• Tidak ada hasil yang ditemukan

G. Pengabsahan Data

2. Keadaan Demografi

Data sekunder yang di peroleh dari Kantor Kelurahan Buloa yaitu profil kelurahan pada tahun 2015 tercatat bahwa jumlah penduduk Kelurahan Buloa adalah 8.453 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1.953 KK yang terdiri dari laki-laki 4.188 dan jumlah perempuan 4.265 jiwa.

Visi dan Misi Kelurahan buloa

 Visi

Mewujudkan Kelurahan Buloa sebagai pelayanan publik yang ramah untuk semua.

 Misi

1. Meningkatkan pelayanan publik yang tepat dan ramah 2. Meningkatkan ekonomi masyarakat melalui UKM 3. Meningkatkan kualitas lingkungan yang asri dan nyaman

LURAH

Selama ini peran serta masyarakat hanya dilihat dalam konteks yang sempit, artinya manusia cukup dipandang sebagai tenaga kasar untuk mengurangi biaya pembangunan. Denngan kondisi ini, partisipasi masyarakat terbatas pada implementasi atau penerapan program. Masyarakat tidak dikembangkan dayanya menjadi kreatif dari dalam dirinya dan harus menerima keputusan yang sudah di ambil pihan luar. Akhinya partisipasi menjadi bentuk yang pasif dan tidak memiliki kesadaran yang kritis.

Partisipasi masyarakat merupakan perwujudan dari kesadaran dan kepedulian serta tanggung jawab masyarakat terhadap penting suatu program yang bertujuan untuk memperbaiki mutu hidupnya mereka, artinya melalui partisipasi yang di berikan, berarti benar-benar menyadari bahwa suatu program kegiatan bukanlah sekedar kewajiban yang harus di laksanakan oleh (aparat), tetapi juga menuntut keterlibatan masyarakat yang akan di perbaiki mutu hidupnya.

1. Pikiran

Partisipasi masyarakat dalam bentuk pikiran adalah bagaimana masyarakat terlibat dalam buah pikirannya dalam proses pembangunan. Partisipasi dapat di wujudkan pada berbagai macam kesempatan seperti melalui pertemuan/rapat dalam memberikan saran,usulan, tanggapan terhadap proses pembangunan.

Dalam pelaksaan program Makassar Tidak Rantasa di Kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar masyarakat juga turut berpartisipasi, dimana

Tallo Kota Makassar

“Pemikiran masyarakat selama ini dalam pelaksanaan program Makassar Tidak Rantasa sangat baik dan menjadikan wilayah menjadi bersih, asri dan nyaman dan salah satu bentuk pikiran masyarakat, masyarakat secara khusus mengadakan pengecetan lorong-lorong yang di koordinir oleh pengawas dan lurah”(wawancara IM 25 maret 2016)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa masyarakat dalam bentuk pikiran, masyarakat ingin menjadikan lingkungan yang bersih dan indah, ini terlihat dengan adanya inisiatif masyarakat untuk melakukan pengecetan lorong-lorong.

Partisipasi masyarakat dalam bentuk pikiran dalam pelaksanaannya terkhusus di kelurahan Buloa dilakukan dengan pertemuan formal dan Informal antara masyarakat dan pemerintah.Berikut hasil wawancara dengan MS staf Kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar

“kalau masyarakat di sini biasanya partisipasi dalam memberikan pikiran atau usulan biasanya dilakukan secara langsung, pada waktu rapat-rapat, pertemuan yang kami lakukan di kelurahan dan juga pada saat kegiatan kerja bakti, ada beberapa masyarakat yang memberikan saran ataupun kritik yang bisa membangun dalam mewujudkan program Makassar Tidak Rantasa”(wawancara dengan MS 25 maret 2016)

mengenai program Makassar Tidak Rantasa di karena masyarakat biasanya hanya menuggu perintah dari kami sendiri dari pihak pemerintah, namun biasanya masyarakat di sini hanya memberikan saran dan usulan bila ada pertemuan di kantor kelurahan”(wawancara AK 30 maret 2016)

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa kurangnya pelibatan masyarakat dalam mensalurkan ide atau gagasan, masyarakat hanya mensalurkan pikiran pada saat ada rapat, pertemuan di kelurahan dan pada saat ada kegiatan kerja bakti dan juga hanya ada beberapa masyarakat yang memberikan kritik dan saran dalam mewujudkan program Makassar Tidak Rantasa.

Berikut hasil wawancara dengan SR ketua RW 06 Kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar

“untuk partisipasi pikiran biasanya hadir apabila ada kegiatan-kegiatan di kelurahan dan juga hadir apabila di lakukan rapat-rapat baik di kelurahan maupun di rumah-rumah masyarakat bila ada pertemuan bersama masyarakat, saya selalu memberikan arahan kepada masyarakat agar senangtiasa membuang sampah pada tempatnya dan membungkus sampah dengan kantong plastik karna akan lebih memudahkan kepada petugas sampah untuk mengankutnya”(wawancara SR 5 april)

Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa bentuk pikiran masyarakat dalam program Makassar Tidak Rantasa dengan kehadiran dalam kegiatan maupun

agar petugas sampah lebih mudah untuk mengankutnya.

Berikut hasil wawancara dengan SH ketua RW 03 masyarakat Kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar

“Masyarakat selalu aktif mengikuti pertemuan, aktif menyampaikan keputusan dan juga terlibat dalam memberikan masukan berkaitan dengan usaha untuk menjaga, memelihara, dan meningkatkan kualitas lingkungan permukiman”(wawancara SH 5 april 2015 )

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa masyarakat aktif dalam memberikan masukan yang berkaitan dalam perbaikan mapun pemeliharaan kualitas lingkungan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman.

Adapun bentuk-bentuk saran dan usulan masyarakat dengan secara langsung memberikan saran kepada pihak pemerintah. Berikut hasil wawancara dengan MB masyarakat Kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar

”Pernah beberapa kali hadir dalam rapat, waktu itu memenuhi undangan bapak RT, namun apa yang kita usulkan dalam kegiatan ternyata susah ditindak lanjuti oleh pemerintah, kesininya saya malas untuk hadir”(wawancara MB 10 april 2016)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa dengan adanya kehadiran masyarakat dalam beberapa pertemuan untuk memberikan ide

Tallo Kota Makassar

“Biasanya hanya tokoh-tokoh masyarakatlah sering memberikan masukan dan gagasannya dalam program Makassar Tidak Rantasa, karna tokoh masyarakat yang sering aktif bila ada rapat maupun pertemuan”(wawancara MN 12 april 2016)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat di simpulkan bahwa dalam memberikan bentuk pikiran, biasanya hanya tokoh-tokoh masyarakat yang memberikan masukukan maupun dalam kehadiran rapat dan pertemuan

Partisipasi masyarakat pada tahap ini dapat diwujudkan pada berbagai macam kesempatan seperti melalui pertemuan atau rapat. Dalam pertemuan atau rapat partisipasi masyarakat dapat dilihat dengan kehadiran masyarakat dalam memberikan saran atau pendapat. Berikut hasil wawancara dengan AH masyarakat kelurahan buloa kecematan tallo kota makassar.

“Sebagian masyarakat belum memiliki tempat pembuangan sampah, jadi sebagaian besar masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan, untuk dijadikan tempat pembuangan sampah, maka kami pernah menyarankan kepada pak Lurah langsung pada saat itu ada pertemuan di kelurahan untuk mengusahakan menyedikan tempat pembuangan sampah” (wawancara AH 15 april 2016)

Berikut hasil wawancara dengan RS masyarakat kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar

“Saya pernah mengusulkan bersama masyarakat lainnya kepada Kelurahan untuk membuat slogan-slogan di dinding-dinding tembok, di sinikan banyak tembok-tembok pembatas gudang, makanya saya mengusulkan kepada Kelurahan untuk di manfaatkan. Pihak pemilik gudang sudah setuju, namum sampai saat ini belum ada tanggapan dari pihak pemerintah kelurahan”(wawancara RS 19 april 2015)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan dapat di simpulkan bahwa adanya usulan yang di berikan oleh kepada pihak kelurahan untuk pembuatan slogan-slogan dengan memanfaatkan dinding-dinding tembok, namun belum adanya respon positif dari masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa patisipasi masyarakat dalam bentuk pikiran sudah dapat dapat dikatakan cukup baik.Biasanya masyarakat dalammenyampaikan ide atau gagasannya dengan hadir pada saat rapat, pertemuan yang dilaksanakan oleh pihak kelurahan.Ada beberapa masyarakat yang aktif dalam memberikan masukan, saran mapun usulan yang berkaitan dalam perbaikan mapun pemeliharaan kualitas lingkungan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman.

pendapat atau gagasannya.

Sesuai dengan apa yang di kemukakan oleh Sumaryadi(2010:46) bahwa partisipasi berarti peran serta masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan mapun dalam bentuk kegiatan dengan memberikan masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan uang materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan. Partisipasi masyarakat dari hasil penelitian tercapai pada memberikan masukan pikiran. Hal ini secara keselurahan masyarakat dalam memberikan pikirannya dalam bentuk saran maupun usulan yaitu kehadiran masyarakat dalam pertemuan maupun rapat untuk mensalurkan ide, gagasannya dan juga adanya pemberian saran mapun usulan secara spontan pada saat ada kegiatan kerja bakti.

1. Tenaga

Partisipasi adalah proses aktif dan inisiatif yang muncul dari masyarakat serta akan tewujud sebagai suatu kegiatan yang nyata. Dalam pelaksaan program Makassar Tidak Rantasa di Kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar masyarakat juga turut berpartisipasi, dimana masyarakat ikut dalam melakukan bentuk tenaga

Partisipasi bentuk tenaga yang di madsut dalam penelitian ini adalah merupakan sumbangan yang di berikan masyarakat dalam bentuk bantuan waktu dan tenaga pada suatu kegiatan dalam rangka mengsukseskan program Makassar

lingkungan, seperti berkerjasama dalam membersihkan lorong-lorong, dan membersikan selokan dan lain-lain.

Agar lebih jelas mengetahui bagaimana bentuk tenaga yang dilakukan oleh masyarakat untuk pelaksanaan program Makassar Tidak Rantasa di Kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar dapat di simak dari hasil wawancara sebagai berikut.Berikut hasil wawancara dari IM selaku lurah di Keluruhan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar :

“Dalam bentuk tenaga masyarakat melakukan kerja bakti atau gotong royong pada setiap hari minggu seperti mengeruk sampah di selokan, membersikan sampah dari lorong-perlorong”(wawancara IM 25 Maret 2016 )

Hal yang tidak jauh berbeda di katakan di atas, berikut hasil wawancara MS staf Pemeintah Kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar :

“mengenai bentuk tenaga yang di lakukan masyarakat dalam pelaksanaan program Makassar Tidak Rantasa yaitu berupa melaksanakan kerja bakti secara rutin satu kali dalam seminggu dan menyiapkan segala sesuatu seperti skop, cangkul dan lain-lainnya”(wawancara MS 25 maret 2016).

Berdasarkan hasil wawancara dengan di atas dapat di simpulkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program Makassar Tidak Rantasa pada bentuk tenaga dengan ikut dalam kegiatan kerja bakti kerja secara gotong royong

setempat, atau dilakukana oleh warga yang tinggal di lorong sekurang-kurangnya di depan rumahnya masing-masing, namun satu sisi ada masyarakat yang disiplin menjaga kebersihan disisi lain ada masyarakat yang tidak ikut dalam kegiatan kerja bakti. Berikut hasil wawancara dengan AK Staf Pemerintahan Kelurahan Buloa Kecemtan Tallo Kota Makassar :

“kalau partisipasi masyarakat dalam program Makassar Tidak Rantasa dalam bentuk tenaga itu biasanya masyarakat melakukan kerja bakti secara` gotong royong atau membantu pembersihan. Tapi terkadang hanya orang-orang yang ada disekitar daerah itu yang hadir yang lain tidak. Begitu juga kalau di daerah mereka juga kadang tidak datang. Namun untuk partisipasi masyarakat sudah berjalan dengan baik” (wawancara AK 30 maret 2016).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di lihat bahwa masyarakat melakukan kerja bakti untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih. Namum masih terlihat adanya masyarakat yang tidak mengikuti dalam pelaksanaan kerja bakti tersebut.

Dalam mencapai tujuan perubahan pola pikir masyarakat untuk selalu hidup bersih dan sehat, maka Kelurahan Buloa membuat jadwal kerja bakti setiap minggunya yang bertujuan untuk membiasakan masyarakat membersihkan rumah dan lingkungan sekitarnya. Dalam pelaksanaan kerja bakti tersebut diharapkan agar seluruh elemen masyarakat dapat berperan aktif. Berikut hasil wawancara

masyarakat melaksanakan kerja bakti, seperti membersihkan selokan-selokan air yang tersumbat supaya bersih, membersikan jalan utama dan membuang sampah pada tempatnya “(wawancara SR 5 april 2016).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa dapat di simpulkan bahwa dalam pelaksanaan program Makassar Tidak Rantasa di Kelurahan Buloa, dengan adanya jadwal kegiatan untuk pelaksanaan kerja bakti

Berikut Hasil wawancara dengan SH ketua RW 03 Kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar

“saya selaku ketua RW03 terjun langsung ke masyarakat untuk mengajak warga untuk terus melakukan pembenahan lingkungan dalam bentuk kerja bakti satu kali seminggu baik kerja bakti massal maupun membersikan jalanan lorong perlorong. Namun kalau ada peralatan, pasti lebih mudah membersihkan lingkungan. Makanya kami butuh alat kebersihan. Kami dulu dijanjikan, tapi sampai sekarang belum ada”(wawancara SH 5 april 2016)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan dengan selalu mengajak masyarakat untuk melaksanakan pembersihan lingkungan secara gotong royong yang di lakukan sekali seminggu.

“Di sini ada namanya minggu bersih, kegiatan ini kami melakukan kegiatan kerja baktiuntuk membersihkan lingkungan sekitar, tapi saya tidak rutin mengikutinya karna biasa juga sibuk di rumah”(wawancara MB 10 april 2016)

Kegiatan gotong royong adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan bersifat suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan lancar, mudah dan ringan. Sikap gotong royong itu seharusnya dimiliki oleh seluruh elemen atau lapisan masyarakat. Demikian pula halnya dalam kegiatan kebersihan segala sesuatu yang akan dikerjakan dapat lebih mudah dan cepat diselesaikan dan pastinya di daerah tersebut akan semakin bersih dan nyaman. Partisipasi dalam bentuk tenaga dalam hal ini diwujudkan lewat keikutsertaan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Berikut hasil wawancara dengan MN masyarakat Kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar.

“Ikut serta membersikan dengan masyarakat lainya membersikan tempat tinggal masing-masing (wilayahnya) dan membersikan selokan aliran air, menggeruk selokan, membuang sampah pada tempatnya dan mengusahakan tempat sampah”(wawancara MN 12 april 2016)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa adanya kegiatan kerja bakti pada hari minggu, dengan membersikan wilayah masing-masing seperti membersikan dan menggeruk selokan.

tenaga, yang diwujudkan dengan kerja bakti

Berikut hasil wawancara AH masyarakat Kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar

“Dengan bersih-bersih yang di mulai dengan pekarangan rumah mapun got/selokan dan apabila jalan utama yang akan di bersikan maka kami bergotong royong bersama masyarakat “(wawancara AH 15 april 2016)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa bentuk partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga yaitudengan melakukan pembersihan sekitaran rumah dan bergotong royong bersama masyarakat lainnya.

Bentuk partisipasi semacam ini merupakan bentuk partisipasi yang paling tinggi. Kontribusi mereka lewat sumbangan tenaga dalam hal ini juga bisa dikatakan sebagai aspek dominan dalam keberhasilan suatu program.

Senada dengan pernyataan di atas RS masyarakat Kelurahan Buloa Kecematan Tallo Kota Makassar

“Kami sering ikut kerja bakti berupa bergotong royongsetiap hari minggu dengan membesikanan lingkungan terutama membersikan selokan, juga dan biasanya membersikan mesjid”(wawancara dengan RS 19 april 2016)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di atas dapat di simpulkan bentuk tenaga yang di lakukan masyarakat yaitu kegiatan kerja bakti secara gotong

bahwa masyarakat di Kelurahan Buloa dalam bentuk tenaga sangat antusias dalam pelaksanaan program Makassar Tidak Rantasa dengan adanya kegiatan kerja bakti yang rutin di laksanakan pada hari minggu dengan membersikan jalan maupun selokan. adanya keikutsrtaan masyarakat dan memiliki rasa rasa tanggung jawab dalam melakukan pembenahan lingkungan untuk menciptakan lingkungan yang indah, nyaman dan asri dan juga masyarakat memiliki rasa peran serta dalam mengsuskses program makassar tidak rantasa ini.

Menurut Mardikanto dan Soebiato (2012 : 81) pengertian yang secara umum dapat ditangkap dari istilah partisipasi adalah, keikutsertaan seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dalam suatu kegiatan.

Dalam hal ini, warga Kelurahan Buloa dikatakan berpartisipasi apabila telah ikut serta dalam pelaksanaan program Makassar Tidak Rantasa. Dalam pelaksanaannya masyarakat di Kelurahan Buloa dengan secara lansung terlibat dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan kerja bakti yang rutin di laksanakan setiap hari minggunya. Ini menunjakan bahwa adanya partisipasi masyarakat dalam program Makssar Tidak Rantasa.

Dokumen terkait