BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.2 Kajian pustaka
2.2.2. Harga Pokok Produksi
2.2.2.1 Pengertian Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi menurut Mulyadi dalam penelitian komara (2016) adalah keselurahn biaya yang terjadi untuk mengelola bahan baku menjadi suatu
produk yang siap untuk dijual. Sedangkan menurut sadono dalam penelitian Gunawan, dkk (2016) harga pokok produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang dibuat oleh perusahaan tersebut.
Dari penjelasan diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa harga pokok produksi merupakan biaya-biaya yang digunakan selama proses produksi.
2.2.2.2 Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi
Sujarweni (2015) menjelaskan terdapat dua jenis prosedur akumulasi biaya dalam pengumpulan harga pokok produksi, yaitu:
1. Metode harga pokok pesanan
Metode harga pokok pesanan merupakan metode untuk memproduksi produk dan penentuan harga pokok produk berdasarkan jumlah pesanan yang telah dipesan oleh konsumen terlebih dahulu. Manfaat dari menggunakan metode harga pokok pesanan ini gunanya untuk memastikan harga pokok produk disetiap pesanan dari pelanggan baik itu harga pokok pesanan secara menyeluruh atau per unit.
Karakteristik dalam penggunaan metode harga pokok pesanan adalah sebagai berikut:
a. produk yang dibuat hanya sesuai dengan pesanan atau permintaan konsumen saja.
b. Persediaan digudang hanya untuk memenuhi pesanan saja c. Produk yang telah jadi langsung diberikan kepada konsumen
d. Mengumpulkan biaya produksi disetiap pesanan gunanya untuk bisa menghitung harga pokok produk pesanan secara rinci.
e. Cara pengumpulan biaya produksinya biasanya menggunakan kartu biaya pesanan yang memuat rincian untuk masing-masing pesanan.
2. metode harga pokok proses
Harga pokok proses merupakan penentuan harga pokok produk dengan cara mengumpulkan biaya produksi yang terjadi selama satu periode tertentu kemudian dibagi sama rata kepada produk yang dihasilkan pada periode yang bersangkutan. untuk pembebanan biaya diperhitungkan berdasarkan proses yang dilewati oleh satu unit produk jadi.
Karakteristik menggunakan harga pokok proses adalah sebagai berikut: a. proses produksi dilakukan secara terus menenrus
b. diproduksi secara masal, prooduk yang dihasilakan biasanya standar c. biaya produksi dikumpulkan dan dilakukan pencatatan dalam tiap-tiap
bagian produksi yang ada pada waktu tertentu. (satu bulanan) d. penghitungan harga pokok produksi dilakukan di akhir periode
e. setelah diproduksi akan disimpan sebagai penjualan selanjutnya persediaan tersebut siap untuk dijual
f. harga pokok proses lebih menekankan pada penggunaan laporan harga pokok produksi perdepartemen.
2.2.2.3 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Definisi metode penentuan harga pokok produksi menurut Widilestariningtyas, dkk. (2012) adalah cara memperkirakan unsur-unsur biaya
kedalam harga pokok produksi, memperkirakan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi, terdapat dua metode, yaitu: full costing dan variabel costing. a. Full costing
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya) kedalam harga pokok produksi.
Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:
Biaya bahan baku XXX
Biaya tenaga kerja langsung XXX
Biaya overhead pabrik variabel XXX
Biaya overhead pabrik tetap XXX
Harga pokok produksi XXX
b. Variabel costing
Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi dimana
yang hanya memasukkan biaya biaya yang bersifat variabel kedalam harga pokok produksi. yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.
Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:
Biaya bahan baku XXX
Biaya tenaga kerja langsung XXX
Biaya overhead pabrik variabel XXX
Harga pokok produksi XXX
2.2.2.4 Komponen Harga Pokok Produksi
Supriyono (2010) menjelaskan komponen dalam harga pokok produksi meliputi:
1. Biaya bahan baku, merupakan biaya yang digunakan untuk membeli bahan baku untuk proses produksi.
2. Biaya tenaga kerja merupakan semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan untk semua karyawan. Biaya tenaga kerja untuk fungsi produksi dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Biaya tenaga kerja langsung, yaitu semua imbalan yang dikasih oleh perusahaan untuk pegawai yang kegunaannya bisa diidentifikasi atau diikuti jejaknya pada produk yang telah dihasilkan perusahaan.
b. Biaya tenaga kerja tidak langsung, yaitu semua imbalan yang kasih oleh perusahaan untuk pegawai yang kegunaannya tidak bisa diidentifikasi atau diikuti jejaknya pada produk yangtelah dihasilkan perusahaan. 3. Biaya overhead pabrik merupakan semua biaya produksi selain dari biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja. Biaya overhead pabrik biasanya digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu:
a. Biaya bahan penolong
c. Biaya reparasi dan pemeliharaan d. Biaya penyusutan aset
e. Biaya asuransi
f. Biaya listrik, air dan telepon
2.2.2.5 Manfaat Penetapan Harga Pokok Produksi
Mursyidi (2010) menjelaskan manfaat penetapan harga pokok produksi secara garis besar adalah sebagai berikut:
a. Menentukan harga jual produk.
Dengan mengetahui harga pokok produksi, otomatis perusahaan bisa menentukan harga jual produksnya di pasaran. Dan juga pihak manajemen bisa mempertimbangkan faktor apasaja yang berperan dalam penentuan harga jual produk seperti keadaan pasar dan keikut sertaan pemerintah.
b. Memantau realisasi biaya produk.
Manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dalam rencana produksi yang telah ditetapkan oleh sebab itu akuntansi biaya digunakan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai yang diperhitungkan sebelumnya.
c. Mengitung laba atau rugi perperiodik.
Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran dalam periode tertentu mempu mengahsilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto. Informasi laba atau rugi bruto periodik diperlukan untuk mengetahui
kontribusi produk dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau rugi.