• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF MIFTAHUL HUDA DESA LOPAIT KEC.TUNTANG KAB.SEMARANG TAHUN 20172018 SKRIPSI Disusun Gun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF MIFTAHUL HUDA DESA LOPAIT KEC.TUNTANG KAB.SEMARANG TAHUN 20172018 SKRIPSI Disusun Gun"

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH

MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN

INKUIRI

DENGAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF

MIFTAHUL HUDA DESA LOPAIT

KEC.TUNTANG KAB.SEMARANG

TAHUN 2017/2018

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Syarat untuk Meraih Gelar

Sarjana pendidikan (S.Pd)

Disusun oleh

RICA RISTI WULANDARI

115 14 106

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH

MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN

INKUIRI

DENGAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF

MIFTAHUL HUDA DESA LOPAIT

KEC.TUNTANG KAB.SEMARANG

TAHUN 2017/2018

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Syarat untuk Meraih Gelar

Sarjana pendidikan (S.Pd)

Disusun oleh

RICA RISTI WULANDARI

115 14 106

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)
(5)
(6)

vi

(7)

vii MOTTO

مِلْسُم ِّلُك ىَلَع ٌةَضْيِرَف ِمْلِعْلا َبَلَط َّنِإَف ،ِنْيِّصلاِب ْوَل َو َمْلِعْلا ا ْوُبُلْطُا

“Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Kepada orang tuaku (Bapak Gunadi dan Ibu Istiqomah) (Bapak Ahmad

Rozi dan Ibu Mira Yunianawati)yang selalu mendoakan dan mendukung

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini. Semoga beliau senantiasa

diberikan kesehatan dan selalu dalam LindunganNya;

2. Adikku (Devi Nurul Arifah) dan sepupu kecilku (Najwa Khaira Wilda,

Ranu Abid Sadira)yang selalu memberikan semangat dalam segala hal.

Semoga selalu dalam keadaan sehat wal‟afiat;

3. Orang tercintaku (Andrew Pramudya)yang selalu mendoakan, mendukung

dan memberikan semangat dalam segala hal. Semoga senantiasa diberikan

kesehatan dan kelancaran; dan

4. Sahabat tercintaku (Endang Setiyowati, dan Dwi Nuryanti) yang selalu

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat, taufiq

serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Melawan Penjajah Melalui

Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan Penggunaan Media Audio Visual Pada

Siswa Kelas V MI Ma‟arif Miftahul Huda Desa Lopait Kec.Tuntang

Kab.Semarang Tahun 2018. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada

junjungan kita Nabi Agung Muhammad Saw yang kita nanti-nantikan syafa‟at di

yaumul akhir nanti.

Terselesainya skripsi ini tidaklah semata-mata hasil dari jerih payah penulis

sendiri, melainkan banyak pihak terkait yang telah membantu baik moral maupun

spritual, oleh karena itu penulis tidak lupa berterima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga;

2. Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;

3. Peni Susapti, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga;

4. Drs. Abdul Syukur, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi;

5. Sukron Ma‟mun, S.H.I., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik;

6. Bapak ibu dosen serta seluruh staf karyawan IAIN Salatiga yang telah

memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis;

7. Misbakhul Munir, S.Pd.I selaku Kepala Madrasah MI Ma‟arif Miftahul

Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang telah

(10)

x

8. Ahmad Wibowo, S.Pd selaku Guru Kelas V MI Ma‟arif Miftahul Huda

Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang telah berkenan

bekerja sama dengan peneliti sehingga penelitian ini dapat berlangsung;

9. Siswa kelas V MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang yang telah berkenan menjadi subyek penelitian dan

mengikuti jalannya penelitian dengan baik dan sungguh-sungguh; dan

10.Teman-teman PGMI angkatan 2014 yang telah berjuang bersama dan

berkenan membagikan ilmunya.

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis diterima Allah

SWT dab mendapat balasan yang berlipat ganda. Penulis sangat menyadari bahwa

dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran yang

bersifat membangun sangat penulis harapkan bagi tersempurnanya penulisan

dimasa yang akan datang. Semoga skrispi ini bermanfaat bagi penulis khusunya

dan bagi pembaca semua.

Salatiga, 4 Juni2018

Penulis,

Rica Risti Wulandari

(11)

xi ABSTRAK

Wulandari, Rica Risti, 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Melawan Penjajah Melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan Penggunaan Media Audio Visual Pada Siswa

Kelas V MI Ma’arif Miftahul Huda Desa Lopait Kec Tuntang Kab

Semarang Tahun 2017/2018. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan . Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Drs. Abdul Syukur, M.Si.

Kata Kunci:Hasil Belajar IPS, Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Media Audio Visual.

MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang dalam pembelajaran IPS belum menggunakan berbagai strategi pembelajaran aktiv seringnya masih menggunakan metode ceramah. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif dan mudah bosan terhadap materi yang disampaikan oleh guru terutama materi perjuangan melawan penjajah. Terbukti dari hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM 70 mata pelajaran IPS. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah strategi pembelajaran

Inkuiri dengan penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar

IPS materi perjuangan melawan penjajah pada siswa kelas V MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2018?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pembelajaran Inkuiri dan penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi perjuangan melawan penjajah pada siswa kelas V MI Ma‟arif Miftahul huda Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang Tahun 2017/2018.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V

MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang yang berjumlah 23

siswa meliputi 9 laki-laki dan 14 perempuan. Instrumen penelitian meliputi RPP, lembar observasi guru, lembar observasi siswa dan tes evaluasi. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, tes dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran Inkuiri dengan penggunaan media audio visual dapat meingkatkan hasil belajar siswa kelas V MI

(12)

xii DAFTAR ISI

Sampul ... i

Lembar Logo ... ii

Halaman Judul ... iii

Persetujuan Pembimbing ... iv

Pengesahan Kelulusan ... v

Pernyataan Keaslian Tulisan ... vi

Motto ... vii

Persembahan ... ix

Kata Pengantar ... x

Abstrak ... xi

Daftar Isi ... xii

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 5

(13)

xiii

G. Rancangan Penelitian ... 7

H. Subjek Penelitian ... 7

I. Langkah – langkah Penelitian ... 8

J. Metode Pengumpulan Data ... 10

K. Instrumen Penelitian ... 12

L. Pengumpulan Data ... 15

M. Analisis Data ... 16

N. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Perjuangan Melawan Penjajah ... 19

a. Jatuhnya Daerah Kekuasaan Nusantara dalam Kekuasaan Belanda ... 19

b. Perjuangan Para Tokoh dalam Mengusir Belanda ... 26

c. Pergerakan Nasional... 32

d. Sumpah Pemuda ... 36

e. Kedatangan Bangsa Jepang Ke Indonesia... 39

2. Hakikat Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 45

a. Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 45

b. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 46

c. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 48

(14)

xiv

3. Hakikat Media Pembelajaran Audio Visual ... 50

a. Pengertian Media Audio Visual ... 50

b. Macam-macam Media Audio Visual ... 51

c. Kelebihan dan Kelemahan Media Audio Visual ... 52

4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 52

a. Pengertian IPS ... 52

b. Ruang Lingkup IPS ... 53

c. Tujuan Pembelajaran IPS ... 54

5. Hakikat Hasil Belajar ... 54

a. Pengertian Hasil Belajar ... 54

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 55

c. Penilaian Hasil Belajar ... 57

d. Alat-alat Penilaian Hasil Bealajar ... 58

6. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 62

a. Pengertian PTK ... 62

b. Karakteristik PTK ... 64

c. Prinsip-prinsip PTK ... 66

d. Tujuan PTK ... 69

e. Kelebihan dan Kekurangan PTK ... 69

f. Langkah-langkah PTK ... 70

(15)

xv

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait ... 74

1. Letak Geografis MI Ma‟arif Miftahul Huda ... 74

2. Profil MI Ma‟arif Miftahul Huda ... 74

3. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah ... 74

4. Data Guru ... 76

5. Data Siswa ... 77

6. Sarana Prasarana dan Fasilitas ... 78

7. Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 79

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 79

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 80

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 84

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ... 89

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Paparan Siklus ... 94

1. Deskripsi Data Siklus I ... 94

2. Deskripsi Data Siklus II ... 96

3. Deskripsi Data Siklus III ... 98

(16)

xvi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...103

B. Saran ...103

DAFTAR PUSTAKA ...106

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Lembar Observasi Guru 12 Tabel 1.2 Lembar Observasi Siswa 14 Tabel 3.1 Profil Madrasah 74

Tabel 3.2 Data Guru MI Ma‟artif Miftahul Huda 76

Tabel 3.3 Data Siswa Kelas V MI Ma‟arif Miftahul Huda 77 Tabel 3.4 Sarana Prasarana MI Ma‟arif Miftahul Huda 78 Tabel 3.5 Sarana Pendukung MI Ma‟arif Miftahul Huda 78 Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I 94

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siklus II 96 Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus III 98

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Siklus PTK 7 Gambar 2 Siklus PTK71

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Riwayat Hidup Penulis 108 Lampiran 2. Nilai SKK Mahasiswa 109 Lampiran 3. Lembar Konsultasi 112 Lampiran 4. Surat Penelitian 113 Lampiran 5. Identitas Kolabolator 113

Lampiran 6. Nilai Ulangan Haria (PraSiklus) 114

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I) 115 Lampiran 8. Soal Evaluasi Siklus I 125

Lampiran 9. Hasil Tes Formatif Siklus I 127

Lampiran 10. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus I 128 Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 131 Lampiran 12. Soal Evaluasi Siklus II 137

Lampiran 13. Hasil Tes Siklus II 139

Lampiran 14. Catatan Lapangan Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus II) 140 Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus III) 143

Lampiran 16. Soal Evaluasi Siklus III 152 Lampiran 17. Hasil Tes Siklus III 154

Lampiran 18. Catatan Lapangan Siklus III 155

(20)

xx BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

ِمْلِعْلا َبَلَط َّنِإَف

ِلْسُم ِّلُك ىَلَع ٌةَضْيِرَف

Karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”(H.R

Ibnu Abdil Bar).

Pendidikan adalah upaya yang terorganisasi berencana dan berlangsung

secara terus-menerus sepanjang hayat untuk membina anak didik menjadi

manusia paripurna, dewasa, dan berbudaya (Susanto, 2012: 85). Pendidikan

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara agar tidak tertinggal

dengan bangsa lain salah satu pendidikan tingkat Sekolah Dasar atau

Madrasah Ibtidaiyyah (SD/MI) yang sering dijumpai dan pendidikan tidak

luput dengan hasil belajar.

Galloway (dalam Rosman, 2010: 32) mendifisinikan belajar sebagai

perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil dari latihan

atau pengalaman. Seseorang belajar pada dasarnya didorong oleh

keinginannya untuk mengembangkan perilakunya yang efektif dan efisien

dalam mencapai tujuan. Demikian seseorang atau peserta didik belajar karena

adanya bermacam-macam rangsangan dari lingkungan sekitar sehingga

terjadi interaksi dengan lingkungan. Belajar dapat merubah perilakunya dan

dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya,

seseorang belajar dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan, nilai dan

(21)

xxi

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Wibowo, S.Pd

selaku wali kelas V MI Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang

menjelaskan bahwa terdapat kesulitan pada mata pelajaran IPS materi

perjuangan melawan penjajah, hal ini dapat dilihat dari kemampuan siswa

kelas V MI Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang mata pelajaran

IPS yang nilainya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

telah ditetapkan yaitu 70, dari 23 siswa terdapat 12 siswa yang belum tuntas

atau mencapai KKM atau 52,17%, sedangkan siswa yang sudah mencapai

KKM ada 11 siswa atau 47,82% dari 23 jumlah siswa. Masalah yang sering

muncul dalam pelajaran IPS yaitu seringnya guru menggunakan metode

ceramah ketika menyampikan pelajaran, sehingga membuat siswa menjadi

bosan dan kurang aktif.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memberikan solusi untuk membantu

memecahkan permasalahan yang ada pada MI Miftahul Huda Lopait Tuntang

khususnya kelas V dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri dan

media audio visual. Pemanfaatan strategi dan media pembelajaran khusunya

pada pelajaran IPS, diharapkan dapat mempengaruhi proses belajar mengajar

menjadi lebih efektif lagi. Melalui strategi pembelajaran Inkuiri dan media

audio visual anak dapat lebih aktif dalam pembelajaran, jadi pembelajaran

tidak hanya berpusat pada guru saja.

Hamdani (2011: 182) statergi pembelajaran Inkuiri adalah salah satu

cara belajar atau penelaahan yang bersifat mencari pemecahan permasalahan

(22)

xxii

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadi

proses belajar pada siswa (Aqib, 2013: 50). Strategi pembelajaran Inkuiri

memiliki kelebihan: lebih menekankan kepada pengembangan aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran melalui

strategi ini dianggap lebih bermakna, strategi ini juga dapat memberikan

ruang kepada siswa untuk belajar lebih bermakna (Majid, 2014: 225). Sanaky

(2013: 7) menyatakan media audio visual sangat baik untuk pencapaian

tujuan belajar psikomotor, selain itu media Audio Visual memiliki kelebihan:

sifatnya yang audio visual, sehingga memiliki daya tarik tersendiri dan dapat

menjadi pemicu atau motivasi pembelajaran untuk belajar.

Hamdani (2011: 183) menyatakan strategi pembelajaran Inkuiri secara

menyeluruh dapat meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk

berfikir secara bebas.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus kreatif dalam

memilih strategi dan media pembelajaran yang bervariasi. Penggunaan

strategi dan media yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian

pemahaman siswa.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti akan

melaksanakan tindakan kelas di MI Miftahul Huda Desa Lopait Kec.Tuntang

Kab.Semarang dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi

Perjuangan Melawan Penjajah Melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan

Penggunaan Media Audio Visual Siswa Kelas V MI Ma‟arif Miftahul Huda

(23)

xxiii

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar di atas, maka peneliti dapat merumuskan

permasalahan penelitian, yaitu apakah strategi pembelajaran Inkuiri dengan

penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi

perjuangan melawan penjajah pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Desa

Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang Tahun 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar siswa melalui strategi pembelajaran Inkuiri dengan penggunaan media

audio visual mata pelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajah pada

siswa kelas V MI Miftahul Huda Desa Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang

Tahun 2017/2018.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan

manfaat yaitu dengan strategi pembelajaran Inkuiri dan media audio

visual diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi pekembangan

pendidikan terutama dalam mata pelajaran IPS.

2. Manfaat Praksis

a. Bagi Guru

Manfaat yang diperoleh guru dari penelitian ini adalah dapat

(24)

xxiv

pembelajaran yang aktif dalam pembelajaran perjuangan melawan

penjajah mata pelajaran IPS.

b. Bagi Siswa

1) Meningkatkan keaktifan siswa;

2) Meningkatkan minat belajar siswa; dan

3) Meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi Sekolah dan Lembaga

Dapat menjadikan masukan bagi MI Miftahul Huda dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan strategi

pembelajaran Inkuiri dan media audio visual.

d. Bagi Peneliti

Kegunaan hasil penelitian IPS melalui strategi pembelajaran

Inkuiri dan media audio visual di MI Miftahul Huda Lopait bagi

peneliti adalah dapat memeberikan pengalaman dan pemebelajaran

kepada peneliti untuk meningkatkan kemampuan mengajar yang lebih

baik.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran

Inkuiri dengan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS

materi perjuangan melawan penajajah pada siswa kelas V MI Miftahul

(25)

xxv

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan strategi pembelajaran Inkuiri dan media audio visual

dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai.

Indikator yang dapat dirumuskan peneliti yaitu:

a. Secara Individu

Siswa dapat mencapai nilai 70 sesuai dengan KKM yang telah

ditetapkan oleh sekolah pada materi perjuangan melawan penjajah.

b. Secara Klasikal

Siswa dapat mencapai 85% dari nilai KKM (70).

F. Metode Penelitian

Arikunti (2006) (dalam Suyadi, 2010: 18) menjelaskan pengertian PTK

secara lebih sistematis.

1) Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan

cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat

tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati;

2) Tindakan adalah gerekan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana

dengan tujuan tertentu. Dalam PTK, gerakan ini dikenal dengan

siklus-siklus kegiatan untuk siswa; dan

3) Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok siswa yang dalam

waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.

Berdasarkan ketiga pengertian diatas, yakni penelitian, tindakan, dan

(26)

xxvi

Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan

belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah secara bersamaan.

G. Rancangan Penelitian

Arikunto dalam Suyadi (2010: 42) menyatakan terdapat empat langkah

dalam melakukan PTK yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi. Sebagaimana tampak pada Gambar 1. berikut.

Gambar 1. Siklus PTK Sumber: Suyadi, (2010: 50)

H. Subjek Penelitian

Subjek peneliti adalah siswa kelas V MI Miftahul Huda Lopait

Kec.Tuntang Kab.Semarang yang berjumlah 23 siswa. PTK ini dilaksanakan

di MI Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang. Waktu pelaksanaan

PTK pada bulan Maret semester genap tahun 2017/2018 di MI Miftahul Huda

Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang. Siklus ke-I

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan

Siklus Ke-II

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

(27)

xxvii

I. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah PTK terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan

siklus atau spiral (Sumadayo, 2013: 27). Berikut penjelasan dari

masing-masing langkah-langkah kegiatan.

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan PTK ini, terdapat beberapa kegiatan yang

dilakukan guru untuk menunjang proses PTK berlangsung.

1) Guru menyiapakan RPP materi perjuangan melawan penjajah

menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri dengan media audio visual.

Materi pelajaran yang disampaikan dalam penelitian Siklus I adalah

kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia dan perjuangan para tokoh

dalam mengusir Belanda, Siklus II materi tentang pergerakan nasional

dan sumpah pemuda, Sikulus III materi tentang kedatangan bangsa

Jepang ke Indonesia;

2) Guru menyiapkan materi dan bahan ajar untuk proses pembelajaran;

3) Guru menyiapakan media dan sarana yang akan digunakan dalam

pembelajaran;

4) Guru menyiapkan lembar observasi guru dan siswa yang akan

digunakan pada setiap pembelajaran;

5) Guru menyiapkan lembar evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa

pada mata pelajaran IPS menggunakan strategi Inkuiri dengan media

(28)

xxviii

6) Peneliti berkoordinasi dengan guru untuk melaksanakan proses

pembelajaran.

Setiap siklus siswa dibagi menjadi 4-5 kelompok. Anggota

kelompok terdiri dari kemampuan yang heterogen. Pembagian kelompok

dilakukan pada Siklus I, kemudian pada siklus berikutnya masih

menggunakan kelompok yang sama.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksaan ini guru menggunakan panduan RPP yang sudah

disiapkan oleh peneliti untuk proses pembelajaran. Sedangkan peneliti

melakukan observasi terhadap proses kegiatan pembelajaran yang akan

berlangsung. Langkah-langkah RPP sesuai dengan strategi Inkuiri , yaitu:

guru menyampaikan materi, memutarkan vidio, membentuk kelompok,

memberikan tugas, presentasi perwakilan setiap kelompok.

c. Tahap pengamatan

Tahap pengamatan ini bertujuan untuk menegtahui apakah

pelaksanaan pembelajaran sudah dilakukan sesuai dengan yang diharapkan.

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung sesuai

dengan lembar observasi maupun pedoman wawancara. Hal-hal yang

diamati selama pengamatan adalah keterlaksanaan strategi pembelajaran

inkuiri dan media audio visual yang meliputi penyampian materi, memutar

vidio, membentuk kelompok, memberikan tugas, dan presentasi setiap

(29)

xxix d. Tahap Refleksi

Tahap refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang telah dilakukan (Suyadi, 2010: 64). Hasil evaluasi dilakukan refleksi,

untuk mengetahui kekurangan pada pelaksanaan tindakan yang telah

dilakukan. Tahap refleksi merupakan tentang kesuaian antara proses

pembalajarn dengan strategi Inkuiri dengan media audio visual dan

perhitungan hasil belajar siswa kelas V MI Miftahul Huda Lopait

Kec.Tuntang Kab.Semarang. Apabila belum sesuai dengan yang

diharapkan, maka dibuat rencanan perbaikan ke tahap Siklus selanjutnya.

Pada refleksi Siklus I, peneliti bersama dengan Bapak Ahmad

Wibowo (wali kelas) melakukan revisi proses pembelajaran, agar proses

pembelajaran pada Siklus II berjalan dengan lebih baik. Tahapan pada

Siklus II mengikuti tahapan pada Siklus I. Siklus II perlu dilakukan

sebagai penyempurna pada pelaksanaan pembelajaran Siklus I. Siklus III

perlu dilaksanakan apabila pada Siklus II masih ada ≤ 40% siswa yang

belum mencapai KKM (70).

J. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode

observasi, tes, dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk

memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Arikunto,

(30)

xxx

pengamatan langsung dengan menggunakan lembar observasi guru dan

siswa saat melakukan pembelajaran IPS mata pelajaran Perjuangan

Melawan Penajajah. Tujuan PTK ini dengan menggunakan metode

observasi untuk mendapatkan data kegiatan guru dan siswa ketika

pembelajaran berlangsung melalui strategi pembelajaran Inkuiri dengan

media audio visual dengan berdasarkan pada lembar observasi yang telah

disediakan. objek yang diamati adalah saat pembelajaran berlangsung saat

menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri dengan media audio visual

dengan subjek adalah guru dan siswa pada kelas V MI Miftahul Huda

Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang.

b. Tes Formatif

Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif

untuk memperoleh data-data atau keterangan-keteranagan yang

diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan

cepat Amir Daien Indrakusuma (dalam Arikunto 2017: 46). Tujuan tes

formatif ini dengan menggunakan metode pengumpulan data tes yaitu

untuk mendapatkan data peningkatan hasil belajar siswa setelah

menerapkan strategi pembelajaran Inkuiri dengan metode audio visual

mata pelajaran IPS materi Perjuangan Melawan Penjajah dengan

melakukan evaluasi setelah pembelajaran selesai disetiap siklus (Siklus I,

II dan III). Siklus I materi tentang kedatangan bangsa Belanda ke

(31)

xxxi

tentang pergerakan nasional dan sumpah pemuda, dan Siklus III adalah

kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia.

K. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah :

a. Lembar Observasi

Lembar observasi ini mengamati aktivitas siswa dikelas dalam

mengikuti kegaiatan pembelajaran, dan kegiatan guru dalam mengelola

kelas serta pembelajaran menguunakan strategi pembelajaran Inkuiri

dengan media audio visual dalam proses pembelajaran IPS materi

perjuangan melawan penjajah sebagai bentuk usaha untuk meningkatkan

hasil belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang telah disusun.

Lembar observasi ini terdiri dari lembar observasi guru dan lembar

observasi siswa. Lembar observasi guru dan siswa dapat dilihat pada

Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Lembar Observasi Guru

NO Aspek yang dinilai

Skor

A B C D

Bagian Awal 1. Memeriksa kesiapan siswa

2. Memberikan motivasi awal

3. Memberikan apersepsi(kaitannya dengan materi)

4. Menyampikan tujuan pembelajaran

5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan dipelajari

(32)

xxxii

7. Kemampuan mengendalikan kelas

8. Menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran menggunakan strategi

pembelajaran Inkuiri dan media audio visual 9. Memeberikan perhatian yang sama antar

kelompok

10. Menyampikan materi sesuai dengan tujuan dan indikator yang telah ditetapkan

11. Kejelasan dalam menjelaskan materi

12. Memperlihatkan vidio terkait tentang materi

13. Meminta perwakilan siswa dari setiap kelompok untuk mempersentasikan hasil perkejaan

14. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan

15. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP

Bagian Akhir

16. Meninjau kembali materi yang telah diberikan

17. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan

18. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran

19. Memberikan tugas kepada siswa secara individu

20. Menginformasikan materi yang akan dipelajari berikutnya

21. Memberikan motivasi untuk terus belajar

Total

Kategori

Keterangan :Skor Nilai Rentang Katagori :

A = 4 (Baik Sekali) 100-81 = Baik

B = 3 (Baik) 80-61 = Sedang

C = 2 (Cukup) 60-41 = Kurang

D = 1 (kurang) 40-21 = Sangat Kurang

(33)

xxxiii

Tabel 1.2 Lembar Observasi Siswa

NO Aspek yang diamati Nilai

A B C D 1. Merespon terhadap apersepsi yang diberikan

guru

2. Mengetahui tujuan pembelajaran 3. Memperhatikan penjelasan guru

4. Memahami petunjuk guru tentang langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran Inkuiri

dan media audio visual

5. Antusias siswa terhadap pembelajaran Inkuiri

dan medi audio visual

6. Keaktifan dalam diskusi kelompok

7. Keberanian dalam mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas

8. Berani bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum diketahui

9. Menyimpulkan tentang materi pelajaran 10. Terciptanya suasana yang kondusif didalam

kelas

Total Kategori

Keterangan :

Skor Nilai Rentang Katagori :

A = 4 (Baik Sekali) 100-81 = Baik

B = 3 (Baik) 80-61 = Sedang

C = 2 (Cukup) 60-41 = Kurang

D = 1 (kurang) 40-21 = Sangat Kurang

(Sumber: Arikunto, 2017: 90)

b. Lembar Tes Formatif

Lembar soal ters ini dugunakan untuk mengetahui hasil belajar

siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi

(34)

xxxiv

digunakan adalah berupa tes tertulis pilihan ganda, isian singkat dan

essay. Siswa dinyatakan telah menguasai materi apabila telah mencapai

nilai minimal 70 dari KKM (70)yang telah ditetapkan.

L. Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data dari hasil pengamatan langsung

yang dilakukan oleh wali kelas. Data PTK yang dikumpulkan adalah dengan

observasi, tes dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi yang dilakukan peneliti adalah pengamatan langsung

terhadap aktivitas siswa, kegiatan guru dalam mengelola kelas serta

penyampaian pembelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajah

dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri dengan media audio

visual.

b. Tes

Tes ini diguanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah

mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran Inkuiri dengan

media audio visual. Tes ini peneliti gunakan untuk mengukur ketuntasan

dan peningkatan hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran yang

dilakukan oleh wali kelas selesai.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan berupa RPP dan nilai siswa pada mata

pelajaran IPS sebelum diterapkan strategi pembelajaran Inkuiri dengan

(35)

xxxv

perangkat yang digunakan sebagai pedoman ketika proses pembelajaran.

Nilai siswa sebelum dan sesudah menggunakan strategi pembelajaran

Inkuri dan media audio visual untuk mengatahui sejauh mana siswa

menguasai materi pelajaran, selain itu peneliti juga menggunakan

dokumentasi foto ketika pembelajaran berlangsung untuk merekam semua

kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

M. Analisis Data

Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang ,

menggolongkan serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasikan

data untuk menjawab pertanyaan pokok (Arikunto, 2017: 228).

Untuk membuktikan ketuntasan belajar secara klasikal dalam PTK dengan

menggunakan rumus dibawah ini:

x 100

Ketarangan :

% : Presentase ketuntasan klasikal

Ft : Frekuensi siswa tuntas KKM

f : Jumlah frekuensi seluruhnya (Aqib, 2011: 41).

N. Sistematika Penelitian

Sistematika yang dimaksudkan sebagaimana gambaran umum yang

akan dibahas dalam laporan penelitian ini terdiri dari lima bab penting,

dengan uraian sebagai berikut:

(36)

xxxvi

Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, halaman judul,

persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian

tulisan dan kesediaan publikasi, motto dan persembahan, kata pengantar,

abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian Inti

a. Bab I : Pendahuluan

Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan dan indikator

keberhasilan, rancangan penelitian, subjek penelitian,

langkah-langkah penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian,

pengumpulan data, analisis data, dan sistematika penulisan.

b. Bab II : Landasan teori

Bab landasan teori ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan

masalah yang menjadi fokus penelitian yaitu materi perjuangan

melawan penjajah, hakikat strategi pembelajaran Inkuiri, hakikat

media pembelajaran audio visual, hakikat IPS, hakikat hasil belajar,

dan hakikat PTK. Kajian pustaka berkenaan dengan penelitian

terdahulu strategi pembelajaran Inkuiri dan media audio visual yang

relevan.

c. Bab III : Pelaksanaan penelitian

Bab ini memuat tentang gambaran umum madrasah, deskripsi

pelaksanaan penelitian Siklus I, II, dan III.

(37)

xxxvii

Bab ini memuat tentang deskripsi paparan Siklus I-III dan

pembahasan hasil belajar.

e. Bab V : Penutup

Bab ini memuat tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran.

3. Bagian Akhir

Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar

(38)

xxxviii BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Materi Perjuangan Melawan Penjajah

a. Jatuhnya Daerah-Daerah Nusantara dalam Kekuasaan Belanda

1) Kedatangan Belanda

Tujuan awal Belanda datang ke Indonesia adalah untuk

mendapatkan rempah-rempah. Sebelum datang ke Indonesia,

Belanda mendapatkan rempah-rempah dari Lisabon kemudian

dijual ke Eropa. Pada tahun 1585 Lisabon (Portugis) menjadi

daerah kekuasaan Spanyol. Sementara Spanyol saat itu sedang

bermusuhan dengan Belanda. Oleh karena itu, Spanyol tidak tidak

memperbolehkan lagi Belanda berdagang di Libason. Karena

perdagangan rempah-rempah begitu menguntungkan bagi Belanda,

maka tahun 1595 Belanda berinisiatif mencari sumber

rempah-rempah di tempat lain. Pombongan pertama di bawah pimpinan

Cornelis de Houtman berlayar menuju penghasil rempah-rempah

yaitu Indonesia. Pada tahun 1596 Cornelis de Houtman mendarat di

Banten. Kedatangan Belanda disambut baik oleh rakyat Banten.

Lama-kelamaan rombongan Cornelis de Houtman menunjukkan

sikap tidak baik dan akhirnya diusir dari Indonesia.

Pelayaran pertama Belanda bisa dikatakan tidak mengalami

kesuksesan. Belanda kehilangan banyak anggota rombongan.

(39)

xxxix

pelayaran tersebut menjadi petunjuk jalur pelayaran ke Indonesia.

Pada tahun 1598, Belanda kembali mengirim rombongan dipimpin

oleh Jacob van Neck. Rombongan ini memiliki misi yang sama.

Sikap Jacob van Neck dan rombongan yang ramah membuat rakyat

Banten menerima dengan baik. Pelayaran ini mendapatkan hasil

yang memuaskan. Mereka kembali dengan kapal yang penuh

dengan rempah-rempah. Belanda merasakan keuntungan yang

besar. Hal ini mendorong rombongan yang lain ikut mengadakan

perjalanan ke Indonesia.

2) Berdirinya VOC

Belanda mendapat keuntungan besar dari berdagang

rempah-rempah. Hal ini menarik banyak pedagang Belanda yang datang ke

Indonesia. Akhirnya terjadilah persaingan di antara

pedagang-pedagang Belanda. Hal ini berakibat keuntungan mereka berkurang.

Sementara itu, mereka masih harus mengadapi pedagang-pedagang

lain. Untuk itu pada tanggal 20 Maret 1602 para pedagang Belanda

mendirikan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnic) dengan

tujuan diantaranya:

a) Menghindari persaingan dagang di antara para pedagang

Belanda;

b) Memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi

persaingan dengan pedagang lain; dan

(40)

xl

Gubernur jendral pertama VOC adalah Pieter Both. Ia

mendapat dukungan dari pemerintah Belanda. Bahkan pemerintah

Belanda memberikan hak-hak istimewa (Hak Octroi) kepada VOC,

antara lain:

a) Menopoli dagang;

b) Mengadakan perjanjian dengan raja-raja Nusantara;

c) Mengangkat pegawai;

d) Menyatakan perang dan perdamaian;

e) Mencetak uang;

f) Membentuk pasukan;

g) Membangun benteng pertahanan; dan

h) Mengangkat gubernur jendral.

Tahun 1619 gubernur VOC dijabat oleh Jan Pieterszoon

Coen. Ia memindahkan kantor pusat VOC ke Batavia. Setelah JP

Coen, VOC berturut-turut dipimpin oleh 29 gubernur jendral

berikutnya. Gubernur jendral VOC yang terakhir adala Pieter

Garardus van Overstrate. Pada masanya, tepatnya tanggal 31

Desember 1799 VOC dibubarkan karena mengalami kebangkrutan.

Penyebab bangkrutnya VOC adalah sebagai berikut :

a. Banyak pegawai yang kurang trampil;

b. Banyak pegawai yang korupsi dan mencari keuntungan

(41)

xli

c. Wilayah kekuasaan semakin luas sehingga kurang

pengawasan;

d. Banyak biaya untuk memadamkan perlawanan rakyat;

e. Pengeluaran yang besar untuk penyelenggaraan pemerintah;

dan

f. Persaingan dagang dengan bangsa lain, baik Asia maupun

Eropa.

Setelah VOC dibubarkan, Indonesia sepenuhnya berada di

bawah pemerintahan kolonial Belanda. Sehingga, secara nyata dan

jelas Belanda telah menjajah Indonesia setelah sebelumnya hanya

memonopoli perdagangan.

3) Pemerintah Kolonial Belanda

Setelah VOC dibubarkan, Indonesia dijadikan daerah jajahan

setingkat provesi oleh Belanda. Selanjutnya Indonesia dipimpin

oleh gubernur Jendral Belanda. Di antara gubernur Jendral yang

terkenal adalah sebagai berikut :

a. Herman Willem Daendeles

Nama Willem Daendeles memerintahkan antara tahun

1808-1811. Pada masa pemerintahannya, Deandles melakuakan

hal-hal :

1) Mendirikan benteng-benteng pertahanan;

(42)

xlii

3) Membangun pangkalan armada laut di Anyer dan Ujung

Kulon;

4) Mambangun jalan raya Anyer-Panarukan sepanjang 1.100

km;

5) Menambah dan memperkuat pasukan yang anggotanya

termasuk juga orang-orang Indonesia;

6) Memaksa rakyat menyerahkan sebagian hasil bumi

sebagai pajak (contingeten);

7) Memaksa rakyat untuk menjual hasil bumi kepada

Belanda dengan harga murah; dan

8) Memaksa penduduk Priangan menanam kopi (Priangen

Stelsel).

b. Janssens

Dianggap membahayakan masa depan pemerintahan

Belanda di Indonesia. Daendels diberhentikan dan ditarik

pulang ke Belanda. Selanjutnya Janssens diangkat sebagai

gubernur jendral pada tahun 1811.

Pada tahun yang sama pada masa Janssens inilah

Belanda mengalami kekalahan dari Inggris. Belanda menyerah

dan menandatangani perjanjian Tuntang yang isinya sebagai

berikut:

1) Seluruh wilayah jajahan Belanda di Indonesia diserahkan

(43)

xliii

2) Adanya sistem pajak / sewa tanah;

3) Sistem kerja rodi dihapuskan; dan

4) Diberlakukannya sistem perbudakan.

Selama 5 tahun (1811-1816) kekuasaan di Indonesia

beralih kepada Inggris di bawah gubernur Jendral Thomas

Stamford Raffles. Raffles dikenal sebagai: pendiri kota

Singapura, penemu bunga raflesia arnoldi, perintis kebun raya

bogor, orang yang membangun Pulau Jawa menjadi 16

karesidenan.

c. Van der Capellen

Kalah perang di Eropa, Inggris terpaksa mengembalikan

wilayah Indonesia ke Belanda pada tahun 1816. Belanda

kemudian mengangkat Van der Capellen sebagai gubernur

jendral. Ia kembali menghidupkan kerja paksa seperti

kebijakan Deandels.

d. Van den Bosch

Tahun 1830 Van den Bosch menggantikan Van den

Capallen. Tugasnya, mengisi kas Belanda yang kosong. Untuk

itu, ia memperlakukan sistem tanam paksa. Aturan tanam

paksa adalah sebagai berikut:

1) Penduduk melakukan kontrak tanah yang akan ditanami

tanaman produksi, misalnya: kopi, tebu, dan tembakau;

(44)

xliv

3) Tanah yang diserahkan tidak dikenakan pajak;

4) Bila hasil tanaman melebihi pajak yang harus dibayar,

maka kelebihan kan dikembalikan;

5) Waktu mengerjakan tanaman produksi tidak melebihi

waktu untuk menanam padi;

6) Kerusakan tanaman yang terjadi bukan karena kesalahan

penduduk, menjadi tanggungan pemerintah Belanda; dan

7) Penduduk yang tidak mempunyai tanah, wajib bekerja

diperkebunan selama 66 hari.

Pada praktiknya, aturan itu tidak ditepati oleh pemerintah

Belanda sendiri. Misalnya sebagai berikut :

1) Tanah yang digunakan lebih dari 1/5;

2) Tanah yang digunakan dipilih yang subur, sehingga rakyat

kebagaian yang tidak subur;

3) Waktu penanaman lebih dari semestinya;

4) Gagal panen menjadi tanggungan rakyat;

5) Kelebihan panen tidak dikembalikan; dan

6) Penduduk yang tidak mempunyai tanah bekerja lebih dari

66 hari.

Akibat sistem tanam paksa ini, rakyat Indonesia sangat

menderita. Kelaparan terjadi di mana-mana. Akibatnya,

banyak rakyat yang meninggal dunia. Setelah Van den Bosch,

(45)

xlv

orang sebelum akhirnya kekuasaan jatuh ke tangan Jepang.

Gubernur Jendral yang terakhir memerintah adalah A.W.L.

Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Dia memerintah mulai

tahun 1936 sampai 1942.

b. Perjuangan Para Tokoh Dalam Mengusir Belanda

1) Masa VOC

a) Perjuangan Sultan Agung (raja Mataram/Jogjakarta)

Sultan Agung Senapati ing Alogo Ngabdurrachman adalah raja

Mataram Islam (sekarang Jogjakarta). Sultan Agung

memerintah Mataram dari tahun 1613-1645. Kerajaan Mataram

mencapai kejayaan dalam memerintah kerajaan, ia bertujuan

mempertahankan seluruh tanah Jawa dan mengusir Belanda

dari Batavia. Pada masa pemerintahannya, Mataram menyerah

ke Batavia sebanyak dua kali, yaitu tahun 1628 dan tahun 1629.

Kedua serangan itu mengalami kegagalan.

b) Perjuangan Trunojoyo

Trunojoyo adalah bupati Madura yang berkuasa di bawah

kerajaan Mataram. Beliau memimpin serangan ke VOC setelah

pengganti Sultan Agung malah bersekutu dengan Belanda.

Tahun 1667, Trunojoyo menyerang Mataram dan berhasil

mendudukinya. Trunojoyo memindahkan pusat pemerintahan

(46)

xlvi

c) Sultan Hasanuddin

Sultan Hasanuddin adalah raja Gowa (Makassar). Karena

keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van Het Oosten oleh

Belanda yang artinya ayam jantan/jago dari Benua Timur. VOC

pada awalnya terdesak. Namun setelah VOC menambah

kakuatan pasukannya, akhirnya Gowa terdesak dan semakin

lemah, maka pada tanggal 18 November 1667 Sultan

Hasanuddin bersedia mengadakan Perjanjian Bongaya. Isi

Perjanjian Bongaya adalah Makassar menjadi kekuasaan VOC,

VOC memperoleh hak monopoli dagang, orang-orang eropa

selain Belanda harus meninggalkan Makassar, biaya perang

ditanggung Makassar.

d) Sultan Ageng Tirtayasa

Sejak pertama kali datang di Banten, orang-orang Belanda

sudah berselisih dengan rakyat Banten. Pertentangan Banten

dan VOC berlanjut karena memperebutkan selat Sunda. Setelah

jatuhnya Malaka, perdagangan di Selat Sunda sangat ramai.

Untuk melumpuhkan perdagangan Banten, VOC memblokade

jalan menuju pelabuhan Banten. Di bawah pimpinan Sultan

Ageng Tirtayasa, rakyat Banten menghadai blokade VOC.

Perjuangan Sultan Agung Tirtaysa dapat dipadamkan karena

(47)

xlvii

1683, Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap. Beliau ditawan di

Batavia sampai meninggal.

2) Masa Pemerintahan Hindia Belanda

a) Perlawanan Pattimura/Ambon

Sebab perlawana yaitu Benteng Duurstede diduduki

Belanda, rakyat dipaksa menyerahkan ikan asin, dendeng, dan

kopi, rakyat dipaksa kerja rodi menebang kayu, membuat

garam, dan membuka perkebunan pala, diberlakukannya hak

eksturpasi oleh Belanda, yaitu hak Belanda unruk membuang

kelebihan hasil panen ke laut. Tujuannya supaya harga

penjualan tetap tinggi.

Semua rakyat Maluku bangkit menentang pasukan

Belanda yang ingin menghancurkan Maluku pada tanggal 16

Mei 1917 dibawah pimpinan Pattimura. Pattimura akhirnya

dapat ditangkap dan dijatuhi hukuman mati dengan cara

digantung di depan benteng Victoria pada tanggal 16

Desember 1817.

b) Perang Paderi

Perang dilatar belakangi oleh persekutuan antara kaum

adat dengan kaum Paderi (golongan ulama). Pemerintah

Belanda ikut campur dengan membantu kaum adat. Perang

terjadi dua tahap, yaitu sebelum pecah parang Diponegoro

(48)

xlviii

Saat pecah perang Diponegoro, Belanda mengajak Tuanku

Imam Bonjol (pemimpin kaum Paderi) berunding dan berdamai.

Ternyata tujuan Belanda adalah untuk menghimpun kekuatan

guna memerangi Pangeran Diponegoro. Setelah perang

Diponegoro usai, Belanda mengkhianati perdamaian dan

menggempur pasukan paderi. Akhirnya Tuanku Imam Bonjol

tertangkap, kemudian diasingkan ke Cianjur sebelum kemudian

ke Minahasa. Beliau meninggal dalam pengasingan.

c) Perang Diponegoro

Perang diponegoro terjadi oleh sebab-sebab berikut ini:

wilayah Mataram semakin dipersempit, pemerintah Hindia

Belanda melarang keluarga bangsawan menyewakan tanah

kepada pengusaha-pengusaha perkebunan Belanda, peradaban

barat yang beetentangan dengan ajaran Islam mulai memasuki

kalangan istana, rakyat sangat menderita karena dibebani

banyak pajak.

Penyulut perang adalah pembangunan jalan oleh Belanda

yang melintasi makam leluhur pangeran diponegoro. Awalnya

pasukan pangeran diponegoro selalu dapat mengalahkan

pasukan Belanda yang dipimpin oleh Jendral De Kock. Setelah

belanda mendatangkan bala bantuan dari Sumatra dan Sulawesi,

perlahan-lahan pasukan Pangeran Diponegoro dapat dikalahkan.

(49)

xlix

Perundingan pun dilaksanakan tanggal 28 Maret 1830. Belanda,

tidak bermaksud berunding, melainkan hanya menjebak

pangeran Diponegoro, kemudian ditangkap dan diasingkan.

Pangeran Diponegoro meninggal dalam pengasingannya di

Makassar.

d) Perlawanan Pangeran Antasari

Penyebab perang Banjarmasin adalah Belanda

melakukan monopoli perdagangan dan mencampuri urusan

kerajaan. Perang Banjarmasin dipimpin oleh Pangeran Antasari.

Beliau didukung oleh Pangeran Hidayatullah. Pada tahun 1862

Hidayatullah ditahan Belanda dan dibuang ke Cianjur.

Pangeran Antasari diangkat rakyat menjadi sultan. Setelah itu

perang meletus kembali. Dalam perang itu Pangeran Antasari

luka-luka dan wafat.

e) Perlawanan Raja-Raja Bali

Belanda menyerang kerajaan-kerajaan Bali menerapkan

hak tawan karang. Hak tawan karang adalah hak raja bali untuk

merampas kapal-kapal asing yang terdampar diwilayahnya.

Hak ini sangat merugikan Belanda. Pertama Belanda

mengultimatum raja buleleng. I Gusti Ngurah Made yang

patihnya bernama I Gusti Ketut Jelantik. Karena ultimatun itu

tidak dihiraukan, maka pada tanggal 27 Juni 1846 Belanda

(50)

l

terakhir ditundukan Belanda adalah kerajaan Badung yang

diserang pada tanggal 20 September 1906.

f) Perang Aceh

Aceh adalah yang paling sulit ditundukkan Belanda.

Pasukan Belanda yang pertama dikirim ke Aceh dipimpin oleh

Jendral Kohler. Ekspedisi pertama pada tahun 1873 ini gagal

total, bahkan Jendral Kohler tewas. Ekspedisi kedua dikirim

tahun 1874 di bawah pimpinan Mayor Jendral Van Swieten.

Pasukan Aceh dibawah pimpinan panglima polim melawan

Belanda dalam pertempuran itu, istana Aceh dapat direbut oleh

Belanda. Perlawanan rakyat Aceh tidak pernah berhenti.

Perlawanan dilakukan oleh pejuang-pejuang Aceh dibawah

pimpinan para Tengku (para ulama) dan Tengku (para

bangsawan Aceh). Diantara para pemimpin itu adalah Tengku

Umar, Tengku Cik Di Tiro, Cut Nyak Dien dan lain-lain. Meski

menguasai istana, Belanda tidak pernah menguasai Aceh.

Jendral Pel yang menggantikan Van Swienten malah tewas

ditangan rakyat aceh.

Akhirnya belanda mengubah taktik. Belanda

menyusupkan seorang misionaris yang menyamar sebagai

seorang ulama bernama Dr. Snouck Hurgronje. Ia diterima baik

oleh rakyat Aceh sehingga ia dapat mempelajari seluk beluk

(51)

li

mengalahkan rakyat Aceh kepada pemerintah Belanda.

Berbekal informasi dari Snouck Hurgroje, Belanda

perlahan-lahan dapat mengimbangi perlawanan rakyat Aceh. Bahkan

tahun 1899 Belanda berhasil menewaskan Teuku Umar Tahun

1904 Belanda mulai dapat menguasai Aceh.

c. Pergerakan Nasional

Perjuangan yang bersifat kedaerahan yang dilakukan Indonesia

ternyata tidak berhasil mengusir penjajah. Kemudian muncullah

kesadaran untuk berfikir secara Nasional. Mulai tahun 1900an muncul

berbagai pergerakan Nasional yang dipelopori oleh Budi Utomo.

1) Latar Belakang Timbulnya Pergerakan Nasional

a) Penderitaan rakyat dalam semua bidang yaitu politik, ekonomi,

sosial, budaya dan pendidikan. Lahirnya golongan terpelajar

yang telah mendapatkan pendidikan; dan

b) Kemenangan Jepang atau Rusia tahun 1905. Pergerakan

Nasional India oleh Mahatma Gandhi, revolusi Cina yang

dipimpin oleh Dr.Sun Yat San, dan pergerakan Nasional Filipina

oleh Yoes Rizal.

2) Organisasi Pergerakan Nasional

(52)
(53)

liii

3) Beberapa Tokoh Penting Pergerakan Nasional

a) Raden Ajeng Kertini, lahir di Jepara yanggal 21 April 1879.

Putri Bupati Jepara RM. Ario Sosroningrat ini bercita-cita

mengangkat derajat wanita setara dengan pria di Indonesia

melalui pendidikan. Tokoh emansipasi wanita ini mengarang

(54)

liv

b) Dewi Sartika, lahir 4 Desember 1884 di Cicalengka, Bandung,

Jawa Barat. Putri dari P. Somanegara. Mendirikan sekolah

kautaman istri. Bercita-cita memajukan wanita sama dengan RA.

Kartini;

c) Ki Hajar dewantara. Lahir 2 Mei 1889 di Jogjakarta, nama

kecilnya Raden Mas Suwardi Suryadiningrat. Mendirikan

sekolah Taman Siswa, mengarang buku “Seandainya Aku

Seorang Belanda”(Als Ik Een Nederlander Was), mendirikan

Indische Partij berssama Dr. Cipto Mangunkusumo dan Douwes

Dekker yang selanjutnya disebut Tiga Serangkai. Karena besaar

jasanya dalam pendiidkan, hari kelahirannya tanggal 2 Mei

dijadikkan sebagai hari Pendidikan Nasional dan diangkat

sebagai Bapak Pendidikan Nasional;

d) Douwes Dekker atau Dr. Setya Danudirja, lahir 28 oktober 1879

di Pasuruan, Jawa Timur, mengarang buku “Max

Havelaar”dengan nama samaran Mutatuli;

e) Dr. Sutomo, pada tanggal 20 Mei 1908 bersama Dr. Wahidin

Sudiro Husodo mendiirkan organisasi pergerakan nasional yang

pertama yang diberi nama Budi Utomo, hari kelahirannya 20

Mei dijadikan sebagai hari kebangkitan nasional;

f) Dr. Wahidin Sudiro Husodo, lahir 7 Januari 1852 di Sleman,

(55)

lv

dengan bangsa lain, mendirikan organisasi Budi Utomo bersama

Dr. Sutomo;

g) Haji Samanhudi, lahor di Laweyan, solo tahun 1868 nama

kecilnya Sudarno Nadi. Bercita-cita memajukan perdagangan

Indonesia dengan mendirikan Serikat Dagang Islam;

h) Muhammad Husni Thamrin, lahir 16 Februari 1894 di Jakarta,

berjuang melalui keanggotaan parlemen Belanda (Volksraad)

mengubah istilah Naderlands Indie menjadi Indonesia;

i) KH. Ahmad Dhlan, lahir di Jogjakarta 1 Agustus 1868.

Mendirikan Muhammadiyah tahun 1912, wafat di Jogjakarta 23

Februari 1923 dimakamkan di Karang Kuncen, Jogjakarta;

j) Dr. Cipto Mangunkusumo, lahir di Ambarawa tahun 1886,

tokoh Tiga Serangkai, pendiri Indische Partij. Wafat di Jakarta 8

Maret 1943 di makamkan di TMP Watu Caper, Ambarawa; dan

k) Mr. Muhammad Yamin, lahir di Sawah Lunto, 28 Maret 1903.

Penyusun dasar negara, wafat di Jakarta 17 Oktober 1962, di

makamkan di sawah Lunto.

d. Sumpah Pemuda

Kebangkitan Nasional ditandai dengan munculnya

organisasi-organisasi pergerakan Nasional. Munculnya organisasi-organisasi-organisasi-organisasi

pergerakan. Tidak terkecuali bagi kalangan pemuda. Para pemuda

(56)

lvi

melebur menjadi sebuah pergerakan yang bersifat Nasional. Oleh

karena itulah, mereka menyelenggarakan kongres pemuda.

1) Kongres Pemuda I

Kongres ini dilaksanakan tanggal 30 April-2 Mei 1926 di

Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh berbagai organisasi kepemudaan,

antara lain:

a) Tri Koro Darmo yang kemudian diubah menjadi Jong Javanen

Bond (Pemuda Jawa). Diketuai oleh Dr. Satiman Wiryosanjoyo;

b) Jong Sumatranen Bond (Pemuda Sumatra), diketuai oleh Drs.

Muh. Hatta;

c) Jong Minahasa (Pemuda Minahasa), diketuai oleh TA Kandou;

d) Jong Celebes (Pemuda Sulawesi), diketuai oleh Arlond Monotutu;

e) Jong Ambon (Pemuda Ambon), diketuai oleh J. Leimena;

f) Jong Bataks (Pemuda Batak), diketuai oleh Amir Syarifuddin;

g) Sekar Rukun (Pemuda Sunda), diketuai oleh Achmad Beilawy;

h) Pemuda kaum betawi, diketuai oleh M. Husni Thamrin;

i) Jong Timoreesch Vorbond (Pemuda Timur), diketuai oleh

J.W.Amalo; dan

j) Jong Islamienten Bond, diketuai oleh Haji Agus Salim.

Hasil utama kongres pemuda I adalah mengakui dan menerima

(57)

lvii

2) Kongres Pemuda II

Kongres ini dilaksanakan pada tanggal 26-28 Oktober 1928.

Rapat I tanggal 26 di gedung Katholieke Jongelingen Bond (gedung

pemuda katholik) Jakarta. Rapat ke II tanggal 17 di gedung Oost

Java Bioscoop. Rapat ke III tanggal 28 Oktober di gedung Indonesia

Clubhuis (gedung sumpah pemuda), jalan kramat raya Jakarta.

Susunan panitia kongres pemuda II:

Ketua : Sugondo Joyopuspito

Wakil Ketua : Joko Marsaid

Sekretaris : Mr. Muhammad Yamin

Bendahara : Mr. Amir Syarifuddin

Mengahasilkan keputusan yang disebut Sumpah Pemuda. Isi

sumpah pemuda adalah

a) Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu,

tanah air Indonesia;

b) Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa

Indonesia; dan

c) Kami putra dan putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi

bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Sebelum sumpah pemuda dibacakan, diperdengarkan lagu

Indonesia Raya karya WR. Supratman dengan diiringi instrumen

(58)

lviii

e. Kedatangan Bangsa Jepang Ke Indonesia

1) Kedatangan Bangsa Jepang

Jepang datang ke Indonesia dalam rangka perang Asia Timur

raya, yaitu bagian dari perang dunia II. Perang ini terjadi antara

blok sekutu (Amerika, Inggris, Belanda, Prancis) melawan Jerman,

Italia, dan Jepang.

Tanggal 1 Maret 1942 pasukan Jepang berhasil mendarat di

tiga tempat secara serempak di Pulau Jawa, yaitu Teluk Banten,

Eretan Wetan (Pantura), dan Pasuruan (Jawa Timur). Tanggal 5

Maret 1942 pasukan Jepang sudah berhasil menguasai Batavia.

Tanggal 8 Maret 1942, Belanda menyerah tanpa syarat kepada

Jepang. Penyerahan itu bertuang pada dalam perjanjian Kalijati

antara Letjen Ter Porten (wakil Belanda) dengan Letjen Hithoshi

Imamura (wakil Jepang). Jepang secara resmi berkuasa di

Indonesia pada tanggal 8 Maret 1942. Jepang membagi wilayah

Indonesia menjadi tiga daerah pemerintahan sebagai berikut.

a. Jawa-Madura dipimpin tentara ke-16 yang berpusat di Jakarta;

b. Sumatra dipimpin tentara ke-25 yang berpusat di Bukittinggi;

dan

c. Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya

dipimpin armada selatan yang berpusat di Ujung Pandang.

Untuk menarik simpati bangsa Indonesia, Jepang melakukan

(59)

lix

kehadiran Jepang. Proganda dan tindakan tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Pemimpin Indonesia yang ditawan Belanda dibebaskan;

2) Lagu Indonesia Raya boleh dinyayikan;

3) Bendera Merah Putih dikibarkan di samping bendera Jepang

Hinomaru;

4) Larangan menggunakan bahasa Inggris dan Belanda, serta

penerbitan buku-bukunya;

5) Bahasa Indonesia boleh digunakan;

6) Memperkenalkan kalender untuk tujuan resmi;

7) Patung-patung Eropa diruntuhkan; dan

8) Nama Batavia dikembalikan menjadi Jakarta dan jalan-jalan

diberi nama baru.

Jepang selalu menempatkan diri sebagai saudara tua yang

baik. Hal ini membuat bangsa Indonesia semakin terpikat. Bahkan,

bangsa Indonesia bersedia membantu Jepang melawan sekutu.

Bangsa Indonesia berharap memperoleh kemerdekaan. Maka

setelah itu dibentuklah organisasi pergerakan dan organisasi wajib

militer sebagai upaya membantu Jepang dalam perang Asia Timur

(60)

lx

a) Organisasi Pergerakan

(i) Gerakan 3A

Gerakan 3A merupakan organisasi pertama yang

dibentuk Jepang (Nippon). Semboyangnya adalah Nippon

Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia, dan Nippon

Pemimpin Asia. Tujuan gerakan 3A adalah mendorong

bangsa Indonesia supaya bersedia membantu Jepang dalam

memenangkan Perang Asia Timur Raya. Karena tidak

mendapat simpati dari bangsa Indonesia maka gerakan 3A

dibubarkan;

(ii) PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat)

Tujuan PUTERA adalah menarik bangsa Indonesia

agar bersedia membantu Jepang melawan sekutu. Jepang

mendirikan PUTERA sebagai pengganti gerakan 3A karena

dianggap tidak memberikan keuntungan. Akan tetapi untuk

bangsa Indonesia, PUTERA dimanfaatkan para

pemimpinannya untuk mengobarkan semangat kebangsaan.

Pemimpin PUTERA berasal dari bangsa Indonesia sendiri

dan sering disebut Empat Serangkai, yaitu Ir. Sukarno, Drs.

Mohammad Hatta, K.H Mas Mansyur, dan Ki Hajar

Dewantara. Organisasi ini pun akhirnya dibubarkan pada

(61)

lxi

(iii)Jawa Hokokai

Jawa Hokokai dibentuk oleh Jepang setelah PUTERA

dibubarkan. Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)

bertujuan agar rakyat Indonesia dapat dihimpun tenaganya

dan berbakti kepada Jepang.

(iv)Organisasi Wajib Militer

Wajib militer merupakan salah satu usaha

pemerintahan Jepang. Tujuannya untuk mempersiapkan

para pemuda Indonesia berperang melawan sekutu. Usaha

yang dilakukan berupa latihan semimiliter dan militer penuh.

Wajib militer yang diselenggarakan adalah sebagao berikut:

(a) Seinendan (Barisan Pemuda);

(b) Keibodan (Barisan Pembantu Polisi);

(c) Fujinkai (Barisan Wanita);

(d) Heiho (Pembantu Prajurit Jepang);

(e) Suishintai (Barisan Pelopor);

(f) Jibakutai (Barisan Berani Mati);

(g) Gakutotoi (Barisan Pelajar); dan

(h) Peta (Pembela Tanah Air).

Kehidupan rakyat selama Jepang memerintah sama

(62)

lxii

kejam dari Belanda. Kekejaman Jepang yang dirasakan

bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:

(a) Adanya wajib militer bagi pemuda, wanita dan pelajar;

(b) Kerja paksa atau romusha;

(c) Wajib kerja tanpa upah untuk pamong desa atau

kinrohosi;

(d) Banyak wanita dan gadis diculik;

(e) Tanah pertanian rakyat digunakan untuk perkebunan

jarak sebagai bahan baku minyak pelumas mesin-mesin

perang; dan

(f) Semua hasil pertanian, perkebunan, perternakan, dan

tambang diserkan kepada pemerintah Jepang.

2) Perlawanan Terhadap Penduduk Jepang

a) Perlawanan rakyat Aceh di Cot Plieng tahun 1942

Perlawanan ini dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Perlawanan

rakyat Aceh juga terjadi di Mereudu pada tahun 1944;

b) Perlawanan di Kaplongan, Jawa Barat

Jepang memaksa petani di Kapolongan untuk menyerahkan

sebagian hasil buminya. Petani marah, terjadilah perlawanan

terhadap pasukan Jepang;

c) Perlawanan di Lohbener, Jawa Barat

Petani di Lohbener menolak memberikan hasil panen padi

(63)

lxiii

d) Perlawanan di Pontianak, Kalimantan Barat

Penduduk dipaksa untuk membuat pelabuhan dan lapangan

terbang. Para pemimpin sepakat untuk menyerang Jepang.

Perlawanan terjadi pada tanggal 16 Oktober 1943. Mereka

ditangkap dan dibunuh;

e) Perlawanan Peta di Gumilir, Cilacap

Perlawanan Peta di Gumilir, Cilacap terjadi pada bulan Juni

1945. Perlawanan ini dipimpin oleh Kusaeri, komandan regu

Peta di Cilacap. Kusaeri menyerah tetapi tidak dijatuhi hukuman.

Sudirman berhasil menolong dan membebaskannya;

f) Perlawanan di Singaparna, Jawa Barat

Perlawanan Singaparna dipimpin oleh Kyai Haji Zaenal. Beliau

menolak Seikerei (membungkukkan badan kepada Kaisar

Jepang Tenno Heika) dan menentang romusha. Beliau

memandang hal itu bertentangan dengan ajaran islam; dan

g) Perlawanan Peta di Blitar, Jawa Timur

Tentara Peta di Blitar memberontak dibawah pimpinan

Shodanco F.X. Supriyadi. Jepang dapat mematahkan

perlawanan ini. Supriyadi dan teman-temannya ditangkap oleh

Jepang.

Pada tanggal 15 Maret 1945, perwira-perwira Peta yang

memberontak diadili dipengadilan Militer Jepang di Jakarta. Dalam

(64)

lxiv

Peta yang dijatuhi hukuman mati antara lain Muradi, Dr. Ismangil,

Suparyono, Sunarto, Halim Mangkudijaya, dan Supriyadi. Tetapi

Supriyadi menghilang dan tidak menghadiri persidangan.

2. Hakikat Strategi Pembelajaran Inkuiri

a. Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri

Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk

penyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran

tertentu (Gerlach dan Ely, 1980: 69).

Dick dan Carey (1990) (dalam Hamzah, 2011: 5) menjelaskan

bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen metari

pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan yang digunakan oleh

guru dalam rangka membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran

tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas

pada prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk

juga pengaturan materi atau peket progam pembelajaran yang akan

disampaikan kepada siswa.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa strategi

pembelajaran yaitu cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh

seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran, sehingga

akan memudahkan siswa mencapai tujuan yang dikuasai diakhir

kegiatan belajar (Hamzah, 2011: 6).

Roestiyah (1991) (dalam Hamdani, 1991: 182) Model

Gambar

Gambar 1. Siklus PTK Sumber: Suyadi, (2010: 50)
Tabel 1.1 Lembar Observasi Guru
Tabel 1.2 Lembar Observasi Siswa
Gambar 2. Siklus PTK Sumber: Suyadi, (2010: 50)
+7

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA GURU SMK BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA DI KABUPATEN GARUT. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Paspor untuk Orang Asing ( Alien Passport ) dapat diberikan kepada orang asing yang memiliki izin tinggal tetap, akan melakukan perjalanan ke luar wilayah Indonesia dan

Tanah sebagai salah satu sumber daya ekonomi memiliki perspektif dalam meningkatkan pendapatan daerah sebagai objek pajak dan retribusi daerah. Pertanahan kota adalah sangat

Dengan melakukan peninjuan beberapa aspek diatas, dapat disimpulkan perlunya suatu rencana tindak ( action plan ) yang meliputi, (1) melakukan pengenalan karekteristik sampah

[r]

Jika preemptive, jika ada proses datang dengan sisa CPU burst yang lebih kecil daripada yang sedang dieksekusi, maka proses tersebut akan menggantikan proses yang sedang

pembuatan homepage ini menggunakan program HTML untuk tampilan sedangkan PHP dan MYSQL untuk koneksi dan penyimpanan databasenya sampai menampilkan record, Mysql di sini

Skripsi ini berjudul “Analisis Kritik Sosial Pada Film Warkop DKI Reborn (Menggunakan Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough)”.. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk