III
perlu dilaksanakan apabila pada Siklus II masih ada ≤ 40% siswa yang
belum mencapai KKM (70).
J. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode
observasi, tes, dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Arikunto,
xxx
pengamatan langsung dengan menggunakan lembar observasi guru dan
siswa saat melakukan pembelajaran IPS mata pelajaran Perjuangan
Melawan Penajajah. Tujuan PTK ini dengan menggunakan metode
observasi untuk mendapatkan data kegiatan guru dan siswa ketika
pembelajaran berlangsung melalui strategi pembelajaran Inkuiri dengan
media audio visual dengan berdasarkan pada lembar observasi yang telah
disediakan. objek yang diamati adalah saat pembelajaran berlangsung saat
menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri dengan media audio visual
dengan subjek adalah guru dan siswa pada kelas V MI Miftahul Huda
Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang.
b. Tes Formatif
Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif
untuk memperoleh data-data atau keterangan-keteranagan yang
diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan
cepat Amir Daien Indrakusuma (dalam Arikunto 2017: 46). Tujuan tes
formatif ini dengan menggunakan metode pengumpulan data tes yaitu
untuk mendapatkan data peningkatan hasil belajar siswa setelah
menerapkan strategi pembelajaran Inkuiri dengan metode audio visual
mata pelajaran IPS materi Perjuangan Melawan Penjajah dengan
melakukan evaluasi setelah pembelajaran selesai disetiap siklus (Siklus I,
II dan III). Siklus I materi tentang kedatangan bangsa Belanda ke
xxxi
tentang pergerakan nasional dan sumpah pemuda, dan Siklus III adalah
kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia.
K. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah :
a. Lembar Observasi
Lembar observasi ini mengamati aktivitas siswa dikelas dalam
mengikuti kegaiatan pembelajaran, dan kegiatan guru dalam mengelola
kelas serta pembelajaran menguunakan strategi pembelajaran Inkuiri
dengan media audio visual dalam proses pembelajaran IPS materi
perjuangan melawan penjajah sebagai bentuk usaha untuk meningkatkan
hasil belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang telah disusun.
Lembar observasi ini terdiri dari lembar observasi guru dan lembar
observasi siswa. Lembar observasi guru dan siswa dapat dilihat pada
Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Lembar Observasi Guru
NO Aspek yang dinilai
Skor
A B C D
Bagian Awal 1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi(kaitannya dengan materi)
4. Menyampikan tujuan pembelajaran
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan dipelajari
xxxii
7. Kemampuan mengendalikan kelas
8. Menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran menggunakan strategi
pembelajaran Inkuiri dan media audio visual 9. Memeberikan perhatian yang sama antar
kelompok
10. Menyampikan materi sesuai dengan tujuan dan indikator yang telah ditetapkan
11. Kejelasan dalam menjelaskan materi
12. Memperlihatkan vidio terkait tentang materi
13. Meminta perwakilan siswa dari setiap kelompok untuk mempersentasikan hasil perkejaan
14. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan
15. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP
Bagian Akhir
16. Meninjau kembali materi yang telah diberikan
17. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
18. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
19. Memberikan tugas kepada siswa secara individu
20. Menginformasikan materi yang akan dipelajari berikutnya
21. Memberikan motivasi untuk terus belajar
Total
Kategori
Keterangan :Skor Nilai Rentang Katagori :
A = 4 (Baik Sekali) 100-81 = Baik
B = 3 (Baik) 80-61 = Sedang
C = 2 (Cukup) 60-41 = Kurang
D = 1 (kurang) 40-21 = Sangat Kurang
xxxiii
Tabel 1.2 Lembar Observasi Siswa
NO Aspek yang diamati Nilai
A B C D 1. Merespon terhadap apersepsi yang diberikan
guru
2. Mengetahui tujuan pembelajaran 3. Memperhatikan penjelasan guru
4. Memahami petunjuk guru tentang langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran Inkuiri
dan media audio visual
5. Antusias siswa terhadap pembelajaran Inkuiri
dan medi audio visual
6. Keaktifan dalam diskusi kelompok
7. Keberanian dalam mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas
8. Berani bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum diketahui
9. Menyimpulkan tentang materi pelajaran 10. Terciptanya suasana yang kondusif didalam
kelas
Total Kategori
Keterangan :
Skor Nilai Rentang Katagori :
A = 4 (Baik Sekali) 100-81 = Baik
B = 3 (Baik) 80-61 = Sedang
C = 2 (Cukup) 60-41 = Kurang
D = 1 (kurang) 40-21 = Sangat Kurang
(Sumber: Arikunto, 2017: 90)
b. Lembar Tes Formatif
Lembar soal ters ini dugunakan untuk mengetahui hasil belajar
siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi
xxxiv
digunakan adalah berupa tes tertulis pilihan ganda, isian singkat dan
essay. Siswa dinyatakan telah menguasai materi apabila telah mencapai
nilai minimal 70 dari KKM (70)yang telah ditetapkan.
L. Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data dari hasil pengamatan langsung
yang dilakukan oleh wali kelas. Data PTK yang dikumpulkan adalah dengan
observasi, tes dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi yang dilakukan peneliti adalah pengamatan langsung
terhadap aktivitas siswa, kegiatan guru dalam mengelola kelas serta
penyampaian pembelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajah
dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri dengan media audio
visual.
b. Tes
Tes ini diguanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran Inkuiri dengan
media audio visual. Tes ini peneliti gunakan untuk mengukur ketuntasan
dan peningkatan hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran yang
dilakukan oleh wali kelas selesai.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan berupa RPP dan nilai siswa pada mata
pelajaran IPS sebelum diterapkan strategi pembelajaran Inkuiri dengan
xxxv
perangkat yang digunakan sebagai pedoman ketika proses pembelajaran.
Nilai siswa sebelum dan sesudah menggunakan strategi pembelajaran
Inkuri dan media audio visual untuk mengatahui sejauh mana siswa
menguasai materi pelajaran, selain itu peneliti juga menggunakan
dokumentasi foto ketika pembelajaran berlangsung untuk merekam semua
kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
M. Analisis Data
Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang ,
menggolongkan serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasikan
data untuk menjawab pertanyaan pokok (Arikunto, 2017: 228).
Untuk membuktikan ketuntasan belajar secara klasikal dalam PTK dengan
menggunakan rumus dibawah ini:
x 100
Ketarangan :
% : Presentase ketuntasan klasikal
Ft : Frekuensi siswa tuntas KKM
∑f : Jumlah frekuensi seluruhnya (Aqib, 2011: 41).
N. Sistematika Penelitian
Sistematika yang dimaksudkan sebagaimana gambaran umum yang
akan dibahas dalam laporan penelitian ini terdiri dari lima bab penting,
dengan uraian sebagai berikut:
xxxvi
Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, halaman judul,
persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian
tulisan dan kesediaan publikasi, motto dan persembahan, kata pengantar,
abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian Inti
a. Bab I : Pendahuluan
Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan dan indikator
keberhasilan, rancangan penelitian, subjek penelitian,
langkah-langkah penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian,
pengumpulan data, analisis data, dan sistematika penulisan.
b. Bab II : Landasan teori
Bab landasan teori ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan
masalah yang menjadi fokus penelitian yaitu materi perjuangan
melawan penjajah, hakikat strategi pembelajaran Inkuiri, hakikat
media pembelajaran audio visual, hakikat IPS, hakikat hasil belajar,
dan hakikat PTK. Kajian pustaka berkenaan dengan penelitian
terdahulu strategi pembelajaran Inkuiri dan media audio visual yang
relevan.
c. Bab III : Pelaksanaan penelitian
Bab ini memuat tentang gambaran umum madrasah, deskripsi
pelaksanaan penelitian Siklus I, II, dan III.
xxxvii
Bab ini memuat tentang deskripsi paparan Siklus I-III dan
pembahasan hasil belajar.
e. Bab V : Penutup
Bab ini memuat tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar
xxxviii BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Materi Perjuangan Melawan Penjajah
a. Jatuhnya Daerah-Daerah Nusantara dalam Kekuasaan Belanda
1) Kedatangan Belanda
Tujuan awal Belanda datang ke Indonesia adalah untuk
mendapatkan rempah-rempah. Sebelum datang ke Indonesia,
Belanda mendapatkan rempah-rempah dari Lisabon kemudian
dijual ke Eropa. Pada tahun 1585 Lisabon (Portugis) menjadi
daerah kekuasaan Spanyol. Sementara Spanyol saat itu sedang
bermusuhan dengan Belanda. Oleh karena itu, Spanyol tidak tidak
memperbolehkan lagi Belanda berdagang di Libason. Karena
perdagangan rempah-rempah begitu menguntungkan bagi Belanda,
maka tahun 1595 Belanda berinisiatif mencari sumber
rempah-rempah di tempat lain. Pombongan pertama di bawah pimpinan
Cornelis de Houtman berlayar menuju penghasil rempah-rempah
yaitu Indonesia. Pada tahun 1596 Cornelis de Houtman mendarat di
Banten. Kedatangan Belanda disambut baik oleh rakyat Banten.
Lama-kelamaan rombongan Cornelis de Houtman menunjukkan
sikap tidak baik dan akhirnya diusir dari Indonesia.
Pelayaran pertama Belanda bisa dikatakan tidak mengalami
kesuksesan. Belanda kehilangan banyak anggota rombongan.
xxxix
pelayaran tersebut menjadi petunjuk jalur pelayaran ke Indonesia.
Pada tahun 1598, Belanda kembali mengirim rombongan dipimpin
oleh Jacob van Neck. Rombongan ini memiliki misi yang sama.
Sikap Jacob van Neck dan rombongan yang ramah membuat rakyat
Banten menerima dengan baik. Pelayaran ini mendapatkan hasil
yang memuaskan. Mereka kembali dengan kapal yang penuh
dengan rempah-rempah. Belanda merasakan keuntungan yang
besar. Hal ini mendorong rombongan yang lain ikut mengadakan
perjalanan ke Indonesia.
2) Berdirinya VOC
Belanda mendapat keuntungan besar dari berdagang
rempah-rempah. Hal ini menarik banyak pedagang Belanda yang datang ke
Indonesia. Akhirnya terjadilah persaingan di antara
pedagang-pedagang Belanda. Hal ini berakibat keuntungan mereka berkurang.
Sementara itu, mereka masih harus mengadapi pedagang-pedagang
lain. Untuk itu pada tanggal 20 Maret 1602 para pedagang Belanda
mendirikan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnic) dengan
tujuan diantaranya:
a) Menghindari persaingan dagang di antara para pedagang
Belanda;
b) Memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi
persaingan dengan pedagang lain; dan
xl
Gubernur jendral pertama VOC adalah Pieter Both. Ia
mendapat dukungan dari pemerintah Belanda. Bahkan pemerintah
Belanda memberikan hak-hak istimewa (Hak Octroi) kepada VOC,
antara lain:
a) Menopoli dagang;
b) Mengadakan perjanjian dengan raja-raja Nusantara;
c) Mengangkat pegawai;
d) Menyatakan perang dan perdamaian;
e) Mencetak uang;
f) Membentuk pasukan;
g) Membangun benteng pertahanan; dan
h) Mengangkat gubernur jendral.
Tahun 1619 gubernur VOC dijabat oleh Jan Pieterszoon
Coen. Ia memindahkan kantor pusat VOC ke Batavia. Setelah JP
Coen, VOC berturut-turut dipimpin oleh 29 gubernur jendral
berikutnya. Gubernur jendral VOC yang terakhir adala Pieter
Garardus van Overstrate. Pada masanya, tepatnya tanggal 31
Desember 1799 VOC dibubarkan karena mengalami kebangkrutan.
Penyebab bangkrutnya VOC adalah sebagai berikut :
a. Banyak pegawai yang kurang trampil;
b. Banyak pegawai yang korupsi dan mencari keuntungan
xli
c. Wilayah kekuasaan semakin luas sehingga kurang
pengawasan;
d. Banyak biaya untuk memadamkan perlawanan rakyat;
e. Pengeluaran yang besar untuk penyelenggaraan pemerintah;
dan
f. Persaingan dagang dengan bangsa lain, baik Asia maupun
Eropa.
Setelah VOC dibubarkan, Indonesia sepenuhnya berada di
bawah pemerintahan kolonial Belanda. Sehingga, secara nyata dan
jelas Belanda telah menjajah Indonesia setelah sebelumnya hanya
memonopoli perdagangan.
3) Pemerintah Kolonial Belanda
Setelah VOC dibubarkan, Indonesia dijadikan daerah jajahan
setingkat provesi oleh Belanda. Selanjutnya Indonesia dipimpin
oleh gubernur Jendral Belanda. Di antara gubernur Jendral yang
terkenal adalah sebagai berikut :
a. Herman Willem Daendeles
Nama Willem Daendeles memerintahkan antara tahun
1808-1811. Pada masa pemerintahannya, Deandles melakuakan
hal-hal :
1) Mendirikan benteng-benteng pertahanan;
xlii
3) Membangun pangkalan armada laut di Anyer dan Ujung
Kulon;
4) Mambangun jalan raya Anyer-Panarukan sepanjang 1.100
km;
5) Menambah dan memperkuat pasukan yang anggotanya
termasuk juga orang-orang Indonesia;
6) Memaksa rakyat menyerahkan sebagian hasil bumi
sebagai pajak (contingeten);
7) Memaksa rakyat untuk menjual hasil bumi kepada
Belanda dengan harga murah; dan
8) Memaksa penduduk Priangan menanam kopi (Priangen
Stelsel).
b. Janssens
Dianggap membahayakan masa depan pemerintahan
Belanda di Indonesia. Daendels diberhentikan dan ditarik
pulang ke Belanda. Selanjutnya Janssens diangkat sebagai
gubernur jendral pada tahun 1811.
Pada tahun yang sama pada masa Janssens inilah
Belanda mengalami kekalahan dari Inggris. Belanda menyerah
dan menandatangani perjanjian Tuntang yang isinya sebagai
berikut:
1) Seluruh wilayah jajahan Belanda di Indonesia diserahkan
xliii
2) Adanya sistem pajak / sewa tanah;
3) Sistem kerja rodi dihapuskan; dan
4) Diberlakukannya sistem perbudakan.
Selama 5 tahun (1811-1816) kekuasaan di Indonesia
beralih kepada Inggris di bawah gubernur Jendral Thomas
Stamford Raffles. Raffles dikenal sebagai: pendiri kota
Singapura, penemu bunga raflesia arnoldi, perintis kebun raya
bogor, orang yang membangun Pulau Jawa menjadi 16
karesidenan.
c. Van der Capellen
Kalah perang di Eropa, Inggris terpaksa mengembalikan
wilayah Indonesia ke Belanda pada tahun 1816. Belanda
kemudian mengangkat Van der Capellen sebagai gubernur
jendral. Ia kembali menghidupkan kerja paksa seperti
kebijakan Deandels.
d. Van den Bosch
Tahun 1830 Van den Bosch menggantikan Van den
Capallen. Tugasnya, mengisi kas Belanda yang kosong. Untuk
itu, ia memperlakukan sistem tanam paksa. Aturan tanam
paksa adalah sebagai berikut:
1) Penduduk melakukan kontrak tanah yang akan ditanami
tanaman produksi, misalnya: kopi, tebu, dan tembakau;
xliv
3) Tanah yang diserahkan tidak dikenakan pajak;
4) Bila hasil tanaman melebihi pajak yang harus dibayar,
maka kelebihan kan dikembalikan;
5) Waktu mengerjakan tanaman produksi tidak melebihi
waktu untuk menanam padi;
6) Kerusakan tanaman yang terjadi bukan karena kesalahan
penduduk, menjadi tanggungan pemerintah Belanda; dan
7) Penduduk yang tidak mempunyai tanah, wajib bekerja
diperkebunan selama 66 hari.
Pada praktiknya, aturan itu tidak ditepati oleh pemerintah
Belanda sendiri. Misalnya sebagai berikut :
1) Tanah yang digunakan lebih dari 1/5;
2) Tanah yang digunakan dipilih yang subur, sehingga rakyat
kebagaian yang tidak subur;
3) Waktu penanaman lebih dari semestinya;
4) Gagal panen menjadi tanggungan rakyat;
5) Kelebihan panen tidak dikembalikan; dan
6) Penduduk yang tidak mempunyai tanah bekerja lebih dari
66 hari.
Akibat sistem tanam paksa ini, rakyat Indonesia sangat
menderita. Kelaparan terjadi di mana-mana. Akibatnya,
banyak rakyat yang meninggal dunia. Setelah Van den Bosch,
xlv
orang sebelum akhirnya kekuasaan jatuh ke tangan Jepang.
Gubernur Jendral yang terakhir memerintah adalah A.W.L.
Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Dia memerintah mulai
tahun 1936 sampai 1942.
b. Perjuangan Para Tokoh Dalam Mengusir Belanda
1) Masa VOC
a) Perjuangan Sultan Agung (raja Mataram/Jogjakarta)
Sultan Agung Senapati ing Alogo Ngabdurrachman adalah raja
Mataram Islam (sekarang Jogjakarta). Sultan Agung
memerintah Mataram dari tahun 1613-1645. Kerajaan Mataram
mencapai kejayaan dalam memerintah kerajaan, ia bertujuan
mempertahankan seluruh tanah Jawa dan mengusir Belanda
dari Batavia. Pada masa pemerintahannya, Mataram menyerah
ke Batavia sebanyak dua kali, yaitu tahun 1628 dan tahun 1629.
Kedua serangan itu mengalami kegagalan.
b) Perjuangan Trunojoyo
Trunojoyo adalah bupati Madura yang berkuasa di bawah
kerajaan Mataram. Beliau memimpin serangan ke VOC setelah
pengganti Sultan Agung malah bersekutu dengan Belanda.
Tahun 1667, Trunojoyo menyerang Mataram dan berhasil
mendudukinya. Trunojoyo memindahkan pusat pemerintahan
xlvi
c) Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin adalah raja Gowa (Makassar). Karena
keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van Het Oosten oleh
Belanda yang artinya ayam jantan/jago dari Benua Timur. VOC
pada awalnya terdesak. Namun setelah VOC menambah
kakuatan pasukannya, akhirnya Gowa terdesak dan semakin
lemah, maka pada tanggal 18 November 1667 Sultan
Hasanuddin bersedia mengadakan Perjanjian Bongaya. Isi
Perjanjian Bongaya adalah Makassar menjadi kekuasaan VOC,
VOC memperoleh hak monopoli dagang, orang-orang eropa
selain Belanda harus meninggalkan Makassar, biaya perang
ditanggung Makassar.
d) Sultan Ageng Tirtayasa
Sejak pertama kali datang di Banten, orang-orang Belanda
sudah berselisih dengan rakyat Banten. Pertentangan Banten
dan VOC berlanjut karena memperebutkan selat Sunda. Setelah
jatuhnya Malaka, perdagangan di Selat Sunda sangat ramai.
Untuk melumpuhkan perdagangan Banten, VOC memblokade
jalan menuju pelabuhan Banten. Di bawah pimpinan Sultan
Ageng Tirtayasa, rakyat Banten menghadai blokade VOC.
Perjuangan Sultan Agung Tirtaysa dapat dipadamkan karena
xlvii
1683, Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap. Beliau ditawan di
Batavia sampai meninggal.
2) Masa Pemerintahan Hindia Belanda
a) Perlawanan Pattimura/Ambon
Sebab perlawana yaitu Benteng Duurstede diduduki
Belanda, rakyat dipaksa menyerahkan ikan asin, dendeng, dan
kopi, rakyat dipaksa kerja rodi menebang kayu, membuat
garam, dan membuka perkebunan pala, diberlakukannya hak
eksturpasi oleh Belanda, yaitu hak Belanda unruk membuang
kelebihan hasil panen ke laut. Tujuannya supaya harga
penjualan tetap tinggi.
Semua rakyat Maluku bangkit menentang pasukan
Belanda yang ingin menghancurkan Maluku pada tanggal 16
Mei 1917 dibawah pimpinan Pattimura. Pattimura akhirnya
dapat ditangkap dan dijatuhi hukuman mati dengan cara
digantung di depan benteng Victoria pada tanggal 16
Desember 1817.
b) Perang Paderi
Perang dilatar belakangi oleh persekutuan antara kaum
adat dengan kaum Paderi (golongan ulama). Pemerintah
Belanda ikut campur dengan membantu kaum adat. Perang
terjadi dua tahap, yaitu sebelum pecah parang Diponegoro
xlviii
Saat pecah perang Diponegoro, Belanda mengajak Tuanku
Imam Bonjol (pemimpin kaum Paderi) berunding dan berdamai.
Ternyata tujuan Belanda adalah untuk menghimpun kekuatan
guna memerangi Pangeran Diponegoro. Setelah perang
Diponegoro usai, Belanda mengkhianati perdamaian dan
menggempur pasukan paderi. Akhirnya Tuanku Imam Bonjol
tertangkap, kemudian diasingkan ke Cianjur sebelum kemudian
ke Minahasa. Beliau meninggal dalam pengasingan.
c) Perang Diponegoro
Perang diponegoro terjadi oleh sebab-sebab berikut ini:
wilayah Mataram semakin dipersempit, pemerintah Hindia
Belanda melarang keluarga bangsawan menyewakan tanah
kepada pengusaha-pengusaha perkebunan Belanda, peradaban
barat yang beetentangan dengan ajaran Islam mulai memasuki
kalangan istana, rakyat sangat menderita karena dibebani
banyak pajak.
Penyulut perang adalah pembangunan jalan oleh Belanda
yang melintasi makam leluhur pangeran diponegoro. Awalnya
pasukan pangeran diponegoro selalu dapat mengalahkan
pasukan Belanda yang dipimpin oleh Jendral De Kock. Setelah
belanda mendatangkan bala bantuan dari Sumatra dan Sulawesi,
perlahan-lahan pasukan Pangeran Diponegoro dapat dikalahkan.
xlix
Perundingan pun dilaksanakan tanggal 28 Maret 1830. Belanda,
tidak bermaksud berunding, melainkan hanya menjebak
pangeran Diponegoro, kemudian ditangkap dan diasingkan.
Pangeran Diponegoro meninggal dalam pengasingannya di
Makassar.
d) Perlawanan Pangeran Antasari
Penyebab perang Banjarmasin adalah Belanda
melakukan monopoli perdagangan dan mencampuri urusan
kerajaan. Perang Banjarmasin dipimpin oleh Pangeran Antasari.
Beliau didukung oleh Pangeran Hidayatullah. Pada tahun 1862
Hidayatullah ditahan Belanda dan dibuang ke Cianjur.
Pangeran Antasari diangkat rakyat menjadi sultan. Setelah itu
perang meletus kembali. Dalam perang itu Pangeran Antasari
luka-luka dan wafat.
e) Perlawanan Raja-Raja Bali
Belanda menyerang kerajaan-kerajaan Bali menerapkan
hak tawan karang. Hak tawan karang adalah hak raja bali untuk
merampas kapal-kapal asing yang terdampar diwilayahnya.
Hak ini sangat merugikan Belanda. Pertama Belanda
mengultimatum raja buleleng. I Gusti Ngurah Made yang
patihnya bernama I Gusti Ketut Jelantik. Karena ultimatun itu
tidak dihiraukan, maka pada tanggal 27 Juni 1846 Belanda
l
terakhir ditundukan Belanda adalah kerajaan Badung yang
diserang pada tanggal 20 September 1906.
f) Perang Aceh
Aceh adalah yang paling sulit ditundukkan Belanda.
Pasukan Belanda yang pertama dikirim ke Aceh dipimpin oleh
Jendral Kohler. Ekspedisi pertama pada tahun 1873 ini gagal
total, bahkan Jendral Kohler tewas. Ekspedisi kedua dikirim
tahun 1874 di bawah pimpinan Mayor Jendral Van Swieten.
Pasukan Aceh dibawah pimpinan panglima polim melawan
Belanda dalam pertempuran itu, istana Aceh dapat direbut oleh
Belanda. Perlawanan rakyat Aceh tidak pernah berhenti.
Perlawanan dilakukan oleh pejuang-pejuang Aceh dibawah
pimpinan para Tengku (para ulama) dan Tengku (para
bangsawan Aceh). Diantara para pemimpin itu adalah Tengku
Umar, Tengku Cik Di Tiro, Cut Nyak Dien dan lain-lain. Meski
menguasai istana, Belanda tidak pernah menguasai Aceh.
Jendral Pel yang menggantikan Van Swienten malah tewas
ditangan rakyat aceh.
Akhirnya belanda mengubah taktik. Belanda
menyusupkan seorang misionaris yang menyamar sebagai
seorang ulama bernama Dr. Snouck Hurgronje. Ia diterima baik
oleh rakyat Aceh sehingga ia dapat mempelajari seluk beluk
li
mengalahkan rakyat Aceh kepada pemerintah Belanda.
Berbekal informasi dari Snouck Hurgroje, Belanda
perlahan-lahan dapat mengimbangi perlawanan rakyat Aceh. Bahkan
tahun 1899 Belanda berhasil menewaskan Teuku Umar Tahun
1904 Belanda mulai dapat menguasai Aceh.
c. Pergerakan Nasional
Perjuangan yang bersifat kedaerahan yang dilakukan Indonesia
ternyata tidak berhasil mengusir penjajah. Kemudian muncullah
kesadaran untuk berfikir secara Nasional. Mulai tahun 1900an muncul
berbagai pergerakan Nasional yang dipelopori oleh Budi Utomo.
1) Latar Belakang Timbulnya Pergerakan Nasional
a) Penderitaan rakyat dalam semua bidang yaitu politik, ekonomi,
sosial, budaya dan pendidikan. Lahirnya golongan terpelajar
yang telah mendapatkan pendidikan; dan
b) Kemenangan Jepang atau Rusia tahun 1905. Pergerakan
Nasional India oleh Mahatma Gandhi, revolusi Cina yang
dipimpin oleh Dr.Sun Yat San, dan pergerakan Nasional Filipina
oleh Yoes Rizal.
2) Organisasi Pergerakan Nasional
liii
3) Beberapa Tokoh Penting Pergerakan Nasional
a) Raden Ajeng Kertini, lahir di Jepara yanggal 21 April 1879.
Putri Bupati Jepara RM. Ario Sosroningrat ini bercita-cita
mengangkat derajat wanita setara dengan pria di Indonesia
melalui pendidikan. Tokoh emansipasi wanita ini mengarang
liv
b) Dewi Sartika, lahir 4 Desember 1884 di Cicalengka, Bandung,
Jawa Barat. Putri dari P. Somanegara. Mendirikan sekolah
kautaman istri. Bercita-cita memajukan wanita sama dengan RA.
Kartini;
c) Ki Hajar dewantara. Lahir 2 Mei 1889 di Jogjakarta, nama
kecilnya Raden Mas Suwardi Suryadiningrat. Mendirikan
sekolah Taman Siswa, mengarang buku “Seandainya Aku
Seorang Belanda”(Als Ik Een Nederlander Was), mendirikan
Indische Partij berssama Dr. Cipto Mangunkusumo dan Douwes
Dekker yang selanjutnya disebut Tiga Serangkai. Karena besaar
jasanya dalam pendiidkan, hari kelahirannya tanggal 2 Mei
dijadikkan sebagai hari Pendidikan Nasional dan diangkat
sebagai Bapak Pendidikan Nasional;
d) Douwes Dekker atau Dr. Setya Danudirja, lahir 28 oktober 1879
di Pasuruan, Jawa Timur, mengarang buku “Max
Havelaar”dengan nama samaran Mutatuli;
e) Dr. Sutomo, pada tanggal 20 Mei 1908 bersama Dr. Wahidin
Sudiro Husodo mendiirkan organisasi pergerakan nasional yang
pertama yang diberi nama Budi Utomo, hari kelahirannya 20
Mei dijadikan sebagai hari kebangkitan nasional;
f) Dr. Wahidin Sudiro Husodo, lahir 7 Januari 1852 di Sleman,
lv
dengan bangsa lain, mendirikan organisasi Budi Utomo bersama
Dr. Sutomo;
g) Haji Samanhudi, lahor di Laweyan, solo tahun 1868 nama
kecilnya Sudarno Nadi. Bercita-cita memajukan perdagangan
Indonesia dengan mendirikan Serikat Dagang Islam;
h) Muhammad Husni Thamrin, lahir 16 Februari 1894 di Jakarta,
berjuang melalui keanggotaan parlemen Belanda (Volksraad)
mengubah istilah Naderlands Indie menjadi Indonesia;
i) KH. Ahmad Dhlan, lahir di Jogjakarta 1 Agustus 1868.
Mendirikan Muhammadiyah tahun 1912, wafat di Jogjakarta 23
Februari 1923 dimakamkan di Karang Kuncen, Jogjakarta;
j) Dr. Cipto Mangunkusumo, lahir di Ambarawa tahun 1886,
tokoh Tiga Serangkai, pendiri Indische Partij. Wafat di Jakarta 8
Maret 1943 di makamkan di TMP Watu Caper, Ambarawa; dan
k) Mr. Muhammad Yamin, lahir di Sawah Lunto, 28 Maret 1903.
Penyusun dasar negara, wafat di Jakarta 17 Oktober 1962, di
makamkan di sawah Lunto.
d. Sumpah Pemuda
Kebangkitan Nasional ditandai dengan munculnya
organisasi-organisasi pergerakan Nasional. Munculnya organisasi-organisasi-organisasi-organisasi
pergerakan. Tidak terkecuali bagi kalangan pemuda. Para pemuda
lvi
melebur menjadi sebuah pergerakan yang bersifat Nasional. Oleh
karena itulah, mereka menyelenggarakan kongres pemuda.
1) Kongres Pemuda I
Kongres ini dilaksanakan tanggal 30 April-2 Mei 1926 di
Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh berbagai organisasi kepemudaan,
antara lain:
a) Tri Koro Darmo yang kemudian diubah menjadi Jong Javanen
Bond (Pemuda Jawa). Diketuai oleh Dr. Satiman Wiryosanjoyo;
b) Jong Sumatranen Bond (Pemuda Sumatra), diketuai oleh Drs.
Muh. Hatta;
c) Jong Minahasa (Pemuda Minahasa), diketuai oleh TA Kandou;
d) Jong Celebes (Pemuda Sulawesi), diketuai oleh Arlond Monotutu;
e) Jong Ambon (Pemuda Ambon), diketuai oleh J. Leimena;
f) Jong Bataks (Pemuda Batak), diketuai oleh Amir Syarifuddin;
g) Sekar Rukun (Pemuda Sunda), diketuai oleh Achmad Beilawy;
h) Pemuda kaum betawi, diketuai oleh M. Husni Thamrin;
i) Jong Timoreesch Vorbond (Pemuda Timur), diketuai oleh
J.W.Amalo; dan
j) Jong Islamienten Bond, diketuai oleh Haji Agus Salim.
Hasil utama kongres pemuda I adalah mengakui dan menerima
lvii
2) Kongres Pemuda II
Kongres ini dilaksanakan pada tanggal 26-28 Oktober 1928.
Rapat I tanggal 26 di gedung Katholieke Jongelingen Bond (gedung
pemuda katholik) Jakarta. Rapat ke II tanggal 17 di gedung Oost
Java Bioscoop. Rapat ke III tanggal 28 Oktober di gedung Indonesia
Clubhuis (gedung sumpah pemuda), jalan kramat raya Jakarta.
Susunan panitia kongres pemuda II:
Ketua : Sugondo Joyopuspito
Wakil Ketua : Joko Marsaid
Sekretaris : Mr. Muhammad Yamin
Bendahara : Mr. Amir Syarifuddin
Mengahasilkan keputusan yang disebut Sumpah Pemuda. Isi
sumpah pemuda adalah
a) Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu,
tanah air Indonesia;
b) Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa
Indonesia; dan
c) Kami putra dan putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi
bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Sebelum sumpah pemuda dibacakan, diperdengarkan lagu
Indonesia Raya karya WR. Supratman dengan diiringi instrumen
lviii
e. Kedatangan Bangsa Jepang Ke Indonesia
1) Kedatangan Bangsa Jepang
Jepang datang ke Indonesia dalam rangka perang Asia Timur
raya, yaitu bagian dari perang dunia II. Perang ini terjadi antara
blok sekutu (Amerika, Inggris, Belanda, Prancis) melawan Jerman,
Italia, dan Jepang.
Tanggal 1 Maret 1942 pasukan Jepang berhasil mendarat di
tiga tempat secara serempak di Pulau Jawa, yaitu Teluk Banten,
Eretan Wetan (Pantura), dan Pasuruan (Jawa Timur). Tanggal 5
Maret 1942 pasukan Jepang sudah berhasil menguasai Batavia.
Tanggal 8 Maret 1942, Belanda menyerah tanpa syarat kepada
Jepang. Penyerahan itu bertuang pada dalam perjanjian Kalijati
antara Letjen Ter Porten (wakil Belanda) dengan Letjen Hithoshi
Imamura (wakil Jepang). Jepang secara resmi berkuasa di
Indonesia pada tanggal 8 Maret 1942. Jepang membagi wilayah
Indonesia menjadi tiga daerah pemerintahan sebagai berikut.
a. Jawa-Madura dipimpin tentara ke-16 yang berpusat di Jakarta;
b. Sumatra dipimpin tentara ke-25 yang berpusat di Bukittinggi;
dan
c. Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya
dipimpin armada selatan yang berpusat di Ujung Pandang.
Untuk menarik simpati bangsa Indonesia, Jepang melakukan
lix
kehadiran Jepang. Proganda dan tindakan tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Pemimpin Indonesia yang ditawan Belanda dibebaskan;
2) Lagu Indonesia Raya boleh dinyayikan;
3) Bendera Merah Putih dikibarkan di samping bendera Jepang
Hinomaru;
4) Larangan menggunakan bahasa Inggris dan Belanda, serta
penerbitan buku-bukunya;
5) Bahasa Indonesia boleh digunakan;
6) Memperkenalkan kalender untuk tujuan resmi;
7) Patung-patung Eropa diruntuhkan; dan
8) Nama Batavia dikembalikan menjadi Jakarta dan jalan-jalan
diberi nama baru.
Jepang selalu menempatkan diri sebagai saudara tua yang
baik. Hal ini membuat bangsa Indonesia semakin terpikat. Bahkan,
bangsa Indonesia bersedia membantu Jepang melawan sekutu.
Bangsa Indonesia berharap memperoleh kemerdekaan. Maka
setelah itu dibentuklah organisasi pergerakan dan organisasi wajib
militer sebagai upaya membantu Jepang dalam perang Asia Timur
lx
a) Organisasi Pergerakan
(i) Gerakan 3A
Gerakan 3A merupakan organisasi pertama yang
dibentuk Jepang (Nippon). Semboyangnya adalah Nippon
Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia, dan Nippon
Pemimpin Asia. Tujuan gerakan 3A adalah mendorong
bangsa Indonesia supaya bersedia membantu Jepang dalam
memenangkan Perang Asia Timur Raya. Karena tidak
mendapat simpati dari bangsa Indonesia maka gerakan 3A
dibubarkan;
(ii) PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat)
Tujuan PUTERA adalah menarik bangsa Indonesia
agar bersedia membantu Jepang melawan sekutu. Jepang
mendirikan PUTERA sebagai pengganti gerakan 3A karena
dianggap tidak memberikan keuntungan. Akan tetapi untuk
bangsa Indonesia, PUTERA dimanfaatkan para
pemimpinannya untuk mengobarkan semangat kebangsaan.
Pemimpin PUTERA berasal dari bangsa Indonesia sendiri
dan sering disebut Empat Serangkai, yaitu Ir. Sukarno, Drs.
Mohammad Hatta, K.H Mas Mansyur, dan Ki Hajar
Dewantara. Organisasi ini pun akhirnya dibubarkan pada
lxi
(iii)Jawa Hokokai
Jawa Hokokai dibentuk oleh Jepang setelah PUTERA
dibubarkan. Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)
bertujuan agar rakyat Indonesia dapat dihimpun tenaganya
dan berbakti kepada Jepang.
(iv)Organisasi Wajib Militer
Wajib militer merupakan salah satu usaha
pemerintahan Jepang. Tujuannya untuk mempersiapkan
para pemuda Indonesia berperang melawan sekutu. Usaha
yang dilakukan berupa latihan semimiliter dan militer penuh.
Wajib militer yang diselenggarakan adalah sebagao berikut:
(a) Seinendan (Barisan Pemuda);
(b) Keibodan (Barisan Pembantu Polisi);
(c) Fujinkai (Barisan Wanita);
(d) Heiho (Pembantu Prajurit Jepang);
(e) Suishintai (Barisan Pelopor);
(f) Jibakutai (Barisan Berani Mati);
(g) Gakutotoi (Barisan Pelajar); dan
(h) Peta (Pembela Tanah Air).
Kehidupan rakyat selama Jepang memerintah sama
lxii
kejam dari Belanda. Kekejaman Jepang yang dirasakan
bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:
(a) Adanya wajib militer bagi pemuda, wanita dan pelajar;
(b) Kerja paksa atau romusha;
(c) Wajib kerja tanpa upah untuk pamong desa atau
kinrohosi;
(d) Banyak wanita dan gadis diculik;
(e) Tanah pertanian rakyat digunakan untuk perkebunan
jarak sebagai bahan baku minyak pelumas mesin-mesin
perang; dan
(f) Semua hasil pertanian, perkebunan, perternakan, dan
tambang diserkan kepada pemerintah Jepang.
2) Perlawanan Terhadap Penduduk Jepang
a) Perlawanan rakyat Aceh di Cot Plieng tahun 1942
Perlawanan ini dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Perlawanan
rakyat Aceh juga terjadi di Mereudu pada tahun 1944;
b) Perlawanan di Kaplongan, Jawa Barat
Jepang memaksa petani di Kapolongan untuk menyerahkan
sebagian hasil buminya. Petani marah, terjadilah perlawanan
terhadap pasukan Jepang;
c) Perlawanan di Lohbener, Jawa Barat
Petani di Lohbener menolak memberikan hasil panen padi
lxiii
d) Perlawanan di Pontianak, Kalimantan Barat
Penduduk dipaksa untuk membuat pelabuhan dan lapangan
terbang. Para pemimpin sepakat untuk menyerang Jepang.
Perlawanan terjadi pada tanggal 16 Oktober 1943. Mereka
ditangkap dan dibunuh;
e) Perlawanan Peta di Gumilir, Cilacap
Perlawanan Peta di Gumilir, Cilacap terjadi pada bulan Juni
1945. Perlawanan ini dipimpin oleh Kusaeri, komandan regu
Peta di Cilacap. Kusaeri menyerah tetapi tidak dijatuhi hukuman.
Sudirman berhasil menolong dan membebaskannya;
f) Perlawanan di Singaparna, Jawa Barat
Perlawanan Singaparna dipimpin oleh Kyai Haji Zaenal. Beliau
menolak Seikerei (membungkukkan badan kepada Kaisar
Jepang Tenno Heika) dan menentang romusha. Beliau
memandang hal itu bertentangan dengan ajaran islam; dan
g) Perlawanan Peta di Blitar, Jawa Timur
Tentara Peta di Blitar memberontak dibawah pimpinan
Shodanco F.X. Supriyadi. Jepang dapat mematahkan
perlawanan ini. Supriyadi dan teman-temannya ditangkap oleh
Jepang.
Pada tanggal 15 Maret 1945, perwira-perwira Peta yang
memberontak diadili dipengadilan Militer Jepang di Jakarta. Dalam
lxiv
Peta yang dijatuhi hukuman mati antara lain Muradi, Dr. Ismangil,
Suparyono, Sunarto, Halim Mangkudijaya, dan Supriyadi. Tetapi
Supriyadi menghilang dan tidak menghadiri persidangan.
2. Hakikat Strategi Pembelajaran Inkuiri
a. Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk
penyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran
tertentu (Gerlach dan Ely, 1980: 69).
Dick dan Carey (1990) (dalam Hamzah, 2011: 5) menjelaskan
bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen metari
pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan yang digunakan oleh
guru dalam rangka membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas
pada prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk
juga pengaturan materi atau peket progam pembelajaran yang akan
disampaikan kepada siswa.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran yaitu cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh
seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran, sehingga
akan memudahkan siswa mencapai tujuan yang dikuasai diakhir
kegiatan belajar (Hamzah, 2011: 6).
Roestiyah (1991) (dalam Hamdani, 1991: 182) Model