• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hama dan penyakit

Dalam dokumen PROSIDING SEMINAR SEHARI HASIL PENELITIAN (Halaman 60-66)

Photo by : Septiantina DR

BUDIDAYA TANAMAN PENGHASIL GAHARU

II. TEKNIK BUDIDAYA 1. Pemilihan benih

3. Hama dan penyakit

Beberapa penelitian telah menemukan adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman penghasil gaharu. Serangan yang ditemukan terjadi pada fase semai ataupun fase penanaman dilapangan. 1. Penyakit rebah

Penyakit rebah biasanya menyerang tanaman pada fase semai saat masih dipersemaian. Penyebab penyakit ini diduga disebabkan oleh serangan jamur (Tarigan, 2004). Serangan biasanya dimulai pada bagian akar semai gaharu sehingga menjadi busuk dan semai akan mengalami rebah. Usaha pencegahan dapat dilakukan dengan mensterilisasi media yang digunakan dipersemaian misalnya dengan melakukan fumigasi yaitu penyemprotan fungisida pada media tanam guna mencegah tumbuhnya jamur. Cara sederhana sterilisasi media dapat juga dilakukan dengan menggoreng media pasir atau menjemurnya di bawah sinar matahari.

2. Penyakit embun jelaga

Penyakit ini ditandai dengan adanya lapisan hitam yang menempel pada permukaan daun. Bila kita sentuh lapisan hitam ini seperti serbuk hitam yang menempel pada daun. Penyakit ini banyak terjadi pada tanaman gaharu dilapangan. Jamur capnodium diduga menjadi penyebab munculnya penyakit ini. Penyakit ini biasanya terjadi pada tanaman gaharu pada lokasi dengan kelembaban yang cukup tinggi, sehingga usaha pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pengaturan kelembaban dilapangan. Misalnya ketika kelembaban cukup tinggi dapat dilakukan pengurangan naungan sehingga suhu dipermukaan naik dan mengurangi kelmbaban yang ada.

3. Penyakit busuk hati (heart rot)

Menurut Sitepu dkk, (2011) penyakit busuk hati yang ditemukan masih mempunyai intensitas serangannya yang rendah. Gejala serangan yang muncul ditandai dengan meranggasnya daun, dan

44 |

Gambar 1. Gejala serangan penyakit busuk hati pohon gaharu di Desa Lembah Sari, Kab. Lobar. (Dokumentasi Rahayu, 2010) ditemukan adanya kemunculan tubuh buah jamur yang menempel pada batang tanaman. Penyakit busuk hati ini biasanya terjadi pada tanaman yang ada dilapangan. Usaha pencegahan dapat dilakukan dengan pengaturan kelembaban tanah misalnya dilakukan pendangiran dan pembersihan gulma atau semak yang ada disekitar pangkal batang tanamanan secara rutin.

4. Hama kutu putih

Hama kutu putih ditemukan pada semai gaharu di persemaian dan tanaman gaharu di lapangan. Hama ini ukurannya kecil dan berwarna putih, biasanya ditemukan pada pucuk tanaman atau berada di bawah daun gaharu. Kutu putih ini biasanya menghisap cairan pohon (Turjaman dkk, 2009). Intensitas serangan kutu putih masih tergolong rendah. Usaha pengendalian dapat dilakukan dengan membuang bagian tanaman yang diserang oleh kutu putih. Hal ini untuk mencegah agar tidak terjadi penularan. Apabila serangan terdeteksi pada tingkat berat maka pengaplikasian insektisida dapat dilakukan.

Gambar 2. Hama kutu putih pada tanaman gaharu

5. Hama belalang kayu

Belalang kayu ditemukan menyerang tanaman gaharu di KHDTK Rarung dan arboritum Balai penelitian teknologi HHBK mataram. Belalang kayu menyerang bagian daun dengan memakan helaian-helaian daunnya. Belalang kayu mempunyai sifat polifagus atau inang lebih dari satu sehingga diduga belalang ini merupakan belalang yang juga menyerang tanaman lain yang ada disekitar. Serangan yang ditemukan pada tanaman penghasil gaharu masih cukup ringan dan sifatnya tidak masif.

6. Hama ulat daun Heortia vitessoides

Hama ulat daun heortia vitesooides sampai saat ini masih dianggap sebagai hama utama pada tanaman penghasil gaharu. Serangan yang dilakukan dapat mencapai tingkat defoliator yaitu daun habis terserang hingga ke bagian tulang daunnya. Pengamatan yang dilakukan pada tegakan gaharu di lombok ditemukan hampir sepanjang tahun. Serangan meningkat seiring dengan datangnya musim kemarau dan kemudian menurun kembali menjelang musim penghujan. Usaha pencegahan dapat dlakukan dengan mengontrol secara rutin tanda-tanda munculnya serangan. Ketika ditemukan adanya serangan ulat ini maka perlu segera dimusnahkan guna mencegah serangan yang lebih berat. Teknik sederhana pencegahan dapat juga dengan memanfaatkan musuh alami ulat Heortia yaitu burung pemakan ulat ataupun dengan semut rang-rang (Irianto dkk, 2010).

46 |

Gambar 3. Ulat Heortia vitessoides yang menyerang tanaman

Gyrinops verstegii di Lombok

III. KESIMPULAN

Budidaya tanaman penghasil gaharu perlu segera dikembangkan dan menjadi penting karena sebagai upaya menjaga kelestarian gaharu di alam. Teknik budidaya tanaman yang baik tentunya perlu memperhatikan karakteristik tanaman dihabitat alamiahnya. Beberapa sifat tanaman penghasil gaharu seperti jenis Gyrinops verstegii atau

Aquilaria spp. yang sangat penting dalam kegiatan budidaya adalah

sifat biji yang rekalsitran dan sifat semitoleran terhadap cahaya matahari hingga fase tiang. Hama utama tanaman penghasil gaharu adalah hama ulat daun Heortia vitessoides

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Letak Geografi Kabupaten Sumbawa. http://www.sumbawakab.go.id/. diakses tanggal 24 Nopember 2013

Irianto, R.S.B., E. Santoso, M. Turjaman, dan I. R. Sitepu. 2010. Hama pada pohon penghasil gaharu dan Teknik pengendaliannya. Info Hutan VII (2) : 225-228

Santoso, E., A. W. Gunawan, dan M. Turjaman. 2007. Kolonisasi Cendawan Mikoriza Arbuskula pada Bibit Tanaman Penghasil Gaharu Aquilaria microcarpa. J. Pen. Htn & KA. IV-5 : 499-509 Santoso, E., R.S.B. Irianto, I. R. Sitepu, M. Turjaman. 2011.

Penanggulangan Hama Dan Penyakit Tanaman Penghasil Gaharu. Workshop Peluang Investasi Dan Network Pemasaran

“Berlian Hijau” Tanaman Penghasil Gaharu. Universitas Islam

Negeri Syarifhidayatullah. Jakarta.

http://gaharublog.wordpress.com/. Diakses tanggal 23 Juni 2011 Siran, A.S. 2011. Pengembangan Teknologi Produksi Gaharu Berbasis

Pemberdayaan Masyarakat : Perkembangan Pemanfaatan Gaharu. Ed; Sulistyo A. Siran dan Maman Turjaman. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Konservasi Dan Rehabilitasi. Bogor

Sitepu, I.R., E. Santoso, S.A. Siran dan M. Turjaman. 2011. Fragant Wood

Gaharu : When The Wild Can No Longer Provide. Technical

Report ITTO PD425/06 Rev. 1 (I) : Production and Utilization Technology for Sustainable Development of Gaharu (Gaharu) in Indonesia. Pusat Penelitian Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Badan Penelitian dan Pengembahan Kehutanan, Bogor: Kementerian Kehutanan

Subiakto, A., E. Santoso., dan M. Turjaman. 2011. Pengembangan Teknologi Produksi Gaharu Berbasis Pemberdayaan Masyarakat : Uji Produksi Bibit Tanaman Gaharu Secara Generatif Dan Vegetatif. Ed; Sulistyo A. Siran dan Maman Turjaman. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Konservasi Dan Rehabilitasi. Bogor

Sujatmoko, S. 2011. Adaptasi Permudaan Pohon Gyrinops Versteegii (Gilg.) Domke (Akusuk) Sebagai Penghasil Gaharu, Terhadap Lingkungan Cahaya Di Tegakan Alam Gunung Timau, Nusa Tenggara Timur. Thesis Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

48 |

Sumarna, Y. 2012. Budidaya Jenis Pohon Penghasil Gaharu. http://forda-mof.org/files/Budidaya_gaharu.pdf. diakses 18 Oktober 2013. Surata, I. K. 2006. Teknik Budidaya Dan Produksi Gaharu. Prosiding

Ekspose/Diskusi Hasil-Hasil Penelitian Balai Litbang Kehutanan Bali-Nusa Tenggara. Kupang

Tarigan, Kelin. 2004. Profil Pengusaha (Budidaya) Gaharu. Pusat Bina Penyuluhan Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta

TEKNIK PRODUKSI GAHARU BUDIDAYA

Dalam dokumen PROSIDING SEMINAR SEHARI HASIL PENELITIAN (Halaman 60-66)

Dokumen terkait