• Tidak ada hasil yang ditemukan

G. Pengabsahan Data

2. Harta Benda

Harta adalah adalah menyumbangkan materi berupa barang dan penyedian sarana dan fasilitas untuk kepentingan bersama

Partisipasi masyarakat di Kelurahan Buloa hanya pada kesedian masyarakat dalam menyiapkan segala bentuk alat-alat kebersihan pada saat adanya kegiatan yang di lakukan di kawasan Kelurahan Buloa. Agar lebih jelas untuk mengetahui bagaimana bentuk harta benda yang di sumbungkan oleh masyarakat untuk pelaksanaan program Makassar Tidak Rantasa di Kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar dapat di simak dari hasil wawancara sebagai berikut.

Berikut hasil wawancara dengan IM selaku Lurah di kelurahan Buloa di Kecamatan Tallo Kota Makassar

“mereka hanya meyiapkan alat yang mereka miliki berupa skop, linggis, sapu, garpu dan komsumsi dan kami dari pihak kelurahan sudah pernah melakukan pengadaan gerobak, skop dan garpu pada tiap-tiap RW” (wawancara IM 25 Maret 2016).

Hal senada dengan pernyataan di atas MS Staf Kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar

“kalau dalam bentuk harta seperti alat kebersihan yang di sumbangkan masyarakat, hanya menyiapkan cangkul, skop, sapu dan sebagaianya dan pula di berikan alakadarnya seperti snack dan minuman kepada masyarakat untuk pelaksanaan kebersihan“(wawancara MS 25 maret 2016)

pernah menyumbangkan dalam bentuk sumbangan. Untuk Program yang saya jalankan sekarang adalah mempersiapkan sapu dan sendok sampah untuk warga saya walaupun secara bertahap serta pot-pot bunga secara gratis dan membuat papan peringatan yang bertuliskan“ di larang buang sampah sembarangan”(wawancara AK 30 maret 2016)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan masyarakat dalam pelaksanaan program makassar tidak rantasa, masyarakat menyiapkan atau membawa alat kebersihan bila ada kegiatan kerja bakti. Namun untuk sumbangan masyarakat dalam program makassar tidak rantasa, tidak di temukan masyarakat menyumbangnya baik berupa gerobak, skop. khusus untuk pemerintah setempat telah melaksanakan pengadaan alat-alat kebersihan untuk di gunakan oleh masyarakat setempat bila ada kegiatan.

Partisipasi harta benda dalam pelaksanaan program Makassar Tidak Rantasa ini terjadi secara spontan. Tanpa ada permintaan ataupun himbauan dari pihak pemerintah, masyarakat sekitar yang daerahnya mendapat jatah pembersihan lingkungan, rata-rata masyarakatnya membantu memberikan support berupa makanan dan minuman. Hal ini sangat membantu dan menunjukkan kepedulian warga sekitar dalam menyukseskan kegiatan tersebut. Berikut hasil wawancara dengan SR ketua RW 06 Kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa masyarakat hanya memberikan seadanya makan dan minuman bila ada kegiatan kerja bakti yang di laksanakan masyarakat dan secara sukarela memberikan memberikan biaya kepada petugas sampah.

Pernyataan yang tak jauh berbeda di kemukakan oleh SH ketua RW 03 Kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar

“dengan memberikan persediaan alat kebersihan kepada masyarakat berupa sapu jalan, garpu got, mesin pemotong rumput serta snack untuk warga masyarakat, namun saya berharap adanya bantuan dari pihak pemerintah supaya masyarakat termotivasi dengan adanya perhatian dari pemerintah, memang sudah pernah bantuan dari pemerintah namun belum cukup”(wawancara SH 5 april 2016 )

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di uraikan bahwa masyarakat dalam bentuk sumbangan hanya meyiapkan kepada masyarakat berupa alat-alat kebersihan dan juga menyiapkan makan dan minuman untuk para pelaksanaan kerja bakti yang juga memilki harapan dengan adanya lagi sumbangan dari pemerintah.

Untuk harta benda yang masyarakatsumbangkan, masyarakat hanya mempersiapkan segala sesuatu bila adanya kegiatan kerja bakti, seperti mempersiapkan alat-alat kebersihan yang akan di gunakan. Namun bisa dikatakan

beberapa warga masyarakat.

Berikut hasil wawancara dengan MB yang merupakan masyarakat Kelurahan Buloa

“Saya biasanya menyiapkan alat-alat kebersihan yang saya bawah dari rumah pada saat ada kegiatan kerja bakti dan begitu pun juga masyarakat lainnya membawa masing-masing alat-alat yang mereka miliki di rumahnya, tapi tidak semua masyarakat memiliki alat, jadi kami biasanya melakukan kerja bakti dengan alat seadanya”(wawancara MB 10 april 2016 )

Senada dengan pernyataan di atas MN yang juga masyarakat Kelurahan Buloa Kecematan Tallo

“Yang kami sumbangkan adalah hanya mempersiapkan sumbangan dari tiap-tiap rumah serta sumbangan makan dan air mineral pada saat pelaksanaan kerja bakti”(wawancara MN 12 april 2016)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa dalam bentuk sumbangan masyarakat dengan menyiapkan segala sesuatu pada saat pelaksanaan kerja bakti yang di bawah dari rumah masing.

Dalam bentuk harta benda seperti menyumbangkan alat-alat kebersihan masyarakat hanya ikut dalam kegiatan kerja bakti, namun ada sebagian masyarakat yang mempersiapkan alat- alat dalam kegiatan kerja bakti di Kelurahan Buloa dan juga mempersiapkan minuman untuk di berikan kepada

ikut saja membantu bila di adakan kegiatan, biasanya hanya RT/RW dan sebagian masyarakat yang menyiapkan segala sesuatu bila ada kegiatan”(wawancara AH 15 april 2016)

Hal tidak jauh berbeda dengan di nyatakan di atas, RS yang juga masyarakat kelurahan buloa kecematan Tallo

“Masyarakat di sini kebanyakan masyarakat yang kurang mampu, jadi kalau bentuk sumbangan yang di berikan masyarakat dalam program Makassar Tidak Rantasa belum pernah ada, tapi kami masyarakat di sini biasanya bersama ibu-ibu lainnya membuat minuman untuk di berikan kepada para pekerja bakti”(wawancara RS 19 april 2016)

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan diperoleh informasi bahwa, Keterlibatan masyarakat dalam bentuk berupa sumbangan untuk membantu pelaksanaan program Makassar Tidak Rantasa tidak seperti yang diharapkan. Partisipasi masyarakat dalam bentuk sumbangan berupa peralatan kebersihan tidak ada, mereka hanya menyumbangkan dalam bentuk tenaga saja.

Namun ada juga sebagian masyarakat yang menyumbangkan minuman untuk di berikan kepada masyarakat

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka penulis dapat meyimpulkan bahwa dapat bentuk kontribusi sumbangan harta benda masyarakat di Kelurahan Buloa hanya pada membawa dan mempersiapkan segala sesuatu bila ada kegiata kerja

kegiatan kerja bakti.Partisipasi harta bendanya terletetak pada saat masyarakat memberikan minuman mapun makanan kepada masyarakat.

Sesuai dengan apa yang di kemukakan oleh Abu Huraerah (2008 : 102) bahwa partisipasi harta benda, yang diberikan orang dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan bagi orang lain benda.

partispasi masyarakat di Kelurahn Buloa dalam pelaksanaan Program Makassar Tidak Ran.tasa sudah sesuai atau sudah sejalan, hal ini terlihat dengan adanya kepedulian masyarakat dalam memberikan atau menyiapkan seperti makanan dan minuman pada saat pelaksanaan kegiatan kerja bakti. Partisipasi harta bendanya terletak pada saat warga memberikan minuman mapun makanan kepada masyarakat dalam kegiatan kerja bakti.

4. Keterampilan

Partisipasi keterampilan adalah pengetahuan, pengalaman dan kemampuan dalam mengerjakan tugas yang diberikan orang untuk mendorong aneka ragam bentuk usaha dan industri

Keterampilan yang di madsut dalam penelitian ini adalah pemberian skil atau keahlian yang di miliki dalam program makassar tidak rantasa

Dalam pelaksanaan program Makassar Tidak Rantas pada umumnya masyarakat di Kelurahan Buloa mendaur sampah untuk di jadikan barang berguna dan bisa di manfaatkan dengan menjadikan sebagai pot-pot bunga. Agar lebih

sebagai berikut. Berikut hasil wawancara dari IM selaku lurah di Kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar

“Menata lorong-lorong, meningkatkan keterampilan dalam menanam bunga, membuat pot bunga dari pipa 3 inci dan panjang 1 meter, membuat pot bunga dengan galon dan di cat, membuat pot bunga dengan botol aqua dan di gantung di dinding-dinding lorong” (wawancara IM 25 Maret 2016)

Berdasarkan hasi wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa masyarakat dalam bentuk keterampilan dengan membuat pot bunga dari pipa, galon yang di cat, botol aqua yang di gantung di dinding tembok

Berikut hasil wawancara MS selaku staf Kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar

“Bentuk keterampilan yang di lakukan masyarakat berupa skill atau keterampilan dalam pelaksanaan Makassar Tidak Rantasa ialah mendaur ulang sampah dengan mengelolah sampah yang terbuang untuk bisa di pakai.

Namun masih banyak masyarakat yang tidak mengerti walaupun dari dinas sosial telah mengadakan pelatihan/kursus kilat daur ulang”(wawancara MS 25 maret 2016)

melakukan pembuatan kerajinan tangan dari barang-barang sudah tidak terpakai seperti plastik, bekas bungkusan atau botol minuman agar tidak di buang tapi di manfaatkan untuk menjadi pot bunga”(wawancara AK 30 maret 2016)

Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa masyarakat dalam bentuk keterampilan biasanya membuat barang yang sudah tidak terpakai untuk di daur ulang di jadikan menjadi pot-pot bunga dengan memanfaatkan botol-botol bekas

Berikut hasil wawancara dari ketua RW 06 Kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar

“Sampai saat ini saya sementara belajar dalam pengolahan sampah, baik dalam bentuk kerajinan atau pun dalam bentuk pupuk, untuk saya terapkan di masyarakat terkhusus untuk RW 06”(wawancara SR 5 april 2016)

Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa masyarakat belajar dalam dengan membuat kerajinan dan bentuk pupuk untuk bisa di terapkan di masyarakat dan bisa bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri

Berikut hasil wawancara dengan SH ketua RW 03 Kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar

Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwamasyarakat mendaur ulang bahan plastik sehingga dapat menjadi nilai ekonomi yang bisa mempengaruhi kehidupan selanjutnya

Berikut hasil wawancara dengan MB masyarakat Kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar

“biasanya mendaur ulang sampah menjadi pot bunga, seperti membuat pot bunga dari botol-botol yang tidak terpakai seperti botol aqua, botol cocola dan ban mobil dan di gantung di dinding-dinding tembok”(wawancara MB 10 april 2015)

Senada dengan pernyataan di atas MN masyarakat Kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar

“Biasanya yang kami lakukan membuat pot dari botol, galon atau ember yang sudah tidak terpakai lalu di cat atau kaleng-kaleng bekas dan menanam pot bunga di pekarangnan”(wawancara MN 12 april 2016 )

Senada dengan pernyataan di atas AH masyarakat kelurahan buloa kecematan tallo kota makassar

“Membuat barang-barang yang sudah tidak bernilai harganya di jadikan sebagai pot bunga dan tanaman di depan rumah dengan memanfaatkan botol

Kota Makassar

“Biasaya masyarkat di sini membuat pot-pot bunga dari botol, ember atau pun galon, namun kebanyakan masyarakat di sini membuata pot dari botol- botol saja, tapi untuk saya sendiri belum pernah membuatnya karna belum adanya kesempatan saja”(wawancara RS 19 april 2015)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa dalam bentuk keterampilan masyarat mebuat pot bungan dengan mendaur sampah seperti botol, ban dan ada pula yang memanfaatkan kaleng bekas untuk di gantung di dinding tembok atau di tata di depan rumah masing-masing. Namun ada juga di temukan masyarakata dalam mendaur sampah

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka penulis dapat menyimpulkan partisipasi masyarakat dalam bentuk keterampilan sudah cukup baik, masyarakat memiliki inisiatif dengan mengeloh sampah yang tidak berguna untuk bisa di manfaatkan, dengan cara mendaur ulang sampah-sampah bekas seperti botol, kaleng bekas,galon dan untuk di jadikan sebagai pot-pot bunga untuk menjadikan lingkungan menjadi lebih indah. Kebanyakan dari masyarakat membuat pot bunga dari botol-botol minuman

Sesuai dengan apa yang di kemukakan oleh Abu Huraerah (2008 : 102) bahwa bahwa Partisipasi keterampilan, yang di berikan orang untuk mendorong aneka ragam bentuk usaha dan indusri,maka hasil analisis di atas

Tidak Rantasa, dengan memanfaatkan sampah-sampah yang tidak berguna dengan mendaur ulang sampah untuk di jadikan pot-pot bunga.

Dokumen terkait