• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Hambatan-hambatan Dalam Pendaftaran Jaminan

2. Hambatan Struktural

Sistem hukum mempunyai struktur. Jelasnya, struktur adalah semacam sayatan

sistem hukum-semacam foto diam yang menghentikan gerak.104 Struktur itu adalah

lembaga-lembaga yang berkaitan terhadap Pendaftaran Jaminan Fidusia. Struktur dari Pendaftaran Jaminan Fidusia ini adalah terdiri dari Kantor Pendaftaran Fidusia, Bank atau Lembaga Pembiayaan dan Notaris. Bagaimana Kantor Pendaftaran Fidusia melakukan Pendaftaran Fidusia, apakah Bank atau Lembaga Pembiayaan lainnya sudah semuanya mendaftarkan Jaminan Fidusia dan bagaimana kaitannya Notaris dalam Pendaftaran Fidusia.

Kantor Pendaftaran Fidusia adalah tempat di mana seseorang penerima fidusia atau kuasanya melakukan Pendaftaran Fidusia. Yang menjadi permasalahan yakni sampai pada saat sekarang ini Kantor Pendaftaran Fidusia masih tetap berada di Kantor Wilayah Provinsi Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Tentunya ini merupakan hambatan struktural yang dapat mengakibatkan lamanya proses pendaftaran fidusia bagi penerima fidusia atau kuasanya yang di Daerah Tingkat II. Dengan demikian akan sulitlah tercapai makna dari pendaftaran itu sendiri yakni untuk memenuhi asas publisitas.

Pasal 14 UUJF ayat (1), menyebutkan bawa Kantor Pendaftaran Fidusia menerbitkan dan menyerahkan kepada penerima fidusia Sertifikat Jaminan Fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan permohonan pendaftaran. Maksud pasal ini menegaskan bahwa proses Pendaftaran Fidusia sampai diterbitkannya

104

Sertifikat Jaminan Fidusia dilakukan satu hari masa kerja. Apabila permohonan pendaftaran yang masuk ke Kantor Pendaftaran Fidusia sedikit maka sertifikat dapat

diambil pada hari itu juga.105

Kalau permohonan Pendaftaran Jaminan Fidusia yang masuk 80-100 per hari ke Kantor Pendaftaran Jaminan Fidusia, maka proses pendaftaran itu tidak dapat dilakukan dalam satu hari masa kerja, di samping itu juga belum adanya fasilitas yang mendukung sehingga pendaftaran itu tidak dapat dilakukan dalam satu hari masa

kerja.106

Kantor fidusia sebagai suatu struktur dari suatu sistem dalam kenyataannya tidak dapat melaksanakan apa yang telah dengan tegas dinyatakan dalam UUJF. Tentu hal ini merupakan hambatan di dalam Pendaftaran Fidusia.

Notaris merupakan salah satu struktur dari Pendaftaran Jaminan Fidusia oleh karena Notaris adalah sebagai pejabat atau bisa dikatakan sebagai lembaga yang ikut berperan dalam pendaftaran fidusia. Kaitan Notaris dalam Pendaftaran Jaminan Fidusia adalah dalam Pasal 5 ayat (1) UUJF dengan tegas mengatakan bahwa pembebanan benda dengan jaminan fidusia dibuat dengan Akta Notaris dalam bahasa Indonesia dan merupakan Akta Jaminan Fidusia. Kemudian dapat kita lihat juga di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2000 Pasal 2 ayat (4) huruf a, yang meyebutkan permohonan Pendaftaran Fidusia harus dilengkapi dengan salinan Akta Notaris tentang pembebanan Jaminan Fidusia.

105

Hasil wawancara dengan Kabid Yan Kum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, Juraini Sulaiman, dilakukan pada tanggal 28 Agusutus 2008.

106

Hasil wawancara dengan Kabid Yan Kum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, Juraini Sulaiman, dilakukan pada tanggal 28 Agusutus 2008.

Maksud pembuat undang-undang adalah Akta Jaminan Fidusia tersebut haruslah akta yang dibuat oleh Notaris, tidak boleh dengan akta di bawah tangan. Salah satu alasan pembentuk undang-undang menetapkan Akta Notaris adalah bahwa Akta Notaris merupakan akta otentik sehingga memiliki kekuatan pembuktian yang

sempurna.107

Penegasan bentuk Perjanjian Jaminan Fidusia dengan Akta Notaris oleh pembentuk UUJF harus ditafsirkan sebagai norma hukum yang memaksa (imperatif bukan bersifat fakultatif), artinya apabila Perjanjian Jaminan Fidusia dilakukan selain dalam

bentuk Akta Notaris, secara yuridis Perjanjian Jaminan Fidusia tidak pernah ada.108

Dalam praktek pihak penerima fidusia baik itu bank ataupun perseorangan, mendaftarkan Jaminan Fidusia dilakukan dengan cara memberikan kuasa kepada Notaris untuk melakukan Pendaftaran Jaminan Fidusia. Notaris biasanya memberikan kuasa kepada pegawai kantornya untuk mendaftarkan Jaminan Fidusia tersebut.

Perihal kuasa di atas dapat kita lihat dalam Surat Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Nomor: AHU.AH.05.01-01 tertanggal 29 Januari 2008 kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia di seluruh Indonesia yang meyebutkan bahwa menindaklanjuti Surat Inspektur Jenderal Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor B.P.W.10.05-58 tanggal 12 Desember 2007, perihal petunjuk penanganan dan penertiban hasil pemeriksaan bidang hukum pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan

107

Ratnawati W Prasodjo, “Pokok-Pokok Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang

Jaminan Fidusia”, Majalah Hukum Trisakti, Nomor 33 Tahun XXIV Oktober 1999, hal. 16.

108

Hak Asasi Manusia, dengan ini kami beritahukan hal-hal yang berkaitan dengan surat kuasa khusus dalam permohonan Pendaftaran Jaminan Fidusia sebagai berikut:

1. Pasal 1795 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyebutkan ”pemberian

kuasa dapat dilakukan secara khusus, yaitu hanya mengenai satu kepentingan tertentu atau lebih, atau secara umum, yaitu meliputi segala kepentingan pemberi kuasa.”

2. Surat Edaran Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum

dan Hak Asasi Manusia Nomor C.HT.01.10-22 tentang Standarisasi Prosedur Pendaftaran Jaminan Fidusia, menyebutkan bahwa persyaratan Pendaftaran Jaminan Fidusia antara lain ”Surat Kuasa, apabila dikuasakan, bermaterai cukup, termasuk terjemahan surat kuasa dalam bahasa Indonesia apabila berbahasa asing.”

3. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka surat kuasa khusus dalam Pendaftaran

Jaminan Fidusia harus ditandatangani baik oleh pemberi maupun penerima kuasa, dan bermaterai cukup. Dalam satu surat kuasa khusus untuk Pendaftaran Jaminan Fidusia, pemberi kuasa dapat memberikan kuasa kepada penerima kuasa untuk melakukan pendaftaran 1 (satu) atau beberapa Akta Jaminan Fidusia dengan menyebutkan nomor akta tersebut secara jelas dan rinci.

Hambatan Notaris dalam melakukan Pendaftaran Jaminan Fidusia yakni bagi Notaris yang berada di Daerah Tingkat II yang mana letak kantornya berada sangat jauh dari Kantor Pendaftaran Fidusia yang letaknya di ibukota provinsi di Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Misalnya bagi Notaris yang

wilayah kerjanya berada di Kota Padang Sidempuan, tentu akan menyulitkan mereka untuk mendaftarkan Jaminan Fidusia itu oleh karena tempat Pendaftaran Fidusia itu sendiri sangat jauh dan akan memakan waktu serta akan mengeluarkan biaya tambahan.

Besarnya biaya pembuatan Akta Jaminan Fidusia sudah ditentukan di dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4005 yakni sebagai berikut:

Tabel 1 : Daftar Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia

No. Nilai Penjaminan Besar Biaya Paling Banyak

1. < Rp.50.000.000,- Rp.50.000,- 2. < Rp.50.000.000,- s.d Rp.100.000.000,- Rp. 100.000,- 3. < Rp.100.000.000,- s.d Rp.250.000.000,- Rp. 200.000 4. < Rp.250.000.000,- s.d Rp.500.000.000,- Rp. 500.000 5. < Rp.500.000.000,- s.d Rp.1.000.000.000,- Rp.1.000.000 6. < Rp.1.000.000.000,- s.d Rp.2.500.000.000,- Rp.2.000.000 7. < Rp.2.500.000.000,- s.d Rp.5.000.000.000,- Rp.3.000.000 8. < Rp.5.000.000.000,- s.d Rp.10.000.000.000,- Rp.5.000.000 9. < Rp.10.000.000.000,- Rp.7.500.000

Namun kenyataannya di dalam praktik Notaris dalam menentukan harga Akta Jaminan Fidusia tidak berdasarkan ketentuan di atas. Antara Notaris yang satu dengan Notaris yang lain pasti berbeda dalam menentukan harga pembuatan Akta Jaminan

Fidusia. Terkadang antara Notaris saling perang tarif.109

109

Hasil wawancara dengan Notaris/PPAT Medan, Nurleli, S.H, berkantor di Jalan Arief Rahman Hakim Nomor 98C Medan, dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2008.

Jika Notaris dalam menentukan berapa besarnya biaya pembuatan akta tidak melihat ketentuan undang-undang, maka hal ini dapat merugikan kepentingan pemberi fidusia dan penerima fidusia. Kalau Akta Notaris tersebut lebih murah dari ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, maka yang diuntungkan adalah pemberi fidusia dan penerima fidusia. Penerima fidusia dan pemberi fidusia tidak mengeluarkan biaya yang besar dalam pembuatan Akta Jaminan Fidusia. Jika Akta Notaris tersebut lebih mahal dari ketentuan yang telah ditentukan, maka yang akan dirugikan adalah pemberi fidusia dan penerima fidusia. Pemberi fidusia akan mengeluarkan biaya yang besar untuk pembuatan Akta Jaminan Fidusia.

Bank dalam hal ini disebut sebagai kreditur atau disebut pemberi fidusia wajib mendaftarkan Jaminan Fidusia ke Kantor Pendaftaran Fidusia. Pendaftaran tersebut akan memberikan hak preference kepada penerima fidusia, hal ini bertujuan agar adanya kepastian hukum bagi penerima fidusia.

Berapapun nilai Jaminan Fidusia itu, bank wajib mendaftarkan Jaminan Fidusia ke Kantor Pendaftaran Fidusia. Tetapi dalam kenyataannya di praktik, ada bank yang akan mendaftarkan Jaminan Fidusia, jika nilai Jaminan Fidusianya bernilai tertentu.

Bank Niaga Cabang Utama Medan, baru akan mendaftarkan Jaminan Fidusia apabila nilai Jaminan Fidusia itu bernilai Rp.350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah) ke atas. Jaminan Fidusia di bawah tiga ratus lima puluh juta rupiah tidak mereka daftarkan ke Kantor Pendaftaran Jaminan Fidusia. Mereka akan mendaftarkan jaminan yang di bawah tiga ratus lima puluh juta ke bawah apabila jaminan itu diduga

macet dan akan menimbulkan masalah.110

110

Hasil wawancara dengan Eva Sari Hutajulu, Pegawai Kantor Bank Niaga Cabang Utama Medan Bagian Legal, Jalan Bukit Barisan Nomor 5 Medan, dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2008.

Jaminan fidusia di bawah tiga ratus lima puluh juta, Bank Niaga tidak membuat Jaminan Fidusia itu dengan Akta Notaris. Mereka hanya membuat Akta Jaminan Fidusia di bawah tangan. Dengan catatan mereka membuat SKPJF (Surat Kuasa Pembebanan Jaminan Fidusia). Dengan adaya SKPJF ini mereka akan segera membuat Akta Jaminan Fidusia dan mendaftarkannya apabila dianggap kredit itu macet atau

diduga akan menimbulkan masalah.111

Alasan Bank Niaga tidak mendaftarkan Jaminan Fidusia yang nilainya di bawah tiga ratus lima puluh juta rupiah ke Kantor Pendaftaran Fidusia dan tidak

membuat Akta Jaminan Fidusia itu dengan Akta Notariil adalah karena alasan biaya.112

Bank beranggapan akan memberatkan nasabah karena nasabah mereka akan mengeluarkan biaya tambahan untuk biaya Akta Notariil dan biaya pendaftaran

fidusia.113 Hal ini menunjukkan bahwa Bank sebagai penerima fidusia tidak

menjalankan apa yang dengan tegas dinyatakan di dalam UUJF. UUJF dengan tegas mengatakan bahwa Akta Jaminan Fidusia itu harus dibuat dengan Akta Notariil dan Jaminan Fidusia itu wajib didaftarkan. Tidak didaftarkannya Jaminan Fidusia tersebut maka bank tidak akan memiliki hak kebendaan, hak untuk mendahului terhadap pelunasan piutang tertentu.

Saat ini, banyak Lembaga Pembiayaan (Finance) dan Bank (Bank Umum maupun Perkreditan) menyelenggarakan pembiayaan bagi konsumen (consumer

finance), sewa guna usaha (leasing), anjak piutang (factoring). Mereka umumnya

111 Ibid. 112 Ibid. 113 Ibid.

menggunakan tata cara perjanjian yang mengikutkan adanya Jaminan Fidusia bagi objek benda Jaminan Fidusia.

Fakta di lapangan menunjukkan, Lembaga Pembiayaan dalam melakukan perjanjian pembiayaan mencamtumkan kata-kata dijaminkan secara fidusia. Tetapi ironisnya tidak dibuat dalam Akta Notaris dan tidak didaftarkan di Kantor Pendaftaran Fidusia untuk mendapat sertifikat. Akta semacam itu dapat disebut Akta Jaminan

Fidusia di bawah tangan.114

Dokumen terkait